PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari sel kelenjar ,saluran kelenjar dan juga jaringan penunjang payudara. Ca mammae
yaitu tumor mengganas yang tumbuh di jaringan payudara seseorang. Kanker dapat mulai
tumbuh dalam kelenjar payudara, bisa juga di saluran payudara, jaringan lemeak maupun
Ca mammae atau kanker payudara adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel, akibat dari adanya onkogen sehingga yang menyebabkan sel normal
akan menjadi sel kanker pada jaringan di payudara seseorang (Karsono, 2010).
Ca mammae yaitu sekelompok dari sel yang tidak normal di payudara yang terus
menerus tumbuh dan akan berlipat ganda. Lalu akhirnya sel-sel itu terus menjadi sebuah
bentuk benjolan pada payudara seseorang. Jika benjolan atau kanker ini tidak cepat di
buang atau tidak terkontrol,sel-sel kanker bisa menyebar (bermestastase) pada anggota
bagian tubuh yang lain dan pastinya dapat berakibat kematian. Metasase bisa akan terjadi
pada penderita kelenjar getah bening ketiak atau bisa diatas tulang belikat. Selain itu sel-
sel kanker juga bisa bersarang di dalam tulang, di paru-paru, di hati kulit dan juga bisa
bawah di kulit .kanker payudara adalah merupakan penyakit yang sering disebabkan
karna terjadiya pembelahan pads sel-sel dalam tubuh secara dengan tidak teratur sehingga
mengakibatkan pertumbuhan sel tidak mampu untuk dikendalikan dan sel akan bisa
tumbuh menjadi sebuah benjolan tumor atau sebuah kanker (Brunner dan Suddarth 2011).
Sel kanker pada mammae akan menyebar luas ke bagian bagian tubuh dan bisa tulang
sehingga menyebabkan kanker tulang/ metastasis tulang. Metastasis tulang adalah sebuah
1
kondisi yaitu dimana kanker telah dari daerah asal dan menetap pada tulang maupun di
tubuh sehingga terbetuk tumor baru. Kondisi ini berbeda dari jenis kanker lain yang
Metastasis tulang adalah kanker yang timbul/ muncul akibat dari penyebaran kanker
yang lain yang sebelumnya sudah pernah terjadi. Misalnya kanker pada usus, kanker pada
paru-paru atau kkanker payudara sebelumnya yang kemudian sel menyebar ke bagian
Metastasis tulang adalah sebuah kanker yang sudah banyak menyebar yaitu dari
bagian tubuh dimana kanker itu berawal tumbuh (tumor utama) ke bagian yang lain dari
tubuh. Sel kanker juga dapat memisahkan dirinya dari sebuah tumor dan akan menjalar ke
bagian yang lain tubuh dan melewati aliran darah dan juga sistem limfatik atau sistem
kekebalan). Tumor pada tulang yang paling banyak terjadi adalah metastasis tulang, dan
tahap yangkedua setelah dari kanker utama sekali yang terjadi pada suatu tempat lain dari
Menurut (Beschan, 2009), metastase pada tulang diantranya yaitu sebagai berikut ini:
2. Femur 40%
5. Kaput humeri 7%
sehingga ektremitas bawah tidak akan bisa digerakkan dan terjadi penekanan yang
timbul ulkus sebagai sebuah akibat dari penekanan yang terlalu lama yang bisa mengenai
2
suatu tempat tertentu pada sebuah permukaan tubuh si penderita (Hernawatiaj, 2009).
Hal ini akan dapat terjadi yaitu karena pembuluh darah terjepit antara tulang si
penderita dan papan di tempat tidur klien. Akibat terjepitnya pada pembuluh darah itu,
maka di jaringan yang terdapat pada daerah itu tida akan bisa memperoleh bahan-bahan
makanan dan oksigen, dan akibatnya jaringan yang tidak dapat oksigen tersebut akan
fungsi kulitnya normal akibat dari sebuah tekanan eksternal yang bisa berhubungan dengan
sebuah penonjolan tulang dan tidak akan sembuh dengan pijatan atau urutan dan dalam
waktu biasa. Selanjutnya, gangguan ini biasa terjadi pada seorang individual yang biasanya
berada di atas kursi dan atau di atas tempat tidur, sering sekali pada penderita inkontinensia
dan malnutrisi dan ataupun individual yang mengalami kesulitan dalam makan dengan
sendiri, serta yang mengalami gangguan pada tingkat kesadaran(Ratna Kalijana, 2009)
Ulkus dekubitus merupakan jaringan nekrosis jaringan lokal yang sering cenderung
sekali terjadi ketika jaringan yang lunak tertekan di antara sebuah tonjolan tulang dengan
bagian permukaan yang eksternal dan dalam jangka waktu yang cukup lama (Mcphee &
Ganong,2010).
B. Tujuan
C. Manfaat
Penyusunan dalam Karya Tulis Ilmiah (Makalah) ini, diharapkan dapat bermanfaat
a. Bagi Penulis
3
Mammae.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel
abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe
Jadi penulis menyimpulkan kanker payudara adalah kanker yang menakutkan bagi
seorang wanita.
B. Anatomi fisiologi
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam. Perluasan kauda (
ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada masa lemak
dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak. Konstituen utama payudara adalah sel
kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah
bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan
dari belakang putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi
infeksi, yang sering terlihat sebagai meradang di permukaan payudara.( dunstall, 2007 )
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih
75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral
dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri
dari 15-20 lobulus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan
ukuran payudara. Setiap lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang di sebut
5
yang merambat. Alveoli (alveoli dan acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi lainnya
selama menyusui . Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh darah tunggal
lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui putting susu. Sebagai hasilnya terdapat
15-20 saluran putting susu, mengakibatkan banyak lubang pada putting susu. Di belakang
putting susu pembuluh lactiferous agak membesar sampai membentuk penyimpangan kecil
A. Duktus pembesaran
G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk usia,persentase
lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper menghubungkan dinding dada pada kulit
payudara dan memberikan bentuk payudara dan keelatisannya.( Long, 2000 )
Fisiologi payudara
ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang
dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.
Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
7
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu
itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui.
Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior
memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
C. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik ,2005) yaitu
1. Tinggi melebihi 170 cmWanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena
kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat
adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya
2. Usia
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon
estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena
semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat
8
menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.
5. Kelamin
6. Faktor genetik
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
Dan secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker
payudara.
D. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,
payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada
sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-
sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi
massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira- kira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu,
kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker
ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling
sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira- kira 1-2%
wanita dengan kanker payudara gejala -gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut.
Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan
jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan
9
tulang ( Price, 2006 ).
dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress
karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri
sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu
preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan
memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas
melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau
kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan
syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock.
memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di pakai
untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi kebutuhan
protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal.
Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun
yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan,
dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan
E. Manifestasi Klinik
Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti fribroadenoma
atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas tidak tegas,
permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat terjadi di bagian
mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana
sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara
sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang
tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi
10
pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun nyeri
yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus
medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak mempunyai
gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi abnormal dapat
terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari
bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka baru
mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada kulit payudara yaitu kondisi yang
disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan bukti.
Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur.
Tanda – tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap
lanjut. Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan pada setiap
abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan ( Smeltzer & Bare, 2002 )
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
2. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah
biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
11
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini
hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk
: tumor primer
T1 : tumor < 2 cm
T2 : tumor 2-5 cm
T3 : tumor > 5 cm
tanda odem,
N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
M : metastase jauh
12
MX : tidak dapat di tentukan metastasis jauh
1 T1 N0 M0 85
11 T2 N1 M0 65
sekitarnya)
111 T0 – 2 N2 M0 40
T3 N1 – 2 M0
terbatas di lokoregional )
IV T (semua) N (semua) M1 10
F. Penatalaksanaan
13
kulit lapisan atas tetap di tempatnya)
2. Mastektomi
nodus limfe
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi
4. Rekontruksi / pembedahan
dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor bed.Untuk setiap
5. Terapi Hormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen
Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah
tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan ke
IV.
G. Komplikasi
1. Gangguan Neurovaskuler
14
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
H. Pengkajian Fokus
1. Demografi
a. Biodat
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Sejak pasien mengeluh nyeri dan ada benjolan pada payudara sampai
kerumah sakit.
2. Aktivitas / istirahat
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan. Pola tidur
(tidur tengkurap.
b. Sirkulasi
15
c. Makanan / cairan
d. Integritas ego
e. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri pada penyakit yang luas. (nyeri lokal jarang terjadi pada
f. Keamanan
g. Seksualitas
payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, raba puting, gatal,
rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gajala : riwayat kanker dalam keluarga (ibu,saudara wanita, bibi dari ibu, dan
16
rencana pemulangan : membutuhkan bantuan dalam pengobatan,
3. Data Penunjang
Biopsy ini memberikan diagnosa definitife terhadap massa dan berguna untuk
b. Foto thoraks
CT scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,
khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang
d. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista
dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras; hasil komplemen dari
mammografi.
e. Mammografi
kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.
( Doenges, 1999 )
trauma jaringan traum a jarin gan, penek anan syara f, ditan dai dengan keluha n
ot ot. kel uha n kek aku an, beb as pad a are a dad a, nye ri bah u/ len gan ,
perub ahan (tonu s otot , lokus pada diri sendi ri dan distr aksi/ melin dungi
17
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan ruang gerak ditandai
3. Gang guan harg a diri berh ubun gan den gan peru baha n bent uk dan fung si
payudara prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psik osos ial; masa lah
tent ang kete rtar ika n seks ual dit anda i deng an perubahan aktual pada struktur/
dalam lingkungan sosial, perasaan negatif tentang tubuh, selalu memikirkan perubahan
atau kehilangan, tidak mau melihat tubuh, tidak berpartisipasi dalam terapi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nutrisi yang
masuk ke tubuh tidak bisa digunakan secara optimal oleh tubuh ditandai dengan
mual( kemoterapi ).
8. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru, anestesi ditandai
jarin gan, penek anan syara f, ditand ai denga n keluha n oto t. kel uha n kek aku an,
beb as pad a are a dad a, nye ri bah u/ len gan , perub ahan (ton us otot , lokus
pada diri send iri dan dist raksi / melin dungi bagian yang nyeri
18
b. Kriter ia hasil : Mengek presi kan penur unan nyeri/ ketid aknyam
1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (skala 0-10),
perhatikan petunjuk verbal dan non verbal Ras io nal : mem ban tu dal am
ktifan analgesik
efektif
5) Berikan obat nyeri yang tepa t pada jadw al terat ur sebel um nyeri berat
dan aktivi tas dijad walka n, kolab oras i pembe ria n narko tik/analgesik
sesuai indikasi.
pasien untuk latihan lengan dan untuk ambulasi tanpa rasa nyeri.
c. Intervensi
19
yang sakit
sirkulasi.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kankerjuga bisa mulai 101 akantumbuh di dalam isikelenjar susu, dansaluran susu,
perawatan integritas kulit, pada diagnosa Gangguan mobilitas Fisik : dukungan mbilisasi,
dukungan ambulasi, pada diagnosad Defisit 102 pada Perawatan Diri : dukungan perawatan
Pada implementasi yang dilakukan terdiri dari tindakan mandiri, pendidikan kesehatan,
kolaborasi dengan keluarga, untuk merawat klien sedangkan untuk implementasi lain
B. SARAN
carcinoma mammae.
21
DAFTAR PUSTAKA
Bambang. 2010. Kejadian Cancer mammae Masih Tertinggi. Antara News, A4.
Black, Joyce M. Matassarin & Esther. 1997. Medical Surgical Nursing. USA :
W.B Saunders Company.
Glasier, Anna & Gebbie, Alisa. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta:EGC.
Kim, Mi Ja. 1995. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC. Lee. 2008. Cancer Mammae.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19173/5/Chapter%20I.pdf,
2013, chap. 1.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta : Medi Action
Publishing.
Mulyani, Nina Siti & Nuryani. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Romauli, Suryati & Vindari, Anna Vida. 2011. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswi
Kebidanan. Yogyakarta : Nugroho Medika.
22