Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ca serviks adalah kanker yang terjadi pada uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara
rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada
wanita yang telah berumur yang dikarenakan perjalanan kanker ini dari pertama kali
terinfeksi memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun untuk berubah menjadi sebuah
kasus kanker serviks, tetapi bukti statistic menunjukan bahwa kanker leher rahim
dapat juga menyerang wanita yang berumur 20 sampai 30 tahun. Layaknya semua
kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada
leher rahim yang tidak lazim (abnormal).
Menurut Siregar (2002), kanker leher rahim merupakan kanker kedua
terbanyak ditemukan pada wanita di dunia. Kurang lebih 500.000 kasus baru kanker
leher rahim terjadi tiap tahun dan tiga perempatnya terjadi di Negara berkembang.
Menurut data IPMG (International Pharmaceutical Manufactures Group) setiap jam
satu wanita di Indonesia meninggal dunia akibat kanker leher rahim (serviks),
sedangkan di Asia Pacifik setiap empat menit, dan setiap dua menit satu wanita di
dunia dapat meninggal akibat kanker serviks. Prevalensi kanker serviks di Indonesia
mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk, dimana ditemukan 200.000 kasus
baru tiap tahunnya, bahkan menurut WHO kasus kanker serviks akan meningkat
samapai dengan tujuh kali lipat pada tahun 2030.
Ca serviks atau kanker rahim sendiri dapat disebabkan infeksi HPV (human
papilloma virus). Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat teridentifikasi
yang 40 diantaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. Beberapa tipe HPV
virus jarang menimbulkan kanker, sedangkan tipe yang lain bersifat virus resiko
tinggi. Namun baik itu virus dengan resiko tinggi maupun rendaha keduanya tetap
dapat menimbulkan partumbuhan sel yang abnormal tetapi pada umunya yang
banyak menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel hanya HPV tipe resiko tinggi
sehingga dapat memicu terjadinya kanker. Virus HPV resiko tinggi yang dapat
ditularkan melalui hubungan seksual adalah tipe 7, 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52,
56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa tipe yang lain. Dari data-
data ini kami kelompok 4 tertarik untuk mengangkat kanker serviks menjadi sebuah
makalah.
2

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah anatomi sistem reproduksi wanita?
b. Apakah definisi dari kanker serviks?
c. Bagaimana klasifikasi pada kanker serviks?
d. Bagaimana stadium (staging) pada kanker serviks ?Apa saja etiologi/faktor
pencetus kanker serviks?
e. Bagaimana patofisiologi kanker serviks?
f. Bagaimana web of caution untuk kanker serviks?
g. Apa saja manifestasi klinis kanker serviks?
h. Apa saja pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan kanker
serviks?
i. Bagaimana penatalaksanaan kanker serviks?
j. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan kanker serviks?
k. Bagaimana prognosis kanker serviks?
l. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks?

C. Tujuan Umum
Secara umum, pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penyakit
keganasan yang ada pada saluran reproduksi wanita khususnya keganasan pada
serviks (leher rahim).

Tujuan Khusus

a. Mengetahui anatomi sistem reproduksi wanita.


b. Mengetahui definisi kanker serviks.
c. Menyebutkan klasifikasi pada kanker serviks.
d. Menyebutkan stadium pada kanker serviks.
e. Mengetahui etiologi/faktor pencetus kanker serviks.
f. Mengetahui patofisiologi/perjalanan penyakit kanker serviks.
g. Mengetahui web of caution dari kanker serviks.
h. Menyebutkan manifestasi klinis kanker serviks.
i. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada kanker serviks.
j. Mengetahui penatalaksanaan klien dengan kanker serviks.
k. Mengetahui komplikasi dari kanker serviks.
l. Mengetahui prognosis dari kanker serviks.
m. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan kanker serviks.

D. Manfaat
a. Bagi masyarakat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai penyakit


keganasan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita, khususnya keganasan
pada serviks (leher rahim).
3

b. Bagi tenaga kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk


memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus kanker
serviks.

c. Bagi penulis

Penulis berharap dapat menambah wawasan pada pasien dengan kasus kanker
serviks.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI KANKER SERVIKS


4

1. Pengertian Kanker Serviks


Perubahan pada sel serviks biasa terjadi, disertai dengan beragam
karakteristik histologis. Sel-sel pada taut skuamokolumnar, yang juga disebut
zotransformasi, sering kali mengalami perbaikan. Pada proses ini sel kolumnar
(endoserviks) berubah menjadi sel epitel skuamosa (ektoserviks) dibawah pengaruh
aktivitas hormon gonadotropin. Perubahan neoplasia pertama kali terjadi pada taut
skuamokolumnar.
Kanker serviks terutama dialami oleh wanita dewasa muda dan dewasa
pertengahan. Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada
wanita yang berusia kurang dari 35 tahun (Schaffer et al., 1992; Silververg, 1990).
Terdapat hubungan kuat antara neoplasia intraepitel serviks (cervical intraepithelial
neoplasia, CIN) dan virus papiloma manusia (human papillomavirus, HPV) timbul
16 dan 18, yang dapat berkembang dengan cepat (dalam waktu 3 tahun) untuk
menjadi penyakit (Dunnihoo, 1992). Virus herpes simpleks tipe 2 dan infeksi
sitomegalovirus juga dapat mengawali terjadinya CIN. Virus tersebut mengubah inti
DNA sel serviks yang belum matang. Pemajanan dengan semen.

Gambar 1. Taut Skuamokolumnar

Wanita yang laporan pap smear-nya menujukkan atepia seviks biasanya


mengulangi pemeriksaan pap smear dalam 3 bulan berikutnya. Bagaimanapun,
pemeriksaan pap smear saja mungkin tidak memberikan evaluasi yang adekuat.
Biopsi yang dipandu kolposkopi atau pemeriksaan bila asam asetat akan membantu
upaya deteksi penyakit yang lebih serius (Slawson et al., 1994). Wanita yang
mengalami displasia (CIN) dan CIS memerlukan penatalaksanaan yang tepat.
Pertama, dilakukan kolposkopi, biopsi terarah, dan koretase endoserviks, yang
iasanya diikuti dengan prosedur penghancuran jaringan dan kegenerasi. Wanita
yang mengalami perubahan inplamasi atau mengidap mikroorganisme penyebab
infeksi didalam tubuhnya, seperti trichomonas dan canditla, ditangani dengan
pengobatan yang sesuai, dan pap smear diulangi dalam 3 bulan berikutnya. Jika
masih terdapat atipia dilakukan tindakan kolposkopi dan biopsi terarah.
5

2. Anatomi fisiologi serviks


1) Anatomi Reproduksi Wanita

Gambar 2. Genetalia Eksterna

-Tundum (Monsveneris)
- Labia Mayora (Bibir Besar)
- Labia Minora (Bibir Kecil)

Organ yang tebal berotot berbentuk buah pir, terletak didalam pelvis antara
rectum dibelakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium.
Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus
lebih kurang 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm, berat 50 gram. Pada rahim wanita
dewasa yang belum pernah menikah atau bersalin panjang uterus adalah 5-8 cm dan
beratnya 30-60 gram.

Gambar 3. Genetalia interna

Uterus terdiri dari :


6

1) Fundus uteri (Dasar Rahim), yaitu bagian uterus yang terletak antara kedua
pangkal saluran telur.
2) Korpus Uteri, yatitu bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini
berfungsi sebgai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat dalam pada
korpus uteri disebut cavum uteri atau rongga rahim.
3) Servik Uteri, yaitu ujung servik yang menuju puncak vagina disebut portio,
hubungan antara cavum uteri dan canalis cervikalis disebut ostium uteri internum.
Panjang servik sekitar 2,5 3 cm. Servik utama disusun oleh jaringan ikat fibrosa
serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis. Muara sempit antara cavum
uteri dan kanal endoservik (kanal didalam servik yang menghubungkan cavum
uteri dengan vagina) disebut ostium interna. Muara sempit antara endoserviks dan
vagina disebut ostium eksterna, suatu sirkular pada wanita yang belum pernah
melahirkan.

Sel-sel mulut rahim umumnya merupakan sel gepeng, sedangkan sel-sel di lain
rahim umumnya sel-sel berbentuk kelenjar.

2) Fisiologi
Fungsi serviks uteri adalah sebagai berikut :
a. Jalan keluar janin

Serviks memiliki kemampuan meregang saat melahirkan anak per vagina. Factor
yang berperan pada elastisitas serviks adalah jaringan ikat yang banyak dan
kandungan serabut elastis, lipatan dalam lapisan endoserviks dan 10 % serabut
otot.

b. Akomodasi Sperma

Kelenjar serviks menghasilkan cairan, agar sperma dapat mencapai ovum. Ketika
masuk kedalam vagina, sperma membutuhkan kelembaban, pH tertentu agar
dapat bertahan hidup serta sampai ke ovum.

c. Sekresi cairan oleh kelenjar bartolini, yang ada di endometrium


Cairan ini berfungsi sebagai pelumas ketika coitus, agar permukaan vagina tidak lecet, serta
menjaga pH vagina dalam rentan yang optimal bagi pertumbuhan flora normal.

3. Manifestasi klinis

Manifestasi klinik dari karsinoma servik meliputi:


7

1) Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
2) Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
3) Perdarahan yang dialami segera setalah senggama (75-80%)
4) Perdarahan spontan saat defekasi
5) Perdarahan spontan pervagina
6) Anemia akibat perdarahan berulang
7) Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor kesrabut saraf

4. Patofisiolagi

Pada awal perkembangannya kanker serviks tidak memberi tanda-tanda dan


keluhan, pada pemeriksaan dengan spekulan, tampak sebagai porsio yang erosif
(Metaplasia Squamora) yang fisiologik atau patologik. Tumor dapat tumbuh:

1) Eksofilik, mulai dari squamo columnar (SCJ) ke arah lumen vagina


sebagai masa proliferatif yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
2) Endofilik, mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma servik dan cenderung
untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
3) Ulseratif, mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks
dengan melibatkan awal fornless vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Servik yang normal secara alami mengalami proses metaplasia (erosio)
akibat saling desak mendesaknya kedua jenis epitel yang melapisi, dengan
masuknya mutagen yang erosif (metaplasia skuamosa) yang semula fisiologik
berubah menjadi patologik (diplastik diskoriotik) melalui tingkatan NIS I, II,
III dan KIS yang akhirnya menjadi karsinoma invasive dan proses keganasan
akan berjalan terus. Umumnya fase prainvasif berkisar antara 3-20 tahun (rata-
rata 5-10 tahun). Histopatologik sebagian besar (95-97%) berupa epidermoid
atau squamor cell carsinoma, sisanya adenokarsinoma, clearcell carsinoma /
mesonephroid carsinoma dan yang paling jarang adalah sarkoma.
Penyebaran pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah
bening menuju 3 arah : ke arah fornless dan dinding vagina, ke arah corpus
uterus dan ke arah parametrium. Pada tingkat lanjut dapat menginfiltrasi septum
rektovaginal dan kendung kemih.

5. Cara penatalaksanaan

Asuhan keperawatan meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk


meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan
klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi. Perawat perlu
8

mengidentifikasi bagaimana klien dan pasangannya memandang kepampuan


reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang berhubungan dengan
kemampuan reproduksinya. Bagi sebagian wanita, masalah harga diri dan citra
tubuh yang berat dapat muncul saat mereka tidak dapat lagi mempunyai anak
pasangan mereka sering kali menunjukkan sikap yang sama, yakni merendahkan
wanita yang tidak dapat memberi keturunan.

Terapi Bedah Kanker Serviks

1) Bedah Beku (Cryosurgery)

Dinitrogen oksida atau karbon dioksida digunakan untuk membekukan


jaringan ektoserviks, menyebabkan nekrosis dan pengelupasan jaringan,
metode pembekuan ganda lebih disukai, umumnya dilakukan 1 minggu
setelah menstruasi untuk memungkinkan pertumbuhan jaringan baru sebelum
priode menstruasi berikutnya. Bedah beku dapat dilakukan tampa anestesia
diberbagai klinik rawat jalan atau ditempat praktik dokter.

2) Terapi Laser

Dalam terapi laser, berkas sinar berkonsentrasi tinggi yang tak kasat
mata diserap oleh cairan jaringan; energi ini dikonpersi menjadi panas
sehingga menyebabkan evaporasi cairan dan kematian jaringan dengan cepat.
Terapi laser sesuai dilakukan apabila batas lesi terlihat pada kolposkopi, dan
kuretase endoserviks negatif. Terapi ini dapat dilakukan ditempat praktek
dokter atau klinik rawat jalan tanpa menggunakan anestesia; pendarahan
minimal, wanita dapat merasakan sedikit keram dan sedikan rabas dalam 5-7
hari. Penggunaan tampon dan hubungan seksual harus dihindara selama 2
minggu. Pemulihan biasanya terjadi setelah 6 minggu.

3) Prosedur Eksesi Bedah Elektrik Lengkung (LEEP)

Suatu arus elektrik dalam lengkung elektrode kawat tipis digunakan


untuk memotong zona transformasi serviks. Lengkung ini memiliki ukuran
yang berbeda, untuk memotong lapisan tipis digunakan awat halus atau untuk
memotong seluruh lesi digunakan kawat yang lebih tebal. Lekung
9

dimasukkan sesuai dengan kedalaman yang diinginkan, lalu sapu miring


menyeberangi area yang ingin dipotong. Elektrode bola berukuran tipis 5
mm digunakan untuk membekukan dasar cekungan dan mempasilitasi
himotasis. Jumlah pendarahan dan gangguan temperatur diatas oleh generator
bedah elektrik yakni dengan memadukan arus antara pemotong dan
kuabolasi. Jaringan yang diangkat dengan LEEP cocok untuk pemeriksaan
histologi.

4) Konisasi

Konisasi bedah dengan mata pisau mencungkil spesmin jaringan yang


terbentuk konus/kerucut; ukuran dan panjang ditentukan oleh luasnya lesi
serviks. Konisasi dilakukan jika batas lesi tidak dapat dilihat pada lekoskopi.
Sejumlah jaringan normal juga dihilangkan untuk memastikan seluruh lesi
terangkat. Konisasi dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan atau inap,
dengan menggunakan anestasia lokal atau umum. Periode menstruasi yang
lama dan sangat banyak sering kali terjadi selama 2-3 kali siklus menstruasi
berikutnya. Resiko anestasia dan infeksi paska operasi serta pendarahan
merupakan komplikasi yang mungkin terjadi.

6. Cara Pencegahan

Wanita muda perlu diberi informasi bahwa aktifitas seksual sejak dini dan
melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan membuat mereka
beresiko tinggi terkena kanker serviks. Menghindari pajanan terhadap penyakit
menular seksual dapat mengurangi resiko pentingnya pemeriksaan pap smear
secara teratur dan sering harus ditekankan dengan interval skrining antara 1-2
tahun. Wanita juga harus diberi tahu bahwa interval skrining yang lebih lama
dapat membuat wanita beresiko terkena kanker serviks yang lebih lanjut.

Diet dapat menjadi faktor pencetus kanker serviks asupan rendah vitamin A,
betakaroten, vitamin C, atau asam folat berhubungan dengan peningkatan
prevalensi neoplasia serviks (Lichtman, 1990). Vitamin A dan prekursornya
menghambat langkah-langkah dalam rantai karsinogenesis (perkembangan
kanker). Mengontrol deferensiasi seluler, atau menghambat efek faktor
pertumbuhan yang mengalami tranformasi retinoit dapat menstimulasi
mekanisme pertahanan imunologis sehingga menghambat karsinogenesis
vitamin C membantu memelihara epitelium nomal dan melindungi individu dari
pengaruh zat yang berpotensi menjadi karsinogen. Vitamin C mengubah struktur
karsinogen dan mencegah masuknya karsinogen kejaringan target melalui
10

inhibilisi kompetitif. Asam folat dapat menghambat atau menstimulasi enzim


sfesifik yang penting untuk mitosis sel (Schneider et al, 1989; Lichtman, 1990).

Vitamin A telah terbukti mengembalikan proses metaplastik, yaitu sebuah sel


dewasa diganti oleh sel dewasa lainnya. Kanker serviks dimulai dengan proses
metaplastik dizona tranformasi serviks. Hasil stusi menunjukan bahwa jaringan
neoplasia serviks kekurangan atau tidak memiliki protein pemikat vitamin A dan
bahwa beta karoten dapat melindungu dari kanker serviks (Schneider et al,
1989) . sebagian besr studi menemukan adanya hubungan terbalik yang konsiten
antara kosumsi vitamin dan resiko neoplasia serviks. Perawat dapat memberi
saran kepada wanita tentang pentingnya asupan vitamin yang cukup, terutama
vitamin A dan C, dalam suplemen diet atau nutrisi.

7. Stadium Kanker Serviks


Stadium 0 : Karsinoma in situ, karsinoma intraepitel
Stadium 1: Karsinoma yang sangat terbatas pada daerah serviks

1A: karsinoma mikroinpasif (invasi-stroma awal)

1B: Semua kasus lain dalam stadium 1 (kanker okulta=occ)

Stadium II : karsinoma meluas keluar daerah serviks, tetapi belum


mencapai dinding panggul. Karsinoma ini meluas didaerah vagina, tetapi
tidak mencapai sepertiga bagian bawah vagina.

IIA : perluasan kedaerah parametrium belum jelas

IIB : perluasan kedaerah parametrium jelas

Stadium III : karsinoma meluas kedinding panggul. Pada pemeriksaan


rektum, tidak ada daerah bebas kanker diantara tumor dan dinding panggul,
tumor mencapai sepertiga bawah vagina

IIIA : tidak ada perluasan kedinding panggul meluas kedinding


panggul atau keginjal yang mengalami inroneprosis atau tidak
berfungsi.

Stadium IV : kanker meluas kedinding panggul atau hindroneprosis atau


nonfungsional ginjal. Karsinoma meluas keluar dari pulvis minor atau
secara klinis telaj meluas dimukosa kandung kemih atau rektum

IVA : karsinoma meluas keorgan-organ dekat


11

IVB : karsinomo meluas keorgan-organ yang jauh

8. Komplikasi

Komplikasi kanker servik biasanya timbul akibat kanker itu sendiri atau
sebagai efek samping dari pengobatan seperti pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi. Gejala komplikasi yang ditimbulkan biasanya pasien mengalami
pendaharahan kecil di vagina, sering buang air kecil, terkadang sampai
mengalami pendarahan hebat dari vagina serta gagal ginjal.

Kanker serviks adalah kanker paling umum kedua dan penyebab utama
kematian akibat kanker pada wanita setelah kanker payudara. Penyebab utama
penyakit ini adalah human papillomavirus menular seksual (HPV), yang berarti
bahwa ini adalah bentuk kanker dapat dicegah.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Perdarahan dan keputihan, nyeri abdomen dan dispareunia.
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang
berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat
memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau
membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan
keluarga.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi
masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini
atau penyakit menular lain.
f. Aktivitas dan istirahat
Gejala:
Kelemahan atau keletihan akibat anemia
12

Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
Adanya faktor-faktor yang memengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas,
dan keringat malam.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan
tingkat stress tinggi.
g. Integritas ego
Gejala:
Faktor stress, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan,
menyangkal diagnosis, pembedahan, menyangkal diagnosis, dan perasaan putus
asa.
h. Eliminasi
Pengkajian eliminasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut.
Pada kanker serviks: perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi urinalis
i. Makanan dan minuman
Gejala: Pada kanker serviks: kebiasaan diet buruk (misalnya: rendah serat,
tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet rasa).
j. Seksualitas
Gejala: perubahan pola respons seksual, keputihan (jumlah karakteristik, bau),
perdarahan sehabis senggama (pada kanker servix).

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Terdapat lesi, adanya pengeluaran pervaginam, berbau.
Palpasi
Terdapat nyeri abdomen dan nyeri punggung bawah.
2. DIAGNOSA
1) Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan kematian sel.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
muntah
3) Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan serta ancaman
kematian
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi, tes diagnostik, dan pilihan
penanganan
6) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kemungkinan kehilangan bagian
atau fungsi tubuh
13

3. INTERVENSI
1) Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan kematian sel
TUJUAN : Setelah dilakukan tindakan askep selama ... x24 jam diharapkan
nyeri berkurang atau hilang
KRITERIA HASIL :
Skala nyeri berkurang
Pasien mengungkapkan secara verbal nyeri berkurang
Ekspresi wajah rileks
Tanda-tanda vital dalam batas normal

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji riwayat nyeri, lokasi, Mengetahui riwayat nyeri yang dialami pasien
frekuensi, durasi, intensitas, dan
skala nyeri.
2 Kaji tanda-tanda vital pasien Perubahan TTV dapat mengetahui seberapa
nyeri yang dirasakan pasien
3 Ajarkan teknik relaksasi nafas Teknik nafas dalam dan distraksi dapat
dalam dan distraksi mengurangi rasa nyeri pasien
4 Atur posisi yang nyaman bagi Posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri
pasien misalnya posisi semi fowler pasien
5 Kolaborasikan dengan dokter Analgetik dapat menghilangkan atau
pemberian analgetik mengurangi nyeri pasien
14

2) Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia, mual muntah
TUJUAN : setelah dilakukan tindakan askep selama ... x 24 jam diharapkan
nutrisi pasien terpenuhi .
KRITERIA HASIL :
Berat badan pasien stabil (sesuai dengan BB pasien dalam kondisi
normal)
Pasien menunjukkan adanya peningkatan nafsu makan
Tidak terjadi mual ataupun muntah
Pasien tidak tampak pucat / lemas

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Pantau masukan makanan setiap hari Mengidentifikasi defisiensi nutrisi
2 Ukur tinggi, berat badan. Pastikan Membantu dalam identifikasi malnutrisi
jumlah penurunan berat badan saat ini. protein dan kalori khususnya bila berat
Timbang berat badan setiap hari badan dan pengukuran antropometrik
kurang dari normal
3 Kontrol faktor lingkungan (misalnya : Untuk menurunkan potensial terjadinya
bau makanan yang terlalu kuat, respon mual dan muntah
kebisingan lingkungan, makanan yang
terlalu pedas, terlalu manis, dan
berlemak)
4 Lakukan oral hygiene pada pasien Kebersihan mulut yang terjaga dapat
meningkatkan sensasi pengecapan dan
nafsu makan
5 Kolaborasi : Memberikan rencana diet khusus untuk
Rujuk pada ahli gizi / tim pendukung memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang
nutrisi dikandungnya, serta menurunkan potensial
komplikasi yang terjadi berkenaan dengan
malnutrisi protein / kalori dan defisiensi
mikronutrien
15

3) Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan serta ancaman


kematian

TUJUAN : Setelah dilakukan tindakan askep selama ... x 24 jam diharapkan


kecemasan pasien berkurang

KRITERIA HASIL :

TTV dalam batas normal

Pasien melaporkan bahwa ansietas / ketakutan yang dirasakannya


menurun sampai tingkat yang dapat ditangani / dikontrol

Pasien tampak lebih tenang

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Observasi perubahan TTV, Perubahan pada TTV dapat menunjukkan
misalnya denyut nadi, frekuensi tingkat ansietas / gangguan psikologis yang
pernafasan dialami pasien
2 Observasi respon verbal dan Kecemasan dapat ditutupi oleh pasien dengan
nonverbal pasien yang komentar/ kemarahan yang ditunjukkan pasien
menunjukkan adanya kecemasan kepada pemberi perawatan

3 Dorong pasien untuk Memberikan kesempatan untuk


mengungkapkan pikiran dan mengidentifikasi rasa takut yang dialami serta
perasaannya kesalahan konsep tentang diagnosis
4 Dengarkan keluhan pasien dengan Menunjukkan rasa menghargai dan menerima
penuh perhatian pasien, dan dapat membantu meningkatkan rasa
percaya pasien kepada pemberi perawatan.
5 Instruksikan pasien menggunakan Menimbulkan rasa tenang pada pasien dan
teknik relaksasi dapat mengurangi ansietas yang dirasakan
pasien
6 Berikan informasi yang akurat dan Pengetahuan / informasi yang diberikan
sesuai mengenai diagnosa, diharapkan dapat menurunkan ansietas,
pengobatan, dan konsistensi memperbaiki kesalahan konsep, dan
prognosis penyakit pasien meningkatkan kerjasama pasien dengan
pemberi perawatan

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


16

TUJUAN : setelah dilakukan tindakan askep selama ... x24 jam diharapkan
aktivitas pasien dapat meningkat secara optimum / fungsi tercapai.
KRITERIA HASIL :
Pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan normal tanpa bantuan
perawat / orang terdekat
Pasien mengatakan lebih bertenaga dan tidak lemas
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Pantau respon fisiologis terhadap Toleransi sangat bervariasi tergantung
aktivitas, misalnya perubahan tekanan pada tahap proses penyakit, status
darah dan frekuensi jantung serta nutrisi, keseimbangan cairan, serta
pernafasan oksigenasi.
2 Berikan tindakan kenyamanan seperti Menurunkan tegangan otot dan
gosokan punggung, perubahan posisi, kelelahan serta meningkatkan rasa
atau penurunan stimulus dalam ruangan nyaman
(misalnya lampu redup)
3 Evaluasi laporan kelelahan. Perhatikan Menentukan derajat dari
kemampuan tidur / istirahat dengan ketidakmampuan pasien
tepat
4 Kaji kemampuan untuk berpartisipasi Mengidentifikasi kebutuhan individual
pada aktivitas yang diinginkan / dan membantu dalam pemilihan
dibutuhkan intervensi
5 Identifikasi faktor stres / psikologis Mungkin mempunyai efek kumulatif
yang dapat memperberat terhadap kondisi fisik yang dapat terus
berlangsung bila masalah tersebut belum
diatasi
6 Dorong pasien untuk melakukan Meningkatkan aktivitas dan mencegah
aktivitas ringan terjadinya frustasi pada pasien

5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi, tes diagnostik, dan pilihan


penanganan
TUJUAN : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 30 menit,
diharapkan pengetahuan pasien tentang penyakitnya meningkat
KRITERIA HASIL :
Pasien mengangguk sebagai respon bahwa ia mengerti dengan
penjelasan yang diberikan oleh perawat
Ekspresi wajah pasien tidak tampak bingung
17

Pasien mampu menjelaskan pengertian dan penyebab penyakitnya


Pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakitnya
Pasien mampu menjelaskan tentang terapi penyakitnya serta manfaat
terapi tersebut
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji tingkat pengetahuan pasien Membantu dalam menentukan metoda yang
efektif untuk memberikan pendidikan kepada
pasien.
2 Berikan informasi mengenai Pemberian informasi yang jelas membuat
kanker serviks : pengertian, pasien dan keluarga cepat memahami sehingga
penyebab, proses, serta pengetahuannya terhadap penyakit kanker
penanganannya dengan jelas. serviks meningkat
Informasikan juga kemungkinan
pengaruhnya terhadap kondisi
janin
3 Berikan informasi dalam bentuk Kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi
tertulis dan verbal kemampuan untuk menerima informasi /
mengikuti program medik
4 Berikan penguatan bila pasien Pasien akan lebih mudah mengingat jika diberi
mampu menyebutkan kembali apa reinforcement oleh perawat mengenai
yang sudah dijelaskan. pemahamannya.
5 Anjurkan pasien untuk Eksplorasi pengalaman dengan pasien lain
menanyakan kepada pasien di dapat membantu meningkatkan pengetahuan
samping, untuk berbagi pasien dan keluarga.
pengalaman

6) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kemungkinan kehilangan bagian


atau fungsi tubuh

TUJUAN : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam klien mampu


meningkatkan citra tubuh

KRITERIA HASIL :

Penerimaan diri secara verbal

Mempertahankan kontak mata

Komunikasi terbuka
18

Perhatian terhadap orang lain

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji citra tubuh klien dengan cara Membantu dalam menentukan metode yang
menanyakan bagian tubuh yang efektif untuk memberikan pendidikan kepada
disukai dan tidak disukai pasien.
2 Bantu klien untuk mendiskusikan Melatih pasien agar dapat berbicara lebih
perubahan tubuh akibat penyakit terbuka
3 Kaji perasaan klien ketika Mengetahui bagaimana interaksi pasien dengan
berinteraksi dengan orang lain orang lain
4 Bantu klien mengidentifikasi Meningkatkan citra tubuh pasien
bagian tubuh lain yang bernilai
positif
5 Identifikasi dukungan sosial yang Dengan dukungan yang kuat pasien merasa
dimiliki klien lebih dihargai dan dimiliki

4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 1997).
Melaksanakan intervensi yang telah ditetapkan berdasarkan diagnose yang

ditemukan pada klie

5. EVALUASI

Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :

1) Nyeri yang dirasakan pasien dapat berkurang atau menghilang


2) Kebutuhan Nutrisi dan Kalori pasien tercukupi kebutuhan tubuh
3) Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat

diatasi.
4) Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
5) Pengetahuan pasien meningkat tentang penyakit yang dideritanya
6) Citra tubuh pasien meningkat
19

BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN CA SERVIKS

No RM : Ruangan : Bangsal Mawar

1. Pengkajian
a. Identitas pasien

Nama : Ny. N
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pedagang
Alamatdi Bengkulu : Jl. Perhubungan 3 RT.34 No.72
Alamat domisili : medan

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. A
Umur :50 tahun
Agama : Islam
Hubungan dengan pasien : suami
20

Alamat di Bengkulu : hibrida ujung


Alamat domisili : medan

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama :

Pendarahan pervaginam.

b. Riwayat kesehata sekarang


Pasien Ny.N datang ke IGD pada tanggal 13-2-2017 dengan keluhan perdarahan
pervaginam, sekarang pasien di rawat di ruang kebidanan bangsal mawar. Saat di
lakukan pengkajin pada tanggal 14-2-2017 pasien mengatakan datang ke bengkulu
pada tanggal 9-2-2017 dengan tujuan hanya mengunjungi anaknya yang menempuh
pendidikan tinggi di salah satu perguruan tinggi di provinsi bengkulu. pasien
tampak lemah, kesadaran CM, terpasang infus RL 20 tetes/ menit dalam (500ml )
pada tangan kanan. Dengan TTV T=140/80 mmhg N=82 x/menit P=18x /menit
S=360c. pasien juga mengatakan ia tidak ingin anaknya mengetahui penyakitnya,
pasien tampak cemas, Nafsu makan berkurang, serta pasien juga sering bertanya-
tanya tentang penyakitnya. Pasien juga mengatakaan pada saat BAK terasa nyeri,
TB 162cm, BB 85 kg. Pada saat ditanya penyebab pasein mengalami penyakitnya
saat ini pasien mengatakan sering ke wc umum langsung duduk (hygien kurang)

c. Riwayat kesehatan terdahulu :


Sebelum pasien di rawat di RSMY Bengkulu pasien pernah mengalami pendarahan
dan berobat dengan bidan terdekat hasilnya pendarahannya berhenti pasien pernah
mengalamai aborsi pada hamil ke 2. sebelum 2 hari berangkat ke Kota Bengkulu
pasien mengalami lagi pendarahan tetapi perederan tersebut berhenti. Kemudian
pasien melanjutkan untuk berangkat ke Bengkulu untuk berjumpa dengan anaknya.
Selama diperjalanan pasien sering mengalami sakit perut dan setelah beberapa hari
mengalami pendarahan lagi.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Dari keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : CM
c. Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah = 140/80 mmHg
- Pernafasan = 18 x /menit
- Nadi = 84 x /menit
- Suhu = 36,5 C
- BB =85 kg
- TB =162 cm
21

d. Kulit
- Infeksi
Warna Kulit
Kulit tampak bersih
- Palpasi
Kulit terasa lembab
Tidak ada nyeri tekan
e. Kepala
Inspeksi :
- Bentuk kepala simetris
- Penyebaran rambut merata
- Rambut hitam

Palpasi :

- Rambut tidak rontok


- Tidak ada nyeri tekan
f. Muka

Inspeksi :

- Simeteris kiri kanan


- Wajah tampak pucat

Palpasi :

- Tidak ada nyeri tekan


- Tidak ada massa
g. Mata

Inspeksi ;

- Simetris kiri dan kanan


- Tidak nampak oedema
- Konjungtiva anemis
- Tidak tampak icterus pada sclera
- Pupil Isokor terkena cahaya

Palpasi :

- Tidak ada nyeri tekan


- Tidak ada teraba massa
h. Sinus dan hidung

Inspeksi :
22

- Tidak ada sekret


- Tidak ada perdarahan
- Tidak ada polip

Palpasi :

- Tidak ada nyeri tekan


i. Telinga

Inspeksi :

- Simteri kiri kanan


- Tidak tampak adanya perdarahan
- Tidak ada Serumen

Palpasi :

- Tidak ada nyeri tekan


j. Mulut dan gigi

Inspeksi :

- Bibir lembab, tampak merah muda


- Kemampuan bicara baik
- Tampak bersih
k. Leher dan tenggorakan

Inspeksi :

- Tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid


- Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
- Tidak ada pembesaran Vena Jugularis

Palpasi :

- Tidaka ada pembesaran kalenjar Tyroid


- Tidak ada pembesaran kelenjar Limfe
- Tidak ada pembesaran Vena Jugularis
l. Payudara

Inspeksi ;

- Simetris kiri dan kanan


m. Thorax dan Pernapasan

Inspeksi ;

- Dada simetris kiri dan kanan


- Pernapasan 10 kali permenit
23

Palpasi :

- Tidak ada nyeri tekan


- Ekspansi dada simetris kiri dan kanan

Perkusi :

- Terdengar sonor kiri dan kanan

Auskultasi :

- Terdengar bunyi nafas Vesikuler


- Ronchi tidak ada
- Wheezing tidak ada
n. Jantung

Auskultasi :

- Bunyi jantung I lub, dan bunyi jantung II dub


- Tidak ada bunyi tambahan seperti murmur.
o. Abdomen

Inspeksi :

- Bentuk datar
- Tidak adanya luka
- Warna kulit sama dengan sekitarnya

Palpasi :

- Nyeri tekan pada perut


- Terdengar timpani
p. Ekstermitas
1) Ekstermitas atas

Nampak semietris kiri kanan


Kedua lengan dpat digerakkan ke segala arah

2) Ekstermitas bawah

Tungkai dapat digerakkan ke segala arah

4. Pemeriksaan Diagnostik

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Satuan


24

Hematokrit 20 Lk = 37 47%
Pr = 40 54%
Lukosit 5.400 4000 10.000 mm3
Trombosit 353.000 150.000 400.000 sel/mm3
HB 6,4 Lc = 13 15 gr/dl
Pr = 12 16

RIWAYAT KEBIASAAN SEHARI-HARI

No Aktivitas Di rumah Di rumah sakit


1. Pola Nutrisi

a. Makan
Baik Berkurang
- Nafsu makan
- Menu Nasi, lauk pauk Menu TSTP
- Porsi makan
1 piring 4-5 sendok
- Frekuensi
b. Minum 3 x /hari 3 x /hari
- Jumlah
- Jenis minuman
8 9 gelas 7 8 gelas
Air Putih Air putih
2. Eliminasi

a. BAK
3 x /hari 4 x /hari
- Frekuensi
- Warna Kuning Kuning
- Bau
Khas Khas
Nyeri saat bak
25

1 x /hari 1 x /hari
b. BAB
Kuning Kuning
- Frekuensi
- Warna Khas Khas
- Bau
Padat Padat
- Konsistensi

3. Pola istirahat/tidur

a. Mandi
2 x /hari Iya (dilap)
- Frekuensi
- Memakai sabun Memakai Tidak
b. Cuci rambut
- Frekuensi
- Memakai sampo 2 x /hari Tidak ada
Mamakai sampo Tidak ada
4. Pola aktivitas
Jualan sayur Tidak ada
- Kegiatan dalam pekerjaan
11 jam Tidak ada
- Waktu bekerja

5. Pola istirahat
6 7 jam 5 6 jam
- Tidur

ANALISA DATA

No Data Jenjang Interpretasi Data Masalah

1. Nyeri
- Data Subyektif

Klien mengatakan sering nyeri bila


Ca Servik
terjadi perdarahan

- Data Obyektif Perdarahan

Ekspresi wajah meringis


Nyeri

- T= 140/80 N= 82 x /menit
- P= 18 x /m S= 36,5
- HB = 6,4

2. Klien kurang Kecemasan


- Data Subyektif
mengetahui
- Klien kurang mengetahui tentang
Tentang penyakitnya
penyakit yang dideritanya.
- Klien selalu bertanya tentang
penyakinya Perdarahan
26

- Data Obyektif
Kecemasan
- Klien tampak cemas bila ditanyai
tentang seputar penyakitnya yang
kurang diketahui anaknya.
3. - Data Subyektif
Pasien lemah Perubahan pola
Klien mengatakan tidak nafsu nutrisi
makan
Klien mengatakan hanya
Anoreksia
menghabiskan dari porsi makan
biasanya
Pasien hanya
menghabiskan porsi

- Data Objektif
Perubahan pola nutrisi
Anoreksia
KU lemah, cm
pasien hanya menghabiskan
dari porsi makan (4-5 sdm)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama :Ny. N No Reg : 737462


Umur :47 tahun Ruangan : Bangsal Mawar

Tanggal masalah Paraf dan Tgl masalah Paraf dan


No Diagnosa ruangan
muncul nama jelas Teratasi nama jenis

1. Nyeri b.d Ca Serviks 14-02-2017 16-02-2017

Kecemasan b.d
2. kurangnya pengetahuan 14-02-2017 16-02-2017
tentag penyakitnya

3
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kurangnya 14-02-2017 16-02-2017
nafsu makan
27

INTERVENSI

Nama : Ny. N No Reg : 737462


Umur : 47 tahun Ruangan : Bangsal Mawar

NO Tujuan di kriteria
Tgl/jam Intervensi Rasional Paraf
Dx hasil
I 14-02- Tujuan
- Istirahat di - Dengan istirahat akan
2017 perawatan
tempat tidur mengurangi beban kerja
- Rasa nyaman organ tubuh terutama
terpenuhi bagian yang rusak,
- Rasa nyeri
sehingga kerusakan
berkurang
bertambah parah dan
- Pasien tidak
mempercepat proses
gelisah
- Pasien dapat penyembuhan
tidur dengan
tenang

- Latihan bernapas - Terjadi spesme otot


dalam bila ada meningkatkan sirkulasi
28

nyeri dan menguatkan otot


sehingga nyeri
berkurang.

- Berikan
pengobatan - Analgotik menekan
analgetik dan saraf ferifer sehingga
antibiotic sesuai mengurangi nyeri
anjuran dokter antibiotic akan
membunuh kuman
sehingga pandangan
menurun

- Beri penyuluhan
tentang manfaat
istirahat di - Terjalin hubungan kerja
Tempat tidur, sama yang baik antara
latihan pasien, keluarga dari
pernapasan, petugas untuk menuju
kesembuhan pasien

II 14-02- Tujuan
- Bentuk hubungan - Suasana yang demikian
2017 Kecemasan
saling percaya akan memudahkan
pasien berkurang
dan terbuka pasien untuk
kriteria hasil
mengeluarkan isi
- Ekpresi hatinya sehingga beban
Nampak mental akan berkurang
cemas
- Komunikasi
baik
- Dapat tidur - Luangkan waktu - Pasien merasa rendah
berbincang- diri dan terasing dengan
Tidak katakutan
bincang dengan tindakan tersebut pasien
pasien akan lebih diperhatikan
29

- Tunujukkan rasa - Empati meningkatkan


empati terhadap harga diri
pasien

- Kaji ketegangan - Dapat menjadipedoman


dan ketakutan untuk tindakan
yang dapat selanjutnya
menimbulkan
kata cemas

- Berikan - Dukungan keluarga


penyuluhan dapat memperbesar rasa
kepada keluarga percaya diri pasien
agar dapat dalam menghadapi
memberikan penyakitnya
dukungan mental
dan spiritual
kepada pasien

III 14-02- Tujuan:


2017 Setelah di Pantau Mengidentipikasi

lakukan tindakan masukan defesiensi nutrisi

3x24 jam di makanan tiap

harapkan nutrisi hari

pasien terpenuhi

Tujuan & KH: Ukur tinggi, Membantu dalam


berat badan. identifikasi
Pasien
Pastikan malnutrisi protein
menunjuk
jumlah dan kalori
an
penurunan khususnya bila berat
peningkat
berat badan badan dan
an nafsu
saat ini. pengukuran
makan
Pasien Timbang berat antropometrik
badan setiap kurang dari normal
tidak
tampak
30

pucat dan hari


lemas

Untuk menurunkan
Membantu
potensial terjadinya
dalam
respon mual dan
identifikasi
muntah
malnutrisi
protein dan
kalori
khususnya
bila berat
badan dan
pengukuran
antropometrik
kurang dari
normal

Lakukan oral
Kebersihan mulut
hygiene pada
yang terjaga dapat
pasien
meningkatkan
sensasi pengecapan
dan nafsu makan
Kolaborasi :
Memberikan
rencana diet khusus
Rujuk pada
untuk memenuhi
ahli gizi / tim
kebutuhan ibu dan
pendukung
janin yang
nutrisi
dikandungnya, serta
menurunkan
potensial komplikasi
yang terjadi
berkenaan dengan
malnutrisi protein /
kalori dan defisiensi
mikronutrien
31

IMPLEMENTASI

Nama : Ny. N No Reg :737462


Umur :47 tahun Ruangan : Bangsal Mawar

NO
Tgl/jam Implementasi Respon hasil Paraf
Dx
I 14-02-2017 - pasien mengikuti anjuran
- menganjurkan pasien untuk
perawat dan beristirahat
istirahat di tempat tidur
ditempat tidur
32

- Mengajarkan kepada pasien


teknik relaksasi dan napas - Pasien bisa melakukan
dalam bila nyeri napas dalam, ekspresi
wajah meringis

- Memberikan pengobatan
analgetik dan antibiotik - Obat telah diberikan,
sesuai anjuran dokter klien mengatakan nyeri
masih terasa dan tidak
terjadi alergi obat atau
syok anapilatik

- Memberikan penyuluhan
tentang manfaat istirahat di - Pasien mengikuti
tempat tidur dan ambulasi anjuran perawat dan
(mika miki) mampu melakukan mika
miki di tempat tidur

II 14-02-2017
- Membentuk hubungan yang - Pasien mau berinteraksi
saling percaya dan terbuka dengan perawat dan mau
menceritakan keluh
kesahnya

- Meluangkan waktu untuk


berbincang-bincang dengan
pasien - Pasien mengatakan lebih
ingin diperhatikan

- Menunjukkan rasa empati


pada pasien
- pasien merasa
diperhatikan oleh
perawat karena ia mau
menceritakan apa yang
- Mengkaji ketegangan dan
33

ketakutan yang dapat ia rasakan


menimbulkan rasa cemas

- Klien merespon baik dan


akan mengatakan hal-hal
- Memberikan penyuluhan apa saja yang dapat
kepada keluarga agar dapat membuatnya cemas
memberikan dukungan
mental dan spiritual kepada
pasien
- Keluarga memahami
tindakan yang bisa
membuat harga diri
pasien bangkit

III 14-02-2017
- memantau masukan - Pasien hanya makan
makanan tiap hari 4-5 sendok setiap
makan

- BB : 85 Kg

TB : 162 Cm
- mengukur tinggi, berat
badan.

- Tidak terjadi
malnutrisi pada
pasien hanya saja
- Membantu dalam
pasien kurang nafsu
identifikasi malnutrisi
makan

- Oral hygine telah


dilakukan mulut
- melakukan oral hygiene
pasien bersih
pada pasien

- Pasien mendapat diit


Kolaborasi : TSTP dari ahli gizi
34

- mengkonsultasikan RS
pada ahli gizi / tim
pendukung nutrisi

I 15-02-2017 - pasien mengikuti anjuran


- Menganjurkan pasien untuk
perawat dan beristirahat
istirahat di tempat tidur
ditempat tidur

- Mengajarkan kepada pasien - Pasien bisa melakukan

cara teknik relaksasi bila napas dalam untuk

terjadi nyeri menghindari rasa nyeri

- Pasien diberikan obat

- Memberikan analgetik dan tidak terjadi syok

dengan berkolaborasi anapilatik ataupun alergi

dengan dokter tetapi nyeri masih


dirasakan
- Pasien mengikuti
anjuran perawat dan
- Memberikan penyuluhan mampu melakukan mika
tentang menfaat istirahat di miki di tempat tidur
tempat tidur dan ambulasi
(mika miki)
35

II 15-02-2017
- Membentuk hubungan yang - Pasien mau berinteraksi
saling percaya dan terbuka dengan perawat dan mau
menceritakan keluh
kesahnya

- Meluangkan waktu untuk - Pasien mengatakan lebih


berbincang-bincang dengan ingin diperhatikan
pasien

- Menunjukkan rasa empati


pada pasien
- pasien merasa
diperhatikan oleh
perawat karena ia mau
menceritakan apa yang
- Mengkaji ketegangan dan ia rasakan
memberikan yang dapat
menimbulkan rasa cemas

- Klien merespon baik dan


akan mengatakan hal-hal
apa saja yang dapat
membuatnya cemas
- Memberikan penyuluhan
kepada keluarga

- Keluarga memahami
tindakan yang bisa
membuat harga diri
pasien bangkit

III 15-02-2017

- memantau masukan - Pasien hanya makan


makanan tiap hari 4-6 sendok setiap
makan
- mengukur tinggi, berat
- BB : 85 KgTB : 162
badan.
Cm

- Oral hygine telah


dilakukan mulut
36

- melakukan oral hygiene pasien bersih


pada pasien

- Pasien menerima
anjuran perawat
- menganjurkan pasien
untuk diit TSTP

I 16-02-2017 - pasien mengikuti anjuran


- Menganjurkan pasien
perawat dan beristirahat
istirahat ditempat tidur
ditempat tidur

- Pasien bisa melakukan


napas dalam untuk
- Mengajarkan kepada pasien
menghindari rasa nyeri
cara teknik relaksasi bila
terjadi nyeri

- Obat telah diberikan,


klien mengatakan nyeri
- Memberikan analgetik
sudah berkurang dan
dengan berkaloborasi
tidak terjadi alergi obat
dengan dokter
atau syok anapilatik

II 16-02-2017
- Membentuk hubungan - Pasien mau berinteraksi
saling percaya dengan perawat dan mau
menceritakan keluh
kesahnya

- Pasien menceritakan
- Meluangkan waktu untuk keluhan yang ia rasakan
bebincang dengan pasien
37

- Menunjukkan rasa empati - Pasien merasa dirinya


pada pasien diperhatikan oleh
perawat

III
- memantau masukan - Pasien makan 1/2
16-02-2017
makanan tiap hari porsi setiap makan

- BB : 85 KgTB : 162
Cm

- mengukur tinggi, berat - Oral hygine telah


badan. dilakukan mulut
pasien bersih

- melakukan oral hygiene


pada pasien - Pasien menerima
anjuran perawat

- menganjurkan pasien
untuk diit TSTP
38

EVALUASI

Nama :Ny. N No Reg : 737462


Umur : 47 tahun Ruangan : Bangsal Mawar

NO
Tgl/jam Implementasi Paraf
Dx
I Selasa S Klien mengatakan nyeri masih terasa
14-02-2017 Nyeri terasa di bagian abdomen, nyeri seperti di
tusuk-tusuk, nyeri terasa saat ditekan, skala nyeri
5, nyeri sedang

O Ekspresi wajah meringis

A Tujuan belum tercapai

II S Klien masih bertanya tentang penyakitnya


Klien tampak cemas bila ditanya seputar
penyakitnya

O Klien tampak bingung

A Masalah belum teratasi


Dilanjutkan

P Intervensi dilanjutkan

S Klien mengatakan kurang nafsu makan


III
O Klien makan hanyaa 4-5 sendok makan

A Tujuan belum tercapai


39

P Intervensi dilanjutkan
I Rabu S Klien mengatakan nyeri masih terasa tetapi sudah
15-02-2017 berkurang skala nyeri 4

O Ekspresi wajah meringis

A Tujuan tercapai sebagian

P Intervensi dilanjutkan

S Klien masih bertanya tentang penyakitnya, tetapi


II sudah tampak mengerti tentang penyakitnya

Bingung klien berkurang


O
Masalah teratasi sebagian
A
Intervensi dilanjutkan
P

Klien mengatakan kurang nafsu makan


III S
Klien makan hanyaa 4-6 sendok makan
O

Tujuan tercapai sebagian


A
Intervensi dilanjutkan
P
40

I kamis S Klien mengatakan nyeri masih terasa tetaapi


16-07-2017 sudah berkurang skala nyeri 3

O Ekspresi wajah tidak meringis

A Tujuan tercapai sebagian

P Intervensi dihentikan, pasien pulang

S Klien masih bertanya Klien tentang penyakitnya,


II tetapi sudah tampak mengerti tentang penyakitny

Klien tidak bingung lagi


O
Masalah teratasi sepenuhnya
A
Intervensi dihentikan
P

Klien mengatakan kurang nafsu makan


S
Klien makan sudah porsi makan yang
O diberikan
III
Tujuan tercapai sebagian
A
Intervensi dihentikan, pasien pulang
P
41

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan Makalah diatas , dapat kami simpulkan bahwa :
1. Kanker serviks adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan
wanita. Kanker serviks ( kanker leher rahim ) adalah tumbuhnya sel sel tidak
normal pada leher rahim. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu
epithelium yang normal sampai menjadi Ca invasive memberikan gejala dan
merupakan proses yang perlahan - lahan dan mengambil waktu bertahun
tahun. Gejala klinis kanker serviks pada stadium lanjut baru terlihat tanda
tanda yang khas, baik berupa perdarahan yang hebat ( terutama dalam bentuk
eksofitik ) , flour albus yang berbau dan rasa nyeri yang sangat hebat .
2. HPV ( Human Papiloma Virus ) merupakan penyebab terbanyak kanker serviks,
sebagai tambahan perokok sigaret telah juga sebagai penyebab. Adapun factor
resikonya yaitu : Pola hubungan seksual, paritas, merokok, kontrasepsi oral,
defisiensi gizi, social ekonomi, dan pasangan seksual.
3. Secara umum, stadium lA lebih sering ditemukan pada kelompok umur 30 39
tahun. Sedangkan untuk stadium lB dan ll sering ditemukan pada kelompok
umur 40 49 tahun, stadium lll dan lV sering ditemukan pada kelompok umur
60 69 tahun. Frekuensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada Negara
Negara berkembang seperti Indonesia, India, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di
Amerika latin dan Afrika selatan fekwensi kanker rahim juga merupakan
penyakit keganasan terbanyak dari semua penyakit keganasan yang ada lainnya .
4. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut , diantaranya : Pendarahan
sesudah melakukan hubungan intim , keputihan , pada tahap lanjut keluar cairan
kekuningan berbau atau bercampur darah , nyeri panggul atau tidak dapat buang
air kecil .
5. Terapi bedah kanker serviks diantaranya : Bedah beku ( Cryosurgery ) , Terapi
laser, Prosedur Eksesi Bedah Elektrik Lengkung ( LEEP ) , konisasi .
6. Kanker serviks dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihahan kewanitaan,
Penggunaan kondom saat berhubungan seks, menghindari merokok,
menghindari pencucian vagina dengan obat obat antiseptic tertentu, pemberian
vaksin ( antigen ), pemeriksaan PAP SMEAR adalah cara untuk mendeteksi dini
kanker serviks.
7. Komplikasi dari kanker serviks yaitu mengalami perdarahan kecil divagina,
sering buang air kecil, terkadang sampai mengalami pendarahan hebat dari
42

vagina serta gagal ginjal. Kanker serviks adalah kanker paling umum kedua dan
penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita setelah kanker panyudara.

B. SARAN
Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya
keluhan. Datanglah ketempat periksa untuk ,melakukan PAP SMEAR / IVA. Jika
ditemukan kelainan pra kanker, ikutilah pesan petugas / dokter. Apabila perlu
pengobatan, jangan ditunda. Karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hamper
100 % .
Berhati hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah
daripada mengobati. Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan
berarti sulit untuk menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari, asal kita selalu berusaha
hidup sehat dan teratur .

DAFTAR PUSTAKA
43

Reeder, Martin dkk. 2003. MATERNITAS kesehatan wanita, bayi dan keluarga. Vol 1.
Edisi 18. Jakarta : EGC

Judith M, wilkinson.2002.Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC

https://cattycha.wordpress.com/2009/03/12/asuhan-keperawatan-kanker-cerviks/

https://iputujuniarthasemaraputra.wordpress.com/2012/08/25/asuhan-keperawatan-kanker-
serviks/

Anda mungkin juga menyukai