DISUSUN OLEH :
NPM : 2114901048
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
INJEKSI SUBCUTAN (INSULIN)
Injeksi subcutan adalah injeksi yang dilakukan dengan menempatkan obat kedalam
jaringan ikat longgar di bawah dermis. Karena jaringan SC tidak dialiri darah sebanyak
darah yang mengaliri otot, absorpsi di jaringan subkutan sedikit lebih lambat daripada
absorpsi pada injeksiIM. Namun, obat diabsorpsi secara lengkap jika status sirkulasi
normal (Potter & Perry, 2005). Pemberian obat melalui subkutan umumnya dilakukan
dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Tempat terbaik untuk injeksi subkutan meliputi area vaskular disekitar bagian luar
lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai krista iliaka, dan bagian anterior
paha. Area ini dapat dengan mudah diakses, khususnya pada klien diabetes yang
melakukan injeksi insulin secara mandiri (Potter & Perry, 2005). Pada daerah tersebut
dengan mudah kita mengambil/memegang lipatan kulit dan memasukkan jarum ke dalam
jaringan lemak dan jaringan pengikatnya yang ada di bawah kulit. Tergantung juga pada
yang panjangnya 1 cm) atau di bawah sudut 45 derajat (pada jarum yang lebih panjang).
Tempat yang lain meliputi daerah skapula di punggung atas dan daerah ventral atas atau
gluteus dorsal (Potter & Perry, 2005).Bagian perut (abdomen) menyerap insulin paling
cepat dimana lokasi tersebut paling sering digunakan kebanyakan orang (SDA,
2008).Walaupun penting pada setiap pemberian injeksi di area berbeda dalam satu lokasi
(misalnya perut), itu tidak baik merubah tempat tanpa didiskusikan terlebih dahulu dengan
a. Apabila kadar gula darah tak terkendali melalui pengobatan OHO,dengan KGD puasa >
250 mg/dl, KGD acak menetap > 300 mg/dl,dan HBA1C > 10%.
d. Pasien DM dengan gejala nyata masih mencolok yaitu: poliurie (banyak kencing),
polidipsi (banyak minum), poliphagi (banyakmakan), dan berat badan turun drastis.
c. Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard
d. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja
tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan
insulin.
4. Jenis insulin
Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin /CZI ). Saat ini
dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada
antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit
sebelum makan, mencapai puncak setelah 1 – 3 macam dan efeknya dapat bertahan
Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH), MonotardÒ,
InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat
penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24 – 36 jam.
d. Insulin infasik (campuran) Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan injeksi subkutan (Potter dan Perry,
2005) yaitu
a. Tempat yang dipilih harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang,
b. Klien penderita diabetes secara teratur merotasi tempat injeksi setiap hari untuk
c. Tempat injeksi tidak boleh digunakan lebih dari setiap enam sampai tujuh minggu.
d. Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air (0,5
sampai 1 ml). Jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat dalam
volume besar. Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang
b. Periksa vial insulin tiap kali akan digunakan (misalnya : adanya perubahan warna).
d. Insulin dengan kerja cepat (rapid-acting insulin) harus diberikan dalam 15 menit
sebelum makan. Interval waktu yang direkomendasikan antara waktu pemberian injeksi
e. Sebelum memberikan terapi insulin, periksa kembali hasil laboratorium (kadar gula
darah).
a. Insulin Pen yang tidak sedang digunakan harus disimpan dalam suhu 2 – 8 °C dalam
b. Insulin Pen yang sedang digunakan sebaiknya tidak disimpan dalam lemari pendingin.
Insulin Pen dapat digunakan/dibawa oleh perawat dalam kondisi suhu ruangan (sampai
c. Jauh dari jangkauan anak-anak, tidak boleh terpapar dengan api,sinar matahari
(Muttaqin, 2008)
6. Komplikasi Komplikasi yang terjadi dari pemberian injeksi insulin menurut Misnadiarly
(2006) yaitu
a. Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat terjadi bila
b. Lipoatrofi yaitu terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan
lemak. Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering terjadi pada
wanita muda terutama terjadi dinegara yang memakai insulin tidak begitu murni.
lipogenik insulin. Lebih banyak ditemukan di negara yang memakai insulin murni.
d. Reaksi alergi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sistemikterutama pada
penggunaan sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupa eritem dan indurasi di
tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau jam dan berlagsung.
e. Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit kurang baik,
intrakutan, reaksi ini akan hilang secara spontan. Reaksi umum dapat berupa urtikaria,
Peralatan
d. Handscoen bersih.
(Prinsip 6 benar : Nama klien, obat/jenis insulin, dosis, waktu, cara pemberian
dan pendokumentasian).
b. Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu kerja, dan masa efek
d. Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi terhadap human insulin.
Tahap Orientasi
insulin
Tahap Interaksi
c. Penyuntikan insulin
a. Megambil vial insulin sebanyak dosis yang diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar
Rasional : tempat injeksi harus bebas dari anomali yang dapat memengaruhi absorpsi
obat.
e. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada
Rasional : Jarum mempenetrasi kulit yang tegang dengan lebih mudah daripada kulit
tempat injeksi.
f. Menyuntikkan insulin secara subcutan pada sudut 45-90 derajat dengan tangan yang
g. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh dimassage, hanya dilalukan penekanan pada
Rasional : CDC dan OSHA memandatkan jarum tidak ditutup kembali untuk mencegah
a. Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan indikator dosis.
dosis yang telah ditentukan sehingga indikator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin
yang akan diberikan kepada klien.Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 unit
(setiap rasa ”klik” yang dirasakan perawat saat memutar cap Insulin Pen menandakan 2
Rasional : tempat injeksi harus bebas dari anomali yang dapatmemengaruhi absorpsi
obat.
f. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
h. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada
Rasional : Jarum mempenetrasi kulit yang tegang dengan lebih mudah daripada kulit
tempat injeksi.
i. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan secara lembut dan
perlahan. Ibu jari menekan bagian atas Insulin Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi
‘klik’ dan tinggi Insulin Pen sudah kembali seperti semula (tanda obat telah diberikan
j. Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit kliensebelum dicabut.
k. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh dimassage, hanya dilalukan penekanan pada
Tahap Terminasi
b. Membereskan alat
c. Cuci tangan
Tahap Evaluasi
a. Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30 menit setelah injeksi
insulin dilakukan.
hematoma.
Tahap Dokumentasi
10 / 10
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus
Potter, P.A dan Perry, A.G., 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan
Thahir, M.R., 2008, Pompa Insulin, Alat Mutakhir untuk Penderita Diabetes Mellitus,
Demedia, Jakarta