N DENGAN
DIAGNOSA TUMOR MAMAE (NYERI AKUT DAN
GANGGUAN MOBILITAS FISIK) DI RUANG PERAWATAN
MAWAR
OLEH
MUSDALIFAH S.Kep
CI LAHAN CI INSTITUSI
LAPORAN PENDAHULUAN
3. Faktor resiko
4. Patofisiologi
5. Stadium kanker
6. Prognosis
Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi
metastasis. Bila tidak diobati ketahanan hidup lima tahun adalah 16-
22%. Sedang ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-5%. Ketahanan
hidup tergantung pada tingkat penyakit saat mulai pengobatan,gambaran
histopatologik, dan uji reseptor estrogen yang bila positip lebih baik.
Stadium klinis dari kanker merupakan indikator terbaik untuk
menentukan prognosis penyakit ini. Angka kelangsungan hidup % tahun
pada penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang
sesuai mendekati : a). 95% untuk stadium 0 b). 88% untuk stadium I,
c). 66% untuk stadium II, d). 36% untuk stadium III, e). 7% untuk
stadium IV.
Harapan hidup dengan adanya metastase mencapai 2 sampai 3,5
tahun walaupun beberapa pasien (25%-35%) dapat hidupselama 5 tahun,
dan lainnya ( 10%) dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien yang
7
7. Komplikasi
Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh.
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebarab langsung ke
jaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Tempat yang paling sering untuk metastase yang jauh atau sistemik
adalah paru paru, pleura, tulang (terutama tengkorak, vertebra dan
panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih jarang adalah otak, tiroid,
leptomeningen, mata, perikardium dan ovarium.( Irianto ,2015).
8. Pengobatan
b. Pengobatan Sistemik
1) hormonal
2) Tamoksifen, obat ini bekerja langsung terhadap reseptor estrogen
yang terdapat pada sel kanker sehingga dapat mengecilkan kanker
30%
3) Goserelin, Sekitar 40% wanita premenopause dengan estrogen
reseptor positip atau yang dengan meta statik berespon terhadap
goserelin.
4) Kemoterapi, penggunaan obat anti kanker , melalui injeksi/ infus
ataupun oral.
d. Pemeriksaan Fisik
12
Inspeksi, palpasi
- .Kepala : normal, mesochephal , tulang kepala
umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior
dan oksipital dibagian posterior.
- Rambut : tersebar merata, warna, kelembaban
- Mata : tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Konjungtiva agak anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga : bentuk normal , posisi imetris , tidak ada sekret
tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
- .Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada
infeksi dan nyeri tekan.
- Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada kelainan
- Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,ulserasi
atau tanda-tanda radang.
- Hepar : tidak ada pembesaran hepar.
- Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas.
2) Nutrisi – Metabolik
13
f. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi. USG payudara
digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas yang ditemukan pada
pemeriksaan skrining atau diagnostik mamografi. Tanda tumor ganas
secara USG :
- lesi dengan batas tidak tegas dan tidak teratur
- Struktur echo internal lemah dan heterogen
- Batasecho anterior lesi kuat , posterior lesi lemah sampai tidak ada
- Adanya perbedaan besar tumor secara klinis danUSG
2. Biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 Dengan
melakukan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara
kistik atau padat . biopsi untuk pemeriksaan histopatologi dapat berupa
eksisional ( seluruh masa di angkat ) atau insisional ( sebagian dari masa
dibuang).Analisis makroskopis dari spesimen menyatakan ada
tidaknya keganasan.
3. Mammografi,
4 . sinar X dada (radiologi )
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi :
- Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitami
- Berikan substansi gula
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
16
PATHWAYS
A. Diagnosa pertama
1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
B. Intervensi Keperawatan
1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
C. Tindakan Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
D. Terapi terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback¸terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
E. Terapi Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
38
F. Implementasi
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil: Pasien mengatakan merasa nyeri pada bagian mamae bagan kiri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil: skala nyeri 6
3. Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
Hasil : terapi musik dan teknik relaksasi napas dalam
4. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
A. Diagnosa kedua
Defidit perawatan diri Gangguan Mobilitas fisik b.d nyeri d.d nyeri saat bergerak
B. Hasil
Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam maka diharapkan mobilitas fisik
meningkat dengan kriteria hasil
Nyeri menurun
C. Intervensi
38
() terpasang Infus - Integritas kulit : () TAK ( ) Jaringan parut ( ) kemerahan
(dimulai tgl : 02 Februari 2024 Jenis cairan: RL 20 tpm ( ) laserasi ( ) userasi ( ) ekimosis ( ) lepuh ( ) Drainase
Dipasang di : tangan kanan - Luka bakar : -
- Porsi makan yang di habiskan : -
(Derajat/Persen)
- Makanan yang di sukai : - Tandai lokasi dengan menggambar bentuk depan dan
- Diet : - belakang tubuh
- Lain-lain : - - Keadaan Luka: () Bersih ( ) Kotor
- Lain-lain
Masalah keperawatan : Masalah Keperawatan : tidak ada
( ) Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan ( ) Penurunan Rawat diri
( ) Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan ( ) Gangguan integritas kulit
CAIRAN AKTIVITAS & LATIHAN
- Kebisaan minum :2000 cc/hari - Aktivitas waktu luang : main handphone
Jenis : air mineral Aktivitas/Hoby : berdagang
- Turgor kulit : ( ) Kering ( ) Tidak elastic ( ) Baik - Kesulitan bergerak : () Tidak ( ) Ya
- Punggung kuku : baik Warna : pink - Kekuatan otot : 5 5
Pengisian kapiler : 1 detik 5 5
- Mata cekung : () Tidak ( ) Ya : Ka/Ki - Tonus otot : -
- Konjungtiva : pink Sklera : putih - Keluhan saat ini : : () Tidak ()Ya
- Edema : () Tidak ( ) Ya : Ka/Ki ( ) Nyeri Otot ( ) Kaku otot ( ) Lemah Otot
- Terpasang infuse : ( ) Tidak () Ya: 20 tts/menit ( ) Kelelahan ( ) Amputasi ( ) Deformitas
Kelainan bentuk ekstremitas : -
di : tangan kiri cairan : RL
- Pelaksanaan aktivitas : () Mandiri ( ) Parsial ( ) Total
- Lain-lain : -
- Jenis aktifitas yang perlu dibantu : Makan,mimum, ke kamar
mandi
- Lain-lain :
ELIMINASI OKSIGENIASI
(dimulai tgl : di :
- Pengguna alkohol : - Jumlah/frekwensi : -
- Lain-lain :
NEOROSENSORIS KEAMANAN
Status Mental : Baik Alergi / sensitivitas : -
Kesadaran : ( ) mengantuk ( ) letargi ( ) stupor Perubahan system imun sebelumnya : -
( ) koma ( ) kooperatif ( ) menyerang ( ) delusi Penyebab : -
( ) halusinasi afek (gambarkan) : Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/tipe) : -
- Memori : saat ini : baik ( ) yang lalu : baik Perilaku resiko tinggi : - periksa : -
- Kaca mata: Transfuse darah/jumlah : - Kapan : -
Gambaran reaksi : -
- kontak lensa : Riwayat cedera kecelakaan : -
- Alat bantu dengar : () tidak ( ) ya di : Masalah punggung : -
- Ukuran/reaksi pupil : mm ka/ki : isokor/an isokor Pembesaran nodus : -
Kekuatan umum : -
- Facial drop : ( ) tidak ( ) kaku kuduk ( ) tidak ( ) ya Cara berjalan : -
- Genggaman tangan/lepas : ka/ki : postur :
- Koordinasi :............. refleks patella ka/ki :
- Refleks tendom dalam bisep/trisep :
- Kernig sign : ( ) tidak ( ) ya
- Babinsky : ( ) tidak ( ) ya
- Chaddock : ( ) tidak ( ) ya
- Brudinsky : ( ) tidak ( ) ya
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK
( ) Risti perluasan infeksi (sepsis/serangan infeksi oportunistik
baru).
SEKSUALITAS
- Aktif melakukan hubungan seksual : ( ) tidak () ya Pria
- Penggunaan kondom : - Gangguan Prostat :
- Masalah-masalah/kesulitan seksual : - Sirkumsisi : () tidak () ya Vasektomi : () Tidak ( ) Ya
- Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat - Payudara/testis : -
Wanita Tanda ( Obyektif)
Pemeriksaan : -
38
Masalah keperawatan : ( ) kecemasan ( ) ketakutan ( ) koping individu tidak efektif ( ) isolasi diri
( ) hambatan komunikasi verbal ( ) spiritual distress ( ) resiko merusak diri ( ) harga diri rendah
E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN
1. Bahasa dominan (khusus) : Bahasa Indonesia
( ) Buta huruf : - Ô Ketidakmampuan belajar khusus : -
( ) Keterbatasan kognitif :
2. Informasi yang telah disampaikan :
( ) pengaturan jam besuk ( ) hak dan kewajiban klien ( ) tim / petugas yang merawat
Ô lain-lain : informasi tentang sakit yang di derita
3. Masalah yang telah dijelaskan :
Ô perawatan diri dirumah sakit ( ) obat-obatan yang diberikan Ô lain-lain :
Obat yang diresepkan (lingkari dosis yang terakhir) :
Obat Dosis Waktu Diminum secara teratur Tujuan
Santagenic 1 ampul 8 jam Yah Mengatasi nyeri akut atau kronik
omeprazole 1 ampul 24 Yah
Mengobati gejala/penyakit yang berkaitan
dengan asam lambung
jam
Cefuroxim 2 vial 12 jam Yah Antibiotik atau obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri
Riwayat pengobatan, obat tanpa resep / obat-obatan bebas :
Obat-obatan jalanan / jamu :
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir :
4. Factor resiko keluarga (tandai hubungan) :
Ô diabetes mellitus Ô tuberculosis Ô penyakit jantung Ô stroke Ô TD tinggi
Ô epilepsy Ô penyakit ginjal Ô kanker Ô penyakit jiwa Ô lain-lain
38
F. DATA GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
:Laki-laki
meninggal
: perempuan meninggal
:Laki-laki
:Pasien
:Garis
perkawinan
:Garis
:Tinggal
38
DATA FOKUS
Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri pada mamae P : Nyeri bertambah saat bergerak
Q: Nyeri dan kaku
bagian kiri
R : Bagian payudara kiri
Pasien mengatakan sulit bergerak karena S : Skala 6 (1-10)
post operasi T : hilang timbul( 5 menit)
Keluarga pasien mengatakan aktivitas
pasien dibantu oleh keluarga TTV
TD : 103/69 mmHg
N : 60 x/ menit
S : 36 ⁰C
RR : 20X/menit
ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS: Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri pada bagian
payudara atau mamae bagian bagian kiri
Pasien mengatakan sulit bergerak
karena post operasi
Keluarga pasien mengatakan
aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga
DO:
P : Nyeri bertambah saat bergerak
Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : Pada bagian payudara kiri
S : 7 skala nyeri
T : hilang timbul (5 menit)
TTV
TD : 103/69 mmHg
N : 80 x/ menit
S : 36 ⁰C
RR : 20X/menit
2 DS: Konstipasi
Pasien mengatakan tidak pernah BAB
selama di RS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN &
KEPERAWATAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1. Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri
pencedera fisik intervensi selama 1x12 Observasi :
(prosedur operasi) d.d jam maka tingkat nyeri Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
mengeluh nyeri. menurun dengan kriteria kualitas, intensitas nyeri
hasil: Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
menurun
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback¸terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmaologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
38
Jam
No.
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
DAFTAR PUSTAKA
Hari Febrianti, Reny, Meynur Rohmah, Zahrah Maulidia Septimar, and Universitas
Yatsi Madani. 2023. “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tumor
Payudara Dengan Intervensi Hand Massage Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Post Biopsi Payudara Di Ruang Mawar Rsu
Kabupaten Tangerang.” Mandira Cendikia 1: 19–22. https://journal-
mandiracendikia.com/jip-mc.
Mahdi, Andi Nurhikma, Suhartini Ismail, and Muchlis Achsan Udji Sofro. 2019.
“Perspektif Perawat Onkologi Tentang Ekspresi Pasien Kanker
Payudara Selama Menjalani Kemoterapi: Preliminary Study.” Jurnal
Ilmu Keperawatan Medikal Bedah 2(2): 1.
38