Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMAE DI RSPAD GATOT SOEBROTO


DI RUANG PERAWATAN UMUM LT.2

Disusun oleh:

Indah Prastyaningrum
1610721019

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2016
A. Anatomi Payudara
Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah:
Gambar 1 : Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Kanker Payudara
sumber : Harriston, 2006

Keterangan:
1.      Korpus (badan)
2.      Areola
3.      Papilla atau puting
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,di atas otot
dada.Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil
600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat tiga bagian utama yaitu:

1)      Korpus
Korpus (badan ) yaitu bagian yang membesar. Alveolus, yaitu unit terkecil yang
memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel
otot polos, dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus,yaitu
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.ASI disalurkan
dari alveolus ke dalam saluran kecil(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2)      Areola
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah
areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam putingndan bermuara ke luar. Di
dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi
dapat memompa ASI keluar.
3)      Papilla / Puting
Papila atau Puting,yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Bentuk puting ada 4, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam
(inverted).
B. Definisi Ca mamae
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang
menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).
Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa
mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara. (Medicastore, 2011)

C.   Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa faktor yang
berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan ,
faktor hormonl dan familial
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2.  Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3.  Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
4.  Riwayat meastrual:
Early menarche (sebelum 12 thun)
Late menopouse (setelah 50 th)
5.  Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical hiperplasia atau benign
proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
7.  Riwayat reproduksi: melahirkan anak  pertama diatas 35 tahun.
9.  Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen

D.  Stadium
1. Stadium 0   : kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam payudara
yang normal
2. Stadium I    : tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar
payudara
3. Stadium IIa : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak.
4. Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak
5.  Stadium IIIa : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak disertai perlekatan satu sama lain
6.  Stadium IIIb : tumor telah menyusup  keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau
dinding dada
7.  Stadium IV   : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada.

E. Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini
akan berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari
karsinoma mammae telah bermetastasis. Karsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah
(Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri: proliferasi
yang berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya.
Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan
meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang
jauh. Didalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal (Prince,A
Sylvia.2006).
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses rumut
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi
maligna.perubahan dalam denetic sel ini disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan
karsinogen,yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan sinar
matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen
harus merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja,2000).
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan
dipotong dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-
enzim pengoreksi. Pada keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang
akan mengenali kesalahan resebut dan menghentikan sel dititik tersebut dari proses
pembelahan.pada titik ini, kesalahan DNA dapat diperbaiki, atau sel tersebut deprogram
untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif menghambat pewarisan kesalahan sel-sel
keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel tersebut akan menjadi mutasi permanen
dan bertahan di semua keturunan dan masuk ketahap irreversible (Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promoter, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik
menahun pun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Promotor adalah zat non-mutagen tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak
menimbulkan amplifikasi gen produksi copi multiple gen (Sukarha, 2000). Suatu sel yang
telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak
akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terj
adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang akan peka dan suatu karsinogen).
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen pada progresif ini
timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Kanker payudara menginvasi
secara lokal dan menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran
darah, atau keduanya. Kanker payudara yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ
tubuh, terutama paru-paru, hepar, tulang, otak dan kulit (Weiss.M 2010).
Metastasis kanker payudara biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade
setelah diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).

F. Manifestasi Klinis
1)  Stadium I
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya, tidak ada fixasi/
infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm dan tidak dapat
terdeteksi dari luar. Kelenjer getah bening regional belum teraba.
2)   Stadium II
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau beberapa kelenjer
getah bening axila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat
sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3)      Staium III A
Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas di jaringan
sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama lain.
4)      Stadium III B
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema (lebih dari sepertiga
permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening axila melekat satu sama lain
atauke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm. Kanker sudah menyebar pada seluruh
bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada
5)      Stadium IV
Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening axila
supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian
tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di
batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah mengangkat payudara.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mammografi
2.   Pemeriksaan dengan sinar X pada payudara.
3.   Pemeriksaan biopsi
4.   Mengangkat jaringan kelenjar susu sedikit.
6.   Untuk membedakan antara kista dan tumor.
7.  Scan tulang, CT Scan, menghitung ubtausi alkali fos ftase fungsi hati, biopsi hati dapat
digunakan sebagai deteksi penyebar kanker buah dada.
H. Komplikasi
1.   Limpedema
limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe bersirkulasi umum
tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus axilaris dan sistem limfe di angkat maka sistem
kolater dan axilaris harus mengambil ahli fungsi mereka. Limfedema dapat dicegah dengan
meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang prokximal. Jika terjadi limfedema
keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat
selama pembedahan (Brunner & Suddharta,2011).
2.   Sidroma hiperkalsemik
Sidroma hiperkalsemik terjadi jika kanker menghasilkan hormon yang meningkatkan kadar
kalsium darah/ hormon yang secara langsung mempengaruhi tulang.

I.   Penatalaksanaan
1.  Pembedahan
a.  Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan
otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau
tidak diangkat.
b.   Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor
diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi
tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena
inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3.   Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang
penyakit.
Asuhan Keperawatan Teoritis Pada Klien Ca Mammae
A.   Pengkajian
1)   Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status perkawinan,
alamat, nomor MR, tanggal masuk dan penanggung jawab.
2)  Riwayat Kesehatan
a)  Riwayat Kesehatan Dahulu
a.  Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara
jinak ,hyperplasia tipikal.
b. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative mempunyai
resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia
tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini
e.  Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan yang memakai
penyedap dan pengawet.
f.  Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia yang
relative mudah dan menopause pada usia yang relative lebih tua
g.  Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan), infertilitas, dan
melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak
menyusui
3)      Riwayat kesehatan sekarang
a.   Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan
tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b.   Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.
c.   Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang
tidak hamil.
e.   Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual, muntah, ansietas.
f.   Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
4)      Riwayat Kesehatan Keluarga
a.   Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak perempuan serta
saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia
kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara
langsung.
5)      Pemeriksaan Fisik
a.  Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi badan, tekanan
darah, suhu, RR, Nadi.
b.  Kepala
1)  Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh
kemoterapi, kulit kepala tidak tampak bersih.
2)  Wajah
Biasanya tidak terdapat edema atau hematon.
3)   Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan oleh nutrisi yang
tidak adekuat Sklera tidak ikterik,palpebra tidak edema.
4)   Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung yang
disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke
paru-paru.
4)   Bibir
Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih.
5) Mammae (payudara)
1.   Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah dan
payudara mengerut seperti kulit jeruk
2.   Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba pembesaran
kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
B.  Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1.  Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Tujuan : Nyeri teratasi, Kriteria Hasil :
1)  Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2)  Nyeri tekan tidak ada
3)  Ekspresi wajah tenang
4)  Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
1)  Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
2)   Beri posisi yang menyenangkan.
3)   Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
4)   Ukur tanda-tanda vital
5)   Penatalaksanaan pemberian analgetik
2.   Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas, Kriteria Hasil :
1)   Klien dapat beraktivitas sehari-hari.
2)   Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
      Intervensi :
1)   Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
2)   Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
3)   Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
3.   Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang, Kriteria Hasil :
1)   Klien tampak tenang
2)   Mau berpartisipasi dalam program terapi
      Intervensi :
1)   Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
2)   Diskusikan tanda dan gejala depresi.
3)   Diskusikan tanda dan gejala depresi
4)   Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
4.   Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya, Kriteria Hasil :
1)   Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
2)   Klien dapat menerima efek pembedahan.
      Intervensi :
1)   Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
2)   Tinjau ulang efek pembedahan
3)   Berikan dukungan emosi klien.
4)   Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
5.   Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi, Kriteria Hasil :
1)   Nafsu makan meningkat
2)   Klien tidak lemah
3)   Hb normal (12 – 14 gr/dl)
      Intervensi :
1)  Kaji pola makan klien
2)  Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
3)  Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
4)  Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
5)  Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien

Anda mungkin juga menyukai