OLEH:
NIM. 2001031048
a. Struktur
Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan
adipose yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara
terletak diatas otot pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut
melalui selapis jaringan ikat. Variasi ukuran payudara bergantung
pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan pada
jumlah glandular aktual.
1) Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap
lobus dialiri duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi
sinus lakteferus (ampula).
2) Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh
ligamen suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa).
3) Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap
lobulus kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang
berakhir di alveoli sekretori.
4) Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar
sekitar 1 cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola.
b. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
a. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal,
yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan
berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari
payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju
vena kava superior.
b. Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting,
dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan
demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe
aksilar (Sloane, 2004).
2. Fisiologi Payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium
dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur
menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar
dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran
maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan
nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin
dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai semuanya
berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada
kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus
alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon
prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke
puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004)
% Bertahan
Pengelompokan Stadium Hidup 5
dalam Tahun
Stadium 0 Tis N0 M0 99%
Stadium I T1 N0 M0 92%
Stadium II A T0 N1 M0 82%
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium II B T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium III A T0 N2 M0 47%
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0
Stadium III B T4 N apa saja M0 44%
T apa saja N3 M0
Stadium IV T apa saja N apa saja M1 14%
Untuk uraian klasifikasi diatas, lebih jelasnya adala sebagai berikut:
a. Stadium 0
Tidak terbukti adanya tumor primer, tidak ada tumor dalam kelenjar
getah bening region, tidak ada metastase ke bagian lain, dan
memeiliki harapan hidup 99% selama 5 tahun kedepan.
b. Stadium I
Tumor berukuran kurang atau sama dengan 2 cm, tidak ada tumor
dalam kelenjar getah bening region, tidak ada metastase jauh dan
memiliki harapan hidup 92% selama 5 tahun kedepan.
c. Stadium IIA
Tumor tidak ditemukan pada payudara, tetapi sel-sel kanker
ditemukan di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di bawah
lengan dapat berpindah- pindah, tidak mengalami metastase jauh dan
memiliki harapan hidup 82% selama 5 tahun kedepan.
d. Stadium II B
Tumor berukuran lebih besar dari 2 cm tidak lebih dari 5 cm, sel-sel
kanker ditemukan di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di
bawah lengan dapat berpindah-pindah dan tidak mengalami
metastase jauh.
e. Stadium IIIA
Tumor tidak ditemukan di payudara, tetapi ditemukan di kelenjar
getah bening melekat bersama atau pada struktur yang lain, tidak ada
metastase jauh dan memiliki harapan hidup 47% selama 5 tahun
kedepan.
f. Stadium IIIB
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan, juga terdapat luka bernanah di payudara atau
didiagnosis sebagai inflammatory breast cancer, menyebar ke
kelenjar getah bening dan memiliki harapan hidup 44% selama 5
tahun kedepan.
g. Stadium IV
Ukuran tumor sudah tidak dapat ditentukan dan telah menyebar atau
bermetastasis ke lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver,
tulang rusuk, atau organ-organ tubuh lainnya dan memiliki harapan
hidup 15% selama 5 tahun kedepan.
6. Penatalaksanaan Medis
Penangan pada pasien kanker payudara meliputi:
a. Mastektomi
Mastektomi adalah pmbedahan yang dilakukan untuk mengangkat
payudara.
Tipe-tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin (2014) terbagi
menjadi 7 yaitu:
a. Mastektomi radikal luas
Terdiri prosedur di atas di tambah eksisi klenjar limfe mammae
internal. Beberapa bagian rusuk harus diangkat untuk mencapai
kelenjar mammae internal. Operasi ini jarang dilakukan.
b. Mastektommi radikal (haisted klasik)
Melalui insisi vertikal, seluruh payudara diangkat dengan batas
kulit yang bermakna disekitar puting, areola, dan tumor. Otot
pektoralis mayor dan minor diangkat, vena aksila dipotong.
Dalam pembedahan kulit yang tipis ditinggalkan.
c. Mastektomi radikal modifikasi
Seluruh payudara dan sebagian besar kelenjar limfe pada aksila
diangkat,vena aksila dipotong, otot pektoralis dipertahankan.
d. Mastektomi sederhana (total)
Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot
pektoralis tidak. Apabila kanker telah menyebar, aksila diradiasi
atau dilakukan mastektomi radikal.
e. Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan)
Tumor dan besar segmen di sekitar jaringan payudara, dibawah
fasia, dan kulit di atasnya diangkat biasanya sekitar sepertiga
payudara.
f. Lumpektomi, tilektomi atau eksisi lokal
Tumor berukuran 3 cm sampai 5 cm jaringan pada kedua sisi
diangkat, memepertahankan jaringan dan kulit payudara lainnya.
g. Mastektomi subkutan
Jaringan payudara, termasuk kedua aksila, diangkat melalui
insisi di bawah payudara. Semua kulit payudara, termasuk
puting dan areola serta tonjolan jaringankecil di bawah puting,
dibiarkan ditempatnya. Implan silikon disisipkan, baik pada saat
pembedahan awal atau beberapa bulan sesudahnya.
b. Radioterapi
Radiotrapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.
Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi
lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudaar
menghitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat
dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan
lumpektomi atau mastektomi (Putra, 2015).
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh
sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan
kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah
serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada
saat kemoterapi (Putra, 2015).
d. Terapi Hormonal
Terapi ini biasa disebut trapi anti-estrogen yang sistem kerjannya
memblok kemampuan estrogen dalam menstimulus perkembangan
kanker payudara (Putra, 2015).
e. Lintas metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas
dan resorbsi tulang yang sering digunakan untuk melawan
osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia
dan kelainan metabolisme tulang, menunjukan evektivitas untuk
menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.
Penggunaan asam bifosfonat dalam jangka panjang dapat
menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi
ginjal (Nurarif, 2015).
7. Skrining
Skrining untuk kanker payudara berguna untuk mendeteksi seorang
atau kelompok orang yang mempunyai kelainan atau abnormalitas yang
mungkin kanker payudara dan selanjutnya memerlukan diagnosa
konfirmasi. Skrining juga ditujukan untuk mendapatkan kanker payudara
dini sehingga hasil pengobatan menjadi efektif dengan demikian
menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup. Tindakan untuk
skrining antara lain sebagai berikut:
a. Pemeriksa payudara sendiri (SADARI)
SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang perempuan
terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakanan ini dilengkapi
dengan langkah-langkah khusus
untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara.
SADARI dilakukan setiap bulan sekitar 7-10 hari setelah mentruasi
(Putra, 2015).
b. Pemeriksaan payudara klinis (SADANIS)
Pemeriksaan payudara klinis dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
profesional dengan cara seperti pemeriksaan payudara sendiri
biasanya dilakukan setiap setahun sekali. Pemeriksaan SADANIS
sangat penting untuk umur 40 tahun lebih saat risiko kanker
payudara mulai meningkat, untuk perempuan usia 20-30an tahun di
anjurkan pula untuk melakukan pemeriksaan ini disamping tenaga
kesehatan menguatkan SADARI (Martin dan Griffin, 2014).
c. Termografi (clinical infrared imaging)
Termografi adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi dan
mencatat perubahan suhu pada permukaan kulit. Pencitraan termal
inframerah digital digunakan dalam skrining kanker payudara,
menggunakan kamera termal inframerah untuk memotret area suhu
yang berbeda di sekitar payudara. Area payudara yang terkena kanker
biasanya memiliki suhu lebih tinggi yang akan terdeteksi melalui
prosedur termografi.
d. Mammografi
Mammografi adalah prosedur skrining dan diagnostik yang
menggunakan sinar X untuk mengetahi kondisi payudara. Lebih dari
90% kanker payudara dapat terdeteksi dengan mammografi tetapi
hanya 20% sampai 50% lesi pada payudara hanya dapat terdeteksi
oleh mammografi. Mammografi lebih dini menemukan kanker yang
lebih kecil dalam 2 tahun sebelum kanker dapat dipalpasi, dengan
lebih sedikit metastase ke nodus limfe (Martin dan Griffin, 2014).
Skrining mammografi dianjurkan untuk perempuan berusia 40 tahun
dengan resiko standar dan untuk wanita yang berisiko tinggi dapat
dilakukan pada umur 25 tahun.
8. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut
Nurarif (2015) adalah:
a. Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi.
b. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
c. Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun
sebelum kanker dapat dipalpasi.
d. Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast
Cancer Susceptibility Gene).
e. USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik.
f. Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah.
C. Patophysiological Pathway (WOC)
D.
Faktor predisposisi dan Mendesak sel saraf Interupsi sel saraf
resiko tinggi hiperplasi
E. pada sel mammae
Nyeri
Nyeri
Menekan
F. jaringan pada Aliran darah terhambat
mammae
Hipermetabolisme ke
jaringan
Hipoxsia
Peningkatan konsistensi
G. mammae
Pe hipermetabolisme
jaringan BB turun Nekrosis jaringan
Bakteri patogen
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Resiko infeksi
Mammae
H. menbengkak Ukuran mammae
abnormal
2. TEST DIAGNOSTIK
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut
Nurarif (2015) adalah:
a. Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi.
b. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
c. Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun
sebelum kanker dapat dipalpasi.
d. Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast
Cancer Susceptibility Gene).
e. USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik.
f. Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah.
D. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) diagnosa keperawatan pada pasien
dengan Ca Mamae adalah sebagai berikut:
1. Nyeri akut b.d adanya penekanan massa tumor
2. Kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik (tekanan jaringan
mammae)
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernapasan, deformitas
dinding dada
4. Resiko infeksi b.d luka operasi
5. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d ketidak mampuan
mengabsorbsi nutrient ke jaringan
6. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, progbosis, serta pengobatan
penyakitnya b.d kurangnya informasi
7. Ansietas b.d perubahan gambaran tubuh
8. Ganguan citra tubuh b.d perubahan pada bentuk tubuh karena prosess
penyakit (mammae asimetris)
E. Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Tujuanpada dan Kriteria padaHasil Intervensi keperawatan (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
1. Ganguan integritas kulit/ Setelah dilakukanyaitu tindakan Perawatan Integritas Kulit
jaringan berhubungan keperawatanselama 3x24 jam Observasi
dengan faktor mekanis makadiharapkan gangguan integritas Monitor karakteristik luka Terapeutik
(penekanan kulit), kulit/ jaringan meningkat. Lepaskan balutan dan plester
dibuktikan dengan Kriteria hasil : secara perlahan
kerusakan jaringan dan atau Perfusi jaringan membaik Bersihkan dengan cairan naCl atau
lapisan kulit Kemerahan menurun pembersih nontoksik
Jaringan nekrosis menurun Bersihkan jaringan nekrotik
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
Jadwalkan perubahan yaituposisi
setiap waktu2 jam
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik
Dukungan Ambulasi
Observasi
identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainnya
identifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi
monitoe kondisi umum selama
melakukan ambulasi
Terapeutik
fasilitasi melakukan mobilisasi
fisik
libatkan keluargayaitu untukdalam
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
3. Defisit perawatan pada diri Setelah dilakukanyaitu tindakan Dukungan perawatan diri BAB/BAK
berhubungan jugadengan keperawatandalam 3x24 jam Observasi
kelemahan, di buktikan dengan makadiharapkan defisit perawatan Identifikasi adanya keyakinan tidak
cedera medula spinalis diri meningkat rasional
Kriteria hasil : Terapeutik
Kemampuan Fasilitasi mengidentifikasi reflek
mandi meningkat perasaan yang destruktif
Minat melakukan Fasilitasi mengidentifikasi dampak
perawatan diri meningkat situasi pada hubungan keluarga
Mempertahankan Fasilitasi dukungan spiritual
kebersihan diri meningkat
Mempertahankan Dukungan Perawatan Diri Mandi
kebersihan mulut meningkat Observasi
identifikasi usia dan budaya dalam
membantu kebersihan klien
monitor kebersihan tubuh
monitor integritas kulit terapeutik
sediakan peralatan mandi
sediakanyaitu lingkungan yangsangat
aman dan juganyaman
fasilitasi menggosok gigi, sesuai
kebutuhan
fasilitasi mandi sesuai kebutuhan
Edukasi
jelaskan manfaat mandi dan dampak
tidak mandi terhadap kesehatan ajarkan
kepada keluarga cara memandikan
pasien
Terapi Relaksasi
Observasi
Identifikasi penurunan tingkat
energi,ketidakmampuan
berkonsentrasi,danjuga atau gejalayg
lain yang dapatmengganggu
kemampuanyg kognitif
Identifikasi teknik relaksasiyang
pernah efektif digunakan
Identifikasipada Kesediaan,
kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
Periksa ketegangan otot
Terapeutik
Ciptakan lingkungan yang tenang dan
jugatanpa gangguan
Gunakan pakaian longgar
Gunakan teknikrelaksasi yaitusebagai
strategi danpenunjang dengan
caraanalgetik atau tindakanoleh medis
lain
Eduksai
Jelaskan tujuan, danjugamanfaat,
batasan, danjuga jenis relaksasi yang
sudahtersedia
Anjurkan mengambil posisi yang
nyaman
Anjurkan untukrileks dan
untukmerasakan sensasi padarelaksasi
Anjurkan untuksering mengulangi
ataujuga melatihuntuk teknik yang
sudahdipilih
5. Resiko infeksi berhubungan dengan kanker Setelah dilakukanyaitu tindakan Pencegahan Infeksi
dibuktikan dengan kerusakanpada integritas keperawatanyaitu 3x24 jam Observasi
kulit dandiharapkan tingkat infeksi Monitoryaitu tanda dan
menurun gejaladari infeksi lokal
Kriteria hasil : dan sistemik
Kemerahan menurun Terapeutik
Nyeri menurun Berikan perawatan kulit
Cairan berbau busuk menurun pada area edema
Gangguan kognitif menurun Pertahankan teknik
Kadar sel darah putih aseptik pada pasien
membaik beresiko tinggi
Kultur darah membaik Edukasi
Kultur area luka membaik Jelaskan tandajuga dan
gejalapada infeksi
Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
F. Daftar Pustaka
American Cancer Society. (2019). Breast Cancer Facts & Figures 2018
-2019.
Nurarif & Amin H., Kusuma, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC.
Jakarta:Medication.