Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN


OKSIGENASI (NEBULIZER) DENGAN MENGGUNAKAN TAHAPAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

OLEH : KELOMPOK II

N0 NAMA NIM
1 Philipus Lipi 225202000486
2 Lusia Yolanti Luju 225202000449
3 Hendrika Febriana 225202000443
4 Agustinis Beni Fanto 225202000424
5 Oktavianus Sintus 225202000489
6 Elisabeth M.Putri Apriliana 225202000436
7 Elisabeth Rindati 225202000437

YAYASAN ST. LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE


AKADEMI KEPERAWATAN ST. ELISABETH LELA
MAUMERE – FLORES – NTT
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul
PEMBERIAN UAP MODERN (NEBULIZER).

Dalam proses penyususnan laporan pendahuluan ini,penulis banyak


mendapat bimbingan,pengarahan dan bantuan dari semua pihak sehingga laporan
pendahuluan ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.Untuk itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimah ksih yag sebesar besarnya kepada :

1. Direktur Akademik Keperawatan St.Elisabeth Lela yang telah memberikan


kesempatan kepada penulis untuk menimbah illmu menjadi calon perawat
Ahli Madya Keperawatan yang profesional
2. Ibu Emirensiana Watu.S. kep. Ns.. M. Kep selaku dosen mata kuliah
oksigenasi yang telah memberikan banyak materi yang berguna dalam
meningkatkan pengetahuan penulis tentang oksigenasi
3. Teman-teman yang banyak membantu dalam memberikan informasi dan
masukan-masukan terkait dengan penyusunan laporan pendahuluan ini dan
juga untuk kebersamaan kita

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh


dari sempurna.oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.Akhir kata penulis menyampaikan terimah kasih dan semoga laporan
pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Maumere,18 juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................

A. LATAR BELAKANG..............................................................................
B. TUJUAN PENULIS.............................................................................

BAB II :TINJAUAN TEORI...............................................................................

A. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN..................................................


B.KONSEP DASAR TINDAKAN .............................................................
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
3. INDIKASI
4. KONTRA INDIKASI
5. PROSEDUR KERJA
 DEFENISI
 TUJUAN
 PERSIAPAN PASIEN
 PERSIAPAN LINGKUNGAN
 PERSIAPAN ALAT
6. SIKAP
7. HAL-HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN

BAB III:PENUTUP..............................................................................

A. KESIMPULAN ........................................................................
B. SARAN................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar Belakang Menurut Survei kementrian kesehatan (kemenkes)
tahun 2016, penyakit saluran pernafasan seperti asma dan penyakit paru
obstruksi kronik merupakan panyakit penyebab kematian terbanyak
kedua di Indonesia setelah penyakit pembuluh darah.Berdasarkan data
organisasi kesehatan dunia (WHO),hingga saat ini jumlah pasien asma di
dunia di perkirakan mencapai 300 juta orang dan di perkirakan angka ini
akan terus meningkat hingga 400 juta penderita pada tahun
2025.Sedangkan di indonesia di perkira prevalensi 5% dari seluruh
penduduk indonesia,artinya saat ini ada 12,5 juta pasien asma di
indonesia.
Terapi inhalasi banyak digunakan oleh sebagian besar pasien penyakit
asma namun hal tersebut masih belum efektif dalam mengendalikan
penyakit saluran pernafasan karena terlalu sering menggunakan agonis
dan salah dalam penggunaan inhaler Jenis inhaler yang banyak digunakan
oleh para penderita penyakit pernafasan pada umumnya adalah MDI
(Metered Dose Inhaler) karena nyaman digunakan. Dapat dari kesalahan
posisi dalam penggunaan inhaler yaitu dapat menyebabkan obat yang
sampai di paru-paru tidak optimal sehingga mengakibatkan kegagalan
therapi pada pasien Therapi nebulizer adalah therapi pemberian obat
dengan cara menghirup larutan obat yang sudah diubah menjadi gas yang
berbentuk seperti kabut dengan bantuan alat yang disebut nebulizer.
Therapi nebulizer adalah terapi menggunakan alat yang menyemprotkan
obat atau agen lembab,seperti bronkodilatorataumukolitik, dalam bentuk
partikel mikroskopik dan menghantarkannya keparu.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tindakan
pemberian uap modern(nebulizer)
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami anatomi fisiologi
pernapasan
b. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tinjauan teori
pemberian tindakan nebulizer
c. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami indikasi
penggunaan nebulizer
d. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami kontra indikasi
pemberian nebulizer
e. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami prosedur kerja
pemberian nebulizer
f. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tahap kerja
pemberian nebulizer
g. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami hal-hal yang harus
di perhatikan dalam pemberian nebulizer
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan


Sistem pernapasan berhubungan dengan kegiatan memasukkan dan
mengeluarkan udara ke dalam paru-paru (respirasi). Ketika tubuh kekurangan
oksigen, maka oksigen yang berada di luar tubuh akan dihirup (inspirasi)
melalui organ pernapasan.
Ketika tubuh kelebihan karbon dioksida, maka tubuh akan
mengeluarkannya melalui organ pernapasan (ekspirasi), sehingga tercipta
keseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh. Sistem respirasi
berperan untuk menukar udara dari permukaan ke paru-paru.

Anatomi pernapasan terdiri dari :

1) Hidung
Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman. Dalam keadaan normal, udara
masuk dalam sistem pernapasan melalui rongga hidung. Rongga
hidung berisi serabut-serabut halus yang berfungsi untuk mencegah
masuknya benda-benda asing yang mengganggu proses pernapasan.
2) Faring
Persion pangan antara Jalurang pana Faring (tekak) adalah saluran
otot selaput yang tegak lurus antara basis kanii dan vertebrate
servikalis IV. Faring terdiri Atas tiga bagian, yaitu:
a. Nasofaring (hidung)
Nasofaring menerima udara yang masuk dari hidung.
b. Orofaring (mulut)
Orofaring menerima udara dari nasofaring dan makanan dari
rongga mulut
c. Laringofaring (Muted)
Laringofaring menyalurkan makanan ke kerongkongan dan
udara kelarin.
3) Laring (pangkal tenggorokan)
Merupakan jalan tulang rawan yang dilengkapi dengan otot,
membran, jaringan ikat, dan ligamentum. Tepi lubang dari pita suara
asli kiri dan kanan membatasi daerah epiglotis. Bagian atas disebut
supraglotis dan bagian bawah disebut subglotis. Laring menerima
udara dari faring. Laring terdiri dari sembilan keping tulang rawan
yang bergabung dengan membran dan ligamen. Epiglotis merupakan
bagian pertama dari tulang rawan laring Saat menelan makanan.
4) Trakea (batang tenggorok)
Trakea adalah tabung seperti pipa dan berbentuk menyerupai huruf
C. Trakea dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang disempurnakan oleh
selaput. Terletak di antara vertebrae VI sampai ke tepi bawah kartilago
krikoidea vertebra torakalis V. Memiliki panjang sekitar 13 cm dan
diameter 2,5 cm

5) Bronkus (cabang tenggorok)


merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus memiliki struktur yang
sama dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan
trakea dan berjalan ke bawah menuju paru-paru. Di dalam paru-paru,
masing-masing bronkus utama bercabangdengan diameter yang lebih
kecil, membentuk bronkus sekunder (lobar), bronkus tersier
(segmental), bronkiolus terminal (0.5 mm diameter) dan bronkiolus
pernapasan mikroskopis.
6) Pulmo (paru)
Paru adalah orgam sistem pernapasan yang berada dalam kantong
bentukan pleura parietalis dan pleura viselaris. Paru-paru sangat lunak,
elastis, dan berada dalam rongga torak. Paru-paru memiliki sifat ringan
dan mampu terapung dalam air, berwarna biru keabu-abuan dengan
bintik. Bintik-bintik ini antara lain karena partikel debu termakan oleh
tagosi. Yang masuk Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus),
yaitu:
a. Lobus superior.
b. Lobus medius.
c. Lobus inferior.

Paru-pari kiri teridiri dari dua lobus, yaitu:


a. Lobus superior.
b. Lobus inferior.
Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru yang disebut pleura.
Pleura adalah membran seorsa yang halus dan membentuk suatu
kantong.
Pleura terdiri atas dua lapisan, yaitu:
a. Lapisan permukaan (parietalis), yakni lapisan yang langsung
berhubungan dengan paru dan memisahkan lobus dengan
paru-paru.
b. Lapisan dalam pleura viseralis, yakni pleura yang
berhubungan dengan fasia endotorasika, yaitu permukaan
dalam dari dinding toraks

B . Konsep Dasar Tindakan


1. Definisi
Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan
menjadi uap yang dihirup.pengobatan memanfaatkan Nebulizer
biasanya di berikan pada penderita gangguan pernapasan , seperti asma
dan penyakit paru obstruktif kronis(PPOK)saat gejala sesak napas
sedang muncul.
2. Tujuan
Untuk membantu mengatasi gejala sesak napas serta membantu
mengurangi peradangan pada sistem pernapasan
3. Indikasi penggunaan nebulizer menurut (Aryani et al., 2009) efektif
dilakukan pada klien dengan :
a) Bronchospasme akut
b) Produksi sekret yang berlebih
c) Batuk dan sesak napas
d) Radang pada epiglotis

4. Kontraindikasi
a) Kontraindikasi pada terapi nebulizer (Aryani et al., 2009) adalah :
Pasien yang tidak sadar atau confusion umumnya tidak
kooperatif dengan prosedur ini, sehingga membutuhkan
pemakaian mask/sungkup, tetap efektifitasnya akan berkurang
secara signifikan
b)Pada klien dimana suara napas tidak ada atau berkurang maka
pemberian medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal
tube yang menggunakan tekanan positif. Pasien dengan
penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakan/memasukan medikasi secara adekuat kedalam
saluran napas.
c) Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability
harus dengan perhatian. Ketika diinhalasi, katekolamin dapat
meningkat cardiac rate dan dapat menimbulkan disritmia.
d)Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui
intermittent positive-pressure breathing (IPPB), sebab IPPB
mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.

5. Prosedur Kerja
a) Persiapan
1) Persiapan pasien
Posisi pasien fowler
2) Persiapan Lingkungan
tutup sampiran atau tirai
3) Alat yang di butuhkan dalam therapi nebulizer
a) Set nebulizer
b) Tissue
c) Selang/ kanula udara
d) Sarung tangan
e) Obat inhalasi
1) Pulmicort :kombinasi anti radang dengan obat
yang melonggarkan saluran napas
2) Combiven:Kombinasi untuk melonggarkan saluran
napas
3) Ventolin
f) Masker. Nasal canule. Mouthpiece
g) Kasah lembab

4) Cara kerja
a) Tahap prainteraksi
1. Mengidentifikasi pasien
(agar melakukan tindakan tepat pasien )
2. Perawat menyiapkan diri
( aman dan nyaman dalam melakukan tindakan)
3. Mengecek status pasien
(untuk mengetahui status pasien)
4. Menyiapkan alat
(persiapan melakukan tindakan)
b) Fase orientasi
1. Memberi salam pada pasien
(mengaplikasikan perilaku diri.
2. Memperkenalkan diri pada pasien
(Membina hubungan saling percaya dengan
komunikasi teraputik)
3. Menanyakan nama pasien dan keadaan pasien
(Supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
tindakan)
c) Fase kerja
1. Alat di dekatkan
(mempermudah dalam melakukan tindakan)
2. pakai sarung tangan
(supaya tidak terjadi penularan infeksi)
3. Atur posisi fowler
(posisi nyaman menbuat keadaan pasien rileks)
4. Jalan napas dibersihkan, hidumg di bersihkan
dengan kapas lembab, kapas yg kotor buang ke
neirbeken.
(menjaga kenyamanan pasien).
5. Obat di masukan dlam tempat penampungan obat.
(memberikan efek terapi pada klien)
6. Hubungkan masker / nasal canule/ mouthpiece pada
klien sehingga uap dan obat tidak keluar
(Untuk menyalakan nebulizer)
7. Klien di anjurkan napas dalam secara teratur
(Agar obat dapat di hirup dengan baik)
8. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar,
berikan kesempatan pasien untuk istirahat
(supaya klien merasa nyaman)
9. Setelah obat sudah habis, matikan mesin nebulizer
(tindakan pemberian nebukizer di hentikan).
10. Perhatikan keadaan umum
(untuk tidak terjadi masalah yang lebih serius)
d) Fase terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
(mengetahui respon pasien terhadapan tindakan)
2. Berpamitan pada klien
(Agar pasien merasa di hargai)
3. Membereskan dan mengembalikan alat
(Jika alat tdak digunakan lagi kembalikan pada
tempatnya)
4. Mencuci tangan
(meminimalkan trasmisi)
5. Mencatat kegiatan pada lembar kegiatan
(pendokumentasian tindakan)
6. Sikap saat melakukan tindakan
a) Teliti
b) Ramah
c) Sopan
d) Komunikatif
7. Hal-hal yang harus di perhatikan
a) Gunakan tubing, nebulizer cup, moutpieche/masker untuk masing
masing pasien Lindungi mata dari uap
b) Berikan obat yang sesuai dengan resep
c) Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter
d) Jika memungkinkan selama terapi, atur napas dengan menarik
napas dalam melalui hidung dan tiup melalui mulut
e) Perhatikan perubahan yang terjadi,seperti kebiruan ( sianosis )
batuk berkepanjangan gemeter ( tremor) bedebar –debar,
mual ,muntah dan lain-lain
f) Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi,basuh wajah
dengan air.
BAB III
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI ( NEBULIZER) PADA
TN. N.S DI RUANGAN YOSEFA DENGAN MENGGUNAKAN
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama : Tn. N.S
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidkan : SMA
Pekerjaan : Petani

Penaggung jawab
Nama : Ny. Y.D
Umur : 47 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Wairlong- kewapante

2. Keluhatan Utama : Sesak Napas

3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan ia mengalami sesak


napas ± 2 hari disertai batuk pilek , pusing berputar serta belum BAB selama
seminggu sebelum masuk rumah sakit. Sebelum membawa pasien ke RS,
keluarga membawa pasien berobat di Puskesmas Kewapante dan tidak ada
perubahan, sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke UGD
pada hari Sabtu tanggal 17/12/2021 jam 11.50. saat di lakukan pengkajian di
ruangan yosefa tanggal 18/12/2021 jam 15.00 ditemukan data pasien
mengatakan sesak napas di Sertai batuk dan dahak susah keluar, pilek. Sesak
di rasakan saat udara dingin, pasien juga mengeluh pusing berputar dan belum
BAB selama seminggu . Dari hasil observasi ditemukan data pasien tampak
sesak, tampak ada retraksi ringan pada dinding dada, ada pernapasan cuping
hidung, tampak pasien berbaring dengan posisi semi Fowler. Auskultasi suara
napas ronchi dan whezing, perkusi hipersonor. Pasien tampak batuk berdahak
berwarna putih dan terpasang O2 nasal kanul 4lpm , TTV TD : 120/70 mmHg,
Nadi : 80xenit , suhu: 37 , pernapasan 26x/menit, spo2 : 92%

4. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit


sesak napas sebelumnya.

5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Lemah
b) Kesadaran : Composmentis
c) Kontrol TTV
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 37 c
Pernapasan : 26x/menit
SPO2 : 92%
6. Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan Hasil Nilai
Normal
Hemoglobin 11,2 g/Dl L: 14-18 g/dL
P: 12-16 g/dL
Leukosit 8.100 sel/ul 3.500-10.500
darah
Eritrosit 4.700.000 L :4,3 – 5,6
JT/mikroliter JT/mL
P : 3,9-5,1
JT/mL
Trombosit 203.000 mL 150.000 –
450.000 mL

7. Head To Toe
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala normal, warna rambut hitam tebal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva
merah muda, kornea keruh.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Telinga
Inspeksi : Bentuk simteris, tidak terdapat serumen
d. Mulut dan Gigi
Inspeksi : Mukosa bibir kering, gigi tampak sedikit kotor dan
berwarna kekuningan, tidak ada sariawan.
e. Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, tidak ada polip atau masa,
terpasang O2 4 liter/menit. Tampak pernapasan cuping hidung.
f. Dada
Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, retraksi ringan pada
dinding dada
Palpasi : Tidak ada edema , tidak ada nyeri tekan pada dada
Auskultasi : Suara napas tambahan ronki +/+ dan wheezing +/+,
bunyi jantung s1/s2 reguler
Perkusi : Bunyi hipersonor
g. Abdomen
Inspeksi : Bentuk normal. Tidak ada benjolan, tidak ada lesi
Auskultasi : bising usus 20x/ menit
Palpasi : Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran pada hepar dan Lien
Perkusi : Bunyi tympani

h. Integumen
Inspeksi : kulit kering dan tidak ada luka
Palpasi : Turgor kulit elastis
i. Ekstermitas
Ekstermitas atas
Inspeksi : simetris tidak ada edema, kuku tangan tampak kotor
dan sedikit panjang, terpasang infus RL di tangan
kanan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Ekstermitas bawah
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka, kuku kaki tampak kotor
dan sedikit panjang.

j. Genitalia : Tidak dikaji


8. Pola Gordon

POLA KETERBATASAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT

Pola Nutrisi dan Cairan Pasien mengatakan sebelum Pasien mengatakan selama sakit

Jenis makanan sakit jenis makanan yang ia jenis makanan yang dimakan berupa

Frekuensi makan sehari-hari berupa nasi, bubur, ikan telur dan sayur, dengan

Porsi sayur dan lauk. Dengan frekuensi 3x sehari. Namun porsinya

frekuensi 3x sehari, 1 porsi di lebih sedikit yaitu 5-10 sendok

habiskan Pasien mengatakan selama sakit

Pasien mengatakan sebelum jenis cairan yang ia minum yaitu air

sakit jenis cairan yang ia minum hangat dengan jumlah 4-6 gelas per

yaitu air putih dengan jumlah 7- hari.

8 gelas per hari

ELIMINASI

a). BAB Pasien mengatakan sebelum Pasien mengatakan selama di rawat

sakit BAB kurang lebih 1-2x di RS pasien belum BAB

sehari dengan kondisi feses

berwarna kuning dan konsistensi

lembek

b). BAK Pasien mengatakan selama sakit

frekuensi BAK 4x/hari , tidak ada


Pasien mengatakan sebelum keluhan saat BAK

sakit frekuensi BAK kurang

lebih 5x sehari serta tidak ada

keluhan saat BAK

ISTIRAHAT TIDUR

a). Siang Pasien mengatakan sebelum Pasien mengatakan selama sakit

sakit lama jam tidur siangnya 1- lama jam tidur siangnya 1 jam

2 jam

b) Malam Pasien mengatakan sebelum Pasien mengatakan selama sakit

sakit lama jam tidurnya 8 jam lama jam tidurnya 6 jam

PERSONAL HYGIENE

a) mandi Pasien mengtakan sebelum sakit Pasien mengatakan selama sakit

lama ia mandi 2x sehari hanya di lap saja

b) gosok gigi Pasien mengatakan sebelum Pasien mengatakan selama sakit ia

sakit ia menggosok gigi 2x menggosok gigi 1x sehari

c) mencuci rambut sehari Pasien mengatakan selama sakit ia

Pasien mengatakan sebelum tidak pernah mencuci rambut

sakit ia memcuci rambut

2x/minggu

AKTIVITAS SEHARI-

HARI Pasien mengatakan sebelum Pasien mengatakan selama sakit


Duduk sakit semua aktivitasnya duduk, semua aktivitasnya di bantu oleh

Berdiri berdiri dan jalan dilakukan keluarga

Jalan secara mandiri

KONSEP DIRI Pasien mengatakan dengan keadaan yang dialami olehnya saat ini

pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- Pasien mengatakan sesak napas Keadaan umum : Lemah
-Pasien mengatakan batuk dan dahak Kesadaran : Composmentis
susah keluar
-Pasien mengatakan pilek Kontrol TTV
- Pasien mengatakan pusing berputar Tekanan darah : 120/70 mmHg
- pasien mengatakan selama di rawat di Nadi : 80x/menit
RS pasien belum BAB Suhu : 37 derajat celsius
- Pasien mengatakan selama sakit Pernapasan : 26x/menit
semua aktivitasnya di bantu oleh Spo2 : 92%
keluarga - Pasien tampak sesak
- Pasien mengatakan sesak yang - Pasien tampak batuk dan dahak
dirasakan akibat udara dingin berwarna putih
- Tampak retraksi ringan pada
dinding dada
- Tampak pasien berbaring dengan
posisi semi Fowler
- Auskultasi suara napas ronchi dan
whezzing
- Tampak terpasang O2 Nasal kanul 4
liter/menit
- Perkusi hipersonor
- Tampak pernapasan cuping hidung

ANALISA DATA
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
Ds : - Pasien mengatakan sesak Peningkatan produksi secret Ketidakefektifan bersihan
- Pasien mengatakan jalan napas
batuk dan dahak susah
keluar
- Pasien mengatakan
pilek
- Pasien mengatakan
sesak akibat terkena
udara dingin

Do :
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
Kontrol TTV
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37 c
Pernapasan : 26x/menit
Spo2 : 92%
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak batuk
dan dahak berwarna
putih
- Tampak retraksi
ringan pada dinding
dada
- Tampak pasien
berbaring dengan
posisi semifowler
- Auskultasi suara napas
Ronchi dan whezzing
- Tampak terpasang o2
nasal canul 4
liter/menit
- Perkusi hipersonor
- Tampak pernapasan
cuping hidung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektiffan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan produksi secret
ditandai dengan:
Ds : - Pasien mengatakan sesak
- Pasien mengatakan batuk dan dahak susah keluar
Pasien mengatak pilek
- Pasien mengatakan sesak akibat terkena udara dingin

Do :
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
Kontrol TTV
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37 c
Pernapasan : 26x/menit
Spo2 : 92%
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak batuk dan dahak berwarna putih
- Tampak retraksi ringan pada dinding dada
- Tampak pasien berbaring dengan posisi semifowler
- Auskultasi suara napas Ronchi dan Whezzing
- Tampak terpasang 02 nasal canul 4 liter/menit
- Perkusi hipersonor
- Tampak pernapasan cuping hidung
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWTAN TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


KRITERIA HASIL
Ketidakefektifan bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Bina hubungan 1. Tercapainya
napas berhubungan dengan pemberian uap modern saling percaya hubungan saling percaya
peningkatan produksi secret ( nebulizer ) ± 20 menit antara perawat dan antara perawat dan
ditandai dengan : diharapkan : pasien pasien
Ds : - Pasien mengatakan sesak 1. Pasien mengatakan sesak
- pasien mengatakan batuk napas berkurang 2. Observasi irama 2.Mengetahui
dan dahak susah keluar 2. Pasien tampak rileks dan frekuensi frekuensi,kedalaman,dan
- pasien mengatakan pilek 3. Kebutuhan oksigenasi pernapasan irama pernapasan
- pasien mengatakan sesak terpenuhi
bila terkena udara dingin 4.Auskultasi suara napas 3.Ajarkan pasien 3. Membantu
vesikuler teknik batuk efektif mengencerkan dahak
5.Tidak ada retraksi dinding dan napas dalam
dada
6. Perkusi Sonor 4. Atur posisi semi 4.agar oksigen yang
7. Tidak ada pernapasan fowler masuk ke paru-paru
cuping hidung lebih optimal
8. TTV dalam batas normal
TD : 120/70 mmHg 5 Auskultasi suara 5. mengetahui suara
Nadi : 80x/menit napas napas tambahan
Suhu : 36
Pernapasan :20x/menit 6. Anjurkan minum 6.mengencerkan dahak
Spo2 : 97% - 100 % air hangat

7. Kolaborasi 7.mengencerkan dahak


pemberian therapi
inhaler
( Nebulizer )
Do :
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
Kontrol TTV
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37 c
Pernapasan : 26x/menit
Spo2 : 92%
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak batuk dengan
dahak berwarna putih
- Tampak retraksi ringan pada
dinding dada
- Tampak pasien berbaring
dengan posisi semifowler
- Auskultasi suara napas
Ronchi dan Whezzing
- Tampak terpasang 02 nasal
canul 4 liter/menit
- Perkusi hipersonor
- Tampak pernapasan cuping
hidung
D. IMPLEMENTASI

HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Sabtu, 18 Desember 15:10 1. Membina hubungan saling
2021 percaya antara perawat dan pasien S : Pasien mengatakan sesak napas dan
Hasil : Pasien menerima bekerja batuk sudah berkurang
sama dengan perawat
O : batuk berkurang ,RR
15.15 2. Mengajarkan pasien teknik batuk 22x/menit,suara napas vesikuler
efektif
Hasil : Pasien mengatakan tidak
mudah lelah saaat batuk A : Pemenuhan kebutuhan oksigenasi
( nebulizer ) teratasi sebagian
15.20 3. Mengatur posisi semi fowler
Hasil : pasien mengatakan sesak P : Intervensi dilanjutkan
berkurang

15.30 4. Menganjurkan pasien minum air


hangat
Hasil : pasien mengatakan batuk
berkurang

15.35- 5. Kolaborasi pemberian terapi


16.00 inhaler( Nebulizer )
Hasil : pasien mengatakan seasak
dan batuk berkurang

a) Tahap prainteraksi
1. Mengidentifikasi pasien
(agar melakukan tindakan tepat
pasien )
2.Perawat menyiapkan diri
( aman dan nyaman dalam
melakukan tindakan)
3. Mengecek status pasien
(untuk mengetahui status pasien)
4.Menyiapkan alat
(persiapan melakukan tindakan)
b)Fase orientasi
1.Memberi slam pada pasien
(mengaplikasikan perilaku diri.
2.Memperkenalkan diri pada pasien
(Membina hubungan saling percaya
dengan komunikasi teraputik)
3.Menanyakan nama pasien dan
keadaan pasien
(Supaya tidak terjadi kesalahan
dalam pemberian tindakan)
c) Fase kerja
1. Alat di dekatkan
(mempermudah dalam melakukan
tindakan)
2. pakai sarung tangan
(supaya tidak terjadi penularan
infeksi)
3. Atur posisi fowler
(posisi nyaman membuat keadaan
pasien rileks)
4. Jalan napas dibersihkan, hidung
di bersihkan dengan kapas lembab,
kapas yg kotor di buang ke
nierbeken.
(menjaga kenyamanan pasien).
5. Obat di masukan dalam tempat
penampungan obat.
(memberikan efek terapi pada klien)
6. Hubungkan masker / nasal
canule/ mouthpiece pada klien
sehingga uap dan obat tidak keluar
(Untuk menyalakan nebulizer)
7. Klien di anjurkan napas dalam
secara Teratur
(Agar obat dapat di hirup dengan
baik)
8. Bila klien merasa lelah, matikan
nebulizer sebentar, berikan
kesempatan pasien untuk istirahat
(supaya klien merasa nyaman)
9. Setelah obat sudah habis, matikan
mesin nebulizer
(tindakan pemberian nebulizer di
hentikan).
10. Perhatikan keadaan umum
(untuk tidak terjadi masalah yang
lebih serius)
d)Fase terminasi
1.Mengevaluasi hasil tindakan
(mengetahui respon pasien terhadap
tindakan)
2. Berpamitan pada klien
(Agar pasien merasa di hargai)
3. Membereskan dan
mengembalikan alat
(Jika alat tdak digunakan lagi
kembalikan pada tempatnya)
4. Mencuci tangan
(meminimalkan trasmisi)
5. Mencatat kegiatan pada lembar
kegiatan
(pendokumentasian tindakan)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi
uap yang dihirup.pengobatan memanfaatkan Nebulizer biasanya di berikan
pada penderita gangguan pernapasan , seperti asma dan penyakit paru
obstruktif kronis(PPOK)saat gejala sesak napas sedang muncul.

B. Saran
Diharapkan ibu dosen bisa dapat memahami isi dari laporan yang saya buat
ini. Diharapakan pembaca dapat memaklumi bila terdapat kekurangan atau
ketidakjelasan pada penulisan laporan, karena kami masih dalam tahap belajar
semoga bermanfaat.terimahkasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ikawati,Zullies,2007,Farmakologi Penyakit Sistem Pernapasan,hal 43-50,Fakultas


Farmasi UGM,Yogyakarta.

Suwondo,A.,1991,Metode Inhalasi Sebagai Cara Terapi Masa Kini Penyakit Paru


Obstruktif,Cermin Dunia Kedokteran,No.69,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai