PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Kepemimpian
Konsep kepemimpian merupakan cara bagaimana mengidentifikasi beberapa
teori kepemimpian yang ideal dan dapat dilaksanakan di lapangan dengan
mudah sehingga menguntungkan organisasi. Dalam konsep kepemimpinan
yang akan dibahas antara lain pengertian, teori kepemimpinan gaya
kepemimpian, dan kepemimpinan dalam keperawatan.
B. Pengertian Kepemimpinan
Dubrin (2005:3) mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya
mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara
mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang
menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan
perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan
untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar
tujuan organisasional dapat tercapai.
Siagian (2002:62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya)
sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin
meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Nimran
(2004:64) mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah
merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku
seperti yang akan dikehendaki. Robbins (1996:39) mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok kearah tercapainya tujuan.
Siagian (2002:66) mengemukakan bahwa peranan pemimpin atau
kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu
peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional, dan
2
peran pengambilan keputusan. Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat
interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam
perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi,
seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan
arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peran sebagai
penghubung. Peranan yang bersifat informasional mengandung arti bahwa
seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi,
penerima dan penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin dalam
pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran
sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi bisnis
yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau
kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten.
Mintzberg dalam Luthans (2002) dan Sutiadi (2003:4) mengemukakan
bahwa peran kepemimpinan dalam organisasi adalah sebagai pengatur visi,
motivator, penganalis, dan penguasaan pekerjaan. Yasin (2001:6)
mengemukakan bahwa keberhasilan kegiatan usaha pengembangan
organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan atau
pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak organisasi untuk investasi
energi yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi pimpinan.
Anoraga et al. (1995) dalam Tika (2006:64) mengemukakan bahwa ada
sembilan peranan kepemimpinan seorang dalam organisasi yaitu pemimpin
sebagai perencana, pemimpin sebagai pembuat kebijakan, pemimpin sebagai
ahli, pemimpin sebagai pelaksana, pemimpin sebagai pengendali, pemimpin
sebagai pemberi hadiah atau hukuman, pemimpin sebagai teladan dan
lambang atau simbol, pemimpin sebagai tempat menimpakan segala
kesalahan, dan pemimpin sebagai pengganti peran anggota lain.
Kepemimpinan menurut Gibson adalah suatu usaha menggunakan suatu
gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam
mencapai tujuan. Sedangkan menurut Winardi adalah hubungan dimana satu
orang yakni pimpinan mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara
suka rela dalam usaha mengerjakan tugas tugas yang berhubungan untuk
mencapai hal yang diinginkan. Kepemimpinan akan terjadi bila didalam
3
situasi tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lainbaik secara
perorangan maupun secara berkelompok. Keberhasilan seorang pemimpin
dalam mempengaruhi perilaku banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan.
Ada dua hal yang biasanya dilakukan olehnya teerhadap bawahan atau
pengikutnya yakni perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung
C. Model Kepemimpinan
Dibawah ini akan dibahas model kepemimpinan dasar dalam proses
kepemimpinan secara umum. Seseorang berkuasa dapat dilihat dari masukan
yaitu berasal darimana kekuasaannya. Dimana ada dasar kekuasaan seseorang
berasal dari:
1. Ligitimasi
Berarti karena disetujui orang banyak lewat suatu prosedur pemilihan
yang disetujui bersama, misalnya pemilihan umum.
2. Penghargaan
Berarti menjadi pemimin karena memiliki kemampuan tertentu seperti
memiliki keahlian bidang olah raga sehingga semua anggota setuju kalau
yang bersangkutan menjadi pemimpinnya.
3. Paksaan
Berasal dari paksaan berarti karena dipaksa oleh keadaan tertentu seperti
tidak ada yang bisa dipilih lagi atau situasi darurat sehingga seseorang
berhak memimpin yang lainnya.
4. Trampil
Beasal dari keterampilan berarti karena kemampuan keterampilan yang
melebihi dari yang lain. Misalnya seseorang perawat dengan kemampuan
melaksanakan RJP yang mahir secara manual atau dengan alat DC shock
pada pasien IMA.
5. Ditunjuk Dan Informatif
Adapun berasal dari informatif berarti ada rujukan atau rekomendasi
orang lain terutama atasan yang lebih tinggi bahwa seseorang berhak
menjadi pemimpin.
4
Pemimpin dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan akan melalui
proses kepemimpinan. Proses kepemimpinan memuat segala kegiatan
seperti:
1. Penugasan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Penghargaan
Proses memimpin akan terjadi komunikasi dua arah. Bila baik maka
komunikasi tidak ada kendala, bila kurang baik akan terjadi konflik. Bila
penyelesaian konflik dengan baik maka akan terjadi perubahan-perubahan sikap
antar individu sesuai yang dikehendaki organisasi. Proses selanjutnya adalah
terjadinya adaptasi yang baik antar anggota sehingga kehidupan organisasi
berjalan baik dan bertahan.
D. Teori Kepemimpinan
Beberapa ahli meneliti bahwa tidak ada teori bagaimana menjadi seorang
pemimpin yang paling baik edan jenis pemimpin apa yang paling efektif (
Tappen, Weis & Whitehead, 1999). Tapi seorang pemimpin perawat akan
terlihat berbeda dari sisi kualitas dan perilakunya (Dunham-Taylor, 1995;
Manske, 1989; Montebello, 1994; Tappen, 1995). Dibawah ini dibahas
tentang kualitas dan perilaku pemimpin dari segi latar belakang, antara lain:
1. Trait approach, yaitu paham teori bakat kepemimpinan, pemimpin yang
dilahirkan telah memiliki bakat-bakat yaitu: intelegensi, kepekaan sosial,
peran serta sosial (Robbins & Coulter, 1999).
2. Situational theory, yaitu kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial.
Individu dapat menjadi seorang pemimpin pada situasi tertentu tetapi pada
situasi yang lain dapat menjadi pengikut (Stogdill, dikutip dari Murray &
Di Croce 1997).
3. Contingency model yang dikembangkan oleh Fiedler, 1967 yaitu
kepemimpinan mempunyai 3 dimensi : pertama, pemimpin-bawahan
5
(leader-member realitions), kedua, struktur tugas (a task structure) dan
ketiga kekuasaan (a position of power)
4. Transformational leadership yang diperkenalkan oleh Bennis dan Manus
(1985). menurut faham ini ada 2 jenis kepemimpinan, tradisonal dan
transaksional, dan kepemimpinan transformasional.
skema 11
tinggi
Orientasi tugas
Orientasi tugas
Orientasi bawahan
Orientasi bawahan
d. teori blake & mouton tentang teori kepedulian pada institusi dan bawahan.
Teori blake mouton menyatakan bila seorang pemimpin memliki kepedulian
terhadap instansi yang tinggi berarti orang ini menyukai kesempurnaan tugasnya
dari pada yang lain. Dengan kata lain pekerjaan adalah segalanya sehingga tidak
memperdulikan apa yang sedang terjadi pada bawahannya. Focus yang utama
adalah bagaimana menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan sempurna tanpa
ada halangan. Semua hasil pekerjaannya diharapkan mendapatkn pujian dari
atasan yang lebih tinggi dan mendapatkan penghargaan lainnya.
6
Skema 12
Tinggi F
A B C Tinggi
7
e. Teotri Kurt lewin dalam Huber ( 2000). Tentang gaya kepemipinan. Dalam hal
ini mereka membagi gaya kepemipinan ada beberapa bentuk :
1) Otokrasi/ otoriter, yaitu yang mengedepankan kekuatan pada pemimpin
dari pada partisipasi bawahannya dalam pembuatan keputusan.
2) Demokrasi, yaitu pemimpin yang member kesempatan kepada bawahnnya
ikut serta dalam pembuatan keputusannya.
3) Laisez faire, yaitu pemimpin yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri
maupun cara minta bantuan bawahan ikut berpartisifasi dalam pembuatan
keputusannya
4) Tipe lain antara lain:
a. Pseudo demokrasi, yaitu pemimpin yang selalu berpura pura menerima
pertisifasi bawahannya akan tetapi dalam pelaksanaannya lebih cendrung
kearah otoriter. Memang ada kebebasan berpendapat tetapi keputusan
akhir diambil oleh pemimpinya yang kadang membuat bawahannya
bingung karena seolah olah demokrasi,tetapi tiba-tiba keputusan diambil
sendiri tetapi lama kelamaan bawahan akan tahu dan maklum bahwa
atasan memiliki sifat seperti ini
b. Militeristik, yaitu ciri khas pemimpin yang berpusat pada keputusan
pemimpin daripada bawahanya. Bawahan boleh memberikan masukan
hanya pada saat tertentu seperti pada saat rapat bersama. Pendapat atau
masukan bawahan tidak akan bisa merubah pendirian pemimpinya.
Walaupun pada kesempatan rapat ada kesepakatan tetapi saat
pelaksanaan dilapangan tetapi tidak boleh member masukan/ ide
sekalipun kondisinya mendesak. Semua keputusan pada akhirnya
dipemimpin. Kebaikannya yaitu bila pemimpin memiliki pengalaman
yang baik maka bisa diturunkn kepada junior yang disenangi karena
loyalitasnya. Pemimpin militer cendrung minta penghormatan berlebihan
sehingga pemngambilan keputusan yang menguntungkan mengara pada
bawahan yang memiliki loyalitas dan hirarki yang baik. Pergantian
kepemimpinan biasanya banyak kearah rujukan atau rekomendasi dari
pada kemampuan individu.
8
c. Kharismatik, yaitu cirri khas pemimpin yang menonjolkan kewibawaan
individu karena factor bawaan lahir atau keturunan. Loyalitas bawahan
sangan tinggi secara otomatis tanpa banyak tahu siapa pemimpinya yang
sebenarnya. Kecendrungan pemimpin karismatik juga otoriter halus yang
tidak terasa oleh bawahannya. Kelebihan pemimpin ini bisa saja dari nilai
nilai spiritnya baik didasari agama, ideology maupun pendidikan ( pola
piker) yang melebihi orang lain. Pemimpin seperti ini tidak akan
tergantikan Sampai akhir hidunya karena orang lain/ bawahanya merasa
tidak mampu menggantikannya. Pengambilan keputusan bergantung
pemimpin ini walupun banyak masukan dari orang lain.
E. Gaya Kepemimpinan
demokrasi
otoriter
Bawahan boleh
9
Kreatif tapi Bawahan melakukan
Terbatas Tugas atau keputusan
Atasan
Gambar 6. Kontium prilaku pemimpin
Adapun penjelasan untuk gambar 6 sebagai berikut : semakin kearah kiri table
maka gaya kepemimpinan adalah demokrasi, tetapi semakin kearah kanan maka
table gaya kepemimpinan adalah otoriter. Pada gaya kepemimpinan demokrasi,
jenis orientasi pemimpin yang dipakai adalah/ hubungan manusia (relation
oriented), yaitu semua tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin harus
berfokus pada penyelesaian tugas yang cepat dan sempurna. Bawahan diberikan
deadline artinya semua pekerjaan harus selesai pada waktunya. Bila mundur atau
telat akan dicari siapa penyebabnya dan harus diberikan hukuman/sanksi, minimal
teguran. Sedangkan pada gaya kepemimpinan otoriter adalah orientasi tugas ( task
oriented),yaitu penyelesaian tugas bisa terlaksana dengan tidak mengesampingkan
kebutuhan bio-psiko-sosial bawahannya. Bila ada kemunduran masih ada
toleransi untuk menyelesaikan.Kadang-kadang pimpinan berusaha menutupi
kekurangan bawahan didepan atasan yang lebih tinggi.
10
Table dibawah ini akan menjelaskan perbedaan dari ketiga gaya kepemimpinan
diatsa yaitu otoriter, demokrasi dan laisez faire menurut White & Lippits ( 1960)
dalam Tappen, (1998).
a. Kepemimpinan otoriter
Gaya kepemimpinan otokratik berpusat pada pemimpin/ manejer leader
(centered). Manejer/ pemimpin merasa lebih mengetahui dan lebih mampu dari
pada bawahannya/pimpinan merasa lebih mengetahui dan lebih mampu dari
pada bawahanmya/perawat/pelaksana.Manejer menyakinkan bahwa dari
pandangannya yang paling benar sedangkan terhadap pandangan individu
menekan/tidak setuju.Menejer ruangan mencegah agar perawat pelaksana tidak
banyak berhubungan dan terlalu banyak tahu kebijakannya.Manejer tidak
member penjelasan tujuan organisasi atau kelompok dan hubungan terhadap
kegiatan yang dilakukan dengan tujuannya.bahkan manejer menganggap
perawat adalah sekedar alat.
11
Mencapai tujuan. Akibat gaya otoriter ini menyebabkan perawat banyak yang
merasa tidak puas akan kiinerjanya dan ingin memberontak. Akan tetapi
pimpinan rumah skait menganggap keberadaan manajer keperawatan mulai
dari kepala ruangan sampai direktur keperawatan bisa menahan gejolak-gejolak
yang ada.
Disamping itu, perawat tidak ada yang berani mengambil prakarsa/ inisiatip
dan cenderung menghindari tanggung jawab. Akibat lain yaitu anggota
memiliki rasa kepekaan tinggi, mudah marah, apatis, dan saling mencari
kambing hitam baik didalam kelompok maupun diluar kelompok. Produktivitas
bisa tinggi bila diawasi terus menerus, tetapi bila kendor pengawasannya bisa
menurun lagi. Secara kelompok memiliki moral rendah dan tidak kobesif. Bagi
perawat baru mudah terjadinya turn over yang tinggi (Tappen,1998; Hubber,
2000).
b. Kepemimpinan dempkratik
12
c. Kepemimpinan Laisez Faire
Gaya kepemimpinan lain yang bisa dikatakan merupakan teori baru adalah
kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional.
a. Kepemimpinan Transformaisonal
13
dilakukan para bawahannya untuk mencapai tyjuan organisasi. Untuk itu gaya
transaksional ini cenderung menerapkan gaya kepemimpinan ototiter atau tipe
Blake Mouton yang berorientasi tugas sehingga bawahan hanya kumpulan orang
yang harus mengikuti perintahnya untuk memnuhi harapan dan tujuannya.
14
1. Mendorong dan meningkatkan kesadaran tentang betapa pentingnya dan
bernilainya sasaran yang akan dicapi kelak menujukan cara untuk
mencapainya.
2. Mendorong bawah untuk mendahulukan kepentingan kelompok daripada
kepentingan pribadi .
3. Meningkatkan orde kebutuhan bawahan dan memperluas cakupan kebutuhan.
b. Kepemimpinan transaksional
15
Semua gaya kepemimpinan tersebut ada kekurangan dan ada kelebihan masing-
masing.Menurut tappen (1998) ,kepemimpinan efektif disamping harus
menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat juga harus memiliki pengetahuan
yang luas,sadar diri,berkomunikasi,mempunyai tujuan,mempunyaiai cukup
energi,dan dapat bertindak.Lutthans (dikutif oleh Robbins & Coulter
1999),manajer efektif yang sukses mempunyai empat kegiatan manajerial yaitu
manajemen tradisional yang meliputi kegiatan pengambialan
keputusan,merencanakan dan mengendalikan.Komunikasi yaitu mempertahankan
informasi rutin dan memproses dokumen.Manajemen sumberdaya manusia
meliputi motivasi,mendisiplikan,mengelolah komplik,penepatan staf dan
melatih.Memberi jaringan dan meliputi kegiatan bersosialisasi,berpolitik dan
berientrasi dengan orang-orang luar.
a) Decesion making
b) Day to day behavion
c) Behavion that fall outside of a leaders typical duties
16
Ada beberapa hal yang perlu diketahui bahwa kebutuhan dan harapan
individu-individu bisa mempengaruhi gaya kepemimpinan yatu :
Tabel 9
17
Higt = Task oriented leaer
intermediate = Relationship-oriented leader
Low = Task oriented leader
Situation faktor
18
4. Menjelaskan bagaiman adanya penjelasan yang dapat diterima secara
umum dari pada sekedar pemecah masalah yang tujuannya mengoreksi
bawahanya.
Postition power
Posisi jabatan adalah salah satu faktor dalam teori fiedler contingency model yang
menunjukan kepentingannya kekuasaan/ jabatan yang melekat pada jabatan
seorang pemimpin.Untuk itu posisi jabatabn akan menjawab pertanyaan tentang :
Tabel 10
19
Jenis tuga HIGH HIGH LOW LOW HIGH HIGH LOW LOW
(task
sructure)
Posisi STREG WEAK STREN WEAK STREG WEAK STRE WEA
jabatan TH GTH TH GTH K
(position
power)
Preffered Task-motivation (low PC) Relation-motivation (higt Task
leader LPC) motivation
style (low LPC)
Very Very un-
favorable favorable
20
pemimpin proyek mesin,manajer ini kenyataannya tidak memiliki
kekuasan.Tiap kali mengundang rapat ,tidak ad satupun anak buah yang
datang.Ketika anak buahnya diberi tuga ,selalu merasah bermusushan dan
berfikir negatif serta berlaku kasar.Contoh ahli proyek mesin ini posisi pada
tabel diatas adalah nomor VII (delapan ) yaitu hubungan antara atasan dan
bawahan buruk serta posisi jabatan juga buruk sehingga gaya kepemimpinan
yang diterapkan adalah Task Motivation. Manajer ini tidak sukses.
c) Perawat Supervisor (Registered nurse) untuk posisi situasional variable nomor
IV.
Perawat ini sangat disenangi oleh bawahannya tetapi dokter-dokter hampir
selalu mengontrol/ menguasai dalam pekerjaannya . Dokter- dokter tidak
mengijinkan perawat ini melaksanakan pekerjaan keperawatan yang
seharusnya dialakukan. Perawat terus berjuang agar dokter mengijinkan
melakukan pekerjaan keperawatan yang sebenarnya dan menghentkan
mengganggu pekerjaannya.
21
7. Melakukan perencanaan dan 7. Menciptakan peran pekerjaan
recruitmen tenaga baru
8. Menilai pelaksanaan etika dan 8. Menentukan tingkatan etik dan
moral profesi dalam bekerja moral profesi/pekerjaan
9. Mengembangkan organisasi dan 9. Mengembangkan organisasi
sumber daya manusia 10. Melakukan antisipasi terhadap
10. Langkahnya selalu berprinsip adanya masalah
problem-solving 11. Melakukan tugas sosialisasi
11. Melakukan perencanaan sumber 12. Menyusun dan menemukan
daya organisasi peluang baru untuk kemajuan
12. Meningkatkan produktivitas dan organisasi
efisiensi 13. Menginspirasi dan
13. Memberikan motivasi dan memberdayakan orang lain
mendukung kemajuan 14. Merencanakan dan
bawahannya mengorganisasi bagaimana
14. Melakukan kegiatan delegasi dan menukseskan tujuan organisasi
pendidikan/pelatihan
22
H. Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah merupakan manajer tingkat pemula yang fokus utama
kegiatannya berada di unit-unit kerja (Rocchiccioli & Tilbury, 1998). Dalam
melakukan kegiatannya kepala ruangan dibantu oleh orang-orang yang bekerja di
tingkat manajer pemula antara lain wakil kepala ruangan dan ketua tim, serta
perawat pelaksana. Menurut Depkes (2000) , kepala ruangan adalah seorang
tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur
dan mengendalikan kegiatan pelayanna keperawatan di ruang rawat.
Adapun Depkes RI (2000) menyatakan bahwa seorang kepala ruangan
memiliki tanggung jawab:
1) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
2) Merencanakan kebutuhan alat kesehatan dan penggunaannya
3) Mengembangkan pelayanan keperawatan
4) Melaksanakan penilaian kinerja perawat
5) Memberikan orientasi kepada pasien baru
6) Melaksanakan SAK (standar asuhan keperawatan dan Standard SOP /
Operational Procedur ) yang ditetapkan pimpinan bidang keperawatn
7) Melaksanakan pembimbingan mahasiswa keperawata
8) Memberikan laporan berkala tentang pelayanna keperawatan
23
BAB III
KASUS
A. Kasus
Seorang kepala ruangan rawat inap penyakit dalam mengadakan kinerja rapat
rutin dengan seluruh parawat. Dalam rapat rutin tersebut kepala ruangan
mengagendakan kinerja parawat yang tidak baik. Hal ini di picu oleh adanya
sikap kepala ruangan yang otoriter (menurut sebagian perawat), dan perawat
yang malas bekerja.
B. Analisis Kasus
1. Prinsip/gaya kepemimpinan
Berdasarkan kasus diatas, prinsip/gaya kepimpinan yang diemban oleh
kepala ruangannya yaitu kepimpinan oteriter (terlalu keras). Ini karena
pimpinan merasa lebih mengetahui dan mampu dari pada bawahan nya
/perawat sehingga membuat kepala ruangan nya seenak nya saja dalam
melakukan pekerjaan nya.
2. Perencanaan
a. Mengajak pemimpin/kepala ruangan serta seluruh staf untuk
melaksanakan rapat mengenai agenda yang akan dilakukan
diruangan dengan musyawarah san mencapai suatu tujuan dengan
cara mufakat bersamaa.
b. Mengagendakan pemberian reward dan pujian untuk perawwat
yang rajin dan disiplin dalam menjalankan tugasnya. Agar para
perawat ruangan lebih semangat lagi dalam bertugas.
c. Merencanakan penetapan atau membentuk pembagian kinerja para
perawat
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain dalam mencapai
tujuan (huber,2000). Menurut la monica (1998) menyimpulkan pendapat dari
fleisman (1973) dan hersey & Blanchard (1977), kepemimpinan adalah
pengguna proses atau kelompok ke arah pencapaian satu atau kelompok ke
arah pencapaian satu atau beberapa tujuan dalam situasi yang unik dan
tertentu. Definisi dari para ahli yang lain, kepemimpinan adalah suatu
kegiatan mempengaruhi individu atau sekelompok orang agar mau
melaksanakan tugas sesuai tujuan organisasi secara sukarela.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas makalah manajemen keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Kelompok 3
27
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP.........................................................................25
28
MAKALAH
MANAJEMEN KEPERAWATAN
KEPEMIMPINAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. DINDA DWIYANA N
2. RESKA AYU SANTRI
3. JAYADI
4. FUZITA FRANSISKA
5. ULFA RIZA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS BENGKULU
29
30