BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ca serviks adalah kanker yang terjadi pada uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara
rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada
wanita yang telah berumur yang dikarenakan perjalanan kanker ini dari pertama kali
terinfeksi memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun untuk berubah menjadi sebuah
kasus kanker serviks, tetapi bukti statistic menunjukan bahwa kanker leher rahim
dapat juga menyerang wanita yang berumur 20 sampai 30 tahun. Layaknya semua
kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada
leher rahim yang tidak lazim (abnormal).
Menurut Siregar (2002), kanker leher rahim merupakan kanker kedua
terbanyak ditemukan pada wanita di dunia. Kurang lebih 500.000 kasus baru kanker
leher rahim terjadi tiap tahun dan tiga perempatnya terjadi di Negara berkembang.
Menurut data IPMG (International Pharmaceutical Manufactures Group) setiap jam
satu wanita di Indonesia meninggal dunia akibat kanker leher rahim (serviks),
sedangkan di Asia Pacifik setiap empat menit, dan setiap dua menit satu wanita di
dunia dapat meninggal akibat kanker serviks. Prevalensi kanker serviks di Indonesia
mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk, dimana ditemukan 200.000 kasus
baru tiap tahunnya, bahkan menurut WHO kasus kanker serviks akan meningkat
samapai dengan tujuh kali lipat pada tahun 2030.
Ca serviks atau kanker rahim sendiri dapat disebabkan infeksi HPV (human
papilloma virus). Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat teridentifikasi
yang 40 diantaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. Beberapa tipe HPV
virus jarang menimbulkan kanker, sedangkan tipe yang lain bersifat virus resiko
tinggi. Namun baik itu virus dengan resiko tinggi maupun rendaha keduanya tetap
dapat menimbulkan partumbuhan sel yang abnormal tetapi pada umunya yang
banyak menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel hanya HPV tipe resiko tinggi
sehingga dapat memicu terjadinya kanker. Virus HPV resiko tinggi yang dapat
ditularkan melalui hubungan seksual adalah tipe 7, 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52,
56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa tipe yang lain. Dari data-
data ini kami kelompok 4 tertarik untuk mengangkat kanker serviks menjadi sebuah
makalah.
2
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah anatomi sistem reproduksi wanita?
b. Apakah definisi dari kanker serviks?
c. Bagaimana klasifikasi pada kanker serviks?
d. Bagaimana stadium (staging) pada kanker serviks ?Apa saja etiologi/faktor
pencetus kanker serviks?
e. Bagaimana patofisiologi kanker serviks?
f. Bagaimana web of caution untuk kanker serviks?
g. Apa saja manifestasi klinis kanker serviks?
h. Apa saja pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan kanker
serviks?
i. Bagaimana penatalaksanaan kanker serviks?
j. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan kanker serviks?
k. Bagaimana prognosis kanker serviks?
l. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks?
C. Tujuan Umum
Secara umum, pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penyakit
keganasan yang ada pada saluran reproduksi wanita khususnya keganasan pada
serviks (leher rahim).
Tujuan Khusus
D. Manfaat
a. Bagi masyarakat
c. Bagi penulis
Penulis berharap dapat menambah wawasan pada pasien dengan kasus kanker
serviks.
BAB II
TINJAUAN TEORI
-Tundum (Monsveneris)
- Labia Mayora (Bibir Besar)
- Labia Minora (Bibir Kecil)
Organ yang tebal berotot berbentuk buah pir, terletak didalam pelvis antara
rectum dibelakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium.
Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus
lebih kurang 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm, berat 50 gram. Pada rahim wanita
dewasa yang belum pernah menikah atau bersalin panjang uterus adalah 5-8 cm dan
beratnya 30-60 gram.
1) Fundus uteri (Dasar Rahim), yaitu bagian uterus yang terletak antara kedua
pangkal saluran telur.
2) Korpus Uteri, yatitu bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini
berfungsi sebgai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat dalam pada
korpus uteri disebut cavum uteri atau rongga rahim.
3) Servik Uteri, yaitu ujung servik yang menuju puncak vagina disebut portio,
hubungan antara cavum uteri dan canalis cervikalis disebut ostium uteri internum.
Panjang servik sekitar 2,5 3 cm. Servik utama disusun oleh jaringan ikat fibrosa
serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis. Muara sempit antara cavum
uteri dan kanal endoservik (kanal didalam servik yang menghubungkan cavum
uteri dengan vagina) disebut ostium interna. Muara sempit antara endoserviks dan
vagina disebut ostium eksterna, suatu sirkular pada wanita yang belum pernah
melahirkan.
Sel-sel mulut rahim umumnya merupakan sel gepeng, sedangkan sel-sel di lain
rahim umumnya sel-sel berbentuk kelenjar.
2) Fisiologi
Fungsi serviks uteri adalah sebagai berikut :
a. Jalan keluar janin
Serviks memiliki kemampuan meregang saat melahirkan anak per vagina. Factor
yang berperan pada elastisitas serviks adalah jaringan ikat yang banyak dan
kandungan serabut elastis, lipatan dalam lapisan endoserviks dan 10 % serabut
otot.
b. Akomodasi Sperma
Kelenjar serviks menghasilkan cairan, agar sperma dapat mencapai ovum. Ketika
masuk kedalam vagina, sperma membutuhkan kelembaban, pH tertentu agar
dapat bertahan hidup serta sampai ke ovum.
3. Manifestasi klinis
1) Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
2) Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
3) Perdarahan yang dialami segera setalah senggama (75-80%)
4) Perdarahan spontan saat defekasi
5) Perdarahan spontan pervagina
6) Anemia akibat perdarahan berulang
7) Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor kesrabut saraf
4. Patofisiolagi
5. Cara penatalaksanaan
2) Terapi Laser
Dalam terapi laser, berkas sinar berkonsentrasi tinggi yang tak kasat
mata diserap oleh cairan jaringan; energi ini dikonpersi menjadi panas
sehingga menyebabkan evaporasi cairan dan kematian jaringan dengan cepat.
Terapi laser sesuai dilakukan apabila batas lesi terlihat pada kolposkopi, dan
kuretase endoserviks negatif. Terapi ini dapat dilakukan ditempat praktek
dokter atau klinik rawat jalan tanpa menggunakan anestesia; pendarahan
minimal, wanita dapat merasakan sedikit keram dan sedikan rabas dalam 5-7
hari. Penggunaan tampon dan hubungan seksual harus dihindara selama 2
minggu. Pemulihan biasanya terjadi setelah 6 minggu.
4) Konisasi
6. Cara Pencegahan
Wanita muda perlu diberi informasi bahwa aktifitas seksual sejak dini dan
melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan membuat mereka
beresiko tinggi terkena kanker serviks. Menghindari pajanan terhadap penyakit
menular seksual dapat mengurangi resiko pentingnya pemeriksaan pap smear
secara teratur dan sering harus ditekankan dengan interval skrining antara 1-2
tahun. Wanita juga harus diberi tahu bahwa interval skrining yang lebih lama
dapat membuat wanita beresiko terkena kanker serviks yang lebih lanjut.
Diet dapat menjadi faktor pencetus kanker serviks asupan rendah vitamin A,
betakaroten, vitamin C, atau asam folat berhubungan dengan peningkatan
prevalensi neoplasia serviks (Lichtman, 1990). Vitamin A dan prekursornya
menghambat langkah-langkah dalam rantai karsinogenesis (perkembangan
kanker). Mengontrol deferensiasi seluler, atau menghambat efek faktor
pertumbuhan yang mengalami tranformasi retinoit dapat menstimulasi
mekanisme pertahanan imunologis sehingga menghambat karsinogenesis
vitamin C membantu memelihara epitelium nomal dan melindungi individu dari
pengaruh zat yang berpotensi menjadi karsinogen. Vitamin C mengubah struktur
karsinogen dan mencegah masuknya karsinogen kejaringan target melalui
10
8. Komplikasi
Komplikasi kanker servik biasanya timbul akibat kanker itu sendiri atau
sebagai efek samping dari pengobatan seperti pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi. Gejala komplikasi yang ditimbulkan biasanya pasien mengalami
pendaharahan kecil di vagina, sering buang air kecil, terkadang sampai
mengalami pendarahan hebat dari vagina serta gagal ginjal.
Kanker serviks adalah kanker paling umum kedua dan penyebab utama
kematian akibat kanker pada wanita setelah kanker payudara. Penyebab utama
penyakit ini adalah human papillomavirus menular seksual (HPV), yang berarti
bahwa ini adalah bentuk kanker dapat dicegah.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Perdarahan dan keputihan, nyeri abdomen dan dispareunia.
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang
berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat
memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau
membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan
keluarga.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi
masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini
atau penyakit menular lain.
f. Aktivitas dan istirahat
Gejala:
Kelemahan atau keletihan akibat anemia
12
Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
Adanya faktor-faktor yang memengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas,
dan keringat malam.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan
tingkat stress tinggi.
g. Integritas ego
Gejala:
Faktor stress, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan,
menyangkal diagnosis, pembedahan, menyangkal diagnosis, dan perasaan putus
asa.
h. Eliminasi
Pengkajian eliminasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut.
Pada kanker serviks: perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi urinalis
i. Makanan dan minuman
Gejala: Pada kanker serviks: kebiasaan diet buruk (misalnya: rendah serat,
tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet rasa).
j. Seksualitas
Gejala: perubahan pola respons seksual, keputihan (jumlah karakteristik, bau),
perdarahan sehabis senggama (pada kanker servix).
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Terdapat lesi, adanya pengeluaran pervaginam, berbau.
Palpasi
Terdapat nyeri abdomen dan nyeri punggung bawah.
2. DIAGNOSA
1) Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan kematian sel.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
muntah
3) Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan serta ancaman
kematian
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi, tes diagnostik, dan pilihan
penanganan
6) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kemungkinan kehilangan bagian
atau fungsi tubuh
13
3. INTERVENSI
1) Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan kematian sel
TUJUAN : Setelah dilakukan tindakan askep selama ... x24 jam diharapkan
nyeri berkurang atau hilang
KRITERIA HASIL :
Skala nyeri berkurang
Pasien mengungkapkan secara verbal nyeri berkurang
Ekspresi wajah rileks
Tanda-tanda vital dalam batas normal
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji riwayat nyeri, lokasi, Mengetahui riwayat nyeri yang dialami pasien
frekuensi, durasi, intensitas, dan
skala nyeri.
2 Kaji tanda-tanda vital pasien Perubahan TTV dapat mengetahui seberapa
nyeri yang dirasakan pasien
3 Ajarkan teknik relaksasi nafas Teknik nafas dalam dan distraksi dapat
dalam dan distraksi mengurangi rasa nyeri pasien
4 Atur posisi yang nyaman bagi Posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri
pasien misalnya posisi semi fowler pasien
5 Kolaborasikan dengan dokter Analgetik dapat menghilangkan atau
pemberian analgetik mengurangi nyeri pasien
14
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Pantau masukan makanan setiap hari Mengidentifikasi defisiensi nutrisi
2 Ukur tinggi, berat badan. Pastikan Membantu dalam identifikasi malnutrisi
jumlah penurunan berat badan saat ini. protein dan kalori khususnya bila berat
Timbang berat badan setiap hari badan dan pengukuran antropometrik
kurang dari normal
3 Kontrol faktor lingkungan (misalnya : Untuk menurunkan potensial terjadinya
bau makanan yang terlalu kuat, respon mual dan muntah
kebisingan lingkungan, makanan yang
terlalu pedas, terlalu manis, dan
berlemak)
4 Lakukan oral hygiene pada pasien Kebersihan mulut yang terjaga dapat
meningkatkan sensasi pengecapan dan
nafsu makan
5 Kolaborasi : Memberikan rencana diet khusus untuk
Rujuk pada ahli gizi / tim pendukung memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang
nutrisi dikandungnya, serta menurunkan potensial
komplikasi yang terjadi berkenaan dengan
malnutrisi protein / kalori dan defisiensi
mikronutrien
15
KRITERIA HASIL :
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Observasi perubahan TTV, Perubahan pada TTV dapat menunjukkan
misalnya denyut nadi, frekuensi tingkat ansietas / gangguan psikologis yang
pernafasan dialami pasien
2 Observasi respon verbal dan Kecemasan dapat ditutupi oleh pasien dengan
nonverbal pasien yang komentar/ kemarahan yang ditunjukkan pasien
menunjukkan adanya kecemasan kepada pemberi perawatan
TUJUAN : setelah dilakukan tindakan askep selama ... x24 jam diharapkan
aktivitas pasien dapat meningkat secara optimum / fungsi tercapai.
KRITERIA HASIL :
Pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan normal tanpa bantuan
perawat / orang terdekat
Pasien mengatakan lebih bertenaga dan tidak lemas
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Pantau respon fisiologis terhadap Toleransi sangat bervariasi tergantung
aktivitas, misalnya perubahan tekanan pada tahap proses penyakit, status
darah dan frekuensi jantung serta nutrisi, keseimbangan cairan, serta
pernafasan oksigenasi.
2 Berikan tindakan kenyamanan seperti Menurunkan tegangan otot dan
gosokan punggung, perubahan posisi, kelelahan serta meningkatkan rasa
atau penurunan stimulus dalam ruangan nyaman
(misalnya lampu redup)
3 Evaluasi laporan kelelahan. Perhatikan Menentukan derajat dari
kemampuan tidur / istirahat dengan ketidakmampuan pasien
tepat
4 Kaji kemampuan untuk berpartisipasi Mengidentifikasi kebutuhan individual
pada aktivitas yang diinginkan / dan membantu dalam pemilihan
dibutuhkan intervensi
5 Identifikasi faktor stres / psikologis Mungkin mempunyai efek kumulatif
yang dapat memperberat terhadap kondisi fisik yang dapat terus
berlangsung bila masalah tersebut belum
diatasi
6 Dorong pasien untuk melakukan Meningkatkan aktivitas dan mencegah
aktivitas ringan terjadinya frustasi pada pasien
KRITERIA HASIL :
Komunikasi terbuka
18
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji citra tubuh klien dengan cara Membantu dalam menentukan metode yang
menanyakan bagian tubuh yang efektif untuk memberikan pendidikan kepada
disukai dan tidak disukai pasien.
2 Bantu klien untuk mendiskusikan Melatih pasien agar dapat berbicara lebih
perubahan tubuh akibat penyakit terbuka
3 Kaji perasaan klien ketika Mengetahui bagaimana interaksi pasien dengan
berinteraksi dengan orang lain orang lain
4 Bantu klien mengidentifikasi Meningkatkan citra tubuh pasien
bagian tubuh lain yang bernilai
positif
5 Identifikasi dukungan sosial yang Dengan dukungan yang kuat pasien merasa
dimiliki klien lebih dihargai dan dimiliki
4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 1997).
Melaksanakan intervensi yang telah ditetapkan berdasarkan diagnose yang
5. EVALUASI
diatasi.
4) Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
5) Pengetahuan pasien meningkat tentang penyakit yang dideritanya
6) Citra tubuh pasien meningkat
19
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN CA SERVIKS
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Ny. N
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pedagang
Alamatdi Bengkulu : Jl. Perhubungan 3 RT.34 No.72
Alamat domisili : medan
Nama : Tn. A
Umur :50 tahun
Agama : Islam
Hubungan dengan pasien : suami
20
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama :
Pendarahan pervaginam.
d. Kulit
- Infeksi
Warna Kulit
Kulit tampak bersih
- Palpasi
Kulit terasa lembab
Tidak ada nyeri tekan
e. Kepala
Inspeksi :
- Bentuk kepala simetris
- Penyebaran rambut merata
- Rambut hitam
Palpasi :
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi ;
Palpasi :
Inspeksi :
22
Palpasi :
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi :
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi ;
Inspeksi ;
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Auskultasi :
Inspeksi :
- Bentuk datar
- Tidak adanya luka
- Warna kulit sama dengan sekitarnya
Palpasi :
2) Ekstermitas bawah
4. Pemeriksaan Diagnostik
Hematokrit 20 Lk = 37 47%
Pr = 40 54%
Lukosit 5.400 4000 10.000 mm3
Trombosit 353.000 150.000 400.000 sel/mm3
HB 6,4 Lc = 13 15 gr/dl
Pr = 12 16
a. Makan
Baik Berkurang
- Nafsu makan
- Menu Nasi, lauk pauk Menu TSTP
- Porsi makan
1 piring 4-5 sendok
- Frekuensi
b. Minum 3 x /hari 3 x /hari
- Jumlah
- Jenis minuman
8 9 gelas 7 8 gelas
Air Putih Air putih
2. Eliminasi
a. BAK
3 x /hari 4 x /hari
- Frekuensi
- Warna Kuning Kuning
- Bau
Khas Khas
Nyeri saat bak
25
1 x /hari 1 x /hari
b. BAB
Kuning Kuning
- Frekuensi
- Warna Khas Khas
- Bau
Padat Padat
- Konsistensi
3. Pola istirahat/tidur
a. Mandi
2 x /hari Iya (dilap)
- Frekuensi
- Memakai sabun Memakai Tidak
b. Cuci rambut
- Frekuensi
- Memakai sampo 2 x /hari Tidak ada
Mamakai sampo Tidak ada
4. Pola aktivitas
Jualan sayur Tidak ada
- Kegiatan dalam pekerjaan
11 jam Tidak ada
- Waktu bekerja
5. Pola istirahat
6 7 jam 5 6 jam
- Tidur
ANALISA DATA
1. Nyeri
- Data Subyektif
- T= 140/80 N= 82 x /menit
- P= 18 x /m S= 36,5
- HB = 6,4
- Data Obyektif
Kecemasan
- Klien tampak cemas bila ditanyai
tentang seputar penyakitnya yang
kurang diketahui anaknya.
3. - Data Subyektif
Pasien lemah Perubahan pola
Klien mengatakan tidak nafsu nutrisi
makan
Klien mengatakan hanya
Anoreksia
menghabiskan dari porsi makan
biasanya
Pasien hanya
menghabiskan porsi
- Data Objektif
Perubahan pola nutrisi
Anoreksia
KU lemah, cm
pasien hanya menghabiskan
dari porsi makan (4-5 sdm)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kecemasan b.d
2. kurangnya pengetahuan 14-02-2017 16-02-2017
tentag penyakitnya
3
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kurangnya 14-02-2017 16-02-2017
nafsu makan
27
INTERVENSI
NO Tujuan di kriteria
Tgl/jam Intervensi Rasional Paraf
Dx hasil
I 14-02- Tujuan
- Istirahat di - Dengan istirahat akan
2017 perawatan
tempat tidur mengurangi beban kerja
- Rasa nyaman organ tubuh terutama
terpenuhi bagian yang rusak,
- Rasa nyeri
sehingga kerusakan
berkurang
bertambah parah dan
- Pasien tidak
mempercepat proses
gelisah
- Pasien dapat penyembuhan
tidur dengan
tenang
- Berikan
pengobatan - Analgotik menekan
analgetik dan saraf ferifer sehingga
antibiotic sesuai mengurangi nyeri
anjuran dokter antibiotic akan
membunuh kuman
sehingga pandangan
menurun
- Beri penyuluhan
tentang manfaat
istirahat di - Terjalin hubungan kerja
Tempat tidur, sama yang baik antara
latihan pasien, keluarga dari
pernapasan, petugas untuk menuju
kesembuhan pasien
II 14-02- Tujuan
- Bentuk hubungan - Suasana yang demikian
2017 Kecemasan
saling percaya akan memudahkan
pasien berkurang
dan terbuka pasien untuk
kriteria hasil
mengeluarkan isi
- Ekpresi hatinya sehingga beban
Nampak mental akan berkurang
cemas
- Komunikasi
baik
- Dapat tidur - Luangkan waktu - Pasien merasa rendah
berbincang- diri dan terasing dengan
Tidak katakutan
bincang dengan tindakan tersebut pasien
pasien akan lebih diperhatikan
29
pasien terpenuhi
Untuk menurunkan
Membantu
potensial terjadinya
dalam
respon mual dan
identifikasi
muntah
malnutrisi
protein dan
kalori
khususnya
bila berat
badan dan
pengukuran
antropometrik
kurang dari
normal
Lakukan oral
Kebersihan mulut
hygiene pada
yang terjaga dapat
pasien
meningkatkan
sensasi pengecapan
dan nafsu makan
Kolaborasi :
Memberikan
rencana diet khusus
Rujuk pada
untuk memenuhi
ahli gizi / tim
kebutuhan ibu dan
pendukung
janin yang
nutrisi
dikandungnya, serta
menurunkan
potensial komplikasi
yang terjadi
berkenaan dengan
malnutrisi protein /
kalori dan defisiensi
mikronutrien
31
IMPLEMENTASI
NO
Tgl/jam Implementasi Respon hasil Paraf
Dx
I 14-02-2017 - pasien mengikuti anjuran
- menganjurkan pasien untuk
perawat dan beristirahat
istirahat di tempat tidur
ditempat tidur
32
- Memberikan pengobatan
analgetik dan antibiotik - Obat telah diberikan,
sesuai anjuran dokter klien mengatakan nyeri
masih terasa dan tidak
terjadi alergi obat atau
syok anapilatik
- Memberikan penyuluhan
tentang manfaat istirahat di - Pasien mengikuti
tempat tidur dan ambulasi anjuran perawat dan
(mika miki) mampu melakukan mika
miki di tempat tidur
II 14-02-2017
- Membentuk hubungan yang - Pasien mau berinteraksi
saling percaya dan terbuka dengan perawat dan mau
menceritakan keluh
kesahnya
III 14-02-2017
- memantau masukan - Pasien hanya makan
makanan tiap hari 4-5 sendok setiap
makan
- BB : 85 Kg
TB : 162 Cm
- mengukur tinggi, berat
badan.
- Tidak terjadi
malnutrisi pada
pasien hanya saja
- Membantu dalam
pasien kurang nafsu
identifikasi malnutrisi
makan
- mengkonsultasikan RS
pada ahli gizi / tim
pendukung nutrisi
II 15-02-2017
- Membentuk hubungan yang - Pasien mau berinteraksi
saling percaya dan terbuka dengan perawat dan mau
menceritakan keluh
kesahnya
- Keluarga memahami
tindakan yang bisa
membuat harga diri
pasien bangkit
III 15-02-2017
- Pasien menerima
anjuran perawat
- menganjurkan pasien
untuk diit TSTP
II 16-02-2017
- Membentuk hubungan - Pasien mau berinteraksi
saling percaya dengan perawat dan mau
menceritakan keluh
kesahnya
- Pasien menceritakan
- Meluangkan waktu untuk keluhan yang ia rasakan
bebincang dengan pasien
37
III
- memantau masukan - Pasien makan 1/2
16-02-2017
makanan tiap hari porsi setiap makan
- BB : 85 KgTB : 162
Cm
- menganjurkan pasien
untuk diit TSTP
38
EVALUASI
NO
Tgl/jam Implementasi Paraf
Dx
I Selasa S Klien mengatakan nyeri masih terasa
14-02-2017 Nyeri terasa di bagian abdomen, nyeri seperti di
tusuk-tusuk, nyeri terasa saat ditekan, skala nyeri
5, nyeri sedang
P Intervensi dilanjutkan
P Intervensi dilanjutkan
I Rabu S Klien mengatakan nyeri masih terasa tetapi sudah
15-02-2017 berkurang skala nyeri 4
P Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan Makalah diatas , dapat kami simpulkan bahwa :
1. Kanker serviks adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan
wanita. Kanker serviks ( kanker leher rahim ) adalah tumbuhnya sel sel tidak
normal pada leher rahim. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu
epithelium yang normal sampai menjadi Ca invasive memberikan gejala dan
merupakan proses yang perlahan - lahan dan mengambil waktu bertahun
tahun. Gejala klinis kanker serviks pada stadium lanjut baru terlihat tanda
tanda yang khas, baik berupa perdarahan yang hebat ( terutama dalam bentuk
eksofitik ) , flour albus yang berbau dan rasa nyeri yang sangat hebat .
2. HPV ( Human Papiloma Virus ) merupakan penyebab terbanyak kanker serviks,
sebagai tambahan perokok sigaret telah juga sebagai penyebab. Adapun factor
resikonya yaitu : Pola hubungan seksual, paritas, merokok, kontrasepsi oral,
defisiensi gizi, social ekonomi, dan pasangan seksual.
3. Secara umum, stadium lA lebih sering ditemukan pada kelompok umur 30 39
tahun. Sedangkan untuk stadium lB dan ll sering ditemukan pada kelompok
umur 40 49 tahun, stadium lll dan lV sering ditemukan pada kelompok umur
60 69 tahun. Frekuensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada Negara
Negara berkembang seperti Indonesia, India, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di
Amerika latin dan Afrika selatan fekwensi kanker rahim juga merupakan
penyakit keganasan terbanyak dari semua penyakit keganasan yang ada lainnya .
4. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut , diantaranya : Pendarahan
sesudah melakukan hubungan intim , keputihan , pada tahap lanjut keluar cairan
kekuningan berbau atau bercampur darah , nyeri panggul atau tidak dapat buang
air kecil .
5. Terapi bedah kanker serviks diantaranya : Bedah beku ( Cryosurgery ) , Terapi
laser, Prosedur Eksesi Bedah Elektrik Lengkung ( LEEP ) , konisasi .
6. Kanker serviks dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihahan kewanitaan,
Penggunaan kondom saat berhubungan seks, menghindari merokok,
menghindari pencucian vagina dengan obat obat antiseptic tertentu, pemberian
vaksin ( antigen ), pemeriksaan PAP SMEAR adalah cara untuk mendeteksi dini
kanker serviks.
7. Komplikasi dari kanker serviks yaitu mengalami perdarahan kecil divagina,
sering buang air kecil, terkadang sampai mengalami pendarahan hebat dari
42
vagina serta gagal ginjal. Kanker serviks adalah kanker paling umum kedua dan
penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita setelah kanker panyudara.
B. SARAN
Untuk melakukan skrining kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya
keluhan. Datanglah ketempat periksa untuk ,melakukan PAP SMEAR / IVA. Jika
ditemukan kelainan pra kanker, ikutilah pesan petugas / dokter. Apabila perlu
pengobatan, jangan ditunda. Karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hamper
100 % .
Berhati hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah
daripada mengobati. Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan
berarti sulit untuk menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari, asal kita selalu berusaha
hidup sehat dan teratur .
DAFTAR PUSTAKA
43
Reeder, Martin dkk. 2003. MATERNITAS kesehatan wanita, bayi dan keluarga. Vol 1.
Edisi 18. Jakarta : EGC
https://cattycha.wordpress.com/2009/03/12/asuhan-keperawatan-kanker-cerviks/
https://iputujuniarthasemaraputra.wordpress.com/2012/08/25/asuhan-keperawatan-kanker-
serviks/