Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah sebuah keganasan yang sebelumnya berasal

dari sel kelenjar ,saluran kelenjar dan juga jaringan penunjang payudara. Ca mammae

yaitu tumor mengganas yang tumbuh di jaringan payudara seseorang. Kanker dapat mulai

tumbuh dalam kelenjar payudara, bisa juga di saluran payudara, jaringan lemeak maupun

jaringan yang mengikat pada payudara.(Medicastore, 2011).

Ca mammae atau kanker payudara adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

pertumbuhan sel, akibat dari adanya onkogen sehingga yang menyebabkan sel normal

akan menjadi sel kanker pada jaringan di payudara seseorang (Karsono, 2010).

Ca mammae yaitu sekelompok dari sel yang tidak normal di payudara yang terus

menerus tumbuh dan akan berlipat ganda. Lalu akhirnya sel-sel itu terus menjadi sebuah

bentuk benjolan pada payudara seseorang. Jika benjolan atau kanker ini tidak cepat di

buang atau tidak terkontrol,sel-sel kanker bisa menyebar (bermestastase) pada anggota

bagian tubuh yang lain dan pastinya dapat berakibat kematian. Metasase bisa akan terjadi

pada penderita kelenjar getah bening ketiak atau bisa diatas tulang belikat. Selain itu sel-

sel kanker juga bisa bersarang di dalam tulang, di paru-paru, di hati kulit dan juga bisa

bawah di kulit .kanker payudara adalah merupakan penyakit yang sering disebabkan

karna terjadiya pembelahan pads sel-sel dalam tubuh secara dengan tidak teratur sehingga

mengakibatkan pertumbuhan sel tidak mampu untuk dikendalikan dan sel akan bisa

tumbuh menjadi sebuah benjolan tumor atau sebuah kanker (Brunner dan Suddarth 2011).

Sel kanker pada mammae akan menyebar luas ke bagian bagian tubuh dan bisa tulang

sehingga menyebabkan kanker tulang/ metastasis tulang. Metastasis tulang adalah sebuah

1
kondisi yaitu dimana kanker telah dari daerah asal dan menetap pada tulang maupun di

tubuh sehingga terbetuk tumor baru. Kondisi ini berbeda dari jenis kanker lain yang

bermula pada tulang (william & wilkins, 2011).

Metastasis tulang adalah kanker yang timbul/ muncul akibat dari penyebaran kanker

yang lain yang sebelumnya sudah pernah terjadi. Misalnya kanker pada usus, kanker pada

paru-paru atau kkanker payudara sebelumnya yang kemudian sel menyebar ke bagian

tulang (burington, 2012).

Metastasis tulang adalah sebuah kanker yang sudah banyak menyebar yaitu dari

bagian tubuh dimana kanker itu berawal tumbuh (tumor utama) ke bagian yang lain dari

tubuh. Sel kanker juga dapat memisahkan dirinya dari sebuah tumor dan akan menjalar ke

bagian yang lain tubuh dan melewati aliran darah dan juga sistem limfatik atau sistem

kekebalan). Tumor pada tulang yang paling banyak terjadi adalah metastasis tulang, dan

tahap yangkedua setelah dari kanker utama sekali yang terjadi pada suatu tempat lain dari

dalam tubuh manusia(wong, 2003).

Menurut (Beschan, 2009), metastase pada tulang diantranya yaitu sebagai berikut ini:

1. Tulang bagian belakang 80%

2. Femur 40%

3. Tukang Iga dan tulang sternum 25%

4. Tulang Tengkorak dan tulang pelvis 20%

5. Kaput humeri 7%

6. Tulang ekstremitas 1-2%

Metastasis tulang terjadi kelumpuhan persyarafan pada bagian lumbal sehingga

sehingga ektremitas bawah tidak akan bisa digerakkan dan terjadi penekanan yang

menyebabkan dekubitus Dekubitus adalah sebuah keadaan yang dimana menyebabkan

timbul ulkus sebagai sebuah akibat dari penekanan yang terlalu lama yang bisa mengenai

2
suatu tempat tertentu pada sebuah permukaan tubuh si penderita (Hernawatiaj, 2009).

Hal ini akan dapat terjadi yaitu karena pembuluh darah terjepit antara tulang si

penderita dan papan di tempat tidur klien. Akibat terjepitnya pada pembuluh darah itu,

maka di jaringan yang terdapat pada daerah itu tida akan bisa memperoleh bahan-bahan

makanan dan oksigen, dan akibatnya jaringan yang tidak dapat oksigen tersebut akan

mengalami kematian.Dekubitus adalah suatu kerusakan yang struktur anatomisnya dan

fungsi kulitnya normal akibat dari sebuah tekanan eksternal yang bisa berhubungan dengan

sebuah penonjolan tulang dan tidak akan sembuh dengan pijatan atau urutan dan dalam

waktu biasa. Selanjutnya, gangguan ini biasa terjadi pada seorang individual yang biasanya

berada di atas kursi dan atau di atas tempat tidur, sering sekali pada penderita inkontinensia

dan malnutrisi dan ataupun individual yang mengalami kesulitan dalam makan dengan

sendiri, serta yang mengalami gangguan pada tingkat kesadaran(Ratna Kalijana, 2009)

Ulkus dekubitus merupakan jaringan nekrosis jaringan lokal yang sering cenderung

sekali terjadi ketika jaringan yang lunak tertekan di antara sebuah tonjolan tulang dengan

bagian permukaan yang eksternal dan dalam jangka waktu yang cukup lama (Mcphee &

Ganong,2010).

B. Tujuan

a. Mampu mengetahui konsep penyakit Carcinoma Mammae

b. Penulis dapat melaksanakan pengkajian pada pasien dengan Carcinoma Mammae.

c. Mampu mengetahui gejala Carcinoma Mammae

C. Manfaat

Penyusunan dalam Karya Tulis Ilmiah (Makalah) ini, diharapkan dapat bermanfaat

juga bagi semua orang/pihak yaitu:

a. Bagi Penulis

Menambah banyak wawasan dan banyak pengetahuan tentang Carcinoma

3
Mammae.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan referensi dan acuan dalam mengnatisipasi gejala yang

ditimbulkan sehingga pencegahan dini akan lebih baik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang

berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 )

Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel

abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe

dan pembuluh darah (Carpenito, 2000).

Jadi penulis menyimpulkan kanker payudara adalah kanker yang menakutkan bagi

seorang wanita.

B. Anatomi fisiologi

Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam. Perluasan kauda (

ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada masa lemak

dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak. Konstituen utama payudara adalah sel

kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah

bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan

dari belakang putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi

infeksi, yang sering terlihat sebagai meradang di permukaan payudara.( dunstall, 2007 )

Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,

ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih

75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral

dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri

dari 15-20 lobulus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan

ukuran payudara. Setiap lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang di sebut

alveoli. Kelenjar ini bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan,mirip buah anggur

5
yang merambat. Alveoli (alveoli dan acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi lainnya

selama menyusui . Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh darah tunggal

lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui putting susu. Sebagai hasilnya terdapat

15-20 saluran putting susu, mengakibatkan banyak lubang pada putting susu. Di belakang

putting susu pembuluh lactiferous agak membesar sampai membentuk penyimpangan kecil

yang di sebut lubang-lubang lactiferous (lactiferous sinuses). Lemak dan jaringan

penghubung mengelingi bola-bola jaringan kelenjar.

Gambar 1 lobulus dan duktus Payudara

( Zuiedema, 1999) Keterangan:

A. Duktus pembesaran

B. Lobulus A. sel -sel normal

C. Bagian duktus yang di latasi untuk menahan susu B. membrane sel

D. putting susu C. lumen


6
E. Jaringan lemak

F. Otot pektoralis mayor

G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk usia,persentase
lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper menghubungkan dinding dada pada kulit
payudara dan memberikan bentuk payudara dan keelatisannya.( Long, 2000 )

Gambar 2 payudara ( Zuidema, 1999)

Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama

ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke

klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang

diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang

dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.

Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum

7
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang

nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang

dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu

itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu

menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui.

Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus

berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior

memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian

dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004)

C. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor

resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik ,2005) yaitu

1. Tinggi melebihi 170 cmWanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena

kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat

adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya

berubah ke arah sel ganas.

2. Usia

Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya

meningkat sejalan dengan bertambahnya usia

3. Wanita yang belum mempunyai anak

Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon

estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

4. Ibu yang menyusui

Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena

semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat

8
menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.

5. Kelamin

Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian kanker payudara.

6. Faktor genetik

Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar

pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.

Dan secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker

payudara.

D. Patofisiologi

Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,

radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen

sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker

payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada

sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-

sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker

membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi

massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira- kira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu,

kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker

ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling

sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin

berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada

kulit ulserasi (Price, 2006)

Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira- kira 1-2%

wanita dengan kanker payudara gejala -gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut.

Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan

jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan

9
tulang ( Price, 2006 ).

Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan sekitarnya,

dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress

karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri

sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu

preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan

memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas

melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau

kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan

syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock.

Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk

memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di pakai

untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi kebutuhan

protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal.

Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun

yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan,

dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan

ekspansi paru tidak optimal. (Mansjoer , 2000)

E. Manifestasi Klinik

Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti fribroadenoma

atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas tidak tegas,

permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat terjadi di bagian

mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana

sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara

sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang

tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi

10
pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun nyeri

yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus

yang lebih lanjut.

Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanitayang mencari bantuan

medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak mempunyai

gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi abnormal dapat

terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari

bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka baru

mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada kulit payudara yaitu kondisi yang

disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan bukti.

Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur.

Tanda – tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap

lanjut. Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan pada setiap

abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan ( Smeltzer & Bare, 2002 )

Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :

1. Stadium I (stadium dini)

Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran

(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan

penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak

metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

2. Stadium II

Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah

bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 -

40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pad a stadium I dan II

biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada

seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk

11
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.

3. Stadium III

Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan

kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada

artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi

(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga

dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini

hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk

meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.( Smeltzer &Bare,2002 )

Dan klasifikasi penyebaran TNM menurut Price, 2006 adalah : T

: tumor primer

TX : tumor primer tidak dapat di tentukan

T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer

T1 : tumor < 2 cm

T2 : tumor 2-5 cm

T3 : tumor > 5 cm

T4 : tumor dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dengan

tanda odem,

N : kelenjar getah bening regional

NX : kelenjar regional tidak dapat di tentukan

N0 : tidak teraba kelenjar aksila

N1 : teraba kelenjar aksila

N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat

pada jaringan sekitarnya

N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

M : metastase jauh

12
MX : tidak dapat di tentukan metastasis jauh

M0 : tidak ada metastasis jauh

PROGNOSIS DAN TINGKAT PENYEBARAN TUMOR


Tingkat penyebaran secara klinik Ketahanan hidup lima tahun ( % )

1 T1 N0 M0 85

(kecil terbatas pada mamma)

11 T2 N1 M0 65

(tumor lebih besar,kelenjar

terhinggapi tetapi bebas dari

sekitarnya)

111 T0 – 2 N2 M0 40

T3 N1 – 2 M0

(kanker lanjut dan penyebaran ke

kelenjar lanjut, tetapi semuanya

terbatas di lokoregional )

IV T (semua) N (semua) M1 10

Lokoregional di maksudkan untuk daerah yang meliputi struktur dan


organ tumor primer, serta pembuluh limfe, daetrah saluran limfe dan
kelenjar limfe dari struktur atau organ yang bersangkutan.

F. Penatalaksanaan

Menurut (Smeltzer dan Bare, 2002) penatalaksanaan kanker payudara adalah

1. Pengobatan lokal kanker payudara

Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker lokal:

a. Mastektomi radiasi yang modifikasi

b. Bedah dengan menyelamatkan payudara, adalah : mastektomi, limfektomi

(pengangkatan jaringan kanker dan sejumlah kecil jaringan sekitarnya dengan

13
kulit lapisan atas tetap di tempatnya)

M1 : terdapat metastasis jauh

2. Mastektomi

Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh payudara dan beberapa

nodus limfe

Tujuannya : untuk menghilangkan tumor payudara dengan membuang payudara

dan jaringan yang mendasari.

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi

kecenderungan kambuh dan menyingkirkan kanker resudial

4. Rekontruksi / pembedahan

Rekontruksi/ pembedahan ini dilakukan tindakan pembedahan tergantung pada

stadium 1 dan 11 lakukan mastektomi radikal, bila ada metastasis

dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuvan. Dapat juga

dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor bed.Untuk setiap

tumor yang terletak pada kuadran sentral

5. Terapi Hormonal

Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen

6. Tranplantasi sumsum tulang

Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah

pengangkatan sumsum tulang dan memberikan kemoterapi dosis tinggi, sumsum

tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan ke

IV.

G. Komplikasi

Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :

1. Gangguan Neurovaskuler

14
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.

3. Fraktur patologi

4. Fibrosis payudara

5. Kematian

H. Pengkajian Fokus

Data fokus yang perlu dikaji menurut Doenges, (1999) adalah :

1. Demografi

a. Biodat

Umur : Biasanya terjadi pada usia > 35 tahun

Jenis kelamin : wanita > laki-laki

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Nyeri pada payudara, terdapat benjolan dan kesulitan untuk bernafas.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Sejak pasien mengeluh nyeri dan ada benjolan pada payudara sampai

kerumah sakit.

3) Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat menarche, menopause.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Adanya anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.

2. Aktivitas / istirahat

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan. Pola tidur

(tidur tengkurap.

b. Sirkulasi

Tanda : Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).

15
c. Makanan / cairan

Gejala : kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.

d. Integritas ego

Gejala : Stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stress akut tentang

diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.

e. Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri pada penyakit yang luas. (nyeri lokal jarang terjadi pada

keganasan dini). Beberapa pengalam an ketidaknyamanan pada jaringan

payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya

mengindikasikan penyakit fibrokistik.

f. Keamanan

Tanda : massa Nodul aksila Edema, eritema pada kulit sekitar.

g. Seksualitas

Gejala : adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan

payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, raba puting, gatal,

rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari

usia 12 tahun). Menopause lambat (setelah 50 tahun). Kehamilan pertama lambat

(setelah usia 35 tahun).

Masalah tentang seksualitas atau keintiman.

Tanda : perubahan pada postur / massa payudara, asimetris. Kulit cekung,

berkerut, perubahan pada warna tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau

panas pada payudara.

h. Penyuluhan/pembelajaran

Gajala : riwayat kanker dalam keluarga (ibu,saudara wanita, bibi dari ibu, dan

nenek). Kanker unilateral sebelumnya kanker endometrial atau ovarium.

Pertimbangan DRC menunjukkan rata lama dirawat : 4,0 hari 1

16
rencana pemulangan : membutuhkan bantuan dalam pengobatan,

keputusan, aktifitas perawatan diri, pemeliharaan rumah

3. Data Penunjang

a. Biopsi payudara (jarum atau eksisi)

Biopsy ini memberikan diagnosa definitife terhadap massa dan berguna untuk

klasifikasi histologi pentahapan, dan selaksi terapi yang tepat.

b. Foto thoraks

Foto thorak dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.

c. CT scan dan MRI

CT scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,

khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang

sulit diperiksa dengan mammografi

d. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista

dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras; hasil komplemen dari

mammografi.

e. Mammografi

Mammografi memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk mendeteksi

kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.

( Doenges, 1999 )

I. Diagnos a Kepe rawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembedahan,

trauma jaringan traum a jarin gan, penek anan syara f, ditan dai dengan keluha n

ot ot. kel uha n kek aku an, beb as pad a are a dad a, nye ri bah u/ len gan ,

perub ahan (tonu s otot , lokus pada diri sendi ri dan distr aksi/ melin dungi

bagian yang nyeri.

17
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan ruang gerak ditandai

menolak upaya untuk bergerak

3. Gang guan harg a diri berh ubun gan den gan peru baha n bent uk dan fung si

payudara prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psik osos ial; masa lah

tent ang kete rtar ika n seks ual dit anda i deng an perubahan aktual pada struktur/

kontur tubuh, menyatakan ketakutan penolakan oleh orang lain, perubahan

dalam lingkungan sosial, perasaan negatif tentang tubuh, selalu memikirkan perubahan

atau kehilangan, tidak mau melihat tubuh, tidak berpartisipasi dalam terapi

4. Cemas berhubungan dengan krisis situasi ditandai dengan peningkatan ketegangan,

gemetar dan gelisah

5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulas i adanya

edema, drainase, perubahan pada elastisitas kulit.

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nutrisi yang

masuk ke tubuh tidak bisa digunakan secara optimal oleh tubuh ditandai dengan

mual( kemoterapi ).

7. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek kemoterapi atau

radiologi misal, kehilangan rambut

8. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru, anestesi ditandai

dengan peningkatan jumlah lendir, kering, lengket

J. Fokus Inte rvens i

Menurut Doenges, (1999) dan Carpenito, (2000) fokus intervensi adalah:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan; trauma

jarin gan, penek anan syara f, ditand ai denga n keluha n oto t. kel uha n kek aku an,

beb as pad a are a dad a, nye ri bah u/ len gan , perub ahan (ton us otot , lokus

pada diri send iri dan dist raksi / melin dungi bagian yang nyeri

a. Tujuan : Nyeri menjadi berkurang atau hilang.

18
b. Kriter ia hasil : Mengek presi kan penur unan nyeri/ ketid aknyam

anan; tampak rileks, mampu tidur/ istirahat dengan tenang

1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (skala 0-10),

perhatikan petunjuk verbal dan non verbal Ras io nal : mem ban tu dal am

men gid ent if ik asi de ra ja t ketidaknyamanan dan kebutuhan untuk/keefe

ktifan analgesik

2) Diskusi kan sensasi masih adanya payudara normal

Rasional : memberikan keyakinan bahwa sensasi bukan imajinasi

dan penghilangann ya dapat dilakukan.

3) Bantu pasien menemukan posisi yang nyaman

Rasional : peninggian lengan, ukuran baju, dan adanya drain

mempengaruhi kemampu an pasien untuk rileks dan tidur/istira hat secara

efektif

4) Berikan pasien menemukan posisi nyaman

Rasional : meningkatkan relaksasi

5) Berikan obat nyeri yang tepa t pada jadw al terat ur sebel um nyeri berat

dan aktivi tas dijad walka n, kolab oras i pembe ria n narko tik/analgesik

sesuai indikasi.

Rasional : mempertahankan tingakat kenyamanan dan meningkatnya

pasien untuk latihan lengan dan untuk ambulasi tanpa rasa nyeri.

c. Intervensi

1) Tinggikan lengan yang sakit sesuai indikasi, mulai melakukan rentang

gerak pasif (untunk fleksi/ekstansi siku, promosi/suspensi pergelangan,

menekuk, ekstensi jadi) segera mungkin

Rasional : meningkatkan aliran balik vena, mengurangi kemungkinan.

2) Biarkan pasien menggerakan jari, perhatikan sensasi dan warna tangan

19
yang sakit

Rasional : kurang gerakan dapat menunjukan masalah saraf brakial Interkostal

dan perubahan warna dapat mengidentifikasi gangguan

sirkulasi.

3) Dorong pasien untuk menggunakan lengan untuk kebersihan diri, contoh

makan, menyisir rambut, mencuci muka.

Rasional : Peningkatan sirkulasi, membantu meminimalkan edema, dan

mempertahankan kekuatan dan fungsi lengan dan tangan

4) Bantu dalam aktivitas perawatan diri

Rasional : menghemat energi pasien, mencegah kelelahan

5) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki pos tur

Rasional : Pasien akan merasa tak seimbang dan dapat memerlukan

bantuan sa mpai terbiasa terhadap perubahan.

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ca mammae atau (carcinoma mammae) adalahyaitu keganasan yang jugaberasal dari

sel suatukelenjar ,jugasaluran kelenjar padadan jaringan penunjangpada payudara. Ca

mammaeyaitu adalah tumor ganasjuga yang bisatumbuh di dalam jaringanpada payudara.

Kankerjuga bisa mulai 101 akantumbuh di dalam isikelenjar susu, dansaluran susu,

jugajaringan lemak maupun pada jaringan ikat padadi payudara.

Diagnosis yang muncul yaitu

a. gangguan integritas kulit.

b. Diagnosis kedua gangguan mobilitas fisik.

c. Diagnosis ketiga defisit perawatan diri.

Intervensi yang dilakukan pada diagnosa Gangguan integritas Kulit/ Jaringan:

perawatan integritas kulit, pada diagnosa Gangguan mobilitas Fisik : dukungan mbilisasi,

dukungan ambulasi, pada diagnosad Defisit 102 pada Perawatan Diri : dukungan perawatan

diri Mandi, dukungan perawatan diri BAB/BAK

Pada implementasi yang dilakukan terdiri dari tindakan mandiri, pendidikan kesehatan,

kolaborasi dengan keluarga, untuk merawat klien sedangkan untuk implementasi lain

dilanjutkan ke perawat ruangan.

B. SARAN

Disarankan keluarga mampu memberikan perawatan yang baik, mampu

memberikanjuga dukungan moriljuga dan pemenuhan kesehatan.

Diharapkan kepada institusi pendidikan agar menambah referensi tentang khususnya

carcinoma mammae.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bambang. 2010. Kejadian Cancer mammae Masih Tertinggi. Antara News, A4.

Black, Joyce M. Matassarin & Esther. 1997. Medical Surgical Nursing. USA :
W.B Saunders Company.

Depkes. 2013. Angka Kejadian Kanker Payudara Masih Tinggi.


http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2233.
2013. Jakarta.

Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa

Keperawatan. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. Moorhouse, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta


EGC.

Glasier, Anna & Gebbie, Alisa. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta:EGC.

Kim, Mi Ja. 1995. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC. Lee. 2008. Cancer Mammae.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19173/5/Chapter%20I.pdf,
2013, chap. 1.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta : Medi Action
Publishing.

Mulyani, Nina Siti & Nuryani. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Pearce, Evelyne C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.

Romauli, Suryati & Vindari, Anna Vida. 2011. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswi
Kebidanan. Yogyakarta : Nugroho Medika.

22

Anda mungkin juga menyukai