Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN INTERVENSI

DI DESA DUKUH MENCEK KECAMATAN SUKORAMBI


KABUPATEN JEMBER

OLEH :

Yasinta Febrianti K 1901031015


Oky Winarni 1901031016
Alvin Ilmiah 1901031017
Ayu Arum Sari H 1901031018
Mubram Ustadi 1901031019
Nur Halimah 1901031020
Septiana M 1901031021
Happy Firmansyah 1901031022
Rio Tri Wahyu 1901031023
Dwi Rizki 1901031024
Rizka Fitria N 1901031025
Eka Indah A 1901031026
Evi Kurniawati 1901031027
Faizal Habib 1901031028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
A. Latar Belakang
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan perencanaan tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mangatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah di tetapkan
dan rencana keperawatan.
Penyelesaian masalah kesehatan komunitas yang teridentifikasi tersebut
membutuhkan kerjasama dari semua pihak yang terkait dengan upaya
pemberdayaan kesehatan masyarakat perlu mendapat informasi mengenai
permasalahan yang ditemukan di wilayahnya. Hal ini penting dilakukan agar
semua pihak terkait dapat berpartisipasi memberikan kontribusi yang sesuai
dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing dalam menyusun
rancangan program kerja untuk mengatasi masalah komunitas yang
didapatkan. Upaya penyelesaian masalah kesehatan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat
desa Dukuh Mencek Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember.
Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan ibu hamil sebanyak 16 orang
(2,1%) di desa Dukuh Mencek. Berdasarkan hasil wawancara Bidan wilayah
mengatakan jumlah ibu hamil di Desa Dukuh Mencek berjumlah 80 orang.
Masalah kesehatan yang muncul pada ibu hamil Berdasarkan data dapat
dilihat sebagian besar ibu hamil memiliki keluhan darah tinggi sebanyak 5
ibu hamil (31,25%). Kejadian hipertensi pada kehamilan yang merupakan 1
diantara 3 penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin disamping infeksi
dan perdarahan. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua
lapisan ibu hamil (Saifudin & Wiknjosastro, 2010). Jika tekanan darah tinggi
bertahan sealama kehamilan, mempunyai resiko yang lebih besar untuk
mengalami komplikasi seperti penurunan aliran darah plasenta ke bayi,
abrupsio, plasenta dan kerusakan pada organ – organ internal (Simkin, dkk,
2008). Preeklamsi dapat diobati secara farmakologis dan non farmakologis
pada pengobatan secara farmakologis tentu mengandung bahan kimia yang
dapat menimbulkan efek samping, sedangkan pengobatan non farmakologis
dapat dilakukan dengan gaya hidup yang lebih sehat, termasuk pengobatan
alamiah seperti terapi herbal, terapi nutrisi, aromaterapi, pijat refleksiologi
dan terapi rendam kaki dengan air hangat dan serai (Damayanti, Aniroh, &
Priyanto, 2014) Secara ilmiah rendam kaki khususnya dengan air hangat
mempunyai banyak manfaat bagi tubuh, khususnya dalam memperlancar
peredaran darah. Merendam kaki ke dalam air hangat dapat meningkatakan
sirkulasi, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot. Terapi rendam
kaki (hidroterapi kaki) ini juga mampu meningkatkan sirkulasi darah dengan
memperlebar pembuluh darah sehingga lebih banyak oksifgen ke jaringan
yang mengalami pembengkakan. Banyak metode yang dapat diterapkan
dengan merendam kaki dalam air hangat dan serai. serai juga dapat
melancarkan peredaran darah dan untuk relaksai otot dan sendi (Wulandari,
Arifianto, & Sekarningrum, 2016). Teknik rendam kaki dengan air hangat
dan serai , langkah yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut: klien
duduk di atas kursi dengan rileks dan bersandar, kemudian tuang air hangat
dalam ember/baskom hingga suhu 37o-39oC kira-kira 2 liter dari kom
tersebut dan 2 atau 3 batang serai yang sudah sedikit ditumbuk, rendam kaki
sampai batas pergelangan ke dalam ember/baskom tersebut selama 15-20
menit, setelah itu keluarkan kedua kaki, bilas dengan air dingin, kemudian
keringkan kaki menggunakan handuk. Agar kaki tetap halus dan tidak kering,
oleskan krim pelembut (body lotion) (Setyoadi & Kushariyadi, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat dan serai
terhadap penurunan tekanan darah ibu hamil penderita preeklamsi.
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa dari 64 ibu menyusui keluhan ibu
menyusui yaitu asi tidak lancar sebanyak 4 ibu menyusui (6,25%). Proses
menyusui idealnya dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir
cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di 20-30 menit
setelah lahir. Itupun jika bayi tidak mengantuk akibat pengaruh obat ataupun
anastesi yang diberikan kepada ibu saat proses melahirkan. Di jam-jam
pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan menyusu
dengan baik (Soraya, 2010).
Kenyataan dilapangan menunjukkan produksi dan ejeksi ASI yang sedikit
pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam pemberian
ASI secara dini. Menurut Cox (2006) disebutkan bahwa ibu yang tidak
menyusui bayinya pada hari-hari pertama menyusui disebabkan oleh
kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya
pengetahuan ibu tentang proese menyusui. Menyusui dini di jam-jam pertama
kelahiran jika tidak dapat dilakukan oleh akan menyebabkan proses menyusu
tertunda, maka alternatif yang dapat dilakukan adalah memerah atau
memompa ASI selama 10-20 menit hingga bayi dapat menyusu. Tindakan
tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan
meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi,
salah satu solusi dari ketidaklancaran ASI adalah pijat oksitosin. Dimana pijat
okstiosin dapat merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah
melahirkan sehingga sangat berperan dalam produksi ASI (Evariny, 2008).

Pisang berperan penting di Indonesia karena dikonsumsi oleh seluruh


lapisan masyarakat Walaupun konsumsi per kapita buah pisang cenderung
terjadi penurunan karena aspek kurang praktis pemakaian tetapi tetap sebagai
buah yang paling banyak dikonsumsi dibandingkan dengan buah buah lain
(Abdaly, 2009). Kandungan gizi termasuk vitamin A dan C pada pisang susu
dan pisang ambon diprediksikan berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui potensi antiradikal antara buah pisang susu dan
pisang ambon dengan vitamin C sintetik sebagai pembanding sehingga
didapatkan seberapa besar kemampuan daya antioksidan pisang susu dan
ambon yang dihasilkan dalam pengonsumsian buah bila diinginkan kekuatan
antioksidan yang dihasilkan oleh vitamin C murni pada kadar tertentu.

Buah pisang yang telah di-panen terdiri dari satu sisir pisang ambon
dan satu sisir pisang susu, setelah itu dari masing-masing sisir diambil secara
acak enam buah pisang yang kemudian dikupas dan ditimbang satu persatu
buah pisang agar didapatkan data rata-rata penim-bangan satu porsi makan
buah pisang. Setelah itu pisang susu dan pisang ambon dihaluskan dan
dimasukkan ke dalam wadah agar dapat di keringkan dengan freeze dryer.
Setelah dilakukan pengeringan didapatkan sampel dalam bentuk serbuk,
selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam kotak yang tertutup rapat tidak
tembus cahaya dan berisi kapur tohor agar proses oksidasi sampel bisa dimi-
nimalisir, kemudian sampel kering ditimbang sebagai bobot kering agar
didapatkan data susut pengeringan.

B. Analisa Data

No Pengelompokan Data Masalah Kemungkinan


Penyebab
1. DS: Ketidakefetifan Sumber daya tidak
1. 2 dari 5 ibu hamil mengatakan pemeliharaan cukup
saat periksa ke bidan tekanan kesehatan pada
darahnya tinggi, padahal kelompok ibu hamil
sebelum hamil tidak
2. Berdasarkan hasil wawancara
Bidan wilayah mengatakan
jumlah ibu hamil di Desa
Dukuh Mencek berjumlah 80
orang
3. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan dengan bidan
didapatkan kunjungan ibu
hamil ke posyandu 75%

4. Berdasarkan hasil wawancara 2


dari 5 ibu hamil bahwa tidak
rutin meminum tablet Fe
5. 2 dari 16 ibu hamil mengatakan
tidak rutin melakukan senam
ibu hamil
DO :
1. Terdapat 16 ibu hamil dari 754 KK
(2,1%)
2. Terdapat 4 ibu hamil yang berusia
<20 tahun (25%), terdapat 2 ibu
hamil berusia >35 tahun (12,5%)
3. Sebagian besar Usia Ibu Hamil
adalah 20-35 tahun sebanyak 10 ibu
hamil (62,5%)
4. Ibu hamil yang tidak melakukan
imunisasi TT sebanyak 4 ibu hamil
(25%)
5. ibu hamil memiliki keluhan
penyakit tekanan darah tinggi
sebanyak 5 orang (31,25%),
kurang darah 2 orang (12,5%),
tekanan darah rendah 1
orang,kurang gizi dan kaki bengkak
1 orang (6,25%)
6. Penghasilan keluarga rata-rata per
bulan < UMR
7. Jarak fasilitas kesehatan >1 Km

2. DS: Ketidakefektifan Kurang pengetahuan


1. Berdasarkan hasil wawancara 2 pemberian ASI tentang pentingnya
orang dari 6 ibu menyusui tidak pmberian ASI
memberikan ASI eksklusif
2. 2 dari 6 ibu menyusui tidak
memberikan ASI eksklusif
karena penyakit yang di derita
DO:
1. Lama menyusui <6 bulan 21 ibu
menyusui (32,8%), 6 bulan atau >6
bulan 43 (67,2%)
2. Alasan tidak menyusui karena
penyakit terdapat 2 ibu menyusui
(3,1%),
3. Keluhan ibu menyusui karena ASI
tidak lancar terdapat 4 ibu
menyusui (6,25%,
4. Hasil pemeriksaan fisik terdadapat
1 ibu menyusui (1,5%) yang
mengalami payudara bengkak
5. Terdapat 2 ibu hamil berusia >35
tahun

3. DS: Ketidakefektifan Ketidakadekuatan


1. Berdasarkan hasil wawancara 2 dari performa peran model peran
5 ibu yang memiliki balita yang
tidak mau makan dibiarkan saja
hanya diberkan ciki-ciki
2. 2 dari 5 ibu yang memiliki balita
mengatakan anaknya di asuh oleh
saudara ibunya sibuk bekerja
3. Kurang pengetahuan tentang
menjaga pola makan
DO:
1. 2 dari 5 ibu yang memiliki balita
tidak mendapatkan ASI eksklusif
2. Terdapat 153 balita dibawa ke
posyandu (100%)
3. Terdapat 8 balita yang belum
mendapatkan imunisasi lengkap
4. Terdapat 4 balita yang berada
pada daerah garis hijau sampai
kuning
5. Terdapat 27 balita yang status gizi
BB/U kategori gemuk, Terdapat
17 balita yang status gizi kategori
kurus
6. Terdapat 2 balita yang status gizi
TB/U dalam kategori pendek

C. Prioritas Masalah Kesehatan

No Diagnosis A B C D E F Total Prioritas


Keperawatan

1. Ketidakefetifan
pemeliharaan
kesehatan pada
kelompok ibu hamil

2. Ketidakefektifan
pemberian ASI

3. Ketidakefektifan
performa peran

Keterangan:
A = Kesadaran masyarakat akan masalah
B = Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah
C = Kemampuan perawatan dalam mempengaruhi penyelesaian masalah
D = Tersedianya SDM atau ahli dalam mengatasi masalah
E = Beratnya kosekuensinya jika masalah tidak diatasi
F = Cepatnya penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat dicapai

Skoring/pembobotan
1 = Sangat Rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat Tinggi
Noted isilah kolom A-F dengan skor yang sesuai dengan kondisi masyarakat, lalu
jumlahkan. Skor yang paling tinggi prioritas utama, dan seterusnya
D. Perencanaan

Hari/ Diagnosis
No. Tujuan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Tanggal Keperawatan

1. Sabtu, 29- Ketidakefetifan Tujuan: Knowledge: 1. Lakukan manajemen 1. Penatalaksanaan yang


02-2020 pemeliharaan Ketidakefektifan ketidakefektifan baik menjamin
kesehatan pemeliharaan 1. Pengetahuan ibu pemeliharaan kesehatan keberhasilan
hamil tentang pada kelompok ibu a. Membantu
kesehatan teratasi kehamilan yang menurunkan
hamil dengan hipertensi:
setelah dilakukan risiko tinggi a. Lakukan senam ibu tekanan darah
tindakan 2. Pengetahuan tentang hamil. yang terjadi
keperawatan pre eklamsia pada ibu b. Lakukan rendam pada ibu hamil
selama 2x hamil kaki pada ibu hamil. dengan
3. Pengetahuan ibu c. Anjurkan ibu hamil hipertensi
pertemuan pada b. Membantu
hamil tentang anemia meminum jus pisang
kelompok ibu menurunkan
dan status gizi kepok.
hamil di desa kehamilan tekanan darah
d. Anjurkan ibu hamil
Dukuh Mencek. Afektif: yang terjadi
mengkonsumsi
pada ibu hamil
yogurt 3 botol sehari.
1. Rutin memeriksakan dengan
e. Anjurkan ibu hamil
kesehatn kehamilan hipertensi
untuk sering c. Membantu
2. Rutin mengkonsumsi memeriksakan menurunkan
tablet Fe kesehatan tekanan darah
Psikomotor: f. Identifikasi tingkat yang terjadi
pengetahuan pada ibu hamil
1. Mampu melakukan keluarga mengenai dengan
senam hamil penyakit hipertensi hipertensi
2. Rutin ke posyandu pada ibu hamil d. Membantu
g. Beritahu ibu hamil menurunkan
terkait kondisi yang tekanan darah
dialaminya yang terjadi
2. Monitoring dan evaluasi pada ibu hamil
a. Keluhan ibu hamil dengan
b. Usia ibu hamil hipertensi
c. Usia kehamilan ibu e. Mengetahui
d. Penyebab keluhan kondisi
ibu hamil kesehatan ibu
e. Penimbangan di hamil
KMS f. Pengetahuan
f. Pengukuran berat yang adekuat
badan berdasarkan dapat mencegah
usia terjadinya
g. Pengukuran tinggi penyakit
badan berdasarkan g. Mengurangi
usia tingkat
3. Edukasi kecemasan pada
a. Lakukan penyuluhan ibu hamil
tentang pre-eklampsi 2. Perubahan status
yang terjadi pada ibu pengetahuan diketahui
hamil. dengan monitoring
dan evaluasi
4. Kolaborasi
a. Mengetahui
a. Dengan
bidan/perawat keluhan ibu
hamil
wilayah b. Mengetahui usia
b. Ibu kader ibu hamil
c. Tokoh masyarakat c. Mengetahui
d. Keluarga Usia kehamilan
ibu
d. Mengetahui
Penyebab
keluhan ibu
hamil
e. Mengetahui
Penimbangan di
KMS
f. Mengetahui
pengukuran
berat badan
berdasarkan usia
g. Mengetahui
Pengukuran
tinggi badan
berdasarkan usia
3. Pengetahuan yang
adekuat merupakan
modal yang baik bagi
perilaku yang lebih
permanen
4. Profesionalisme lebih
tepat
2. Sabtu, 29- Ketidakefektifan Tujuan: Knowledge: 1. Lakukan manajemen 1. Penatalaksanaan yang
02-2020 pemberian ASI Ketidakefektifan ketidakefektifan baik menjamin
pemberian ASI 1. Tingkat pemahaman pemberian ASI: keberhasilan
yang ditunjukkan a. Tentukan keinginan a. Meningkatkan
teratasi setelah megenal laktasi dan motivasi ibu
dan motivasi ibu
dilakukan tindakan pemberian makan untuk (melakukan dalam menyusui
keperawatan bayi melalui proses b. Membantu
kegiatan) menyusui
selama 2x pemberian ASI ibu  dan juga persepsi mempertahanka
2. Mengenali  isyarat mengenai menyusui n keberhasilan
pertemuan pada
lapar dari bayi b. Fasilitasi proses proses
kelompok ibu c. Pengetahuan
dengan segera ibu bantuan interaktif
menyusui di Desa yang adekuat
mengindikasikan c. Ajarkan pengasuh
Dukuh Mencek. kepuasaan terhadap dapat membantu
bayi mengenai
pemberian ASI ibu topik-topik, seperti ibu menyusui
Afektif: penyimpanan dan dalam
pencairan ASI dan pemberian ASI
1. Proses menghisap penghindaran d. Membantu
dari payudara ibu memberi susu botol motivasi ibu
untuk memperoleh pada dua jam dalam menyusui
nutrisi pada bayi sebelum ibu pulang e. Membantu ibu
adekuat d. Tentukan keinginan dalam
2. Kemantapan ibu dan motivasi ibu memberikan
untuk membuat bayi untuk menyusui ASI
melekat dengan tepat e. Bantu ibu untuk f. Membantu ibu
dan menyusui dan menentukan dan balita untuk
payudara ibu untuk kebutuhan makanan melatih reflek
memperoleh nutrisi tambahan, pacifiers hisap
Psikomotor: (dot mainan), dan g. Memberikan
motivasi ibu
1. Peningkatan proses penyambung puting. dalam menyusui
menyusui ibu dan f. Tunjukkan latihan 2. Perubahan status
bayi terpenuhi menghisap, jika pengetahuan
2. Kemauan ibu dalam diperlukan diketahui dengan
menyusui (misalnya, monitoring dan
menggunakan jari evaluasi
yang bersih untuk a. Mengetahui pola
menstimulus refleks menghisap /
menghisap dan menelan bayi
latch on/perlekatan b. Mengetahui
mulut bayi ke aerola pemahaman ibu
ibu dengan tepat) tentang isyarat
g. Dukung ibu, menyusui dan
significant bayi (misalnya
others/SO, keluarga reflex rooting,
atau teman untuk menghisap dan
memberikan terjaga)
dukungan. c. Mengetahui
2. Monitoring dan pemahaman
evaluasi: tentang
a. Evaluasi pola sumbatan
menghisap / kelenjar susu
menelan bayi dan mastitis
b. Evaluasi d. Mengetahui
pemahaman ibu kemampuan
tentang isyarat bayi dalam
menyusui dan bayi menghisap
(misalnya reflex e. Mengetahui
nyeri yang
rooting, menghisap dirasakan pada
dan terjaga) puting susu dan
c. Evaluasi adanya
pemahaman tentang gangguan
sumbatan kelenjar integritas kulit
susu dan mastitis pada puting susu
d. Monitor f. Mengetahui
kemampuan bayi kemampuan
dalam menghisap untuk
e. Monitor nyeri yang mengurangi
dirasakan pada kongesti
puting susu dan payudara
adanya gangguan dengan benar
integritas kulit pada g. Mengetahui
puting susu. keterampilan
f. Pantau kemampuan ibu dalam
untuk mengurangi menempelkan
kongesti payudara bayi ke puting
dengan benar 3. Pengetahuan yang
g. Pantau keterampilan adekuat merupakan
ibu dalam modal yang baik bagi
menempelkan bayi perilaku yang lebih
ke puting permanen
3. Edukasi 4. Profesionalisme lebih
tepat
a. Diskusikan teknik
untuk menghindari
atau meminimalkan
pembesaran dan rasa
tidak nyaman terkait
hal ini (misal, sering
memberikan air
susu, pijat payudara,
kompres hangat,
mengeluarkan air
susu)
4. Kolaborasi
a. Dengan
bidan/perawat
wilayah
b. Ibu kader
c. Tokoh masyarakat
d. Keluarga

3. Sabtu, 29- Ketidakefektifan Tujuan: Knowledge: 1. Lakukan manajemen 1. Penatalaksanaan yang


02-2020 performa peran ketidakefektifan baik menjamin
Ketidakefektifan 1. Pengetahuan tentang performa peran keberhasilan
performa peran periode transisi peran a. Bantu keluarga a. Membantu
teratasi setelah 2. Memahami dampak untuk keluarga dalam
situasi terhadap mengidentifikasi mengidentifikasi
dilakukan tindakan
hubungan personal, berbagai peran berbagai peran
keperawatan gaya hidup dan dalam hidup
dalam hidup
selama 2x penampilan peran b. Bantu keluarga b. Membantu
pertemuan pada yang sudah ada untuk keluarga dalam
kelompok balita di 3. Menggambarkan mengidentifikasi mengidentifikasi
Desa Dukuh perubahan aktual peran yang biasanya peran yang
dalam fungsi biasanya dalam
Mencek. Afektif: dalam keluarga keluarga
c. Bantu keluarga c. Membantu
1. Kemampuan untuk untuk keluarga
memenuhi harapan mengidentifikasi mengidentifikasi
peran kekurangan dalam kekurangan
2. Mengungkapkan peran dalam peran
secara verbal d. Latih teknik yang d. Membantu
perasaan produktif digunakan untuk melatih teknik
dan berguna beradaptasi terhadap yang digunakan
3. Memberikan perkembangan untuk
pengawasan yang situasi krisi, dengan beradaptasi
tepat keluarga secara terhadap
Psikomotor: tepat perkembangan
e. Jadwalkan situasi krisi,
1. Menunjukkan kunjungan terkait dengan keluarga
hubungan yang dengan secara tepat
saling mencintai perkembangan e. Mengetahui
2. Memberikan situasi dan strategi perkembangan
aktivitas yang tepat situasi dan
perkembangan yang f. Libatkan keluarga strategi
aman sesuai dengan maupun orang- f. Membantu
usia orang terdekat klien keluarga untuk
jika memungkinkan mencapai tujuan
g. Gunakan contoh g. Membantu
kasus untuk meningkatkan
meningkatkan kemampuan
kemampuan pemecahan
pemecahan masalah masalah klien
klien dengan cara dengan cara
yang tepat yang tepat
2. Monitoring dan evaluasi 2. Perubahan status
a. Kaji durasi kesulitan pengetahuan
yang diantisipasi diketahui dengan
dalam menjalankan monitoring dan
peran evaluasi
b. Mengidentifikasi a. Mengetahui
kekuatan diri dari durasi kesulitan
peran yang
c. Pengetahuan tentang diantisipasi
periode transisi dalam
peran menjalankan
d. Dampak situasi peran
terhadap hubungan b. Mengetahui
personal, gaya hidup kekuatan diri
dan penampilan dari peran
peran yang sudah c. Mengetahui
ada pengetahuan
e. Kemampuan untuk tentang periode
memenuhi harapan transisi peran
peran d. Mengetahui
f. Hubungan antara Dampak situasi
ibu dan balita yang terhadap
adekuat hubungan
g. Aktivitas personal, gaya
perkembangan yang hidup dan
aman sesuai dengan penampilan
peran yang
usia sudah ada
3. Edukasi e. Mengetahui
a. Nutrisi pada balita Kemampuan
4. Kolaborasi untuk
a. Dengan memenuhi
bidan/perawat harapan peran
wilayah f. Mengetahui
b. Ibu kader hubungan antara
c. Tokoh masyarakat ibu dan balita
d. Keluarga yang adekuat
g. Mengetahui
aktivitas
perkembangan
yang aman
sesuai dengan
usia
3. Pengetahuan yang
adekuat merupakan
modal yang baik bagi
perilaku yang lebih
permanen
4. Profesionalisme lebih
tepat
E. Teknis Kegiatan
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan tindakan keperawatan untuk pemecahan masalah yang
muncul dari hasil pengkajian bersama masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan intervensi keperawatan pada ibu hamil, ibu menyusui
dan ibu-ibu yang mempunyai balita di desa dukuh mencek.
2) Ibu Mengerti dengan tindakan yang mahasiswa ajarkan

2. Sasaran
a. Ibu hamil di wilayah dukuh mencek
b. Ibu menyusui di wilayah dukuh mencek
c. Ibu yang memiliki balita di wilayah dukuh mencek

3. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : kamis, 05 Maret 2020
Tempat : Pos posyandu anyelir dukuh mencek
Jam : 08.00 WIB
4. Kepanitiaan
Penanggung jawab : Faizal Habib, S.Kep
Ketua : Mubram Ustadi, S.Kep.
Sekretaris : Nur Halimah, S.Kep.
Bendahara : Yashinta Febriyanti, S.Kep.
Pemateri : Septiana Margaretta, S.Kep
Sie. Konsumsi : Evi Kurniawati, S.Kep
Dwi risky, S.kep
Ayu Arum, S.Kep
Sie. Perlengkapan : Oky Winarni, S.Kep
Rizka fitria Navis, S.Kep
Eka Indah Aditia, S.Kep
Sie. Humas : Alvin Ilmiah, S.Kep
Heppy firmansyah, S.Kep
Sie. Pubdekdok : Rio Tri Wahyu, S.Kep
5. Materi Intervensi
(Terlampir)
6. Metode./ Media
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Focus Group Discussion (FGD)
7. Alat dan Bahan
a. Lcd
b. Proyektor
c. PPT
d. Laptop
F. Evaluasi
1. Struktur
Kriteria intervensi sebelum kegiatan berlangsung
a. Panitia intervensi harus tersusun H-7 sebelum acara berlangsung
b. Laporan pendahuluan intervensi telah selesai dibuat dan
dikonsultasikan dengan pembimbing akademik sebelum kegiatan
berlangsung.
c. Pelaksanaan intervensi telah di lakukan sebelum kegiatan
berlangsung
d. Materi intervensi telah dibuat dan dikonsultasikan sebelum kegiatan
berlangsung
e. Koordinasi ibu-ibu kader terkait jadwal posyandu dan pelaksanaan
intervensi
f. Alat dan Bahan sudah lengkap sebelum kegiatan berlangsung.

2. Proses
Kriteria yang ingin dicapai dalam pelaksanaan intervensi:
a. Sasaran dalam pelaksanaan intervensi yang datang minimal 80% dari
peserta posyandu ( balita, ibu menyusui dan ibu hamil )
b. Sasaran terlibat aktif dalam proses intervensi dengan aktif bertanya
c. Sasaran datang maksimal 10 menit dari jam yang telah ditentukan
d. Suasana selama proses kegiatan kondusif dan nyaman
e. Pelaksanaan intervensi dimulai tepat pukul 09.00 WIB
3. Hasil
Kriteria hasil yang ingin dicapai dalam intervensi keperawatan yang
dilakukan :
a. Tindakan yang tepat sesuai masalah yang ada
b. Tindakan yang sesuai dengan prosedur pemecahan masalah yang ada
c. Tindakan intervensi dilakukan pada kelompok yang sesuai dengan
target
d. Tindakan intervensi yang dilakukan memiliki dampak yang sudah
sesuai dengan kriteria hasil
Lampiran 1

SATUAN ACARA

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PIJAT OKSITOSIN POSYANDU

ANYELIR 18 DESA DUKUH MENCEK KECAMATAN SUKORAMBI

Pokok Bahasan : Pijat Oksitosin

Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian Pijat Oksitosin


b. Tujuan Pijat Oksitosin
c. Manfaat Pijat Oksitosin
d. Teknik Pijat Oksitosin
e. Waktu yang tepat pelaksanaan Pijat
Oksitosin
Tanggal : Kamis , 05 Maret 2020

Waktu : 10.00 – 10.45 WIB

Tempat : Posyandu Anyelir 18 Desa Dukuh Mencek

Pelaksana :

Audience/sasaran : Ibu Menyusui Yang Hadir Di Posyandu Anyelir

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bayi pada awal usia
kehidupannya. ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat
digantikan oleh makanan dan minuman manapun karena ASI mengandung zat
gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan
bayi setiap saat (Elza, 2012)
Proses menyusui idealnya dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi
yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di
20-30 menit setelah lahir. Itupun jika bayi tidak mengantuk akibat pengaruh
obat ataupun anastesi yang diberikan kepada ibu saat proses melahirkan. Di
jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan
menyusu dengan baik (Soraya, 2011).

Kenyataan dilapangan menunjukkan produksi dan ejeksi ASI yang sedikit


pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam pemberian
ASI secara dini. Menurut Cox (2012) disebutkan bahwa ibu yang tidak
menyusui bayinya pada hari-hari pertama menyusui disebabkan oleh
kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya
pengetahuan ibu tentang proese menyusui. Menyusui dini di jam-jam pertama
kelahiran jika tidak dapat dilakukan oleh akan menyebabkan proses menyusu
tertunda, maka alternatif yang dapat dilakukan adalah memerah atau
memompa ASI selama 10-20 menit hingga bayi dapat menyusu. Tindakan
tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan
meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi,
salah satu solusi dari ketidaklancaran ASI adalah pijat oksitosin. Dimana pijat
okstiosin dapat merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah
melahirkan sehingga sangat berperan dalam produksi ASI (Evariny, 2013).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, peserta
dapat mengetahui dan melaksanakan Pijat Oksitosin

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, diharapkan
peserta dapat:

a. Pengertian Pijat Oksitosin


b. Tujuan pijat oksitosin
c. Manfaat Pijat Oksitosin
d. Teknik Pijat Oksitosin
e. Waktu yang tepat pelaksanaan Pijat
Oksitosin

C. Topik
a. Menjelaskan Pengertian Pijat Oksitosin
b. Menjelaskan tujuan Pijat oksitosin
c. Menjelaskan Manfaat Pijat Oksitosin
d. Menjelaskan Teknik Pijat Oksitosin
e. Menjelaskan Waktu yang tepat pelaksanaan Pijat Oksitosin

D. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi

E. Media
 Leafleat
 Bookleat

F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pendahuluan
 Menjawab salam
 Memberi salam 5 mnt
 Memberi salam
 Memberi pertanyaan apersepsi
 Menyimak
 Mengkomunikasikan pokok
bahasan
 Menyimak
 Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti
 Menyimak
 Menjelaskan Pengertian 35 mnt
Pijat Oksitosin
 Menjelaskan tujuan
pijat oksitosin
 Menjelaskan Manfaat
Pijat Oksitosin
 Menjelaskan teknik
Pijat Oksitosin
 Menjelaskan Waktu  Bertanya
yang tepat pelaksanaan Pijat
Oksitosin  Memperhatikan
 Memberikan
Kesempatan keluarga bertanya
 Memberikan
kesempatan perawat untuk
menjawab pertanyaan
3 Penutup
 Menyimpulkan materi penyuluhan  Memperhatikan
5 mnt
bersama perawat
 Memberikan evaluasi secara lisan  Menjawab
 Memberikan salam penutup

G. Setting Tempat

Keterangan: : Peserta penyuluhan

: Fasilitator dan Observer


: Penyaji

H. Pengorganisasian
a. Penyaji : septiana margaretta
b. Fasilitator/ Observer : riska
I. Rencana Evaluasi
Tahap Evaluasi Indikator Keberhasilan

Struktur  Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan


masalah keperawatan.
 Alat sudah dipersiapkan 15 menit sebelum
penyuluhan dimulai.
 Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan
yaitu berupa leaflet.
Proses  60% Peserta berada ditempat sesuai waktu yang
telah ditentukan
 60% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan
sampai selesai.
 60% Peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan
dengan memperhatikan materi yang disampaikan
dan bertanya pada penyuluh mengenai hal-hal yang
belum dimengerti

Hasil  60% peserta dapat menjelaskan manfaat pijat


oksitosin.
 60% peserta dapat menyebutkan waktu yang tepat
untuk dilakukan pijat oksitosin.
 60% peserta dapat mendemonstrasikan pijat
oksitosin.
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima- keenam
dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin
setelah melahirkan (Yohmi & Roesli, 2012).

B. TUJUAN
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau

reflex let down.

C. MANFAAT
Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin
adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes
RI, 2007).
D. PERSIAPAN ALAT
1. Alat-alat
- Kursi

- Meja

- Minyak kelapa

- BH kusus untuk menyusui

- Handuk

2.  Persiapan perawat

- Menyiapkan alat dan mendekatkanya ke pasien


- Membaca status pasien

- Mencuci tangan

3.  Persiapan lingkungan

- Menutup gordien atau pintu

- Pastikan privaci pasien terjaga

E. CARA PIJAT OKSITOSIN


Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes RI,
2007) :
a. Melepaskan baju ibu bagian atas
b. Ibu miring ke kanan maupun kekiri, lalu memeluk bantal
c. Memasang handuk
d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil
e. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan
dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan
f. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-
gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya.
g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah bawah,
dari leher kearah tulang belikat, selama 2-3 menit
h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
i. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.

F. WAKTU PELAKSAAN YANG TEPAT


Waktu yang tepat untuk pijat oksitosin adalah sebelum menyusui atau
memerah ASI, lebih disarankan. Atau saat pikiran ibu sedang pusing, badan
pegal-pegal. Cukup 3-5 menit saja per sesi (Depkes, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Cox, S. (2012).Breasfeeding with confidence: Panduan untuk Belajar Menyusui


dengan Percaya Diri (Gracinia, Penerjemah). Jakarta: Gramedia.
DEPKES RI, 2007

Elza, Y. (2012). Dukung Ibu untuk Meraih Emas,


http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=402, diperoleh
tanggal 07 April 2015.

Evariny, A. (2011). Agar ASI Lancar di Awal Masa Menyusui,


http://www.hypnobirthing.web.id/?, diperoleh tanggal 07 April 2015.
Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN


JUDUL : PERAWATAN PAYUDARA

I. Latar Belakang
Air susu ibu merupakan makanan pokok bayi mulai umur 0
– 6 bulan, karena ASI mudah dicerna, aman dan menyempurnakan
pertumbuhan bayi, sehingga menjadikan bayi lebih sehat dan cerdas.

ASI terbentuk sejak kehamilan, yang dipengaruhi oleh nurisi


ibu hamil, psikologis ibu selama hamil. Keberhasilan dalam masa
laktasi dipengaruhi oleh pemeliharaan kesehatan payudara pada masa
hamil sebagai persiapan masa laktasi, bebas dari ketegangan dan
keresahan dan cara menyusui yang baik. Untuk itu perlu perawatan
payudara pada hamil yang tepat dan mudah.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan perawatan payudara diharapkan ibu
hamil dapat melaksanakan perawatan payudara secara mandiri di
rumah.

2. Tujuan Khusus
 Memelihara kebersihan payudara
 Melenturkan dan menguatkan putting susu
 Mengeluarkan putting susu yang masuk ke dalam/ datar
 Mempersiapkan produksi ASI
III. Waktu
Waku yang direncanakan 25 menit

Dengan Alokasi waktu sebagai berikut :

No Acara Waktu Keterangan

1 Perkenalan 2 menit Menyepakati kontrak

2 Apersepsi 3 menit Memperkenalkan diri

3 Materi 10 menit Ceramah/ Tanya jawab

4 Demonstrasi 5 menit Peragaan dengan gambar

5 Evaluasi 3 menit Tanya jawab

6 Penutup 2 menit Mengakhiri kontrak

IV. Sasaran
Ibu yang kehamilannya lebih dari 2 minggu

Tempat : posyandu anyelir

V. Media :Leaf lead


VI. Pengorganisasian
Penyuluh :

- ( Pemberi Materi )
- (Pembawa Acara )
- ( mendemonstrasikan)
- ( evaluator/Observer)
VII. Evaluasi
Struktur : Pelaksanaan diharapkan sesuai

Proses : melalui prosedur tahapan pada perawatan payudara


Hasil : Diharapkan sesuai tujuan.

Lampiran 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

RENDAM KAKI AIR HANGAT

A. Pengertian Rendam Kaki Air Hangat


Secara ilmiah, air hangat berdampak fisiologis bagi tubuh yaitu
berdampak pada pembuluh darah, panasnya membuat sirkulasi darah
menjadi lancar. Selain itu faktor pembebanan di dalam air akan menguatkan
otot-otot dan ligamen yang mempengaruhi sendi-sendi tubuh (Susanto,
2005). Panas pada fisioterapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran
darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat
meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga
meningkatkan suplai nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan
elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot.
Rendam kaki air hangat (hidroterapi kaki) adalah salah satu macam dari
hidroterapi dengan menggunakan air hangat yang dicampur dengan rempah-
rempah untuk merendam kaki yang lelah, pegal, kering dan mengelupas
yang terjadi pada lansia (Kushariyadi, 2011).

B. Syarat Penggunaan Sifat Fisik Air


1. Suhu air
Suhu air disesuaikan dengan tujuan terapi yang ingin diberikan.
Adapun pilihan suhu air ada terapi hidro adalah sebaga berikut.
Tabel suhu air menurut Menteri Kesehatan No.8 (2014) yaitu:

Suhu Keterangan Penggunaan

Terlalu panas, tidak aman untuk penggunaan rumah


>43,30C kecuali untuk rendam sebagian tubuh: lengan,
tangan, kaki, balutan atau kompres lokal.
Sangat panas, hanya untuk waktu pendek : 5 – 15
menit. Perhatikan untuk hipertermia. Tidak
40,5 – < 43,30C
direkomendasikan untuk mereka dengan kondisi
kardiovaskular.

Panas, umumnya dapat ditoleransi untuk


37,7 – 40,50C kebanyakan terapi rendam. Lama rendam: 15 – 25
menit.

Hangat, sedikit diatas suhu tubuh. Ideal untuk


36,6 – 37,70C absorpsi rendam herbal. Lama rendam: 15 – 30
menit.

Netral, rendam nyaman yang menghasilkan refleks


32,2 – 36,60C pemanasan. Rentang normal suhu permukaan kulit.
Lama rendam: 5 – 10 menit.

Rendam sedikit dingin (cool), pendinginan yang


dapat ditoleransi. Dipergunakan untuk rendam
26,6 – 32,20C
hangka pendek kurang dari 5 menit : untuk refleks
pemanasan.

Rendam dingin, rendaman atau celupan sangat


singkat untuk mendapatkan refleks pemanasan
18,3 – 26,60C tubuh yang dramatik ; tidak direkomendasikan
lebih lama dari 30 detik, perhatikan akan
hipotermia.

Sangat dingin, tidak direkomendasikan untuk


pengunaan rumah kecuali rendam sebagian atau
<18,30C
aplikasi lokal kompres dingin. Kompres es dan
lain-lain.

2. Durasi perawatan
Menurut Menteri Kesehatan No. 8 (2014) lamanya perawatan
harus diusahakan sama dengan waktu istirahat setelah perawatan,
dengann menggunakan pedoman berikut:
a) Pemula 5 – 15 menit
b) Usia 60 keatas 5 – 15 ment
c) Klien sehat 20 – 30 menit

Menurut Peni (2008) penderita hipertensi dalam pengobatannya


tidak hanya menggunakan obat-obatan, tetapi bisa menggunakan
alternatif nonfarmakologis dengan menggunakan metode yang lebih
murah dan mudah yaitu dengan menggunakan terapi rendam kaki air
hangat dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang sapat
memulihkan otot sendi yang kaku serta dapat menurunkan tekanan
sarah apabila dilakukan secara melaui kesadaran dan kedisiplinan.

C. Manfaat Rendam Kaki Air Hangat


Suhu air yang digunakan untuk rendam kaki tersebut dapat
meningkatkan kelenturan jaringan otot ikat, kelenturan pada struktur otot,
mengurangi rasa nyeri, dan memberikan pengaruh pada sistem pembuluh
darah yaitu fungsi jantung dan pernapasan atau paru-paru.

D. Persiapan Alat dan Bahan


1. Sphygmomanometer
2. Termometer air
3. Gelas ukur
4. Handuk
5. Air hangat
6. Stopwatch
7. Basin atau baskom
8. Jepitan pakaian

E. Persiapan Klien
1. Melakukan kontrak topik, waktu, tempat, dan tujuan dilakukan terapi
rendam kaki air hangat.

F. Prosedur Tindakan
1. Membawa peralatan mendekati responden.
2. Posisikan klien dalam posisi duduk di kursi.
3. Masukan air hangat ke dalam baskom sebanyak 2100cc dengan suhu
400C.
4. Jika kaki tampak kotor cuci terlebbih dahulu lalu keringkan.
5. Celupkan dan rendam kaki sampai mata kaki biarkan selama 15 menit.
6. Tutup baskom dengan handuk untuk menjaga suhu.
7. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan
air hangat sampai suhu sesuai kembali.
8. Setelah selesai (15 menit), angkat kaki lalu keringkan dengan handuk.
9. Rapikan peralatan.

Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sasaran : Keluarga pasien

Hari/Tanggal : Maret 2020

Waktu : 30 menit

Tempat : Dukuhmencek

Pemberi Materi : Mahasiswa Profesi Ners A10 Unmuh Jember

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Masyarakat
diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan
dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya
sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Harapan tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan
sepenuhnya dengan sumber daya dimilikinya untuk dapat menerapkan
PHBS dalam kehidupannya sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, di
tempat kerja. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang harus
dilakukan oleh setiap individu/keluarga/kelompok sangat banyak, dimulai
dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali.Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok
dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat merupakan salah satu pilar kesehatan yang menjadi salah satu
program dari puskesmas.
B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit tentang “Perilaku
Hidup
Bersih dan Sehat” diharapkan orangtua mampu mengetahui tentang
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan orangtua mampu:
a. Menjelaskan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
b. Menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga
c. Menjelaskan manfaat perilaku hidup bersih dan sehat di rumah
tangga
C. Materi
1. Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat
2. Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga
3. Manfaat Perilaku hidup bersih dan sehat
D. Media
Leaflet
E. Metode Penyuluhan
Diskusi
F. Pengorganisasian
Presentator
Moderator :
Dokumentator :
G. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON


PENYULUH

1. 5 Menit Pembukaan: Memperhatikan dan

Memberi salam mendengarkan.

Menjelaskan tujuan pembelajaran

Menyebutkan materi/pokok

bahasan yang akan disampaikan

2. 10 Menit Pelaksanaan: Mendengarkan dan

Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan.

secara berurutan dan teratur

3. 10 Menit Evaluasi: Bertanya, dan


menjawab pertanyaan
Meminta orang tua balita menjelaskan
atau menyebutkan kembali yang sudah
di sampaikan.

4. 5 Menit Penutup: Menjawab salam

Mengucapkan terima kasih dan


mengucapkan salam

H. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Evaluasi Struktur
Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan yaitu leaflet dan
tempat yang digunakan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan
peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang
diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.

Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PREEKLAMSI

Pokok Bahasan : Preeklamsi


Sasaran : Keluarga pasien
Hari/Tanggal : Maret 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Dukuhmencek
Pemberi Materi : Mahasiswa Profesi Ners A10 Unmuh Jember
I. Latar Belakang
Pada saat ini kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang
sangat penting karena merupakan tolak ukur derajat kesehatan sesuatu
negara. Indikator derajat kesehatan yang utama adalah menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, salah satu penyebab kematian ibu secara langsung
pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas yaitu pre eklamsia yang merupakan
urutan kedua setelah penyebab perdarahan.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan
tanda-tanda dini preeklamsia, walaupun timbulnya preeklamsia tidak dapat
dicegah, deteksi dini dapat ditemukan dengan meningkatkan  kualitas dan
kuantitas asuhan keperawatan agar mendapat penatalaksanaan yang lebih
baik atau dapat mempertahankan keadaan preeklamsia ringan, sehingga
tidak menjadi preeklampsi berat atau eklampsia.
Berdasakan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
memberikan peenyuluhan tentang preeklamsia pada ibu hamil.
J. Tujuan
3. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit tentang “Preeklamsia”
diharapkan keluarga mampu mengetahui tentang pentingnya
pencegahan preeklamsia.
4. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga mampu:
d. Menjelaskan pengertian preeklamsia
e. Menjelaskan macam-macam preeklamsia
f. Menjelaskan penyebab preeklamsia
g. Menjelaskan pencegahan preeklamsia
h. Menjelaskan penatalaksanaan preeklamsia

K. Materi
1. Pengertian preeklamsia
2. Macam-macam preeklamsia
3. Penyebab preeklamsia
4. Pencegahan preeklamsia
5. Penatalaksanaan preeklamsia
L. Media
Leaflet
M. Metode Penyuluhan
Diskusi
N. Pengorganisasian
Presentator
Moderator :
Dokumentator :
O. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON
PENYULUH
5. 5 Menit Pembukaan: Memperhatikan dan
Memberi salam mendengarkan.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
6. 10 Menit Pelaksanaan: Mendengarkan dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan.
secara berurutan dan teratur
7. 10 Menit Evaluasi: Bertanya, dan
Meminta keluarga balita menjelaskan menjawab pertanyaan
atau menyebutkan kembali yang sudah
di sampaikan.
8. 5 Menit Penutup: Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam

P. Rencana Evaluasi Kegiatan


3. Evaluasi Struktur
Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan yaitu leaflet dan
tempat yang digunakan penyuluhan.
4. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan
peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang
diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasar

Anda mungkin juga menyukai