Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu : Asbath Said, S.Kep, Ns.,M.

Kes

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM SUCTION

OLEH

Nama : SITI RAHMA

Kelas : T1 KEPERAWATAN

Nim : P201901004

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

2021
KATA PENGANTAR

Puja syukur kami haturkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
LAPORAN SUCTION.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam pembuatannya. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang LAPORAN SUCTION ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Kami juga berharap
semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam bidang
kesehatan.

kendari, 22 Januari 2021

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai
kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy
tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan
nafas, mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru.
Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat
menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui trakea
gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark
miokard (Elly, 2000).
Sebagian pasien mempunyai permasalahan di pernafasan yang memerlukan
bantuan ventilator mekanik dan pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube), dimana
pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube) masuk sampai percabangan bronkus pada
saluran nafas. Pasien yang terpasang ETT (Endo Trakeal Tube) dan ventilator maka
respon tubuh pasien untuk mengeluarkan benda asing adalah mengeluarkan sekret yang
mana perlu dilakukan tindakan suction

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah ini sebagai berikut :


1 .Apa pengertian suction ?

2 .Apa sajakah diagnosa keperawatan prosedur suction ?

3 ,Apa sajakah prinsip suction ?

4 ,Apa sajakah komplikasi suction ?

2
5 .Apa sajakah kriteria suction ?

6 .Apa sajakah indikasi suction ?

7. Apa sajakah prosedur pelaksanaan suction ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan laporn ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendefinisikan pengaturan posisi pasien.

2. Untuk mendeskripsikan diagnosa keperawatan prosedur suction

3. Untuk mendiskripsikan prinsip suction

4. Untuk mendiskripsikan komplikasi suction

5. Untuk mendiskripsikan kriteria suction

6. Untuk mendiskripsikan indikasi suction

7. Untuk mendiskripsikan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien.

1.4 Manfaat

Agar dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Kami juga
berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam
bidang kesehatan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Suction ( Penghisapan lender ) merupakan tindakkan keperawatan yang


dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri
dengan menggunakan alat penghisap. Suction merupakan suatu metode untuk
mengeluarkan secret jalan nafas dengan menggunakan alat via mulut, nasofaring, atau
trakeal

2.2 Diagnosa keperawatan prosedur suction

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan


kemampuan batuk lemah.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
sekret oral yang berlebihan.
c. Gangguan pola napas berhubungan dengan penumpukan sekret.

2.3 Prinsip

Prinsip Suction (4 A)

1. Aseptik : Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya


mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi.
2. Asianotik : Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis.

3. Afektif : Tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang menunjukan


perasaan dan emosi.
4. Atraumatik : Tindakan yang mencegah terjadinya trauma

4
2.4 Komplikasi

a. Hipoksia

b. Trauma jaringan

c. Meningkatkan resiko infeksi

d. Stimulasi vagal dan bronkospasm

2.5 Kriteria

a. Kelengkapan alat penghisap lender dengan ukuran slang yang tepat

b. Menggunakan satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien

c. Menggunkan slang penghisap lendir yang lembut

d. Penghisapan dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten

e. Observasi tanda-tanda vital

2.6 Indikasi

1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan


sekret dengan mengeluarkan atau menelan.
2. Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan nafas, dengan ditandai
terdengar suara pada jalan nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya
suara crakels atau ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan laju
pernafasan meningkat, ditemukannya mucus pada alat bantu nafas.

5
3. Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan
secret oral

2.7 Prosedur Pelaksanaan

Persiapan Alat :

1. Alat Nonsteril

a. Alat penghisap lendir (suction) dengan botol berisi larutan desinfektan.

Misal : Lysol 2%

b. 2 kom kecil tertutup : 1 kom kecil tertutup berisi aquades/NaCl 09% dan

1 kom kecil tertup berisi larutan desinfektan (savlon)

c. Tongue spatel bila perlu

d. Kertas tissue

e. Kantong balutan kotor

f. Plester dan gunting

g. 1 botol NaCl 0,9%

h. Nierbeken/bengkok

i. Oksigen

j. Stetoskop

k. Jellly

2. Alat Steril :

a. Keteter penghisap (suction) steril.

- Anak usia 2-5 tahun : 6-8F

6
- Usia sekolah 6-10 tahun : 8-10F

- Remaja-Dewasa : 10-16F

b. Pinset Steril

c. Kasa steril

d. Sarung tangan/handscoon steril

Persiapan Pasien dan Lingkungan :

1. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 2.


Menjaga privasi pasien

Pelaksanaan :

1. Jelaskan prosedur yang akan di laksanakan

2. Cuci tangan

3. Atur posisi Klien

- Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral
suction) dan posisi fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)

- Klien tidak sadar baringkan klien dengan posisi lateral menghadap


pelaksana tindakan (oral/nasal suction)
4. Meletakkan nierbeken di dekat pasien

5. Gunakan sarung tangan

6. Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap

7. Mesin penghisap dihidupkan. Atur daya hisap sesuai kebutuhan pasien, yaitu
110-150 mmHg untuk orang dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak dan
50-85 mmHg untuk bayi

7
8. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap ke
dalam kom berisi savlon baru kamudian ke kom berisi aquadest atau NaCl
0,9% untuk mmpertahankan kesterilan

9. Lakukan hiperoksigenasi 100% dengan resuscitator bag (jika ETT)

10. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap

11. Tarik dengan memutar kateter penghisap 10-15 detik

12. Bilas kateter dengan savlon setelah itu bilas dengan aquades atau NaCl 0.9%
13. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya, minta
pasien untuk bernapas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distres
pernapasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukan penghisapan
berikutnya
14. Setelah selesai, dokumentasikan kegiatan (catat sputum : banyaknya,
kekentalan, warna) hasil dari auskultasi dan respon pasien terhadap prosedur
yang dilakukan
15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Evaluasi hasil yang di dapat :


1. Klien yang mempertahankan frekuensi pernapasan normal

2. Jalan napas dengan klien yang tidak dapat batuk dengan adekuat bersih dari
sekret
3. Meningkatnya suara napas

8
4. Menurunnya Peak Inspiratory Pressure, menurunnya ketegangan saluran
pernapasan, meningkatnya dinamik campliance paru, meningkatnya tidal
volume.
5. Adanya peningkatan dari nilai arterial bloodgas, atau saturasi oksigen yang
bisa dipantau dengan pulse oxymeter.
6. Hilangnya sekret pulmonal.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan


untuk mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada
klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan
menggunakan alat via mulut, nasofaring, atau trakeal dengan menggunakan 4 prinsip
(4A), Aseptik, Asianotik, Afektif, dam Atraumatik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen S1 Keperawatan STIKES BANYUWANGI. Standar Operasional Prosedur


Praktik Keperawatan.

Medrizal, Rudhieanto. 2013. Makalah Suction, (online),

(https://rudhieantomedrizal.blogspot.co.id/?2014/09/pengaturan-
posisipasien_98.html?m=1, diakses 08 Oktober 2017, 17.00).

Ely, Achmad dkk. 2011. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis II untuk Mahasiswa
D-3 Keperawatan. Maluku : Salemba Medika

11
12

Anda mungkin juga menyukai