Anda di halaman 1dari 45

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anatomi Fisiologi Payudara

Gambar 2.1 Anatomi Payudara


(Sumber : www.bukupedia.net)

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah


kulit,diatas otot dada.Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya
kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama yaitu:
1. Korpus
Korpus (badan ) yaitu bagian yang membesar. Alveolus, yaitu unit terkecil
yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan
lemak, sel plasma, sel otot polos, dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus. Lobus,yaitu beberapa lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.ASI disalurkan dari alveolus ke

5
6

dalam saluran kecil(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung


membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2. Areola
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah sinus laktiferus, yaitu
saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam
putingndan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-
saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
3. Papilla / Puting
Papila atau Puting,yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Bentuk puting ada 4, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang
dan terbenam (inverted).
B. Konsep Teori Kanker Payudara
1. Definisi
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari parenkim,
stoma areola, dan papila mamae (Taufan Nugroho,2011). Kanker
payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar
dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Medicastore, 2011).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar
payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya
yang tumbuh infiltratif, destruktif, serta dapat bermetastase (Suryana,
2008). Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang
ganas yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari
gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya
garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah berkembang,
tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi
merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
7

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak


ditemukan di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49
tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Manjoer, 2008)
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral
atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut
tonjolan spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai
20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papila
mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes
Anterior dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari
arteri aksilaris dan beberapa arteri Interkostalis.
2. Jenis-jenis Kanker Payudara
Pada dasarnya ada beberapa jenis kanker payudara, berbagai kanker
payudara yang dimaksud (Manan, 2013) adalah sebagai berikut:
a. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ adalah kanker yang masih berada di tempatnya.
Karsinoma in situ merupakan kanker dini yang belum menyebar
maupun menyusup keluar dari tempat asalnya.
b. Karsinoma Duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang
menuju puting susu. Sekitar 90 % kanker payudara merupakan
karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah
masa menopause. Terkadang kanker itu dapat diraba. Pada
pemeriksaan mammogram, kanker tersebut tampak sebagai bintik-
bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi). Biasanya, kanker
ini terbatas di daerah tertentu di payudara, yang bisa diangkat secara
keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35 % penderita
karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada
payudara yang sama).
c. Karsinoma Lobuler
8

Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, dan biasanya


terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak
terlihat pada mammogram. Meskipun begitu, kanker tersebut biasa
ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan
untuk keperluan lain. Sekitar 25-30 % penderita karsinoma lobuler
akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama ataupun
payudara lainnya, bahkan kedua payudara).
d. Kanker Invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya. Kanker ini bisa terlokalisir (terbatas pada payudara)
maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80 %.
Kanker payudara invasif ialah kanker duktal, sedangkan 10 % adalah
kanker lobuler.
e. Karsinoma Meduler
Kanker tersebut berasal dari kelenjar susu.
f. Karsinoma Tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
3. Etiologi
Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita
menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. menurut Pamungkas
(2011) adalah sebagai berikut:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dihindari
1. Jenis Kelamin
Wanita adalah resiko utama kanker payudara. Pria juga bisa
mengidap namun perbandingannya adalah seratus banding satu.
2. Usia
Sekitar dua dari tiga wanita menderita kanker payudara yang
berusia diatas 55 tahun sedangkan 1 dari 8 wanita menderita
kanker payudara yang berumur di bawah 45 tahun.
3. Pernah Menderita Kanker Payudara
9

Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif


beresiko tinggi menderita kanker payudara. Setelah payudara yang
terkena kanker diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada
payudara yang sehat meningkat sebsesar 0,5-1% per tahun.
4. Riwayat Keluarga
Wanita yang mempunyai ibu, saudara perempuan, dan anak yang
menderita kanker, ternyata memiliki resiko 3 kali lebih besa untuk
menderita kanker payudara.
5. Faktor Genetik Dan Hormonal Diketahui bahwa dua varian gen
yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu
BRCA1 dan BRCA2. Jika seseorang wanita memiliki salah satu
dari gen tersebut, maka ia berkemungkinan besar menderita kanker
payudara. Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya
kanker paydara, yakni p53, BARD1, BRCA3, dan Noey2, ATM,
CHEK2, PTEN,. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa
kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara
genetik mengalami kerusakan.
6. Pernah Menderita Penyakit Payudara Nonkanker
Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita
yang pernah menderita penyakit payudara nonkanker yang
menyebabkan bertambahnya jumlah saluran air susu dan terjadinya
kelainan struktur jaringan payudara (hiperflasia atifik).
7. Menarche
Semakin dini menarche, semakin besar resiko wanita menderita
kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4
kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarche sebelum
usia 12 tahun.
8. Ras
mungkin adalah bahwa wanita Afrika-Amerika mempunyai tumor
yang berkembang lebih cepat.
10

9. Tingkat ketebalan jaringan payudara


Jaringan payudara yang tebal menandakan terdapatnya jaringan
kelenjar yang lebih banyak dan jaringan lemak yang lebih sedikit
b. Faktor resiko yang bisa dihindari
1. Pemakaian Pil KB Atau Terapi Sulih Esterogen
Belum diketahui seberapa lama efek pil setelah pemakaian pil
dihentikan. Sepertinya, terapi sulih esterogen yang dijalani
selama lebih dari 5 tahun sedikit meningkatkan resiko kanker
payudara. Dan, resikonya meningkat jika pemakaiannya
berlangsung lebih lama.
2. Obesitas Pasca Menopause
Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih
diperdebatkan. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa
obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara dikarenakan
tigginya kadar esterogen pada wanita yang mengalami obesitas.
3. Pemakaian Alkohol
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara.
4. Bahan Kimia
Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa pemaparan bahan
kimia yang menyerupai esterogen (yang terdapat pada pestisida
dan produk industri lainnya) berkemungkinan meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara.
5. Des (Dietilstilbestrol)
Wanita yang menkonsumsi des guna mencegah keguguran
beresiko tinggi menderita kanker payudara.
6. Penyinaran
Pemaparan terhadap penyinaran, terutama penyinaran pada dada,
semasa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker
payudara.
11

c. Faktor Resiko yang tidak pasti


1. Makanan tinggi lemak
2. Penggunaan bra dan antikeringat
3. Susuk payudara
4. Asap rokok
5. Bekerja malam
6. Wanita berkulit putih akan lebih rendah terkena resiko kanker
payudara dibandingkan wanita Afrika-Amerika. Dan, wanita
Afrika-Amerika kemungkinan besar mati karena kanker ini.
Alasan yang tampaknya paling
4. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat ( 2005 ), komplikasi kanker payudara adalah :
a. Gangguan Neurovaskuler
b. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang
panjang.
c. Fraktur patologi
d. Fibrosis payudara
e. Kematian
5. Manifestasi Klinik
Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak
teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi pada keras.
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah
kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas
yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri
tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang
12

ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang


lebih lanjut.
Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanita yang
mencari bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa
saja tidak mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang
dapat diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan
mammografi. Banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan
medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka
baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada kulit payudara
yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada
dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di kulit dapat
dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda –
tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada
tahap lanjut. Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan
pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan
( Smeltzer, 2002 )
6. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara
lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan
mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan
epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara . Kanker
payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada
sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan
sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma insitu dan
menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup
besar untuk dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ).
Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah
bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba,
biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi
13

adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-
benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006).
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi
kirakira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip
dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda,
dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat
yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang (
Price, 2006 ). Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran
langsung kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran
darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman
terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering
menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap
yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif.
Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon
neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas
melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup
gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari
tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang
di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock. Respon metabolisme juga
terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk memproduksi energi.
Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di pakai
untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna
mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi
kebutuhan untuk fungsi yang optimal. Kanker payudara tersebut
menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun yang jauh
antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi
benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada
organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer,
2008).
14
15
16

7. Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian
dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya,
sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ
atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya
dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis
dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi
atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan,
scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun
yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan
klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International
Union Against Cancer dari World Health Organization)/ AJCC
(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American
Cancer Society dan American College of Surgeons) (Rukiyah, 2012).
a. Stadium 1
Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2 cm dan tidak dapat
terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan
pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat
menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium
ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70 %.
b. Stadium 2
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Biasanya besarnya
benjolan kanker sudah lebih dari 2 bahkan bisa sampai 5 cm dan
tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak. Atau bisa
juga ukuran kanker sudah mencapai 5 cm tapi belum menyebar
kemana-mana. Biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel
kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi
17

dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker


yang tertinggal.
c. Stadium 3A
Menurut data dari Depkes, 87 % kanker payudara ditemukan di
stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan
sudah menyebar ke kelenjar limfa.
d. Stadium 3 B
Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan
mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Selain itu
juga penyebarannya juga sudah menyerang secara tuntas kelenjar
limfa. Jika sudah demikian tidak ada alternatif lain selain
pengangkatan payudara.
e. Stadium 4
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuhlainnya,
biasanya tulang, paru-paru, hati atau otak. Atau bisa juga menyerang
kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Sama seperti
stadium 3, tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan
payudara.
8. Pengobatan
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak
tergantung pada stadium klinik penyakit (Nugroho, 2011) yaitu:
1. Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi:
a. Modified Radical Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di
tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di
sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjar di ketiak.
18

c. Radical Mastectomy
Yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kaker. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
radioterapi Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien
yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir
payudara.
2. Radiasi
a. Penyinaran / radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang
terkena kanker menggunakan sinar x dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara
setelah operasi.
b. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang,
warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
a. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi
juga di seluruh tubuh.
b. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah
serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.
4. Therapy Hormon
Hal ini dikenal sebagai ‘Therapy anti-estrogen’ yang system kerjanya
memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara.
5. Pengobatan Herceptin
Adalah therapy biological yang dikenal aktif melawan HER2-positive
pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III, dan IV
19

dengan penyebaran sel cancernya.Yaitu operasi pengangkatan


sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu
pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker,
bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
9. Efek Samping Pengobatan
Efek samping dari pengobatan pasien kanker payudara yaitu pada
kemoterapi. Efek samping yang paling umum pada fisik adalah kelelahan
atau merasa letih. Sebagian pengobatan bisa membuat tubuh dehidrasi atau
menyebabkan sulit buang air besar. Beberapa efek samping lainnya seperti
anemia, diare, kelelahan, masalah kesuburan, perubahan rambut,infeksi,
kehilangan daya ingat, luka pada mulut dan keongkongan, perubahan pada
kuku, mual, perubahan dalam merasa dan membau, muntah, perubahan
berat badan.
Pada terapi radiasi yang menyebabkan reaksi kulit penderita seperti
terbakar matahari, dengan warna kemerah-merahan dari yang ringan
hingga moderat, dengan rasa gatal, terbakar, sakit, dan mungkin bisa
mengelupas. Tidak seperti yang terjadi pada kulit yang terbakar matahari,
kulit akan secara perlahan-lahan dan mungkin hanya dalam potongan kecil
saja. Selain pada kulit, efek samping terjadi pada ketiak dengan timbulnya
rasa tidak nyaman, nyeri pada dada, kelelahan, masalah jantung,
menurunnya sel darah putih, juga masalah pada paru-paru (Zaviera, 2011).
Menurut Oetami dkk (2014) gangguan emosi ialah menangis,
kecemasan berupa khawatir memikirkan dampak pengobatan, tidak
merasa malu menderita kanker payudara, tidak merasa harga diri menurun
berupa pesimis dalam menjalani kehidupan, tidak mengalami stress, dan
tidak mengalami reaksi amarah berupa tidak suka melaksanakan
pengobatan.
20

10. Metode Deteksi Dini


Pendektesian kanker payudara sedini mungkin merupakan faktor
penting dalam menanggulangi kanker payudara. Oleh karena kanker
payudara merupakan jenis kanker yang mudah dideteksi. Untuk
menemukan kanker pada stadium awal dilakukan dengan pemeriksaan
medis antara lain :
a. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
b. Pemeriksaan payudara secara klinis (SARARI).
c. Pemeriksaan mammografi – adalah foto payudara True-cut
(pengambilan jaringan dengan jarum ukuran besar).
d. Biopsi terbuka – adalah prosedur pengambilan jaringan dengan operasi
kecil, eksisi maupun insisi yang dilakukan sebagai diagnosis pre
operatif ataupun durante operationam.
e. Terapi – Untuk meningkatkan angka harapan hidup, pembedahan
biasanya diikuti dengan terapi. Misalnya terapi radiasi, terapi hormon,
kemoterapi, dan terapi imunologik.
f. dengan alat khusus.
g. Biopsi aspirasi.
11. Penatalaksanaan
Menurut (Smeltzer, 2002) penatalaksanaan kanker payudara adalah:
1. Pengobatan lokal kanker payudara
Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker lokal:
a. Mastektomi radikal modifikasi
b. Bedah dengan menyelamatkan payudara, adalah: mastektomi,
limfektomi (pengangkatan jaringan kanker dan sejumlah kecil
jaringan sekitarnya dengan kulit lapisan atas tetap di tempatnya)
2. Terapi radiasi Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa
tumor untuk mengurangi kecenderungan kambuh dan menyingkirkan
kanker resudial
3. Rekontruksi / pembedahan
21

Rekontruksi/ pembedahan ini dilakukan tindakan pembedahan


tergantung pada stadium 1 dan 11 lakukan mastektomi radikal, bila
ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemoterapi
ajuvan. Dapat juga dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti
radisi tumor bed.Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral
4. Terapi Hormonal Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan
sekresi hormon esterogen
5. Tranplantasi sumsum tulangTranplantasi sumsung tulang pada tahap
ini prosedur yang di lakukan adalah pengangkatan sumsum tulang dan
memberikan kemoterapi dosis tinggi, sumsum tulang pasien yang di
pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan ke IV.

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa,
agama, status perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan
penanggung jawab.
2. Keluhan utama klien
Nyeri pada payudara
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang
dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin
mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai
membesar.
c. Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting
susu pada wanita yang tidak hamil.
22

d. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma


menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting
kulit.
e. Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu
makan , mual, muntah, ansietas.
f. Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam
kulit, dan ulserasi.
b. Riwayat penyakit dahulu
1. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti
penyakit payudara jinak ,hyperplasia tipikal.
2. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proliferative mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami
kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai
resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini
3. Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian
hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun)seperti
estrogen suplemen.
4. Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.
5. Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan
yang memakai penyedap dan pengawet.
6. Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi
pertama pada usia yang relative mudah dan menopause pada usia
yang relative lebih tua
7. Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah
melahirkan), infertilitas, dan melahirkan anak pertama pada usia
yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak menyusui
c. Riwayat kesehatan keluarga
1. Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu,
anak perempuan serta saudara perempuan. Risikonya meningkat
dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60
23

tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang
saudara langsung.
2. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker
payudara atau ovarium dibawah 40 tahun.
3. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker
payudara atau ovarium.
4. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
d. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
2. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
3. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-
tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
6. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
9. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
e. Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa
pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.
24

2. Nutrisi – Metabolik
3. Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
4. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
5. Aktivitas dan Latihan
6. Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
7. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.
8. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
9. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri,
malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
10. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
11. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
12. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
13. Nilai dan Keyakinan
25

Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya


dengan lapang dada.
f. Pemeriksaan Diagnmmostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
5. sinar X dada
6. Masalah Keperawatan yang mungkin Muncul
7. Intervensi Keperawatan
8. Evaluasi
2. Masalah keperawatan
a. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan kanker
payudara
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pembedahan, mis; anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
jaringan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh primer menurun,
prosedur invasive, penyakit
5. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan
prognosanya .
6. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan
kurang pemajanan informasi
7. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan
fungsi tubuh
8. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian
tubuh, perubahan dalam citra diri
26

b. Masalah keperawatan pada pra operasi pada pasien kanker payudara


1. Cemas
2. Kurang pengetahuan
3. Nyeri akut
c. Masalah keperawatan pada intra operasi pada pasien kanker payudara
1. Resiko perdarahan
2. Resiko Infeksi
d. Masalah keperawatan pada pos operasi pada pasien kanker payudara
1. Hipotermi
2. Resiko cidera
3. Resiko infeksi
3. Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan pada pasien dengan kanker Payudara:
DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh Nutritional Status : food Nutrition Management
berhubungan dengan and Fluid Intake  Kaji adanya alergi makanan
pembedahan, mis; Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli gizi
anoreksia Adanya peningkatan untuk menentukan jumlah
berat badan sesuai kalori dan nutrisi yang
dengan tujuan dibutuhkan pasien.
Berat badan ideal sesuai  Anjurkan pasien untuk
dengan tinggi badan meningkatkan intake Fe
Mampu  Anjurkan pasien untuk
mengidentifikasi meningkatkan protein dan
kebutuhan nutrisi vitamin C
Tidak ada tanda tanda  Ajarkan pasien bagaimana
malnutrisi membuat catatan makanan
27

Tidak terjadi penurunan harian.


berat badan yang berarti  Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas
normal
 Monitor adanya penurunan
berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
 Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
 Monitor lingkungan selama
makan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
28

 Monitor kadar albumin,


total protein, Hb, dan kadar
Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan intake
nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

Gangguan rasa NOC : NIC :Pain Management


nyaman nyeri Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan dengan Pain control, secara komprehensif
proses pembedahan Comfort level termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi,
Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan
nyeri (tahu penyebab faktor presipitasi
nyeri, mampu  Observasi reaksi nonverbal
menggunakan tehnik dari ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk  Gunakan teknik komunikasi
mengurangi nyeri, terapeutik untuk mengetahui
mencari bantuan) pengalaman nyeri pasien
29

Melaporkan bahwa  Kaji kultur yang


nyeri berkurang dengan mempengaruhi respon nyeri
menggunakan  Evaluasi pengalaman nyeri
manajemen nyeri masa lampau
Mampu mengenali  Evaluasi bersama pasien
nyeri (skala, intensitas, dan tim kesehatan lain
frekuensi dan tanda tentang ketidakefektifan
nyeri) kontrol nyeri masa lampau
Menyatakan rasa  Bantu pasien dan keluarga
nyaman setelah nyeri untuk mencari dan
berkurang menemukan dukungan
Tanda vital  Kontrol lingkungan yang
dalam rentang normal dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
 Kurangi faktor presipitasi
nyeri
 Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
30

 Evaluasi keefektifan kontrol


nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
 Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
 Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
 Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
31

nyeri secara teratur


 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity NIC : Pressure Management
kulit berhubungan : Skin and Mucous  Anjurkan pasien untuk
dengan pengangkatan Membranes menggunakan pakaian yang
bedah jaringan Kriteria Hasil : longgar
Integritas kulit yang  Hindari kerutan padaa
baik bisa dipertahankan tempat tidur
(sensasi,  Jaga kebersihan kulit agar
elastisitas, temperatur, tetap bersih dan kering
hidrasi, pigmentasi)  Mobilisasi pasien (ubah
Tidak ada luka/lesi posisi pasien) setiap dua
pada kulit jam sekali
Perfusi jaringan baik  Monitor kulit akan adanya
Menunjukkan kemerahan
pemahaman dalam  Oleskan lotion atau
proses perbaikan kulit minyak/baby oil pada derah
dan mencegah yang tertekan
terjadinya sedera  Monitor aktivitas dan
berulang mobilisasi pasien
Mampu melindungi
 Monitor status nutrisi
kulit dan
pasien
32

mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC:Anxiety Reduction
dengan diagnosa, Anxiety control (penurunan kecemasan)
pengobatan, dan Coping  Gunakan pendekatan yang
prognosanya Kriteria Hasil : menenangkan
Klien mampu  Nyatakan dengan jelas
mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku
mengungkapkan gejala pasien
cemas  Jelaskan semua prosedur
Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan
mengungkapkan dan selama prosedur
menunjukkan tehnik  Temani pasien untuk
untuk mengontol cemas memberikan keamanan dan
Vital sign dalam batas mengurangi takut
normal  Berikan informasi faktual
Postur tubuh, ekspresi mengenai diagnosis,
wajah, bahasa tubuh tindakan prognosis
dan tingkat aktivitas  Dorong keluarga untuk
menunjukkan menemani anak
berkurangnya  Lakukan back / neck rub
kecemasan
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
33

 Dorong pasien untuk


mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
 Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Risiko infeksi b/d Setelah dilakukan askep Konrol infeksi :
adanya luka operasi, 1x30 menit tidak  Bersihkan lingkungan setelah
imunitas tubuh terdapat faktor risiko dipakai pasien lain.
menurun, prosedur infeksi dg KH:  Batasi pengunjung bila perlu
invasive  bebas dari gejala dan anjurkan u/ istirahat yang
infeksi, cukup
 angka lekosit normal  Anjurkan keluarga untuk cuci
(4-11.000) tangan sebelum dan setelah
 V/S dbn kontak dengan klien.
 Gunakan sabun anti microba
untuk mencuci tangan.
 Lakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan.
 Gunakan baju dan sarung
tangan sebagai alat
pelindung.
 Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan
alat.
 Lakukan perawatan luka dan
34

dresing infus,DC setiap hari.


 Tingkatkan intake nutrisi.
Dan cairan yang adekuat
 berikan antibiotik sesuai
program.
Proteksi terhadap infeksi
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal.
 Monitor hitung granulosit
dan WBC.
 Monitor kerentanan terhadap
infeksi.
 Pertahankan teknik aseptik
untuk setiap tindakan.
 Inspeksi kulit dan mebran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase.
 Inspeksi keadaan luka dan
sekitarnya
 Monitor perubahan tingkat
energi.
 Dorong klien untuk
meningkatkan mobilitas dan
latihan.
 Instruksikan klien untuk
minum antibiotik sesuai
program.
 Ajarkan keluarga/klien
tentang tanda dan gejala
35

infeksi.dan melaporkan
kecurigaan infeksi.

Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process


tentang penyakit, Kowlwdge : disease  Kaji tingkat pengetahuan
perawatan,pengobatan process klien dan keluarga tentang
kurang paparan Kowledge : health proses penyakit
terhadap informasi Behavior  Jelaskan tentang
Kriteria Hasil : patofisiologi penyakit,
Pasien dan keluarga tanda dan gejala serta
menyatakan penyebabnya
pemahaman tentang  Sediakan informasi tentang
penyakit, kondisi, kondisi klien
prognosis dan program  Berikan informasi tentang
pengobatan perkembangan klien
Pasien dan keluarga  Diskusikan perubahan gaya
mampu melaksanakan hidup yang mungkin
prosedur yang diperlukan untuk mencegah
dijelaskan secara benar komplikasi di masa yang
Pasien dan keluarga akan datang dan atau
mampu menjelaskan kontrol proses penyakit
kembali apa yang  Jelaskan alasan
dijelaskan perawat/tim dilaksanakannya tindakan
kesehatan lainnya atau terapi
 Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
 Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
36

 Gali sumber-sumber atau


dukungan yang ada
 Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu  Diskusikan dengan klien
berhubungan dengan dengan keadaan atau orang terdekat respon
kehilangan bagian dan dirinya. klien terhadap penyakitnya.
fungsi tubuh 2) Klien dapat  Rasional : membantu dalam
menerima efek memastikan masalah untuk
pembedahan memulai proses pemecahan
masalah
 Tinjau ulang efek
pembedahan
 Rasional : bimbingan
antisipasi dapat membantu
pasien memulai proses
adaptasi.
 Berikan dukungan emosi
klien.
 Rasional : klien bisa
menerima keadaan dirinya.
 Anjurkan keluarga klien
untuk selalu mendampingi
klien.
 Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.
37

Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan pada pra operasi pada pasien kanker payudara
MASALAH NOC NIC
KEPERAWATAN
Cemas Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
Coping kecemasan)
Kriteria Hasil :  Gunakan pendekatan yang
Klien mampu menenangkan
mengidentifikasi dan  Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan harapan terhadap pelaku
gejala cemas pasien
Mengidentifikasi,  Jelaskan semua prosedur dan
mengungkapkan dan apa yang dirasakan selama
menunjukkan tehnik prosedur
untuk mengontol  Temani pasien untuk
cemas memberikan keamanan dan
Vital sign dalam batas mengurangi takut
normal  Berikan informasi faktual
Postur tubuh, ekspresi mengenai diagnosis, tindakan
wajah, bahasa tubuh prognosis
dan tingkat aktivitas  Dorong keluarga untuk
menunjukkan menemani anak
berkurangnya  Lakukan back / neck rub
kecemasan
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
 Dorong pasien untuk
38

mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
 Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process
Kowlwdge : disease  Kaji tingkat pengetahuan
process klien dan keluarga tentang
Kowledge : health proses penyakit
Behavior  Jelaskan tentang patofisiologi
Kriteria Hasil : penyakit, tanda dan gejala
Pasien dan keluarga serta penyebabnya
menyatakan  Sediakan informasi tentang
pemahaman tentang kondisi klien
penyakit, kondisi,  Berikan informasi tentang
prognosis dan perkembangan klien
program pengobatan  Diskusikan perubahan gaya
Pasien dan keluarga hidup yang mungkin
mampu melaksanakan diperlukan untuk mencegah
prosedur yang komplikasi di masa yang akan
dijelaskan secara datang dan atau kontrol proses
benar penyakit
Pasien dan keluarga  Jelaskan alasan
mampu menjelaskan dilaksanakannya tindakan atau
kembali apa yang terapi
dijelaskan perawat/tim  Gambarkan komplikasi yang
kesehatan lainnya mungkin terjadi
 Anjurkan klien untuk
39

mencegah efek samping dari


penyakit
 Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
 Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan gejala
yang muncul pada petugas
kesehatan
Nyeri akut Setelah dilakukan NIC :
askep …. jam tingkat Pain Management
kenyamanan klien  Lakukan pengkajian nyeri
meningkat, nyeri secara komprehensif termasuk
terkontrol dengan KH: lokasi, karakteristik, durasi,
· klien melaporkan frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri berkurang, skala presipitasi
nyeri 2-3  Observasi reaksi nonverbal
· Ekspresi wajah tenang dari ketidaknyamanan
& dapat istirahat,  Gunakan teknik komunikasi
tidur. terapeutik untuk mengetahui
· v/s dbn (TD 120/80 pengalaman nyeri pasien
mmHg, N: 60-100  Kaji kultur yang
x/mnt, RR: 16- mempengaruhi respon nyeri
20x/mnt).  Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
 Evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
 Bantu pasien dan keluarga
40

untuk mencari dan


menemukan dukungan
 Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
 Kurangi faktor presipitasi
nyeri
 Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
41

sebelum pemberian obat


 Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
 Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
 Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
42

Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan pada intra operasi pada pasien kanker payudara
MASALAH NOC NIC
KEPERAWATAN
resiko perdarahan Setelah dilakukan  Pantau tanda dan gejala
askep …. jam perawat perdarahan post operasi
akan menangani atau  Monitor V/SPantau laborat Hb,
mengurangi HMT. AT
komplikasi dari pada  kolaborasi untuk tranfusi bila
perdarahan dan klien terjadi perdarahan (hb < 10
mengalami gr%)
peningkatan Hb/> 10  Kolaborasi dengan dokter
gr % untuk terapinya
 Pantau daerah yang dilakukan
operasi

Resiko infeksi Setelah dilakukan Konrol infeksi :


askep …. jam tidak  Bersihkan lingkungan setelah
terdapat faktor risiko dipakai pasien lain.
infeksi dg KH:  Batasi pengunjung bila perlu.
· bebas dari gejala  Anjurkan keluarga untuk cuci
infeksi, tangan sebelum dan setelah
· angka lekosit normal kontak dengan klien.
(4-11.000)  Gunakan sabun anti microba
· V/S dbn untuk mencuci tangan.
 Lakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan.
43

 Gunakan baju dan sarung


tangan sebagai alat pelindung.
 Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan
alat.
 Lakukan perawatan luka dan
dresing infus,DC setiap hari.
 Tingkatkan intake nutrisi. Dan
cairan yang adekuat
 berikan antibiotik sesuai
program.
Proteksi terhadap infeksi
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal.
 Monitor hitung granulosit dan
WBC.
 Monitor kerentanan terhadap
infeksi.
 Pertahankan teknik aseptik
untuk setiap tindakan.
 Inspeksi kulit dan mebran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase.
 Inspeksi keadaan luka dan
sekitarnya
 Ambil kultur jika perlu
 Dorong klien untuk intake
nutrisi dan cairan yang
adekuat.
44

 Dorong istirahat yang cukup.


 Monitor perubahan tingkat
energi.
 Dorong klien untuk
meningkatkan mobilitas dan
latihan.
 Instruksikan klien untuk
minum antibiotik sesuai
program.
 Ajarkan keluarga/klien
tentang tanda dan gejala
infeksi.
 Laporkan kecurigaan infeksi.

Intervensi Keperawatan
Masalah keperawatan pada post operasi pada pasien kanker payudara
MASALAH NOC NIC
KEPERAWATAN
Resiko cidera  Mencegah Jatuh :  Manajemen Lingkungan
 Kaji penyebab  ciptakan lingkungan yang
defisit fisik pasien - aman bagi pasien
Kaji karakteristik  identifilasi kebutuhan rasa
lingkungan yang aman bagi pasien berdasarkan
menyebabkan jatuh tingkat fungsi fisik dan
 Monitor gaya jalan kognitif dan riwayat perilaku
pasien, masa lalu
keseimbangan,  jauhkan lingkungan yang
tingkat kelelahan mengancam
45

 Berikan  jauhkan objek yang


penerangan yang berbahaya dari lingkungan
cukup  berikan side rail
 Pasang siderail  antarkan pasien selama
tempat tidur aktivitas di luar rumah sakit

hipotermi Setelah dilakukan NIC


tindakan keperawatan Temperature regulation
selama.......x.. jam
 Monitor suhu minimal tiap 2
diharapkan pasien
jam
membaik
 Rencanakan monitoring
NOC
suhu secara kontinyu
 Thermoregulation  Monitor TD, nadi, dan RR
 Thermoregulation  Monitor warna dan suhu
: neonate kulit
 Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Kriteria Hasil :
 Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
 Suhu tubuh dalam
 Selimuti pasien untuk
rentang normal
mencegah hilangnya
 Nadi dan RR
kehangatan tubuh
dalam rentang
 Ajarkan pada pasien cara
normal
mencegah keletihan akibat
panas
 Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
46

negatif dan kedinginan


 Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
 Ajarkan indikasi dan
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
 Berikan anti piretik jika
perlu

Vital sign Monitoring

 Monitor Tekanan Darah,


nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
 Monitor Vital Sign saat
pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
 Auskultasi pada kedua
lengan dan bandingkan
 Monitor Tekanan Darah ,
nadi, pernapasan, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan
47

abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dan
perubahan vital sign

Resiko Infeksi Setelah dilakukan Kontrol infeksi :


askep 1x30 menit tidak  Bersihkan lingkungan setelah
terdapat faktor risiko dipakai pasien lain.
infeksi dg KH:  Batasi pengunjung bila perlu
 bebas dari gejala dan anjurkan u/ istirahat yang
infeksi, cukup
 angka lekosit  Anjurkan keluarga untuk cuci
normal (4-11.000) tangan sebelum dan setelah
 V/S dbn kontak dengan klien.
 Gunakan sabun anti microba
untuk mencuci tangan.
 Lakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan.
 Gunakan baju dan sarung
tangan sebagai alat pelindung.
 Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan
48

alat.
 Lakukan perawatan luka dan
dresing infus,DC setiap hari.
 Tingkatkan intake nutrisi. Dan
cairan yang adekuatberikan
antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal.
 Monitor hitung granulosit dan
WBC.
 Monitor kerentanan terhadap
infeksi.
 Pertahankan teknik aseptik
untuk setiap tindakan.
 Inspeksi kulit dan mebran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase.
 Inspeksi keadaan luka dan
sekitarnya
 Monitor perubahan tingkat
energi.
 Dorong klien untuk
meningkatkan mobilitas dan
latihan.
 Instruksikan klien untuk
minum antibiotik sesuai
program.
 Ajarkan keluarga/klien
49

tentang tanda dan gejala


infeksi.dan melaporkan
kecurigaan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai