BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah
diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk
adalah bentuk kanker paling umum pada wanita. 2,1 juta wanita terkena
bahwa pada tahun 2040 jumlah kanker payudara yang di diagnosis akan
sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian 13,9
menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013
menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker
Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000
oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak
psikososial yang dialami penderita kanker payudara yaitu distres yang akan
yang baik maka akan memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat
menurun maka keinginan untuk sembuh juga menurun (Haryati & Sari,
2019).
(Desmawati, 2019).
3
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Anatomi Payudara
dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior.
dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media,
dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah
musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda
6
Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan 5
tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari
payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava
kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan
demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (No
Title, 2012).
Gambar 2.1
Anatomi Payudara (No Title, 2012)
Fisiologi payudara
susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon estrogen dan
progesteron.
lemak.
nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan
2.2 Etiologi
asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur
payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi 7
sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah
ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan
kanker payudara.
yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko
obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan
kanker.
2.3 Patofisiologi
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak
genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana
sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi
2.4 Pathway
khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk
bulat dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema,
mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun
• Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
10
• Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus)
satelit)
• Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
• Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada
awal-awalnya tidak terasa sakit.
payudara
1. Laboratoriu
serum
• Pemeriksaan sitologik
yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan
2..Mammagrafi
11
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk
untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada
3.Ultrasonografi
4.Thermography
karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
5. Xerodiography
6 Biopsi
terapi.
7. CT. Scan
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada speredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
b. Penatalaksanaan medis
i. Pembedahan
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
2. Mastektomi total
3. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
ii. Radioterapi
iii. Kemoterapi
aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
c. Komplikasi
a. Pengertian
Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-
100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan
atau masalah keperawatan Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul
Pathway
d. Masalah keperawatan
2. Data mayor :
aktivitas.
3. Data minor
(D.0129).
2. Data mayor :
3. Data minor
iii. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun
(D.0005).
adekuat
2. Data Mayor :
Subjektif:
Dispnea
3. Data minor
Subjektif :Ortopnea
Objektif : Pernapasan pursed-lip 1, Pernapasan cuping hidung, 16
patogenik.
(D.0019).
metabolisme.
2. Data mayor :
3. Data minor
(D.0111).
1. Definsi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan 17
2. Data mayor :
masalah
3. Data minor :
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
ancaman.
2. Data Mayor :
3. Data Minor :
berdaya.
tubuh (D.0083).
fisik individu.
2. Data mayor :
hilang
3. Data Minor :
ix. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0086).
2. Data Mayor :
tubuh menunduk,
3. Data minor :
keputusasaan
pelan dan lirih, Pasif, Perilaku tidak asertif, Mencari penguatan secara
keputusan.
dengan damai, yang dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki
makhluk yang unik, dan tidak ada yang memiliki kebutuhan dasar yang sama
2019).
maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan
a. Pengkajian
i. Pengkajian Identitas
1. Identitas Pasien :
1. Keluhan Utama :
3. Alergi :
1. Pola Bernapas
2. Pola makan-minum
3. Pola Eliminasi
6. Pola Berpakaian
8. Pola Aman
v. Pemeriksaan Penunjang
b. Diagnosa keperawatan
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi
(D.0129).
iii. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun
(D.0005).
(D.0111).
tubuh (D.0083).
ix. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0101).
c. Intervensi Keperawatan
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria
2. Kriteria hasil :
c. meringis menurun
e. gelisah menurun
i. diaforesis menurun
l. anoreksia menurun
v. fokus membaik
x. perilaku membaik
3. Intervensi :
Observasi
nyeri
komplementer yang
sudah diberikan
analgesic Terapeutik
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 25
Edukasi
nyeri Kolaborasi
(D.0129).
meingkat.
2. Kriteria hasil :
a. Elastisitas meningkat
b. Hidrasi meningkat
f. Nyeri menurun
g. Perdarahan menurun
h. Kemerahan menurun
i. Hematoma menurun
l. Nekrosis menurun
o. Sensasi membaik
p. Tekstur membaik
3. Intervensi :
Observasi
b. monitor tanda-tanda
infeksi Terapeutik
sesuai kebutuhan
kondisi pasien
perlu Edukasi
mandiri Kolaborasi
iii. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun
(D.0005).
2. Kriteria hasil :
f. Dispnea menurun
i. Ortopnea menurun
3. Intervensi :
Observasi
aroma) Terapeutik
Edukasi
kontraindikasi
efektif Kolaborasi
jika perlu
2. Kriteria hasil :
d. demam menurun
e. kemerahan menurun
f. bengkak menurun
g. vesikel menurun
k. piuria menurun
30
l. periode malaise menurun
n. letargi menurun
3. Intervensi
observasi
sistemik terapeutik
lingkungan pasien
tinggi Edukasi
cairan kolaborasi
2. Kriteria hasil :
tepat meningkat
l. Sariawan menurun
n. Diare menurun
32
o. Berat badan membaik
3. Intervensi :
Observasi
laboratorium Terapeutik
Edukasi
diprogramkan Kolaborasi
(D.0111).
2. Kriteria hasil :
d. kemampuan menggambarkan
i. perilaku membaik
3. Intervensi :
Observasi
b. Identifikasi faktor-faktor
Terapeutik
Edukasi
2. Kriteria hasil:
a. verbalisasi kebingungan menurun 35
f. anoreksia menurun
g. palpitasi menurun
k. diaforesis menurun
l. tremor menurun
m. pucat menurun
n. konsentrasi membaik
s. orientasi membaik
3. Intervensi :
Terapeutik
a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Edukasi
a) Jelaskan prosedur, temasuk sensasi yang mungkin dialami
h) Latih teknik
relaksasi Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, Jika perlu
tubuh (D.0083).
2. Kriteria hasil :
3. Intervensi :
Observasi
tubuh berdasarkan
tahap perkembangan 38
berubah Terapeutik
realistis
citra tubuh
Edukasi
tubuh
wig, kosmetik)
sebaya)
e) Latih fungsi tubuh yang dimiliki 39
maupun kelompok
ix. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0086).
2. Kriteria hasil :
g. konsentrasi meningkat
h. tidur meningkat
k. aktif meningkat
3. Intervensi
Observasi
kebutuhan Terapeutik
diri
Edukasi
menangani situasi
d. Implementasi
menigkatkan kualitas hidup pasien. Jenis tindakan yang telah disusun pada
tahap perencanaan. Pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, 42
e. Evaluasi
lainnya.
B. Keabsahan Data
keluarga, data hasil pemeriksaan fisik dan catatan rekam medis, serta
C. Analisis Data
Analisia data pada literature review yaitu data yang dikumpulkan sesuai
dengan kriteria inklusi dikaitkan dengan konsep teori, prinsip yang relevan
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, F., & Sari, D. N. A. (2019). Hubungan body image dengan kualitas hidup
pada pasien kanker payudara yang menjalankan kemoterapi. Health Sciences
and Pharmacy Journal, 3(2), 54. https://doi.org/10.32504/hspj.v3i2.138
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Tri Winarti. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Carsinoma Mammae Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda.