Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR LATIHAN NAPAS DALAM DAN


BATUK EFEKTIFDENGAN MENGGUNAKAN TAHAPAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

OLEH

NAMA : PAULUS LAMBERTUS

NIM : 225202000490

YAYASAN STLUKAS KEUSKUPAN MAUMEREAKADEMIK


KEPERAWATAN ST.ELISABETH
LELA- MAUMERE-FLORES-NTT
TAHUN AKADEMIK :2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat yang telah di karuniakan,serta bantuan dari semua pihak sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul ‘’ PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR LATIHAN NAPAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF
DENGAN MENGGUNAKAN TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK”

Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini,penulis banyak menemukan


kesulitan dan rintangan,tetapi berkat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak,penulis dapat menyelesaikannya.untuk itu pada kesempatan ini perkenankan
penulis menyampaikan rasa terimah kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan:

1. Ibu Maria K. Ringgi Kuwa, S. ST. M. Kes selaku Direktur Akademik


Keperwatan St. Elisabeth Lela yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba Ilmu menjadi calon perawatan Ahli Madya
Keperawatan yang profesional.
2. Dosen Emerensiana watu, S.Kep,Ns,.M.Kep,selaku pembimbing yang
telah meluangkan waktu,tenaga dan pikiran dalam membimbing serta
arahan awal penulisan sehingga selesainya laporan pendahuluan ini.
3. Teman-teman telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan
masukan-masukan terkait dengan penyusunan laporan pendahuluan ini dan
juga untuk kebersamaan kita
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan pendahuluan ini masih
jauh dari kata sempurna,baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Akhir kata penulis menyampaikan terimah kasih dan semoga
laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Senin,21juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………..i

KATA PENGHANTAR…………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. LATARBELAKANG...................................................................................1
B. TUJUAN........................................................................................................3
1. TujuanUmum.....................................................................................
........3
2. Tujuankhusus.....................................................................................
........3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. AnatomiFisiologi.............................................................................................4
B. Konsep Dasar Tindakan...................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...............................................................................................11
B. SARAN...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...12
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Napas dalam adalah bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan abdomen
(diafragma) dan pursed lip.Napas dalam sering di indikasiakn pada klien yang
mengalami keterbatasan ekspansi dada,misalnya klien yang mengalami PPOM
(asma dan bronkitis) atau klien yang mengalami tahap penyembuhan post-operasi
toraks (Kusyati,Eni 2011).Napas dalam merupakan latihan napas yang terdiri atas
pernapasan abdomen (diafragma) dan porsed lip breathing.
Latihan napas dalam bernapas dengan perlahan dan menggunakan
diafragma,sehingga memungkinkan abdomen terangkt perlahan dan dada
mengembang penuh. Tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi yang
lebih terkontrol dan efisien serta untuk mengurangi kerja bernafas,meningkatkan
inflasi, alveolar maksimal,meningkatkan relaksiotot,menghilangkan
pernapasan,engurangi udara yang terperangkap serta mengurangi kerja
napas.latihan napas dalam bukanlah bentuk dari fisik,ini merupakan teknik jiwa
dan tubuh yang bisa di tambahkan dalam berbagai rutinitas guna mendapatkan
efek rileks. Praktik jangka panjang dari latihan pernapasan dalam akan
memperbaiaki kesehatan.bernapas pelan adalah bentuk paling sehat dalam
bernaps.
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,di mana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak muda lelah mengeluarkan sekret yang
terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara di batukan. Batuk
merupakan gerakan yang di lakukan tubuh sebagai mekanisme alamiah terutama
untuk melindungi paru-paru. Batuk efektif di lakukan dengan cara melalui
gerakan yang terencana atau di latihkan terlebih dahulu.
Batuk memungkinkan klien mengeluarkan sekrsi dari jalan napas bagian atas dan
bagian bawah. Rangkain normal peristiwa dalam mekanisme batuk adalah inhalasi
dalam,pembukaan glotis,kontraksi aktif otot-otot ekspresi dan penutupan
glotis.Inhalasi dalam meningkatkan sebagian lendir yang mengobstruksi atau
melewati bemda asing lain.
Keefektifan batuk klien di efaluasi dengan melihat apakah ada sputum
cair,laporan klien tentang sputum yang ditelan atau terdengarnya bunyi napas
tambahan yang jelas saat klien di auskukultasi.Klien yang mengalami infeksi
saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah harus di dorong untuk napas
dalam dan batuk sekurang-kurangnya setiap 2 jam .klien yang memiliki jumlah
sputum yang besar harus di dorong untuk batuk setiap jam saat terjaga dan setiap
2-3 jam saat tidur.
Teknik batuk efektif akan memberikan banyak manfaat, di antaranya untuk
melonggarkan dan melegakan saluran pernapasan maupun mengatasi sesak napas
akibat adanya lendir yang memenuhi saluran pernapasan. Lendir baik dalam
bentuk dahak( sputum ) maupun sekret dalam hidung. Timbul adanya akibat
infeksi pada saluran pernapasan maupun karena sejumlah penyakit yang diderita
oleh seorang individu.
Berdasarkan pengkajian pada beberapa pasien, masih terdapat pasien yang belum
bisa melakukan teknik batuk efektif. Pasien mengalami kesulitan dalam
mengeluarkan dahak. Hal ini tidak disebapkan pasien tidak mengetahui apa itu
napas dalam dan batuk efektif dan tidak diajarkan secara spesifik apa saja
persiapan dan bagaimana cara melakukanny, karena perawat hanya menganjurkan
dan menuturkan agar pasien melakukan napas dalam dan batuk efektif pada
seluruh pasien yang mengalami penyakit tersebut tanpa mengefaluasi apakah
pasien sudah tau atau mengerti cara melakukannya maupun dilakukan atau tidak
oleh pasien.

Oleh karena itu, mahasiswa tertarik dan mampu memahami dengan mengangkat
topik ‘’Latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif ‘’ agar pasien dan keluarga lebih
mengenal dan memahami serta mampu mengaplikasikan teknik dalam latihan
Napas Dalam dan Batuk Efektif.

2. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiwa mampu memenuhi dan melaksanakan tindakan keperawatan dasar
dalam tindakan melakukan latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif melalui
tahapan komunikasi terapeutik
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami tentang anatomi fisiologi latihan Napas Dalam dan
Batuk Efektif
b. Konsep dasar dalam membantu pasien dalam melakukan latihan Napas
Dalam dan Batuk Efektif dan konsep dasar tindakan.
c. Mampu memahami bagaimana cara melakukan tindakan dalam latihan
Napas Dalam dan Batuk Efektif.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi fisiologi
Anatomi Fisiologi Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara
dari luar yang mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari
tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi.

Gambar organ pernafasan.

a) Hidung Hidung atau naso atau nasal


merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum
nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septumnasi). Didalamnya terdapat
bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang
masuk kedalam lubang hidung. Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
Lapisan tengah terdiri otot otot dan tulang rawan. Lapisan dalam terdiri
dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung
(konka nasalis), yang berjumlah 3 buah, Konka nasalis inferior (karang
hidung bagianbawah). Konka nasalis media (karang hidung bagian
tengah). Konka nasalis superior (karang hidung bagian atas).

b) Faring Tekak atau Faring


merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan, terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan
organ-organ lain keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantara lobang yang bernama koana. Kedepan berhubungan dengan
rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, kebawah
terdapat dua lubang kedepan lubang laring, kebelakang lubang esophagus.
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat
terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan
adenoid.

Rongga tekak dibagi 3 bagian

1. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut


nasofaring.

2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium (orofaring)

3. Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.

c) Laring Laring atau pengkal tenggorokan merupakan saluran udara dan


bertindak sebagai pembentuk udara, terletak dibagian depan faring sampai
ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalam trakea dibawahnya .
d) Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiiri dari tulang tulang rawan
yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf c). sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak
kearah luar. panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan
ikat yang dilapisi oleh otot polos Selsel bersilia gunanya untuk
mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara
pernafasan. yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan
disebut karina.

e) Bronkus Bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea,


ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V.

f) Paru-paru Gambar paru-paru diuraikan

Paru- paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari
sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaanya lebih
kurang dari 90 m2. Pada lapisan ini terjadi 9 pertukaran udara, O2 masuk
kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. banyaknya gelembung
paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).
Paru-paru dibagi dua paru-paru kanan, terdiri dari pulmo dekstra superior,
lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobules. Paru-
paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior.
Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen.
Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus
superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada
lobus inferior. Tiap tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan
belahan yang bernama lobulus. Kapasitas paru-paru yaitu jumlah udara
yang dapat mengisi paruparu pada inspirasi sedalam dalamnya.

B. Konsep dasar tindakan latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif


1.Pengertian latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif
a. Napas dalam dalam adalah bentuk latihan napas yang terdiri dari
pernapasan abdomen (diafragma) ursed lipdan p.napas dalam sering
diindikaskan pada klien yang mengalami keterbatasan ekspansi
dada,misalnya klien yang mengalami PPOM (asma dan bronkitis)
atau klien yang menjalani tahapan penyembuhan post operasi
toraks.Napas dalam merupakan bentuk latihan napas yang terdiri atas
pernapasan abdominal (diafragma ) dan bursed lip breathing.Kusyati,
Eni. (2011).
b. Batuk efektif mengeluarkan sekresi jalan napas.Syaifudin, Achmad
(2011).

2. Tujuan napas dalam dan batuk efektif :

a. Pernapasan abdominal atau diafragma memungkinkan napas dalam


sesacara penuh dengan sedikit usaha.pursed lip breathing membantu
klien mengontrol pernapasan yang berlebihan.
b. Memungkinkan klien melakukan napas dalam secara total dengan
sedikit upaya pernapasan abdomen.
c. Membantu klien mengontrol pernapasan yang berlebihan untuk
pernapasan pursed lip.

3. Indikasi
a. Retriksi ekspansi dada,misalnya pada klien dengan PPOM
(misalnya,asma dan bronkitis ) atau klien pada tahap penyembuhan
setelah pembedahan toraks.
b. Jalan napas tidak efektif.
c. Pre dan post operasi.
d. Klien imobilisasi.
4. Kontra indikasi
a. Klien yang mengalami peningkatan tekanan intra kranial ( TIK )
gangguan fungsi otak.
b. Gangguan kardiofaskuler : Hipertensi berat,gagal jantung dan
aneurisma.
5. Hal-hal yang perlu di perhatikan
a. Pengambilan nafas.
b. Cara mengeluarkan nafas.
c. Sikap tubuh.
d. Tahan nafas sesuai waktu.
6. Persiapan Pasien
a. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan tindakan.
b. Mengatur pasien yang aman dan nyaman.
7. Persiapan Lingkungan
a. Pastikan ruangan aman dan nyaman.
b. Pasang sampiran atau sketsel.
c. Pintu dan jendela dalam ke adaan tertutup.
8. Persipan Alat
a. Sarung tangan.
b. Bengkok.
c. Antiseptik (jika perlu ).
d. Sputum pot.
e. Tisu.
f. Lisol 2-3%.
g. Handuk pengalas.
h. Bantal ( jika perlu ).
9. Prosedur Kerja
a. Tahap prainteraksi
1) Menyiapkan alat dan di bawakan di dekat klien.
2) Mengecek status klien.
3) Mencuci tangan.
4) Memakai sarung tangan.
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam dan sapa pada pasien.
2) Menjelaskan pada klien mengenai tindakan dan tujuan yang akan
di lakukan.
3) Memperkenalkan diri.
4) Menjaga prifasi pasien.
5) Mengatur posisi klien sesuai indikasi.
c. Tahap Kerja
1) Atur posisi klien yang nyaman bagi klien dengan posisi stengah
duduk di tempat tidur atau di kursi dengan lying position (posisi
berbaring ) di tempat tidur dengan satu bantal.‘’ Mempermuda
klien untuk memperlancar proses pernapasan ‘’.
2) Fleksikan lutut klien untuk merilekskan otot abdomen.‘’
Anjurkan klien untuk mengambil napas dalam agar
memperlancar pernapasan’’.
3) Tempatkan satu tangan atau dua tangan pada abdomen,tepat di
bawah tulang iga.‘’ Anjurkan klien untuk mengambil napas
dalam agar klien dengan muda mem perlancarkan jalan
napas’’.
4) Tarik napas dalam melalui hidung,jaga mulut tetap tertutup.
Hitung sampai tiga selama inspirasi.
5) Kosentrasi dan rasakan gerak naiknya abdomen sejauh
mungkin,tetap dalam kondisi rileks dan cegah lengkung pada
punggung.jika ada kesulitan menaikan abdomen,ambil napas
dengan cepat,lalau napas kuat lewat hidung.
6) Hembuskan udara lewat bibir,seperti meniup dan ekspirasi
secara perlahan dan kuat sehingga terbentuk suara hembusan
tanpa menghubunggkan dari pipi.

‘’ Teknik pursed lip breathing ini menyebapkan resintensi pada


pengeluaran udara paru, meningkatkan tekanan di bronkus
( jalan napas utama ), dan meminimalkan kolpsnya jalan napas
yang sempit, masalah yang umum terjadi pada orang yang
dengan penyakit paru obstruktif ‘’

7) Kosentrasi dan rasakan turunnya abdomen dn kontraksi otot


abdomen ketika ekspirasi.hitung sampai 7 selama ekspirasi.
8) Gunakan latihan ini setiap kali merasakan napas pendek dan
tingkat secara bertahap selama 5-10 menit,4kali sehari.latihan
teratur akan membantu pernapasan tanpa usaha. Latihan dapat di
jadikan dalam posisi duduk tegap,berdiri dan berjalan.
9) Setelah menggunakan pengobatan bronkodilator (jika
diresepkan) tarik napas dalam lewat hidung dan tahan untuk
beberapa detik.‘’ Membantu klien agar mengeluarkan dahak
atau sekret dan membantu klien dengan mudah
memperlancarkan jalan napas ‘’.
10) Batukan dua kali,pertama untuk melepaskan mukus dan batuk
kedua untuk mengeluarkan sekeret. Jika klien merasa nyeri
dada’’ pada saat batuk,tekan dada dengan bantal.tampung
sekret pada sputum pot yang berisi lisol’’.
11) Untuk batuk menghembus,sedikit maju kedepan dan ekspirasi
kuat dengan suara’’ hembusan’’.

‘’ sekresi ini menjaga jalan napas terbuka ketika sekresi


bergerak ke atas dankeluar ‘’.

12) Inspirasi dengan napas pendek cepat secara bergantian


( mengirup ) untuk mencegah mukus bergerak kembali ke jalan
napas yang sempit.‘’Untuk menjaga keseimbangn jalan napas
agar dapat memperlancarkan proses pernapasan’’.
13) Istirahat.‘’ Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien’’.
14) Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebapkan
kelelahan dan hipoksia.‘’ Ajarkan klien batuk efektif dan napas
dalam’’.
d. Tahap Terminasi
1) Melakukan efaluasi tindakan.
2) Berpamitan dengan klien.
3) Mencuci tangan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Napas dalam adalah bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan
abdomen ( diafragma ) dan pursed lip. Napas dalam sering diindikasikan pada
klien yang mengalami PPOM ( asma dan bronkitis ) atau kilen yang
menjalani tahap penyembuhan post-operasi toraks.
Latiahan napas daalam bernapas dengan perlahan dan menggunakan
diafragma,sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh.
Tujuan napas dalam untuk mencapai fentilasi yang terkontrol dan efisien
serta untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi , meningkatkan
relaksi otot, menghilangkan ansietas, dan melambatkan frekuensi.
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,dimana klien
dapat menghemat energi sehingga tidak dapat mudah lelah mengeluarkan
sekret yang terkumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara di
batukan.

B. SARAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat meningkatkan wawasan tentang
bagaimana cara dalam melakukan latihan Napas Dalam dan Batuk
Efektif.
2. Dengan disusunnya laporan kami mengharapkan kepada para pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami tentang cara melakukan latihan
Napas Dalam dan Batuk Efektif serta dapat memberikan kritik dan saran
agar laporan ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

kusyati,Eni.2011. Keterampilan dan Prosedur. Laboratorium Keperawatan Dasar


Edisi 2.Jakarta.

Syaifudin,Achmad. 2011. keterampilan dan Proses Laboratorium. Keperawatan


Dasar Edisi 2.Jakarta.EGC.

Kofalek,jennifer.2011,Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai