PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemodialisis merupakan suatu proses terapi pengganti ginjal dengan menggunakan
selaput membran semi permeabel (dialiser). Hemodialisis adalah proses pembersihan
darah dari zat-zat racun, melalui proses penyaringan diluar tubuh karena ginjal tidak
mampu lagi membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh. Hemodialisis merupakan salah
satu cara untuk mengganti fungsi ginjal yang rusak selain teknik peritoneal dialysis dan
transplantasi ginjal.
Hemodialisis juga merupakan suatu usaha untuk memperbaiki kelainan biokimia
darah yang terjadi akibat terganggunya fungsi ginjal , dilakukan dengan menggunakan
mesin Hemodialisis . Hemodialisis merupakan salah satu bentuk terapi pengganti ginjal dan
hanya mengganti sebagian dari fungsi ekskresi ginjal.
Nyeri pinggang, dikenal dengan nyeri kolik tidak harus terjadi pada penyakit gagal
ginjal kronis. Gejala, keluhan, atau tanda pada penyakit ginjal kronis biasanya baru muncul
bila Laju Filtrasi Ginjal kurang dari 30 persen. Gejala dikenal dengan tanda uremia seperti
anemia, hipertensi, mual, muntah, gatal-gatal pada kulit, letih, lemah, tidak ada nafsu
makan, penurunan berat badan dll. Sebelum tanda uremia ini muncul bisa juga muncul
keluhan seperti sering buang air kecil malam hari (nokturia), mual, muntah, mudah lelah,
tidak ada nafsu makan, dan penurunan berat badan. Mengenai urin, pada penyakit gagal
ginjal kronis, jumlah urin total selama 24 jam, biasanya menurun, bahkan ada yang sampai
tidak ada produksi urin sama sekali. Dan, pada tahap awal urin biasanya berbusa karena
banyak mengandung protein. Penyakit ginjal kronis bersifat irreversible, tidak bisa menjadi
normal kembali, yang bisa dilakukan adalah mempertahankan fungsi ginjal sisa yang
masih ada. Untuk itu saya sarankan bapak berkonsultasi kembali dengan dokter penyakit
dalam konsultan ginjal-hipertensi, mengikuti saran-saran yang beliau berikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak
(sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah
“menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit
atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120
ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus
sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta
buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri
dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus
pengumpul. (Price, 1995) Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus /
kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati
glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang
masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan
melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran
Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra. Nefron berfungsi
sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan
cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih
diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi
dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus
dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin. Fungsi
ginjal dalam tubuh amat vital. Ginjal setiap harinya menyaring sekitar 200 liter
darah. Selain menyaring darah, konverter vitamin D dalam tubuh, dan
mengatur keseimbangan asam-basa tubuh, ginjal memiliki fungsi lainnya,
yaitu:
Fungsi ginjal salah satunya adalah membuang racun, kadar garam yang
berlebihan, dan urea (limbah mengandung nitrogen hasil dari metabolisme
protein).
Dengan terbentuknya urea tersebut, maka darah akan mengalirkan urea tersebut
menuju ginjal untuk dibuang. Tanpa organ ini, limbah dan racun akan
menumpuk dalam darah.
Mengatur tekanan darah dan kadar garam dalam darah juga merupakan fungsi
ginjal yang tak kalah penting. Ginjal akan memproduksi enzim renin sebagai
prosesnya. Ketika menyaring darah, aliran dan tekanan darah yang stabil
dibutuhkan oleh ginjal.
B. KONSEP DASAR GAGAL GINJAL
1. Pengertian
Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh ,menjaga keseimbangan
cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa sajah yang
menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada
ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia
dewasa,terlebih pada kaum lanjut usia.
Gagal Ginjal terjadi bila fungsi ginjal sudah sangat buruk , dan penderita
mengalami gangguan metabolisme protein ,lemak dan kharbohidrat. Ginjal yang
sakit tidak bias menahan protein darah ( albumin ) yang seharusnya tidak
dilepaskan ke urine. Pada kondisi normal pertama- tama darah akan masuk ke
glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang
disebut kapiler. Di glomerulus , zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak
terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membrane
kapiler sedangkan sel darah merah ,protein dan zat-zat yang berukuran besar
akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul
dibagian ginjal yang disebut kapsula bowman .Selanjutnya filtrate akan diproses
di dalam tubulus ginjal .Disini air dan zat-zat sampah metabolisme lain kedalam
filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urine ( air seni ).
Kerusakan ginjal mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan
tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan
lemas sehingga kualitas hidup pasien menurun. Gagal ginjal kronik juga disebut
sebagai kerusakan ginjal dapat berupa kelainan jaringan , komposisi darah dan
urine. Terapi pengganti yang paling banyak dilakukan di Indonesia adalah
Hemodialisasi. Penderita yang menjalani hemodialisasi juga dapat mengalami
anemia.
2. Etiologi
a. Penyebab Sistemik
b. Penyakit Vaskular
d. Penyakit Tubulointerstisial
e. Penyebab Lain
Penyakit ginjal kronis juga dapat disebabkan oleh obstruksi saluran kemih atau
komplikasi dari gagal ginjal akut. Obstruksi saluran kemih dapat diakibatkan
oleh pembesaran prostat jinak, batu ginjal, striktur uretra, tumor, defek
kongenital ginjal, neurogenic bladder, atau fibrosis retroperitoneal.
Faktor Risiko
3. Obesitas
Ginjal normal memiliki 1 juta nefron (unit satuan ginjal) yang berpengaruh
terhadap laju filtrasi glomerulus. Ginjal memiliki kemampuan untuk menjaga laju
filtrasi glomerulus dengan meningkatkan kerja nefron yang masih sehat ketika ada
nefron yang rusak. Adaptasi ini menyebabkan hiperfiltrasi dan kompensasi hipertrofi
pada nefron yang sehat. Hipertensi dan hiperfiltrasi pada glomerulus merupakan
faktor yang berpengaruh besar dalam progresivitas penyakit ginjal kronis.
Laju aliran darah ke ginjal berkisar 400 mg / 100 gram jaringan per menit. Laju
ini lebih banyak dibandingkan dengan aliran ke jaringan lain seperti jantung, hati dan
otak. Selain itu, filtrasi glomerulus bergantung pada tekanan intra dan
transglomerulus sehingga membuat kapiler glomerulus sensitif terhadap gangguan
hemodinamik.
a. Hipertensi sistemik
Obat-obatan nefrotoksik seperti obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan media
kontras untuk pencitraan Penurunan perfusi seperti akibat dari syok hipovolemik
b. Proteinuria
c. Hiperlipidemia
d. Kebiasaan merokok
e. Diabetes tidak terkontrol
f. Hiperkalemia
g. Edema paru
Kelebihan cairan terjadi karena terganggunya regulasi cairan di ginjal pada pasien
PGK terutama bila memiliki gagal jantung kongestif Risiko perdarahan: peningkatan
risiko perdarahan akibat gangguan hematologi seperti gangguan fungsi platelet
Gejala GGK biasanya akan lebih jelas jika penurunan fungsi ginjal sudah
memasuki tahap lanjut. Berikut ini adalah gejala yang bisa muncul ketika fungsi
ginjal sudah turun cukup signifikan:
Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan
Hilang nafsu makan
Berat badan menurun
Gangguan tidur atau insomnia
Sering merasa lelah
Buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari
Terdapat darah atau busa dalam urine
Kulit kering dan gatal (pruritus) yang berkepanjangan
Sering mengalami kram otot
Mual dan muntah
Buang air kecil semakin sedikit (tanda sudah memasuki gagal ginjal tahap akhir)
Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki yang dapat memburuk, bahkan
hingga tangan, wajah, atau seluruh tubuh (edema anasarka)
Berat badan meningkat akibat penumpukan cairan
Nyeri dada, terutama jika ada penumpukan cairan di jaringan jantung
Sesak napas, jika ada penumpukan cairan di paru-paru
5. Indikasi
6. Kontraindikasi
a. Adanya kesulitan akses vaskular
b. Fobia terhadap jarum
c. Gagal jantung
d. Koagulopati
e. Hemodinamik tidak stabil
1. Pengertian
2.Tujuan
Tujuan dari Hemodialisis adalah untuk memindahkan produk-produk limbah
terakumulasi dalam sirkulasi klien dan dikeluarkan ke dalam mesin dialis. Dialisis
membantu menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi yaitu membuang sisa
metabolisme dalam tubuh seperti ureum, dan creatinine. Menggantikan fungsi ginjal
dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal
sehat. Meningkatkan kelangsungan hidup pasien yang menderita penurunan fungsi
ginjal .Memulihkan kondisi ginjal ,memungkinkan pasien dapat hidup normal, dan
meminimalisir kerusakan orang lain.
3.Indikasi
4. Kontraindikasi
1. Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal sekala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang di alaminya. Nyeri didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya di ketahui bila seseorang
mengalaminya.
2. Etiologi
a. Faktor resiko
1. Nyeri akut
Melaporkan nyeri secara verbal daa non verbal
Menunjukan kerusakan
Posisi untuk mengurangi nyeri
Muka dengan eskpresi nyeri
Respon otonom( penurunan tekanan darah , suhu, nadi)
Tingka laku ekspresi (gelisa, merintih, nafas panjang, mengeluh)
2. Nyeri kronis
Perubhan berat badan
Melaporkan secara verbal dan non verbal
Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
Kelelahan
Perubahan pola tidur
Takut cederah
Interaksi dengan orang lain menurun.
b. Faktor predisposisi
Trauma
Peradangan
Trauma psikologis
c. Faktor presipitasi
Lingkungan
Suhu ekstrium
Kegiatan
Emosi
3. Batas karakteristik nyeri
Anoreksia
Ekspersi wajah
Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument
nyeri
Laporan tentang perilaku nyeri/ perubhan aktivitas
Perubahan pola tidur
4. Manefestasi klinis
a. Tanda dan gejalah nyeri
Gangguan tidur
Posisi menghindari nyeri
Gerakan menghindari nyeri
Raut wajah kesakitan( menangis, merintih)
Perubahan nafsu makan
Tekanan darah meningkat
Pernapasan meningkat
Depresi
1. Usia
anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika
sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung
memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal
alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat
atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2. jenis kelamin
mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam
merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo
laki-laki mengeluh nyeri,Wanita boleh mengeluh nyeri).
3. kultur
orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap
nyeri misalnyaseperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah
akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka
tidak mengeluh jika ada nyeri.
4. Makna nyeri
berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan
bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. perhatian yang meningkat dihubungkan dengan
nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon
nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk
mengatasi nyeri.
6. ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan
seseorang cemas.
7. pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini
nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah
tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam
mengatasi nyeri.
5. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zt-zat kimia seperti
bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan
merusak ujing saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan di hantarkan ke
hipotalamusmelalui salaf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan
sehingga individu mengalami nyeri. Selaian di hantarkan he hipotalamus nyeri dapayt
menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada termosensitif sehingga
juga dapat menyebabkan atau mengalami nyeri.
6. Penatalaksanaan nyeri
a. Penatalaksanaan keperawatan
Meonitor tanda-tanda vital
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
Distrasi( mengalihan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang)
Kompres hangat
Mengajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan medis
Pemberian analgestic
Analgestik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang
berat di bandingkan setelah mengeluh nyeri.
Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgetik
seperti gula, larutan garam atau normalsaline, atau iir. Tetapi ini dapat
menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor presepsi kepercayaan pasien.
1. Pengkajian
a. Biodata
Identitas pasien berisikan nama pasien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
tanggal masuk rumah sakit, rekam medis.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang di timbul pada klien dengan nyeri pinggang kurang lebih 3
hari
c. Riwayat kesehatn dahulu
Tidak terdapat data yang ditemukan adanya penyakit yang sama dengan anggota
keluaraganya
d. Pemeriksaan fisik
1) Inspeski
Pemeriksaan dari toraks posterior, klien pada posisi tidur
Dada diobservasi
Tindakan dilakukan dari atas (apeks)samapi kebawah)
Inspeksi tiraks posterior, meliputi warna kulit dan kondisinya, skar, lesi, massa
dan gangguan tulang belakang.
Catat jumlah irama kedalaman pernafasan dan kesimetrisan pergerakan dada.
Obsevasi tipe pernafasan hidung, pernafasan diagfragma dan penggunaan otot
bantu pernafasan
Ssat mengobservasi respirasi, catat durasi, dari fase inspirasi(I) dan fase
eksfirasi (E)
Kelainan bentuk dada
2) Palpasi
Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengetahui dan
mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui
vocal.
Palpasi toraks untuk mengetahui abnormalitas yabng terkajisaan inspeksi
seperti; masa, lesi, bengkak.
3) Perkusi
Resonan(sonor): bergaung, nada rendah, dihasilkan pada aringan paru normal.
Dullness: bunyi nyang pendek serta lemah, ditemukan diatas bagian mamae,
hati
Timpani : musical , bernada tinggi dihasilakan atas perut yang berisi udarah
Hipersonan(hipersonor): bergaung lebih rendah, dibandingkan dengan resonan
dan timbul pada bagian perut yang berisih darah.
Flatness: sangat dullness, oleh karena itu nada lebih tinggi, dapat terdebgar
paada perkusi daerah dimana areanya seluruhnya berisi jaringan.
4) Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sanat bermakna, mencangkup mendengar bunyi
nafas normal, bunyi nafas tambahan (abnormal)
Suara nafas abnormal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas
dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih.
Suara nafas normal meliputi bronkial, vesikuler
Suara nafas tambahan meliputi whezzing
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang terkadang diperlukan pada pasien dengan nyeri punggung
bawah kronis yang memiliki indikasi tertentu.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pasien yang dicurigai infeksi, keganasan, atau ankylosing spondylitis dapat
dilakukan pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau C-Reactive
Protein (CRP) bersamaan dengan pemeriksaan radiologis.
2. Pemeriksaan Radiologis
Evaluasi awal nyeri punggung bagian bawah sebaiknya membagi pasien ke
empat kelompok :
a. Nyeri nonspesifik
Nyeri dengan radikulopati atau stenosis spinalis
b. Nyeri alih dari sumber nonspinalis
Nyeri yang berasal dari kelainan di tulang belakang
Pasien dengan gejala radikulopati, stenosis spinalis, atau kelainan di tulang
belakang sebaiknya diperiksa magnetic resonance imaging (MRI) atau
computed tomography (CT). Pasien dengan tanda bahaya (red flags) juga
sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang lebih awal.[1,3-5]
3. X-Ray:
Pemeriksaan rontgen tidak bermanfaat untuk diagnosis nyeri punggung bawah.
Walau demikian, pemeriksaan ini dapat disarankan pada pasien yang dicurigai
infeksi, kanker, atau fraktur kompresi vertebra.
4. Intervensi keperawatan
5. Implementasi keperawatan
Implementasi keprawatan dilaksanakan berdasarkan intervensi yang sudah dibuta
dengan melihat respon klien. Apabilah diperluhakan makan intervensi dapat
dimodifikasi sesuai kebutuhan.
6. Evaluasi keperawatan
1. Mengkaji dan catat lokasi, serta lamanya intensitas nyeri
2. Mengetahui tempat nyeri dan lama nyeri berkurang
3. Memperhatikan adanya keluhan peningkatan atau menetapnya nyeri
4. Mengajarkan teknik distraksi dan rileksasi
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hemodialisis adalah peroses pembersihan darah dari zat-zat racun, melalui
proses penyaringan diluar tubuh karena ginjal tidak mampu lagi membuang sisa-
sisa metabolisme. Dalam tubuh.
Gagal ginjal adalah kasus penurunan fungsi ginjakl yang terjadi secara akut
atau kambuhan maupun kronis atau menahun. Dikatakan gagal ginjal akut bilah
penurunan fungsi ginjal berlangung secarah tiba-tiba, tetapi kemudian dapat
kembali normal setelah penyebabnya segerah dapat di atasi. Sedangakn gagal
ginjal kronis gejalanya muncul secara bertahap,biasanya tidak menimbulkan
gejal awal yang jelas, sehingga penurunan fungsi ginjal tersebut sering tidak
dirasakan, tahu-tahu sudah pada tahap parah yang sulit di obat.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan berifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang di alaminya.
B. SARAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada TN. M.M
diruangan hemodialisa maumere maka mahasiswa memberikan beberapa saran
sbb:
1. Dalam pemberihan asuhan keperawatan dapat di gunakan pendekatan
proses keperawatan serta perlu adanya partisipasi keluarga karena
keluarga merupakan orang terdekat pasien yang tahu perkembangan dan
kesehatan pasien.
2. Dalam meberikan asuhan keperawatan setiap pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi perlu di dokumentasikan dengan
baik
3. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang nyeri
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES (2018). Cegah dan Kendalikan Penyakit Ginjal Dengan CERDIK dan
PATUH. Diakses pada tanggal 07 Desember 2018 dari www.depkes.go.id