TINJAUAN PUSTAKA
5
6
adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-
benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006).
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi
kirakira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip
dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda,
dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat
yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang (
Price, 2006 ). Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran
langsung kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran
darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman
terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering
menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap
yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif.
Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon
neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas
melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup
gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari
tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang
di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock. Respon metabolisme juga
terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk memproduksi energi.
Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di pakai
untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna
mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi
kebutuhan untuk fungsi yang optimal. Kanker payudara tersebut
menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun yang jauh
antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi
benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada
organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer,
2008).
14
15
16
7. Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian
dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya,
sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ
atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya
dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis
dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi
atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan,
scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun
yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan
klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International
Union Against Cancer dari World Health Organization)/ AJCC
(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American
Cancer Society dan American College of Surgeons) (Rukiyah, 2012).
a. Stadium 1
Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2 cm dan tidak dapat
terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan
pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat
menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium
ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70 %.
b. Stadium 2
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Biasanya besarnya
benjolan kanker sudah lebih dari 2 bahkan bisa sampai 5 cm dan
tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak. Atau bisa
juga ukuran kanker sudah mencapai 5 cm tapi belum menyebar
kemana-mana. Biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel
kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi
17
c. Radical Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kaker. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
radioterapi Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien
yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir
payudara.
2. Radiasi
a. Penyinaran / radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang
terkena kanker menggunakan sinar x dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara
setelah operasi.
b. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang,
warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
a. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi
juga di seluruh tubuh.
b. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah
serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.
4. Therapy Hormon
Hal ini dikenal sebagai ‘Therapy anti-estrogen’ yang system kerjanya
memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara.
5. Pengobatan Herceptin
Adalah therapy biological yang dikenal aktif melawan HER2-positive
pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III, dan IV
19
tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang
saudara langsung.
2. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker
payudara atau ovarium dibawah 40 tahun.
3. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker
payudara atau ovarium.
4. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
d. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
2. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
3. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-
tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
6. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
9. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
e. Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa
pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.
24
2. Nutrisi – Metabolik
3. Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
4. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
5. Aktivitas dan Latihan
6. Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
7. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.
8. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
9. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri,
malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
10. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
11. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
12. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
13. Nilai dan Keyakinan
25
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC:Anxiety Reduction
dengan diagnosa, Anxiety control (penurunan kecemasan)
pengobatan, dan Coping Gunakan pendekatan yang
prognosanya Kriteria Hasil : menenangkan
Klien mampu Nyatakan dengan jelas
mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku
mengungkapkan gejala pasien
cemas Jelaskan semua prosedur
Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan
mengungkapkan dan selama prosedur
menunjukkan tehnik Temani pasien untuk
untuk mengontol cemas memberikan keamanan dan
Vital sign dalam batas mengurangi takut
normal Berikan informasi faktual
Postur tubuh, ekspresi mengenai diagnosis,
wajah, bahasa tubuh tindakan prognosis
dan tingkat aktivitas Dorong keluarga untuk
menunjukkan menemani anak
berkurangnya Lakukan back / neck rub
kecemasan
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
33
infeksi.dan melaporkan
kecurigaan infeksi.
Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan pada pra operasi pada pasien kanker payudara
MASALAH NOC NIC
KEPERAWATAN
Cemas Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
Coping kecemasan)
Kriteria Hasil : Gunakan pendekatan yang
Klien mampu menenangkan
mengidentifikasi dan Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan harapan terhadap pelaku
gejala cemas pasien
Mengidentifikasi, Jelaskan semua prosedur dan
mengungkapkan dan apa yang dirasakan selama
menunjukkan tehnik prosedur
untuk mengontol Temani pasien untuk
cemas memberikan keamanan dan
Vital sign dalam batas mengurangi takut
normal Berikan informasi faktual
Postur tubuh, ekspresi mengenai diagnosis, tindakan
wajah, bahasa tubuh prognosis
dan tingkat aktivitas Dorong keluarga untuk
menunjukkan menemani anak
berkurangnya Lakukan back / neck rub
kecemasan
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk
38
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process
Kowlwdge : disease Kaji tingkat pengetahuan
process klien dan keluarga tentang
Kowledge : health proses penyakit
Behavior Jelaskan tentang patofisiologi
Kriteria Hasil : penyakit, tanda dan gejala
Pasien dan keluarga serta penyebabnya
menyatakan Sediakan informasi tentang
pemahaman tentang kondisi klien
penyakit, kondisi, Berikan informasi tentang
prognosis dan perkembangan klien
program pengobatan Diskusikan perubahan gaya
Pasien dan keluarga hidup yang mungkin
mampu melaksanakan diperlukan untuk mencegah
prosedur yang komplikasi di masa yang akan
dijelaskan secara datang dan atau kontrol proses
benar penyakit
Pasien dan keluarga Jelaskan alasan
mampu menjelaskan dilaksanakannya tindakan atau
kembali apa yang terapi
dijelaskan perawat/tim Gambarkan komplikasi yang
kesehatan lainnya mungkin terjadi
Anjurkan klien untuk
39
Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan pada intra operasi pada pasien kanker payudara
MASALAH NOC NIC
KEPERAWATAN
resiko perdarahan Setelah dilakukan Pantau tanda dan gejala
askep …. jam perawat perdarahan post operasi
akan menangani atau Monitor V/SPantau laborat Hb,
mengurangi HMT. AT
komplikasi dari pada kolaborasi untuk tranfusi bila
perdarahan dan klien terjadi perdarahan (hb < 10
mengalami gr%)
peningkatan Hb/> 10 Kolaborasi dengan dokter
gr % untuk terapinya
Pantau daerah yang dilakukan
operasi
Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan pada post operasi pada pasien kanker payudara
MASALAH NOC NIC
KEPERAWATAN
Resiko cidera Mencegah Jatuh : Manajemen Lingkungan
Kaji penyebab ciptakan lingkungan yang
defisit fisik pasien - aman bagi pasien
Kaji karakteristik identifilasi kebutuhan rasa
lingkungan yang aman bagi pasien berdasarkan
menyebabkan jatuh tingkat fungsi fisik dan
Monitor gaya jalan kognitif dan riwayat perilaku
pasien, masa lalu
keseimbangan, jauhkan lingkungan yang
tingkat kelelahan mengancam
45
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dan
perubahan vital sign
alat.
Lakukan perawatan luka dan
dresing infus,DC setiap hari.
Tingkatkan intake nutrisi. Dan
cairan yang adekuatberikan
antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal.
Monitor hitung granulosit dan
WBC.
Monitor kerentanan terhadap
infeksi.
Pertahankan teknik aseptik
untuk setiap tindakan.
Inspeksi kulit dan mebran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase.
Inspeksi keadaan luka dan
sekitarnya
Monitor perubahan tingkat
energi.
Dorong klien untuk
meningkatkan mobilitas dan
latihan.
Instruksikan klien untuk
minum antibiotik sesuai
program.
Ajarkan keluarga/klien
49