Anda di halaman 1dari 7

Dosen Pengajar : La Ode Saltar S.Kep.,Ns.,M.

Kep

“LAPORAN PENDAHULUAN FIKSASI DAN MOBILISASI”

Nama : SULISTIANA
Nim : P201901018
Kelas : T1 Keperawatan

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
T.A 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Fiksasi dan Mobilisasi
Fiksasi/Pembalutan adalah tindakan menyangga atau menahan bagian
tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki dan untuk
menghindari terjadinya pencemaran kuman kedalam suatu luka.
Membalut merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai
dengan baik oleh dokter dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Istilah
pembalut merujuk pada aplikasi secara luas maupun secara sempit pembalutan
untuk tujuan terapeutik.
Apapun alasannya, perlu diingat bahwa jika tidak diterapkan dengan
benar, membalut dapat lebih cepat dan mudah menyebabkan injury. Tekanan
pembalutan harus tidak melebihi tekanan hidrostatik intravaskuler, jika membalut
bertujuan untuk mengurangi pembentukan oedema tanpa meningkatkan tahanan
vaskuler yang dapat merusak aliran darah.
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak bebas
merupakan salahsatukebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan
mobilisasi adalahmemenuhikebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup
sehari-hari dan aktifitasrekreasi),mempertahankan diri (melindungi diri dari
trauma), mempertahankan konsepdiri,mengekspresikan emosi dengan gerakan
tangan non verbal. Immobilisasi adalahsuatukeadaan di mana individu
mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik.Mobilisasi dan
immobilisasi berada pada suatu rentang. Immobilisasi dapat berbentuk
tirahbaring yang bertujuan mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen
tubuh,menguranginyeri, dan untuk mengembalikan kekuatan. Individu normal
yang mengalami tirah baringakan kehilangan kekuatan otot rata-rata 3x sehari
(atropi disuse).
B. Tujuan
1. Menahan bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya
2. Menahan pembengkakan yang dapat terjadi pada luka
3. Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak
bergeser
4. Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi
5. Melindungi atau mempertahankan dressing lain pada tempatnya
C. Indikasi
1. Luka terbuka
2. Sprain/Strain
3. Dislokasi/sublukasi
4. Fraktur
D. Macam-Macam
1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
 Mittela:
a) Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama
kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100cm.
b) Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat
atau untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera
c) Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala,bahu, dada,
siku, telapak tangan, pinggul, telapakkaki, dan untuk
menggantung lengan.
2. Dasi adalah mitella yang berlipat-lipatsehingga berbentuk seperti dasi
 Dasi :
a) Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipatdari salah satu sisi
segitiga agar beberapa lapisdan berbentuk seperti pita dengan
kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10cm.
b) Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi
(atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku,
paha,lutut,betis dan kaki terkilir.
3. Pita adalah pembalut gulung
 Pita gulung:
a) Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel
ataubahan elastis
b) Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah
menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser (Kendor).
c) Macam-macam pembalut dan penggunaannya:
1) Lebar 2,5 cm -Biasa untuk jari-jari
2) Lebar 5cm -Biasa untuk leher dan pergelangan tangan
3) Lebar 7,5 cm -Biasa untuk kepala, lengan atas,
lenganbawah, betis dan kaki
4) Lebar 10 cm -Biasa untuk paha dan sendi pinggul
5) Lebar >10-15cm -Biasa untuk dada, perut, dan punggung
4. Plester adalah pembalut berperekat
 Plester
a) Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka,untuk fiksasi pada
sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
b) Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapidengan obat anti
septik.
5. Pembalut yang spesifik
1. Snelverband
Adalah pembalut pita yangsudah ditambah dengan kassa penutup
lukadan steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan, sering dipakai
pada luka-luka lebar yang terdapat pada badan.
2. Sufratulle
adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman.
Biasa dipergunakan pada luka-luka kecil.
6. Kasa Steril :
a) Adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk
menutup luka kecil yang sudah diberi obat-obatan (antibiotik,
antiplagestik).
b) Setelah ditutup kassa itu kemudian barudibalut.
E. Prosedur Pembalutan
 Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaana.
a) Bagian dari tubuh yang mana ?
b) Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
c) Bagaimana luas luka tersebut ?
d) Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
 Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan, dapat salah satu atau
kombinanasi
 Sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut
dengan pembalut yang mengandung desinfektan atau dislokasi periu
direposisi
 Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
a) Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang
perlu difiksasi
b) Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lain
c) Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok
penderita
d) Tidak mengganggu peredaran darah
e) Tidak mudah kendor atau lepas
1. Cara membalut dengan dasi :
1) Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentukpita
dengan masing-masing ujung lancip.
2) Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya
dapatdiikatkan
3) Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum
diikat arahnya saling menarik
4) Kedua ujungnya diikatkan secukupnya
2. Cara membalut dengan pita :
1) Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih
pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai.
2) Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salaah satu ujung
yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian
tubuh yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan
dengan. arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara
bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya
3) Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain
secukupnya.
3. Cara membalut dengan plester :
1) Jika ada luka terbuka
a) luka diberi obat antiseptik
b) tutup luka dengan kassa
c) baru lekatkan pembalut plester
2) Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir)
a) balutan plester dibuat "strapping" dengan membebat berlapis-
lapisdaridistal ke proksimal, dan untuk membatasi gerakkan
tertentu perlu masing-masing ujungnya difiksasi dengan
plester.
4. Penggunaan pembalut yang steril
1) Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat akan
digunakan
5. Cara Membalut Dengan Mittela
1) Salah satu sisi mitella dilipat 3 -4 cm sebanyak 1 -3 kalib.
2) Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan
dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan.
3) Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan
padaikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan
bebas, hal ini tergantung pada tempat dan kepentingannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/414355637/Fiksasi-Dan-Mobilisasi
https://www.scribd.com/document/451507633/Jobsheet-KMB-FIKSASI-DAN-
IMOBILISASI

Anda mungkin juga menyukai