BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah penyakit yang paling menakutkan, tidak saja
pada wanita tetapi juga pada pria dan anak-anak. Tanggal 4 Februari
diperingati sebagai Hari Kanker sedunia. Pada tahun 2007 dan 2008,
peringatan hari kanker sedunia memfokuskan perhatian terhadap kanker
pada anak. Di Indonesia, saat ini sudah ada yayasan Onkologi anak
Indonesia yang memiliki selogan Kanker pada Anak dapat diobati dan
diupayakan sembuh bila ditemukan lebih dini.
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari
sel-sel
jaringan
tubuh
yang
berubah
jadi
sel
kanker.
Dalam
kesehatan
khususnya
bidan
dalam
memberikan
asuhan
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Sistem Reproduksi
Kanker system reproduksi adalah penyakit pada system
reproduksi akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah jadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini
dapat menyebar kebagian tubuh lain sehingga dapat menyebabkan
kematian.
A. Kanker Leher Rahim (Serviks)
1. Definisi
Kanker leher rahim atau yang disebut juga kanker serviks
adalah jenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human Papilloma Virus
b.
c.
akan
biaya
terjadi
yang
komplikasi.
sangat
mahal.
Akan
tetapi
Pengobatan
kemoterapi
dengan
cara
penyebab
diperkirakan
munculnya
karena
kanker
gabungan
lainnya
lapisan
dari
endometrium,
banyak
yakni
factor,
robeknya
biasanya
selain
itu
serviks,
mengabaikan
penis
kebersihan
pasangan,
penyakit
b.
c.
f.
pendarahan
setelah
menopause
dan
pembesaran
kelenjar
c.
Sakit : sering terjadi pada pasien stadium lanjut, sakit dikarenakan tumor
menghimpit saraf, dapat terasa pada bagian lumbosakral, perut bagian
bawah atau bahkan sampai kaki.
d.
e.
Berdasarkan
pendukung,
gejala
dapat
di
atas
dilakukan
ini
dilanjutkan
diagnosa
dengan
terhadap
pemeriksaan
kanker
lapisan
endometrium, maka dari itu para wanita harus selalu waspada terhadap
perubahan pada menstruasi dan jenis zat sekresi vagina, begitu muncul
gejala harus sesegera mungkin periksakan ke rumah sakit.
5. Cara Diagnosa Kanker Lapisan Endometrium
a.
Diagnosa
Biasanya dilakukan pap smear terlebih dahulu, kemudian
pemeriksaan bagian intrauterine, baru dilakukan kuretase endometrium,
sample akan dimasukkan dan dipisahkan ke dalam botol yang sudah
ditandai, dan diantarkan ke bagian pemeriksaan patologi. Hasil patologi
yang didapat adalah pendukung diagnosa kanker lapisan endometrium.
b. Histeroskopi
Dapat secara langsung mengamati keadaan lesi lapisan
endometrium, dan diambil lesi yang diduga aktif untuk diperiksakan.
c.
Kateter Intrauterine
Dengan menggunakan kateter yang dibuat dari bahan khusus
atau sikat kateter dimasukkan ke bagian intrauterine, diambil zat sekresi
untuk dilakukan pemeriksaan sitologi, digunakan untuk pemeriksaan
penyaringan.
kanker,
supaya dapat
yang menentukan
vagina),
Kemoterapi : sering digunakan pada pasien tahap lanjut yang tidak dapat
dioperasi atau radioterapi, dan pengambuhan setelah terapi.
parenchyma.
Gejala
Pada tahap awal kanker payudara biasanya tidak muncul adanya
tanda-tanda atau gejala. Tetapi ketika tumor semakin membesar, dapat
terjadi perubahan yang terlihat atau dirasakan pada payudara. Gejalagejala yang muncul antara lain :
1. Benjolan keras pada payudara / daerah sekitar payudara atau
ketiak.
2. Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
3. Kerutan pada payudara.
4. Puting masuk ke dalam payudara.
5. Keluarnya cairan dari puting payudara, umunya berupa darah.
6. Besisik, merah, atau bengkak pada payudara, putting, atau areola.
Terjadi
C. Jenis
Ada beberapa jenis kanker payudara, antara lain:
1. Ductal karsinoma in situ (DCIS)
Ductal karsinoma in situ (DCIS) juga dikenal sebagai karsinoma intraductal adalah jenis
kanker payudara non-invasif yang paling umum. DCIS berarti bahwa sel-sel kanker berada di
dalam saluran tetapi belum menyebar melalui dinding saluran ke dalam payudara di jaringan
sekitarnya.
2. Lobular karsinoma in situ
Merupakan lobular neoplasia yang diklasifikasikan sebagai jenis kanker payudara noninvasif. Kanker ini dimulai dalam kelenjar susu tetapi tidak tumbuh melalui dinding lobulus.
Kebanyakan spesialis kanker payudara berpikir bahwa LCIS sendiri tidak menjadi kanker
invasif, tetapi wanita dengan kondisi ini memiliki resiko yang lebih tinggi dapat menjadi
invasif.
3. Invasif (atau infiltratif) karsinoma duktal
Merupakan jenis kanker payudara yang paling umum. Invasif (atau infiltratif) karsinoma
duktal (IDC) dimulai dari sebuah bagian saluran susu dari payudara, menerobos dinding
saluran, dan tumbuh ke dalam jaringan lemak payudara. Pada titik ini, mungkin dapat
menyebar (metastasis) ke bagian lain dari tubuh melalui sistem limfatik dan aliran darah.
Sekitar 8 dari 10 kanker payudara invasif adalah infiltratif karsinoma duktal.
4. Invasif (atau infiltrating) lobular carcinoma
Karsinoma invasif lobular (ILC) mulai di kelenjar susu (lobulus). Seperti IDC, dapat
menyebar (metastasis) ke bagian lain dari tubuh. Sekitar 1 dari 10 payudara invasif kanker
adalah ILC. Lobular carcinoma invasif lebih sulit untuk dideteksi oleh mammogram dari
karsinoma duktal invasif.
Mastektomi sendiri adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut
& Pressman, 1992 dalam id.wikipedia.org) :
a. Modified Radical Mastectomy
yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang
selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy
yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
c. Radical Mastectomy
yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu
pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.
Operasi
ini
selalu
diikuti
dengan
pemberian
radioterapi.
Biasanya
lumpectomy
direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir
payudara. Terapi radiasi biasanya diberikan setelah operasi payudara. Wanita tersebut dapat
a)
b)
c)
d)
2. Stadium II
Kanker ini lebih besar dan atau sudah menyebar ke beberapa kelenjar getah
bening di dekatnya. Terapi Lokal: pilihan terapi bedah dan radiasi untuk tumor sadium II
mirip dengan tumor stadium I, terapi radiasi dapat dilakukan setelah mastektomi jika tumor
telah membesar (lebih dari 5 cm) atau sel kanker ditemukan di beberapa kelenjar getah
bening.
Terapi Ajuvan sistemik: terapi ajuvan sistemik dianjurkan untuk wanita
dengan kanker payudara stadium II. Hal ini melibatkan terapi hormon, kemoterapi,
trastuzumab, atau beberapa kombinasi tersebut, tergantung pada usia pasien, status reseptor
estrogen, dan HER2/neu status. Neoadjuvant Terapi: Pilihan bagi beberapa wanita yang ingin
terapi payudara untuk tumor lebih besar dari 2 cm adalah kemoterapi neoadjuvant (sebelum
operasi), terapi hormon, dan/atau trastuzumab untuk mengecilkan tumor. Jika pengobatan
neoadjuvant dapat mengecilkan tumor, wanita tersebut mungkin harus operasi payudara
(seperti lumpectomy) diikuti dengan terapi radiasi, serta terapi hormon jika tumor adalah
hormon reseptor-positif. Jika tumor besar, maka mastektomi mungkin diperlukan. Hal ini
dapat diikuti oleh kemoterapi yang berbeda. Terapi radiasi mungkin diperlukan jika tumor
besar (lebih dari 2 inci) atau jika kelenjar getah bening mengandung kanker. Radiasi biasanya
diberikan setelah operasi. Terapi hormon mungkin diberikan jika tumor adalah hormon
reseptor-positif. Terapi hormon dapat diberikan baik sebelum dan sesudah operasi.
3. Stadium III
Perawatan lokal untuk beberapa jenis kanker payudara stadium IIIA sebagian
besar sama dengan stadium II kanker payudara. Kanker dihilangkan dengan operasi payudara
(seperti lumpectomy) diikuti dengan terapi radiasi, atau dengan mastektomi radikal yang
dimodifikasi (dengan atau tanpa rekonstruksi payudara). Sentinel biopsi kelenjar getah
bening atau kelenjar getah bening aksila pembedahan juga dilakukan. Terapi radiasi dapat
digunakan setelah mastektomi jika tumor besar (lebih dari 5 cm di seluruh) atau ditemukan
telah menyebar ke beberapa kelenjar getah bening. Pembedahan biasanya diikuti dengan
kemoterapi ajuvan sistemik, dan atau terapi hormon, dan atau trastuzumab. Stadium III
kanker sering diobati dengan neo adjuvant kemoterapi (sebelum operasi). Mastektomi
dilakukan dengan pengangkatan kelenjar getah bening aksila (suatu diseksi kelenjar getah
bening ketiak).
4. Stadium IV
Stadium IV kanker telah menyebar ke luar kelenjar payudara dan getah bening
ke bagian lain dari tubuh. Meskipun operasi dan atau radiasi mungkin berguna dalam
beberapa situasi, operasi tersebut sangat tidak mungkin untuk menyembuhkan kanker ini,
sehingga terapi sistemik adalah pengobatan utama. Hal ini tergantung pada banyak faktor,
yang dapat terdiri dari terapi hormon, kemoterapi, sasaran terapi seperti trastuzumab
(Herceptin) atau lapatinib (Tykerb), atau beberapa kombinasi dari perawatan ini. Trastuzumab
dapat membantu wanita dengan kanker HER2-positif hidup lebih lama jika diberikan dengan
kemoterapi pertama untuk penyakit stadium IV. Hal ini belum diketahui apakah juga harus
diberikan pada waktu yang sama dengan terapi hormon, atau berapa lama seorang wanita
harus melakukan terapi (American Cancer Society, 2010).
F. Cara Pencegahan
1. Pencegahan primordial
Upaya ini dimaksudkan dengan memberi kondisi pada masyarakat yang
memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan
faktor risiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya merupakan
upaya dari pihak kesehatan saja, misalnya menciptakan prakondisi sehingga masyarakat
merasa bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik, dan mempromosikan program
berolahraga secara teratur serta melakukan salah satu bentuk promosi kesehatan yang
ditujukan pada orang yang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang yang memiliki resiko
untuk terkena kanker payudara melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada
berbagai faktor resiko. Beberapa cara yang dilakukan adalah :
a.
Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena banyak
mengandung vitamin, seperti beta karoten, vitamin c, mineral, klorofil, dan fitonutrien
b.
c.
bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar dengan feses.
d. Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai selain mengandung flonoid yang
berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang berfungsi sebagai
estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati iini akan menempel pada reseptor estrogen selsel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel
pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
e. Kurangi makan makanan yang diasinkan, dibakar, diasap atau diawetkan dengan nitrit.
Makanan tersebut dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat berubah menjadi
karsinogen aktif.
f. Hindari alkohol dan rokok.
g. Pengontrolan berat badan dengan diet seimbang dan olahraga akan mengurangi resiko
terkena kanker payudara.
h. Upayakan pola hidup yang seimbang seperti menghindari gaya hidup yang
i.
sering
mengkonsumsi makanan tinggi lemak, makanan cepat saji dan usahakan olahraga teratur.
Hindari stress.
Kaum perempuan harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudaranya.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut, ada cara sederhana yang disebut
"SADARI" atau periksa payudara sendiri. Pada wanita produktif, SADARI harus dilakukan
sebulan sekali, 5-7 hari setelah haid berakhir, karena saat ini pengaruh hormonal estrogen
progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak
oedema sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan.
3. Pecegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut
akibat kanker payudara dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap
kanker payudara, dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala.
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi
kanker payudara.( Anonim, 2010 ).
G. Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor risiko adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kesempatan seseorang
mendapatkan penyakit, seperti kanker. Faktor Resiko Kanker Payudara :
1. Gender
Wanita memiliki faktor resiko lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini dipengaruhi oleh adanya
hormon estrogen dan progesteron pada wanita. Pria dapat terkena kanker payudara, tetapi
rasionya 100 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki.
2. Umur
Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 1 dari 8
kanker payudara yang ditemukan pada wanita dibawah 45 tahun, sementara sekitar 2 dari 3
kanker payudara ditemukan pada wanita usia 55 tahun atau lebih.
3. Genetik
Sekitar 5%-10% dari kanker payudara diturunkan, yang disebabkan secara langsung dari
kerusakan gen/mutasi warisan dari orang tuanya. BRCA 1 dan BRCA2 : Pada sel normal, gen
ini membantu mencegah kanker dengan membuat protein yang membantu menjaga sel-sel
tumbuh abnormal.Jika seseorang mewarisi gen ini dari orang tua maka memiliki resiko
terkena kanker payudara.
4. Riwayat keluarga
Resiko pada wanita yang memiliki ibu atau saudara wanita yang terkena kanker payudara
adalah dua kali lipat dari pada wanita yang memiliki ibu dan saudara wanita yang terkena
kanker payudara memiliki resiko 3 kali lipat terkena kanker payudara (Petrakis, 1982).
5. Sejarah kanker payudara
Seorang wanita yang terkena kanker payudara pada salah satu bagiannya memiliki resiko 3-4
kali lipat perkembangan kanker payudara di bagian yang lainnya atau pada bagian payudara
yang sama.
6. Ras dan Etnis
Wanita kulit putih memiliki resiko lebih besar daripada wanita Afrika-Amerika. Wanita kulit
hitam cenderung memiliki tumor lebih agresif. Asia, Hispanik, dan wanita asli Amerika
memiliki resiko lebih rendah terkena dan meninggal karena kanker payudara.
7. Jaringan payudara yang padat
Perempuan dengan jaringan padat payudara memiliki jaringan kelenjar banyak dan jaringan
lemak kurang, dan memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara. Jaringan payudara padat
membuat dokter lebih sulit menemukan masalah pada mammogram.
8. Lobular Karsinoma In Situ ( LCIS)
Wanita dengan LCIS memiliki peningkatan resiko 7-11 kali lipat terkena kanker payudara.
9. Periode Menstruasi
Wanita yang mulai menstruasi pada usia dini (sebelum usia 12 tahun) dan atau mengalami
menopause setelah umur 55 tahun mempunyai resiko sedikit lebih tinggi terkena kanker
payudara. Hal ini dimungkinkan karena terkait dengan paparan hormon estrogen dan
progesteron.
10. Radiasi
Wanita yang melakukan terapi radiasi pada daerah dada termasuk payudara sebelum usia 30
tahun meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Hal ini termasuk wanita yang diradiasi
karena lymphoma Hodgkin. Studi menunjukkan bahwa wanita muda yang melakukan rediasi
memiliki resiko yang lebih tinggi terkena kanker payudara (National Cancer Institute. 2009).
11. Status Pernikahan
Wanita yang tidak memiliki anak atau yang memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun
memiliki resiko kanker payudara sedikit lebih tinggi.
12. Kontrasepsi Oral
Studi menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral (pil KB) mempunyai
resiko sedikit lebih besar terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak pernah
menggunakan pil KB.
13. Menyusui
Studi menunjukkan bahwa menyusui bisa mengurangi resiko kanker payudara, terutama jika
menyusui selama 1 sampai 2 tahun.
14. Alkohol
Penggunaan alkohol dikaitkan dengan peningkatan resiko terkena kanker payudara.
15. Obesitas
Obesitas meningkatkan resiko kanker payudara, terutama bagi perempuan setelah
menopause. Sebelum menopause ovarium wanita memproduksi estrogen, dan jaringan lemak
menghasilkan estrogen. Setelah menopause (ovarium berhenti menghasilkan estrogen),
sebagian besar estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Wanita yang memiliki jaringan
lemak lebih banyak setelah menopause dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara
karena kadar estrogen meningkat.
16. Olahraga
Aktivitas fisik dalam bentuk latihan mengurangi resiko kanker payudara. Penelitian yang
dilakukan oleh Womens Health Initiative (WHI) 1,5-2,5 jam per minggu dari jalan cepat
mengurangi resiko seorang wanita sebesar 18%. Berjalan 10 jam seminggu mengurangi
resiko kanker payudara lebih banyak. American Cancer Society merekomendasikan 45-60
menit aktivitas fisik selama 5 kali atau lebih dalam seminggu.
2.
yang
masuk
ke
dalam
darah
melalui
asap
rokok
mampu
and
Gynecologists
(1989)
dalam
Feig
(2001),
smear
dianjurkan
untuk
tidak
melakukan
pencucian
vagina
dan
pemeriksaan
pap
smear
yaitu
dilakukan
dengan
cara
atas ranjang pemeriksaan seperti untuk Pap smear dan asam asetat
dioleskan pada leher rahim. Dokterkandungan dan kebidanan
akan
rahim
yang
diperiksa.
Metode
tersebut
memiliki
sejumlah
b.
c.
Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan
pencahayaan yang cukup.
d.
Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan
ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
e.
Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah
untuk menyerapnya.
f.
Pemeriksaan
payudara
dapat
dilakukan
dengan melihat
Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan
maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot
atau fascia dibawahnya.
Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
payudara.
Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah
axilla.
2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
Tahap 1. Persiapan
Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian
yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah
kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan
.Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan
atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical
Strip dan Circular.
Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari
tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker system
reproduksi
adalah
penyakit
pada
system
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti tentang skrining untuk
2.
dan penyakit sistemek yang meliputi kanker system reproduksi dan tes
deteksi dini yang menyertainnya dan dapat memberikan pelayanan yang
terbaik bagi klien serta mampu memberikan asuhan secara komprehensif.
3. Bagi institusi
Diharapkan institusi dapat mengajarkan ilmu kepada mahasiswanya
bagaimana cara penerapan tentang skrining untuk keganasan dan
penyakit sistemek yang meliputi kanker system reproduksi dan tes deteksi
dini yang menyertainnya
4. Bagi pengajar
Diharapkan dengan adanya teori dan buku-buku yang tersedia
dapat mengajarkan kepada masiswa mengenai skrining untuk keganasan
dan penyakit sistemek yang meliputi kanker system reproduksi dan tes
deteksi dini yang menyertainnya.
Daftar Pustaka
Novel,
Sinta
S.
Papillomavirus.
Setiati
Eni.
Yogyakarta:
dkk.
2009.
Kanker
Serviks
dan
Infeksi
Human
Pembunuh
Wanita.
2009.
Waspadai
Kanker
Ganas
CV.Andi Offset
dini-kanker-serviks-by-agus-widiawati-s-km/
http://dianhusadariapujiningrum.blogspot.com/2011/04/pemeriksaanpayudarasendiri-sadari.html
http://www.dokterku-online.com/index.php/article/96-manfaat-pap-smearbagikesehatan-reproduksihttp://alzeinsi.blogspot.com/2012/05/makalahkanker-payudara-breast-cancer.html
http://lung-zone.blogspot.com/2012/11/kesehatan-reproduksi-skriningkeganasan.html