Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

TINDAKAN PEMBERIAN OBAT TOPIKAL


( TETES TELINGA )
DENGAN MENGGUNAKAN TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

OLEH :

KELOMPOK 10

1. Stevania Cristina Rosalia 225202000497


2. Elisabeth M. P. Apriliana 225202000436
3. Maria Estakia Mbagho 225202000463
4. Oktavianus Sintus 225202000

YAYASAN SANTO LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE


AKADEMI KEPERAWATAN ST. ELISABETH LELA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
yang telah dikaruniakan, serta bantuan dari semua pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
(TETES TELINGA)”.

Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis banyak menemukan kesulitan


dan rintangan, tetapi berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan :

1. Mama MARIA K. RINGGI KUWA, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing yang telah


meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta arahan awal
penulisan sehingga terselesainya Laporan Pendahuluan ini.
2. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan
masukan-masukan terkait dengan penyusunan Laporan Pendahuluan ini dan juga
untuk kebersamaan kita.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari kata
sempurna, baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis menyampaikan terima
kasih dan semoga Laporan Pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Maumere. 08 Maret 2021

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................


KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................................
B. Tujuan ...............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ...............................................................................................
A. Anatomi dan fisiologi telinga ...........................................................................
B. Konsep dasar pemberian obat topikal telinga ...................................................
C. Konsep dasar tindakan pemberian obat topikal telinga ....................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia farmasi sediaan tetes yang sangat diperlukan dalam dunia
kesehatan.Obat tetes merupakan sediaan cair yang mengandung obat dan sediaan obat
dalam keadaan terlarut, tersuspensi atau teremulsi, digunakan secara diminum dalam
dosis tetesan dan disimpan dalam wadah untuk dosis banyak.
Dari semua obat tetes hanyalah obat tetes telinga yang tidak menggunakan air
sebagai pembawanya. Karena obat tetes telinga harus memperhatikan kekentalan.
Agar dapat menempel dengan baik kepada dinding telinga. Guttae auriculares ini
sendiri merupakan obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan
obat kedalam telinga. Zat pembawanya biasanya menggunakan gliserol atau
propilenglikol.
Salah satu bentuk sediaan steril adalah obat tetes telinga. Dalam dunia farmasi
sediaan obat tetes sangat diperlukan dalam dunia kesehatan. Obat tetes merupakan
sediaan cair yang mengandung obat dan atau sediaan obat dalam keadaan terlarut,
tersuspensi atau teremulsi, digunakan secara di minum dalam dosis tetesan dan
disimpan dalam wadeah untuk dosis banyak.
Obat tetes tertentu yang digunakan pda hidung disebut obat tetes hidung
(Rhinoguttine). Obat tetes tertentu yang digunakan pada telinga disebut obat tetes
telinga (Otoguttae).
Dari semua obat tetes hanyalah obat tetes telinga yang tidak menggunakan air
sebagai zat pembawanya. Karena obat tetes telinga harus memperhatikan kekentalan.
Agar dapat menempel dengan baik kepada dinding telinga. Guttae auritulares ini
sendiri merupakan obat tetes yang di gunakan untuk telinga dengan cara meneteskan
obat ke dalam telinga. Zat pembawanya biasanya menggunkan gliserol dan
propilenglikol.
Mengingat pentingnya pengetahuan mengenai cara pembuatan obat tetes
telinga yang baik dan benar serta apa saja yang harus diperhatikan saat pembuatan,
dan banyaknya manfaat dari sediaan obat tetes telinga dalam pengobatan maka di
lakukan praktikum steril mengenai pembuatan sediaan tetes telinga.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan melaksanakan tindakan
pemberian obat topikal (tetes telinga)
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu memahami:
a. Anatomi dan fisiologi Telinga
b. Konsep dasar pemberian obat topikal telinga
c. Konsep dasar tindakan pemberian obat topikal telinga
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Dan Fisiologi Telinga


Telinga manusia terdiri dari 3 bagian :telinga luar, tengah, dan dalam.
Telinga bagian luar, tengah, dan koklea pada telinga bagian dalam merupakan
alat-alat pendengaaran, sedangkan saluran semirsirkularis dan bagian-bagian lain pada
telinga dalam mengontrol keseimbangan. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan
saluran pendengaran luar, suara masuk ke dalam saluran hingga sampai ke gendang
telinga.
Saluran pendengaran merupakan rongga pada tubuh manusia yang hanya
dilapisi dengan jaringan epidermis (kulit). Saluran eksternal mempunya panjang kira-
kira 2,6 cm, pembengkakan pada saluran telinga ini akan terasa sangat menyakitkan
karena tidak ada jaringan subkutan untuk mengurangi tekanan dan peregangan kulit.
Lubang timpani adalah kantung yng berisi udara yang mengandung tulang-tulang
pendengaran, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Rongga ini dihubungkan ke faring
melalui saluran eustachius yang berfungsi menjaga tekanan udara pada kedua sisi
gendang telinga agar tetap berada dalam kesetimbangan. Infeksi telinga tengah
biasanya bersamaan dengan infeksi pada bagian nasofaring melalui saluran
eustachius. Pembengkakan pada telinga temgah disebut sebagai otitis media.
Telinga bagian dalam atau labirin merupakan rangkaian kompleks dari
saluran-saluran yang berisi cairan yang dalam sebagian besar berperan mengontrol
keseimbangan seseorang.
Serumen (lilin telinga) adalah campuran dari sekret kelenjar sebaseus sdan
serumen. Kelenjar ini terletak pada 1 cm bagian luar pada saluran telinga. Lilin
telinga terdiri dari lipid, asam-asam lemak, mukoprotein, alkohol lilin, dan bahan-
bahan lipofilik lainnya. Serumen berfungsi sebagai lubrikan dan perlindungan dan
menyingkirkan debu, dan benda-benda asing lainnya masuk ke dalam saluran
eksternal.
Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
a. Kelembaban yang cukup tinggi
b. Adanya sel-sel epithelium, dan
c. Kondisi pH yang alkali yang menyediakan kondisi yang ideal untuk
pertumbuhan mikroorganisme pada rongga yang hangat ini
B. Konsep Dasar Pemberian Obat Topikal Telinga
1. Pengertian
Pemberian obat topikal telinga dilakukan dengan meneteskan obat cair pada
telinga melalui kanal ekternal
2. Tujuan
a. Memberi efek terapi lokal yang meliputi mengurangi peradangan dan
menangani infeksi pada kanal telinga eksternal
b. Meredakan nyeri
c. Melunakkan serumen agar mudah dikeluarkan
3. Indikasi
a. Infeksi telinga luar
b. Infeksi telinga tengah
c. Untuk melepaskan kotoran telinga
d. Untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik
4. Kontraindikasi
a. Infeksi telinga yang disebabkan oleh virus atau jamur yang bernanah dan
tidak terobati
b. Pecahnya gendang telinga
c. Pada anak-anak
C. Konsep Tindakan Pemberian Obat Topikal Telinga
1. Persiapan pasien
a. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
b. Menjelaskan prosedur tindakan
c. Anjurkan pasien untuk bab atau bak terlebih dahulu
2. Persiapan lingkungan
a. Pintu, jendela atau gorden ditutup, sampiran bila perlu dipakai
b. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila bantal masih
dibutuhkan dipakai seperlunya
3. Persiapan alat
a. Botol obat dengan penetes steril
b. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
c. Lidi kapas
d. Normal salin
e. Sarung tangan bersih sekali pakai jika perlu
4. Prosedur kerja
a. Tahap prainteraksi
1) Mencuci tangan
2) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b. Tahap orientasi
1) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan
c. Tahap kerja
1) Bersihkan daun telinga dan lubang telinga gunakan sarung
tangan jika dicurigai terdapat infeksi
2) Gunakan lidi kapas yang dibasahi normal salin, bersihkan daun
telinga dan meatus auditorius
3) Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam
air hangat dalam waktu yang singkat (memberi kenyamanan
pada klien saat obat dimasukkan)
4) Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk klien dewasa
dan anak-anak di atas 3 tahun), dan tarik daun telinga ke bawah
serta ke belakang (untuk bayi). (dengan menarik daun telinga,
obat dapat mengalir di sepanjang kanal telinga)
5) Teteskan obat dalam dosis yang tepat di sepanjang sisi kanal
telinga
6) Berikan tekanan lembut beberapa kali pada tragus telinga
7) Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5
menit (mencegah obat mengalir ke luar daro kanal telinga)
8) Kaji respon klien
9) Kaji karakteristik dan jumlah pengeluaran jika ada dan adanya
ketidaknyamanan. Lakukan segera setelah obat dimasukkan
dan ulangi kembali pada saat obat telah bekerja
10) Rapikan peralatan dan buang peralatan sekali pakai ke tempat
sampah medis khusus
11) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Sebelum memberikan obat kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang
perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat di
antaranya:
a. Tepat obat
b. Tepat dosis
c. Tepat waktu
d. Tepat pasien
e. Tepat cara pemberian
f. Tepat dokumentasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Obat tetes telinga adalah sediaan yang ditujukan untuk pengobatan
telinga, dengan meneteskan kedalam telinga, pembawanya bukan air,
ditujukan untuk membersihkan telinga, mengobati radang atau rasa sakit.
Sebelum memberikan obat kepada pasien , ada beberapa persyaratan
yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat,
yang meliputi 6 benar yaitu benar obat, benar dosis, benar waktu, benar
pasien, benar cara pemberian, dan benar dokumentasi
B. Saran
Pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan untuk itu kami
harapkan kritik dan saran yamg membangun dari para pembaca. Terima
kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A.Azis Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Kasyanti, Eni ( 2014 ),Laboratorium Keperawatan Dasar, edisi 2, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai