Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya

dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah

pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia sehat

2015 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan

perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan kesehatan

bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri

dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang

mengutamakan upaya promotive dan preventif (Depkes RI, 2010).

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk merupakan

hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) dengan tujuan dapat mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari

tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,

diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas

kesehatan. Hal ini sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang

menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam


memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan

lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang

kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya

bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini

telah terjadi pergeseran, antara lain perubahan upaya kuratif menjadi upaya

preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat

berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus

yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya

peningkatan status kesehatan.

Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

tersebut, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satunya

adalah upaya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih dikenal dengan

keperawatan komunitas.

Keperawatan Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam

suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta

mempunyai minat dan interest yangsama (WHO). Komunitas adalah

kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan

dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yangsama dimana mereka

tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Komunitas merupakan sekelompok orang yang saling peduli satu

sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi

relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya
kesamaan interest atau values (Hermawan, 2008). Proses pembentukannya

bersifat horisontal karena dilakukan oleh individu-individu yang

kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi

sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional

(Soenarno, 2002). Kekuatan pengikat suatu komunitas adalah kepentingan

bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya,

didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi.

Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi

atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki

cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi

keterbatasan yang dihadapainya serta mengembangkan kemampuan

kelompok.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek serta obyek

pelayanan kesehatan dalam proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan

secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan


1
mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari

pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan

melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka

dibutuhkan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat

itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara

kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat

dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif


secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi

kehidupan manusia secara optimal sehinggamandiri dalam upaya kesehatan

(Mubarak, 2015).

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan

dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong

kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu layanan

kesehatan utamamerupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai

kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan

kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia

sehat 2010 lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi

terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi,

tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan

pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan

serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong

dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain lingkungan, perilaku

masyarakat Indonesia sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat

proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta

berpartisipasi aktif dalam gerakan masyarakat (Yuddi, 2008).

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada

peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,

maka mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jember Angkatan 2019 kelompok A10


melaksanakan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas dan keluarga di desa

Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil

dari pengkajian diketahui bahwa di desa dukuhmencek sendiri terdiri dari 3

dusun dengan jumlah kepala keluarga yang terkaji sebayak 754 KK.

Prevalensi ibu hamil di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi

yaitu 64 ibu hamil, yang mengalami tekanan darah tinggi yaitu sebanyak 5

ibu hamil. Tekanan darah tinggi yang terjadi pada ibu hamil diakibatkan

karena dua faktor yaitu karena faktor riwayat tekanan darah tinggi dari

sebelum hamil dan faktor bawaan pada saat hamil. Salah satu temuan masalah

yang ada di desa dukuhmencek yaitu ibu hamil dengan resiko tinggi yaitu

hipertensi pada kehamilan.

Resiko tinggi adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau

kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang tidak

diinginkan pada masa mendatang. Seperti kematian, kesakitan, kecacatan,

ketidaknyamanan atau ketidakpuasan pada ibu dan bayi (Sarwono, 2010).

Menurut Sarwono (2010), kehamilan resiko tinggi adalah salah satu

kehamilan yang di di dalamnya kehidupan atau kesehatan ibu dan janin dalam

bahaya akibat gangguan kehamilan yang kebetulan atau unik. Kehamilan

resiko tinggi merupakan keadaan yang meningkat mengandung makna bahwa

semakin banyak wanita hamil beresiko memperoleh hasil kehamilan yang

buruk. Salah satu kehamilan bersiko tinggi yaitu preeklamsi atau hipertensi

pada ibu hamil.

Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang ditandai dengan

adanya hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau
sampai 48 jam postpartum. Umumnya terjadi pada trimester III kehamilan.

hipertensi dikenal juga dengan sebutan Pregnancy Incduced Hipertension

(PIH) gestosis atau toksemia kehamilan (Maryunani, dkk, 2012).

Sedangkan menurut Chapman (2006) preeklampsia adalah merupakan

kondisi khusus dalam kehamilan ditandai dengan peningkatan tekanan darah

(TD) dan proteinuria. Bisa berhubungan dengan kejang (eklampsia) dan gagal

organ ganda pada ibu, sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi

pertumbuhan dan abrapsio plasenta. Preeklampsia adalah penyakit dengan

tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.

Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan Ke-3 kehamilan, tetapi dapat

terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa. Preeklampsia dibagi

dalam golongan ringan dan berat (Abdul, dkk, 2006).

Menurut Mansjoer, dkk (2007) preeklampsia adalah timbulnya

hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Kemudian Preeklampsia

menurut Achdiat (2004) adalah suatu sindroma klinis dalam kehamilan (usia

kehamilan > 20 minggu dan / atau berat janin 500 gram) yang ditandai

dengan hipertensi, proteinuria dan edema.

Menurut Icemi dan Wahyu (2013) Hipertensi pada kehamilan

menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan dengam tanda-

tanda preeklamsia namun tanpa proteinuria. TD sistolik ≥140 mmHg atau TD

diastolik ≥90 mmHg ditemukan pertama kali sewaktu hamil dan memiliki

gejala atau tanda lain preeklamsia seperti dispepsia atau trombositopenia.

Sindrom preeklamsia dan eklamsia merupakan hipertensi yang timbul setelah


20 minggu kehamilan disertai proteinuria, sedangkan eklamsia merupakan

preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma. TD sistolik

≥140 mmHg atau TD diastolik ≥90 mmHg dengan proteinuria ≥300 mg/24

jam. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia yang terjadi pada

ibu hamil yang telah menderita hipertensi sebelum hamil. Hipertensi kronik

Hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg) yang telah didiagnosis

sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia

kehamilan 20 minggu.

Hipertensi pada awalnya ringan sepanjang kehamilan, namun pada

akhir kehamilan berisiko terjadinya kejang yang dikenal eklampsia. Jika

hipertensi tidak ditangani secara cepat dan tepat, terjadilah kegagalan jantung,

kegagalan ginjal dan perdarahan otak yang berakhir dengan kematian

(Natiqotul, 2016).

Penyebab dari hipertensi pada ibu hamil yaitu disebabkan oleh kondisi

hipertensi esensial atau hipertensi primer. Kondisi tersebut timbul bukan

disebabkan oleh adanya gangguan jantung atau ginjal, melainkan disebabkan

pola hidup yang jauh dari kata sehat. Pola hidup yang tidak sehat kerap

dilakukan oleh Ibu hamil misalnya mengonsumsi garam berlebihan, tingkat

stres berlebihan tidak dikendalikan, merokok, kebiasaan minum alkohol dan

kafein, dan lain sebagainya. Kebiasaan buruk tersebut dilarang dilakukan oleh

ibu hamil karena dapat menimbulkan banyak resiko kesehatan yang dapat

mengganggu kondisi tubuh Ibu dan janin dalam kandungan. Di samping itu,

hipertensi pada kehamilan juga bisa disebabkan karena pola makan yang

tidak sehat seperti menu makanan yang mengandung lemak jahat ataupun
mengandung zat-zat berbahaya seperti pewarna makan, pemanis buatan,

pengawet buatan, dan masih banyak lagi. Jenis makanan tersebut cenderung

menimbulkan lemak dan menyebabkan kelebihan berat badan. Kebiasaan

mengonsumsi makanan tidak sehat juga bisa menyebabkan terjadinya

konsentrasi protein dalam urine yang melebihi 0,3 g/liter yang berarti urine

sisa metabolisme Ibu penderita sangat sedikit sekali dan gangguan ini hingga

sekarang belum diketahui cara penanganannya. Faktor risiko lain adalah usia.

Risiko hipertensi lebih tinggi pada wanita yang hamil di umur sangat muda,

serta yang berusia lebih dari 40 tahun (Kartaka, 2006).

Hipertensi pada ibu hamil akan berpotensi pada kesehatan dan

keselamatan ibu dan bayi. Hipertensi akan mempengaruhi jumlah aliran darah

yang mengalir ke plasenta. Kondisi ini tentu akan membuat janin dalam

kandungan kesulitan mendapat oksigen dan nutrisi. Selain itu hipertensi akan

berpotensi pada perkembangan janin terhambat dimana janin akan

kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi pada janin bisa menyebabkan bayi

lahir prematur, kurang berat badan, dan bahkan pada beberapa kasus berujung

pada kematian, baik saat masih dalam kandungan maupun ketika lahir,

persalinan premature dan peningkatan penyakit resiko kardiovaskuler.

Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan ke pelayanan

kesehatan masih minim sekali, sehingga pelayanan kesehatan sulit untuk

menjangkau ibu hamil yang mengalami keluhan fisik maupun psikologis.

Adanya program Rumah Desa Sehat yang didalamnya terdapat kelas ibu

hamil dapat membantu pelayanan kesehatan untuk mengetahui lebih lanjut

terkait keluhan yang dialami ibu hamil.


Pada kelas ibu hamil terdapat beberapa kegiatan diantaranya senam

ibu hamil, pendidikan kesehatan, rendam kaki dengan serai dan pemberian

nutrisi tambahan ibu hamil. Kegiatan ini dilaksanakan setelah kesepakatan

saat musyawarah masyarakat desa (MMD) yang dihadiri oleh bapak dan ibu

kepala desa Dukuhmencek, bidan wilayah, ahli gizi Puskesmas Sukorambi,

Dosen pembimbing, kader posyandu, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Saat sesi tanya jawab bidan wilayah mengatakan “kelas ibu hamil

sebelumnya sudah pernah dilaksanakan namun tidak berjalan dengan lancar,

diharapkan dengan adanya adik-adik mahasiswa kelas ibu hamil dapat

berjalan dengan rutin”. Selain itu dari salah satu kader posyandu juga

mengatakan “akan lebih baik jika ibu hamil diberikan makanan tambahan

seperti yogurt dan buah, agar mereka mendapatkan gizi tambahan tersebut.

Dari musyawarah masyarakat desa tersebut didapatkan hasil bahwa kegiatan

rumah desa sehat yang diisi kegiatan kelas ibu hamil disepakati dan dapat

dilaksanakan, untuk mewujudkan ibu hamil sehat khususnya menangani ibu

hamil yang risiko tinggi salah satunya yang memiliki tekanan darah tinggi.

Upaya untuk menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yaitu dengan

cara merendam kaki menggunakan air hangat dengan serai yang sudah di

geprek. Secara ilmiah rendam kaki khususnya dengan air hangat mempunyai

banyak manfaat bagi tubuh, khususnya dalam memperlancar peredaran darah.

Merendam kaki ke dalam air hangat dapat meningkatakan sirkulasi,

mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot (Wulandari, Arifianto, &

Sekarningrum, 2016).
Teknik rendam kaki dengan air hangat dan serai, langkah yang perlu

dipersiapkan adalah sebagai berikut: klien duduk di atas kursi dengan rileks

dan bersandar, kemudian tuang air hangat dalam ember/baskom hingga suhu

37o -39oC kira-kira 2 liter dari kom tersebut dan 2 atau 3 batang serai yang

sudah sedikit ditumbuk, rendam kaki sampai batas pergelangan ke dalam

ember/baskom tersebut selama 15-20 menit, setelah itu keluarkan kedua kaki,

bilas dengan air dingin, kemudian keringkan kaki menggunakan handuk.

Agar kaki tetap halus dan tidak kering, oleskan krim pelembut (body lotion)

(Setyoadi & Kushariyadi, 2011).

Permasalahan yang terkait dengan ibu hamil adalah kurang adanya

kesadaran untuk memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan sehingga

tidak bisa di lakukan deteksi dini. Pentingnya dilakukan rendam kaki yaitu

untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan memberikan rasa rileks pada ibu

hamil.

Cegahan primer, fokus kegiatan pada kelompok masyarakat yang

sedang hamil pada usia trimester II dan trimester III Kegiatan ini termasuk

dalam kuratif yaitu pengobatan berupa non farmakologis kepada ibu hamil

sehingga dapat melakukan mandiri dirumah.

Selain rendam kaki, yoghurt buah merupakan salah satu intervensi

tambahan untuk pemberian gizi ibu hamil. Manfaat dari yoghurt buah bagi

ibu hamil terutama untuk memenuhi asupan kalsium dan protein. Kalsium

sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi pada bayi dalam

kandungan. Nutrisi yogurt sama halnya dengan susu, selain kaya akan
kalsium, yogurt juga kaya akan protein dan vitamin D yang baik untuk

perkembangan tulang calon bayi.

Yogurt mengandung probiotik alami yang bermanfaat untuk

membantu perkembangan syaraf bayi. Selain itu, probiotik juga membuat

pencernaan ibu hamil menjadi lebih sehat. Penambahan buah pada yogurt

sebagai penambah rasa manis dan segar, karena yogurt terasa asam sehingga

dengan penambahan buah diharapkan dapat mengurangi rasa asam dari

yogurt. Nutrisi tambahan ibu hamil bukan hanya yogurt buah saja, namun

dengan pemberian jus pisang juga. Pisang yang digunakan adalah pisang

kepok. Manfaat pemberian jus pisang adalah untukmenurunkan tekanan darah

tinggi pada ibu hamil dan mencegah kecacatan pada janin yang dikandung.

Pada pisang terdapat kandungan kalium yang yang dapat menormalkan irama

jantung dan membantu peredaran oksigen ke otak serta melebarkan pembuluh

darah sehingga menghambat hormon yang berperan dalam peningkatan

tekanan darah. Untuk menambah pengetahuan, ibu hamil diberikan wawasan

agar dapat mempraktekannya di rumah sehingga menurunkan resiko tinggi

kehamilan serta lebih siap dalam menghadapi persalinan. Materi yang

diberikan pada kelas hamil yaitu pemeriksaan pada masa kehamilan, ibu

nifas, komplikasi pada ibu hamil, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik

pada ibu hamil.

Sebelum dilakukan penambahan materi pada ibu hamil dilakukan pre

test dan post test terlebih dahulu, dari hasil pre test dan post test terdapat

peningkatan pengetahuan yakni sebanyak 35 orang ibu hamil mengalami

peningkatan pengetahuan.
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara

meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal secara mandiri

2. Tujuan Khusus

a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat untuk melaksanakan upaya pera!atan dasar dalam rangka

mengatasi masalah keperawatan

c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan

pembinaan dan asuhan keperawatan

d. Tertanganinya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko

tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di

rumah dan di puskesmas

e. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk

menuju keadaan sehat optimal

f. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk

meningkatkan kesehatan komuitas

g. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk

mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan

h. Menentukan diagnosis kesehatan dan keperawatan komunitas untuk

komunitas yang spesifik berdasarkan analisis epidemiologi.


i. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi

organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta

peningkatan kesehatan komunitas.

j. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,

belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan

kepemimpinan di dalam komunitas.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program

profesi ners dalam melaksanakan kegiatan praktik belajar klinik

keperawatan komunitas melalui kegiatan pembangunan kesehatan

masyarakat desa

b. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata

kepada masyarakat.

c. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan

keperawatan komunitas

d. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika masyarakat

2. Bagi Masyarakat

a. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah

kesehatan yang dialami masyarakat

b. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.


c. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

3. Bagi Pendidikan

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Profesi Ners

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

khususnya dibidang keperawatan komunitas.

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktik keperawatan komunitas selanjutnya.

4. Bagi Profesi

a. Memberikan suatu model baru dalam keperawatn komunitas

sehingga profesi mampu mengembangkannya.

b. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Riyadi. Sugeng. 2007.Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba

Medika.

Notoatmodjo, Sukidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. PT Rineka

Cipta :Jakarta

Mubarak, WI. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV. Sagung

Seto.

Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Afridasari dkk. Analisis Faktor Resiko Kejadian Preeklampsia. Kendari:

Universitas Haluoleo; 2013

Wulandari, P., Arifianto., dan Sekarningrum, D. 2016. Pengaruh Rendam Kaki

Menggunakan Air Hangat Dengan Campuran Garam Dan Serai Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Podorejo RW 8

Ngaliyan. Ejournal Keperawatan 7(1): 43-47

Kushariyadi, Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien

Psikogeriatrik. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai