Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA Ny. “S” DENGAN CA MAMMAE DI RUANG LONTARA 5


RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Disusun
Oleh:

AYU ARYANI. S
NIM: 23.04.003

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKUKKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
2023-2024
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE

A. KONSEP ANATOMI DAN FISIOLOGI


a. Anatomi Sistem

b. Fisiologi Sistem
Jaringan payudara di bentuk oleh gladula yang sifatnya yaitu
memproduksi sebuah air susu atau disebut juga dengan (lobulus) yaitu
yang biasanya dialirkan ke arah putting atau disebut (nipple) yaitu
melalui duktus. Struktur lainnya yaitu adalah sebuah jaringan lemak
yang juga merupakan sebuah komponen yang terbesar, dan connective
tissue, dengan pembuluh darah dan juga saluran yang beserta kelenjar
limfatik. Maka Setiap dari payudara itu akan mengandung kira-kira
15-20 lobus yang dapat tersusun sirkuler. Pada Jaringan lemak
(subcutaneous adipose tissue) yaitu yang membungkus satu lobus dapat
memberikan sebuah bentuk dan ukuran dari payudara. Pada Tiap lobus
itu juga terdiri dari beberapa lobules yang juga merupakan tempat untuk
produksi air susu yang berfungsi sebagai respon dari suatu signal dan
hormonal. Terdapat 3 macam jenis hormon yang bisa mempengaruhi
dari payudara yaitu yakni estrogen, progesterone, dan prolactin, yang
menyebabkan jaringan grandula payudara dan di uterus terus
mengalami banyak perubahan selama dalam menjalani siklus
menstruasi. dan Areola adalah hiperpigmentasi di sekitar nipple.
Jaringan pada payudara juga dapat didukung oleh sebuah ligamentum
suspensorim cooper. Dan sebuah Ligament ini akan terus berjalan
sepanjang jalur parengkim dan juga dari fasia bagian dalam atau
(deep fasia) dan akan melekat ke bagian dermis. Jika ligamentum
inimemendek oleh karena infiltrasi sel kanker, akan menarik dermis
yang memberikan gambaran skin dampling. Tidak ada otot dalam
payudara, tapi otot terletak dibawah payudara dan menutup iga. Aliran
darah ke arah kulit payudara itu tergantung juga pada pleksus
subdermal,juga beserta yang terhubung dengan pembuluh darah yang
sangat dalam atau bisa juga disebut dengan (deeper vessel) fingsinya
yang akan mensuplai aliran darah ke parengkim payudara. Suplai darah
berasal dari:
Perforator dari arteri mamaria interna.
1) Arteri torakalis lateralis.
2) Arteri torakodorsalis.
3) Perforator arteri interkostalis.
4) Arteri torakoakromialis.
Innervasi sensori berasal dari cabang anterolateral dan anteromedial
nervus interkostalis T3-T5. Nervus supraklavikula atau yaitu yang
berasal juga dari pleksus servikalis dan akan juga mensarafi bagian
paling atas dan pada bagian lateral payudara. Para peneliti meyakini
sensasi daerah nipple berasal dari cabang cutaneous lateral T4.
Pembuluh darah dari limfatik dan dari kelenjar getah bening (kgb)
dari glandula payudara dalah sangat penting. Pembuluh limfatik ini akan
berjalan- jalan di tepi bagian lateral di muskulus pektoralis mayor dan
akan bersatu dengan kgb pectoral, yang akan selalu mengiringi
pembuluh darah torakalis lateralis. Kelenjar getah bening menyebar ke
muskulus seratus anterior dari sini aliran limfatik kemudian ke kgb
aksila (mesenterika superior dan interpektoral). Jalur limfatik drainage
lainnya adalah melalu pektoralis mayor dekat garis parasternal dan
melalui intercostal space menuju kgb parasternal yang terletak sepanjang
pembuluh darah mammaria interna.

B. PENGERTIAN
Ca mammae atau carcinoma mammae yaitu sebuah keganasan yang
sudah berasal dari sebuah sel kelenjar ,saluran kelenjar dan pada jaringan
dengan penunjang payudara. Ca mammae adalah sejenis tumor ganas yang
sudah tumbuh di dalam jaringan sel di payudara. Kanker ini bisa mulai
tumbuh yaitu di dalam kelenjar payudara seseorang, saluran payudara, di
jaringan lemeak maupun ada di jaringan ikat pada sebuah payudara
(Nuratif & Kusuma, 2015).
Ca mamae adalah yaitu sekelompok sel yang tidak normal pada sebuah
payudara akan dan terus menerus tumbuh akan berupa ganda. Metastase
bisa juga terjadi pada sebuah kelenjar getah bening atau (limfe) di ketiak
ataupun bisa juga diatas tulang belikat. Dan Selain itu kanker juga akan
bisa bersarang di dalam tulang, di paru-paru, di hati dan kulit.
Ca mammae adalah yaitu dimana sekelompok sel yang tidak normal
pada payudara seseorang yang terus tumbuh dan akan berlipat ganda. Dan
Pada akhirnya semua sel-sel ini terus akan menjadi bentuk sebuah benjolan
di payudara. Dan Jika sebuah benjolan kanker itu tidak bisa di buang atau
tidak terkontrol,sel-sel kanker bisa menyebar (bermestastase) pada sebuah
bagian- bagian tubuh yang lain dan nantinya juga akan dapat
mengakibatkan kematian. Metasase bisa juga terjadi yaitu pada
sebuah kelenjar getah bening pada ketiak atau pun bisa juga yaitu diatas
tulang belikat. Selain itu pada sel- sel kanker juga bisa bersarang di dalam
tulang, bisa juga di paru- paru, di hati kulit dan di bawah kulit dan kanker
payudara merupakan sebuah penyakit yang bisa juga disebabkan karna
terjadiya pembelahan sebuah sel-sel di dalam tubuh seseorang secara tidak
teratur dan sehingga pada pertumbuhan sel juga tidak dapat dikendalikan
dan dia akan tumbuh menjadi sebuah benjolan atau tumor (kanker) dari sel
tersebut (Tasripiyah, 2012).

C. KLASIFIKASI
Secara umum jenis kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga yaitu kanker
payudara non-invasive, kanker payudara invasive dan kanker payudara paget’s
disease, uraian lengkapannya sebagai berikut: (Putra, 2015)
a. Kanker payudara non-invasive
Kanker terjadi pada kantong (tube) susu (penghubung antara alveolus,
kanker yang memproduksi susu, dan putting payudara), jenis kanker ini
biasanya disebut dengan kanker carcinoma insitu, dimana kanker payudara
belum menyebar kebagian luar jaringan kantong susu.
b. Kanker payudara invasive
Sel kanker merusak seluruh kelenjar susu serta menyerang lemak dan
jaringan disekitarnya, pada tahap ini kanker telah menyebar keluar dari
kantong susu dan menyerang jaringan disekitarnya, bahkan menyebabkan
metastase seperti ke jaringan kelenjar limpe.
c. Paget’s Disease
Kanker bermula tumbuh disaluran susu, kemudian menyebar ke kulit areola
dan putting, tandanya terlihat kulit pecah-pecah, memerah, dan
mengeluarkan cairan, penyembuhan pada jenis kanker ini lebih baik jika
tidak disertai dengan massa.
Klasifikasi kanker payudara menurut stadium dan haraoan hidup: (National
Cancer Institute-surveilance, Epidemology and Result (SEER), 2001 dalam
NANDA, 2015)
1) Stadium 0
Tidak terbukti adanya tumor primer, tidak ada tumor dalam kelenjar
getah bening region, tidak ada metastase jauh dan memiliki harapan
hidup 99% selama 5 tahun ke depan.
2) Stadium I
Tumor berukuran atau kurang dari 2 cm, tidak ada tumor dalam kelenjar
getah bening region, tidak ada metastase jauh dan memiliki harapan
hidup 92% selama 5 tahun ke depan.
3) Stadium IIA
Tumor tidak ditemukan pada payudara, tetapi sel-sel kanker ditemukan
di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di bawah lengan dapat
berpindah-pindah, tidak mengalami metastase jauh dan memiliki
harapan hidup 82% selama 5 tahun ke depan.
4) Stadium IIB
Tumor berukuran lebih besar dari 2 cm tidak lebih dari 5 cm, sel-sel
kanker ditemukan di kelenjar getah bening diketiak yang terletak
dibawah lengan dapat berpindah-pindah dan tidak mengalami metastase
jauh.
5) Stadium IIIA
Tumor tidak ditemukan pada payudara, tetapi ditemukan di kelenjar
getah bening melekat bersama atau pada struktur yang lain, tidak ada
metastase jauh dan memiliki harapan hidup 47% selama 5 tahun ke
depan.
6) Stadium IIIB
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan, juga terdapat luka bernanah di payudara atau
didiagnosis sebagai inflammatory breast cancer, menyebar ke kelenjar
getah bening dan memiliki harapan hidup 44% selama 5 tahun ke depan.
7) Stadium IV
Ukuran tumor sudah tidak dapat ditentukan dan telah menyebar atau
bermetastase ke lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver, tulang
rusuk, atau organ-organ tubuh lainnya dan memiliki harapan hidup 15%
selama 5 tahun ke depan.

D. ETIOLOGI
Menurut Tasripiyah (2012) penyebab Ca Mammae yaitu :
1) Genetik
a. Adanya kecenderungan pada suatu keluarga tertentu yang lebih
banyak mengalami gangguan kanker payudara daripada
anggota keluarga sehat yang lain.
b. Pada kembar suatu dari monozygote, dan juga terdapat kanker
penyakit yang sama.
c. Tardapat kesamaan dan juga lateralisasi pada kanker buah dada dan
juga pada keluarga terdekat dari orang yang menderita kanker
payudara itu
d. Seseorang dengan klinifelter akan menapat kemungkinan lebih
dari 66 kali dari pada seorang pria normal atau dari jumlah
angka terjadinya 2%.
2) Hormon
a. Kanker payudara yang umumnya sering terjadi pada wanita, dan
kejadian pada laki-laki akan kemungkinannya sangat lenih kecil.
b. Insiden ini akan jauh lebih tinggi terjadi pada wanita yang
usianya diatas 35 tahun.
c. Saat ini pengobatan dengan menggunakan terapi hormon yang
hasilnya sangat memuaskan.
3) Makanan
Yaitu yang terutama makanan yang banyak mengandung lemak.
4) Radiasi
Terapi ini sudah cukup lama diketahui oleh orang, tspi radiasi juga akan dapat
menyebabkan kejadian mutagen.
Faktor resiko kanker payudara yaitu :
a) Usia seseorang yang diatas umur 40 tahun.
b) Mempunyai riwayat kanker pada payudara oleh individu atau
keluarganya.
c) Mengalami Menstruasi pada saat usia yang muda/usia dini.
d) Menopause pada seseorang usia lanjut.
e) Seseorang yang Tidak mempunyai anak dan bisa juga mempunyai anak
yang pertama pada usia yang sudah lanjut.
f) Dalam Penggunaan bahan esterogen ekserogen denganjangke
panjang.
g) Seseorang yang memounyai Riwayat penyakit fibrokistik.
h) Mengalami Kanker endometrial, dan kanker ovarium atau bisa
jugs kanker kolon.

E. PATOFISIOLOGI
Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila
sel tersebut sudah mengalami malignansi/keganasan atau bersifat kanker
maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak
sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan
secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh
dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antara sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya
kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai
bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung
dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang
dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-
karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu
2. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru,
saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melaluiui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.

F. TANDA DAN GEJALA


Fase awal kanker seseorang payudara asimptomatika atau disebut juga
(tanpa sedikitpun ada tanda dan gejalanya). Tanda awal yang paling
sangat banyak terjadi yaitu adalah adanya sebuah benjolan atau adanya
penebalan pada kulit payudara. Dan Kebanyakan 90% ditemukan dari
seorang wanita itu sendiri, dan akan tetapi ditemukan secara kebetulan
saja, atau tidak dengan menggunakan atau tidak melakukan
pemeriksaan pada payudara sendiri atau disebut (sadari) (Tasripiyah,
2012).
Tanda dan gejala yang lanjut dari penyakit kanker payudara yaitu
meliputi kulit yang sekung atau disebut juga (lesung), berbentuk retraksi
atau bisa juga deviasi puting susu, nyeri daat ditekan atau di rabas
khususnya akan berdarah dari puting. Kulit Peau d'orange, kulit tebal
dengan pori-pori yang sering menonjol dan berbentuk sama dengan kulit
jeruk, dan juga atau ulserasi pada kulit di payudara keduanya dan juga
merupakan tanda yang sudah lanjut dari penyakit (Tasripiyah, 2012).
Menurut (Tasripiyah, 2012) tanda dan gejala Ca mammae antara lain
yaitu sebagai berikut ini :
1) Adanya benjolan yang terasa sangat keras di bagian payudara
2) Bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam atau sering terasa sangat
sakit terus menerus), mengeluarkan cairan/ darah
3) Ada banyak perubahan pada permukaan kulit
payudara yaitu diantaranya terlihat berkerut, seperti iritasi, dan
juga seperti kulit jeruk
4) Adanya benjolan-benjolan kecil
5) Payudara terasa panas,memerah dan bengkak
6) Adanya luka di bagian payudara yang sulit untuk disembuhkan
7) Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan penyebab sakit karena
mengalami kanker, tapi juga tetap harus di waspada)
8) Terasa akan sangat gatal pada bagian di daerah sekitar seputaran
putting
9) Benjolan yang sangat keras itu tidak akan bisa bergerak atau
(terfiksasi) dan hanya saja biasanya pada awal-awalnya mengalamiitu
tidak ada terasa rasa sakit. Apabila sebuah benjolan itu kanker, maka
awalnya biasanya hanya saja terdapat pada 1 payudara.
10) Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar & alat tubuh lain.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang menurut Wijaya (2013) sebagai berikut :
1) Non invasive
a. SADARI (Pemeriksaan Payudara dengan Sendiri)
Jika dalam SADARI dilakukan dengan cara yang rutin, maka
seorang wanita pasti akan dapat menemukan sebuah benjolan
pada stadium yang masih dini. Sabaiknya SADARI ini dilakukan
yaitu pada waktu yang selalu sama dalam setiap bulan. Bagi
wanita jika yang masih dalam mengalami proses menstruasi,
inilah waktu yang paling sangat tepat untuk kita dalam
melakukan pemeriksaan SADARI adalah yaitu 7sampai10 hati
sesuadah hari 1 setelah kita menstruasi. Dan Bagi wanita yang
pasca menopause, maka pemeriksaan SADARI akan bisa
dilakukan dalam waktu kapan saja dengan secara rutin
melakukannya dalam setiap bulan. contoh(misalnya dalam setiap
diawal bulan)
b. Mammografi
Pemeriksaan Mammografi yaitu adalan pemeriksaan dengan
menggunakan metode radiologis yang menggunakan sinar X
yang akan diradiasikan pada salah satu payudara. Kelebihan dari
memeriksa mammografi adalah yaitu dalam kemampuan untuk
mendeteksi sejumalah tumor yang belum bisa untuk teraba dalam
(radius 0,5 centimeter) sekalipun kenker ini masih dalam stadium
yang dini. Waktu yang sangat tepat tepat untuk kita melakukan
tes mammografi pada wanita yang usianya masih produktif
adalah yaitu hari ke 1sampai14 dari siklus dalam haid. jika Pada
perempuan yang usia non produktif sangat dianjurkan untuk
memeriksakan kapan saja. Ketepatan dalam pemeriksaan ini
kadang berbeda-beda berkisar antara 83%- 95%.
c. Ultrasound
Ultrasound ini telah banyak digunakan yaitu sejak awal tahun 50-
an. Dan Alat tersebut juga sangat berguna dan sangat akurat
dalam melakukan evaluasi dam densitas dalam payudara dan
sangat akurat di dalam membedakan mana yang kista dengan
mana massa padat. Tapi jika untuk massa yang jauh lebih kecil
yaitu antara 5-10 mm tidak dapatdi vasualisasi dan jika massa
pada jaringan yang lemak di payudara itu akan sulit untuk
dievaluasi. Keuntungannya adalah yaitu tidak ada terdapat radiasi
dan juga tidak ada terasa nyeri.
d. Computed Tomografi dan denganMagnetic Resonance Imaging
Scans
Yaitu dengan Penggunaan CT dan menggunakan MRI untuk
melakukan scanning dan mengevaluasi kelainan yang ada di
payudara dan sekarang suah mulai sering diselidiki. Teknik ini
dalam mengambil peran yang dalam untuk mengevaluasi axil,
mediastinum dan di dalam area supralivikula untuk meraba
adenopati dan untuk membantu didalam melakukan stging pada
saat melakukan proses keganaan.
2) Invasive
a. Metode Sitologis Aspirasi
Sitologi aspirasi yaitu dilakukan dengan menggunakan sebuah
yang jarum halus (dengan ukuran 20 ata yang sangat lebih kecil)
dengan menggunakan spuit untuk melakukan aspirasi sel pada
suatu area yang sangat dicurigai, lalu dismear diatas slide dan
difiksadi dengan di warnai untuk mengevalasi sitology. Jika
dalam specimen diambil dengan secara tepat, maka prosedur ini
akan sangat akurat dari yang . Namun pemeriksaan ini juga tidak
dapat untuk melakukan pemeriksaan gambaran histopatologi di
dalam jaringan sebab dalam pemeriksaan ini tidak akan mampu
untuk mengambil struktur pada jaringan di sekitar (William,
2012).
b. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsy jarum yaitu dengan cara menggunakan sebuah jarum bor
yang cukup besa dang sangatr sering dilakukan. karena Hal ini
lebih sangat invasive dan akurat dibandingkan dengan aspires
dengan jarum. Karna CNB ini lebih akurat dan juga bisa kita
gunakan untuk dalam menentukan reseptor estrogen dan hormon
progesterone serta juga bisa dilakukan untuk melakukan
pemeriksaan gambaran dari histopatologi.
c. Biopsy
Ini juga bisa dilakukan dengan cara yang stereotaktik atau bisa
juga dengan cara bantuan ultrasound.

H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Terapi yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara
secara medis diantaranya (tasripiyah,2012) :
a. Pembedahan
Pada sebagian besar pasien, terapi bedah bertujuan untuk
mengangkat tumor, (meminimalkan resiko rekurensi lokal) dan
untuk menentukan stadium dari tumor. Ada 3 cara pembedahan
atau operasi payudara yaitu :
 Mastektomi Radikal
disebut (lumpektomi), yaitu operasi mengangkat sebagian
dari keseluruhan kulit payudara.mingikuti Operasi ini harus
selalu diikuti dengan pemberian- pemberian terapi. Biasanya
lumpektomi direkoendasikan pada orang yang tumornua
besar tidak lebih dari 2cm dan pada letaknya selalu di pinggir
payudara.
 Mastektomi Total
disebut (masetomi), yaitu sebuah operasi yang dilakukan
pengangkatan seluruh isi dari payudara saya, tatapi bukan
untuk mengangkat kelenjar yang ada di ketiak.
 Modified Mastektomi Radikal
yaitu sebuah operasi yang dilakukan untuk pengangkatan
seluruh dari isi payudara, dan juga jaringan di payudara
dan di atas tulang dada, seluruh selangka san tulang iga, dan
juga beserta benjolan yang di sekitar ketiak.
b. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan tarapi sistematik yang selalu digunakan
apabila adanya penyebaran sistemik dan sebagian terapi ajuvan,
yang kemoterapi ajuvan ini diberikan kepada pasien pemeriksaan
histopatolik pasca bedah mastektomi ditemukan suatu metastasis
di suatu atau di beberapa kelenjar.
c. Radioterapi
Yaitu Radioterapi yang berfungsi untuk penderiita kanker
payudara dan biasanya juga digunakan sebagai alat terapi yng
kuratif dengan cara mempertahankan mammae dan bisa juga
sebagai alat terapi tambahan atau terapi paliatif.
d. Terapi Hormonal
Yaitu sebuah Pertumbuhan pada kanker payudara yang sangat
bergantung kepada suatu suplai hormone estrogen, dan juga oleh
karena itu terapi ini adalah tindakan berfungsi untuk mengurangi
dalam pembentukan hormone yang dapat menghambat laju dari
perkembangan semua sel kanker itu, akan tetapi terapi hormonal
itu biasanya disebut juga dengan sebuah terapi anti estrogen
karna terapi ini system kerjanya terapi ini sangat menghambat
atau juga dapat menghentikan kemampuan dari hormone
estrogen yang sudah ada di dalam menstimulus perkembangan
kanker payudara.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
 Mempertahankan integritas jaringan yang adekuat
 Mempertahankan status nutrisi yang adekuat
 Memperagakan toleransi aktivitas yang meningkat dan keletihan
yang menurun
 Penderita dapat menunjukkan citra tubuh dan harga diri
I. PATHWAY
J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
a. Pengkajian
a) Identitas Klien dan Penanggung Jawab
b) Keluhan Utama
Nyeri, benjolan pada payudara
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
d) Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian
dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
f) Pemeriksaan Fisik
 Kepala
Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
 Rambut
Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
 Mata
Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan
 Telinga
Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
 Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan
 Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa
 Dada
Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange serta tanda-tanda
radang
 Hepar
Biasanya tidak ada pembesaran hepar
 Ekstremitas
Biasanya ektremitas lemah
b. Pengkajian Pola Fungsional
 Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan
biasa
 Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
 Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
 Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri
 Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik
 Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
 Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
 Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
 Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
 Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
 Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya
dengan lapang dada.
c. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas jaringan/kulit
2. Nyeri kronik
3. Gangguan mobilitas fisik
4. Defisit perawatan diri
5. Resiko infeksi
d. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan
Intervensi Keperawatan
. Keperawatan Keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Perawatan Integritas Kulit
integritas tindakan Observasi:
jaringan/kulit keperawatan
 Identifikasi penyebab gangguan integritas
diharapkan
kulit
integritas kulit dan
Terapeutik:
jaringan
meningkat  Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
 Gunakan produk berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
 Hindari produk berbahan dasar alkohol
pada kulit
Edukasi:

 Anjurkan menggunakan pelembab


 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
2. Perawatan Luka
Observasi:

 Monitor karakteristik luka


 Monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik:

 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan


 Bersihkan dengan cairan NaCl atau bersihkan
jaringan nekrotik
 Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Perahankan teknik steril saat melakukan perawatan
luka.
Edukasi:

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi


 Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein
Kolaborasi:

 Kolaborasi prosedur debridement


 Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
2 Nyeri kronik Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan Observasi:
keperawatan  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
diharapkanti ngkat frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
 Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan stategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3 Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
mobilitas fisik tindakan Observasi:
keperawatan  Identifikasi adanya
diharapkan
mobilitas fisik
 nyeri atau keluhan fisik lainnya
meningkat  Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan

 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah


sebelum memulai mobilisasi

 Monitor kondisi umum selama melakukan


mobilisasi
Terapeutik:
 Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu
 Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi:
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. duduk di tempat tidur)
4 Defisit Setelah dilakukan Dukungan Perawatan Diri
perawatan diri tindakan
keperawatan Observasi:
diharapkan  Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
perawatan diri sesuai usia
meningkat  Monitor tingkat kemandirian
 Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
Terapeutik:
 Sediakan lingkungan yang terapeutik
 Siapkan keperluan pribadi
 Damping dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
 Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
 Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi:
 Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
5 Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
tindakan Observasi:
keperawatan  Monitor tanda gejala infeksi local dan sistemik
diharapkan Terapeutik:
derajat infeksi  Batasi jumlah pengunjung
menurun  Berikan perawatan kulit pada daerah edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi:
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara memeriksa luka
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian imuniasi, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 Edisi 8.
EGC. Jakarta
Mahli, Ridhani. 2013. Laporan Pendahuluan Ca Mammae. Tersedia di
http://ridhanimahli.blogspot.co.id/2013/09/laporan-pendahuluan-ca-mammae.html
Diakses tanggal 20 Juni 2016
http://lpkeperawatan.blogspot.co.od/2014/01/laporan-pendahuluan-ca-mammae-
carsinoma-mammae-kanker-payudara.html#.V2JdSHVmls Diakses tanggal 20
Juni 2016
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai