Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI)

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Indah Naiya Isnaini

Risna Zuliani

Era Maryani

Nurul Nadia

Nanda Nabila

Dosen Mata Kuliah:

Zakirullah, S.Kep, M.Biomed

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES ACEH

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas yang berjudul “SISTEM PERNAPASAN“. Dalam penyusunan makalah ini
penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, akan tetapi berkat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, memberi pengarahan,
bimbingan, semangat serta doa untuk keberhasilan penulis, antara lain:
1. Zakirullah, S.Kep, M.Biomed, selaku dosen pengampu mata kuliah, yang
telah membimbing dan memberi masukan kepada penulis.
2. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca.

Langsa. Juli 2022


Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Pengertian Sistem Pernapasan....................................................................2
B. Organ-Organ Sistem Pernapasan................................................................2
C. Proses Pernapasan pada Manusia...............................................................5
D. Mekanisme Pernapasan pada Manusia.......................................................7
E. Gangguan yang Berhubungan dengan Sistem Pernapasan.........................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
Kesimpulan........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah degan bernapas, semua makhluk hidup
melakukan proses ini, demikian juga manusia. Pernapasan merupakan rangkaian
proses sejak pengambilan udara dan gas. Penggunaannya untuk memecah zat,
mengeluarkan gas yang dihasilkan dari sisa metabolisme, dan memanfaatkan
energi yang dihasilkan. Bernafas adalah kegiatan menghirup udara dan
mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya
adalah oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen inilah yang diperlukan
oleh tubuh, oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya,
pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam
tubuh.
Pernapasan makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan cara
langsung dan tidak langsung. Pernapasan secara langsung terjadi pada organ
pernapasan khusus, sedangkan pernapasan tidak langsung terjadi jika belum ada
organ pernapasan khusus. Pernapasan manusia dan sebagian besar makhluk hidup
vetebrata lainnya, termasuk pernapasan tidak langsung, artinya udara pernapasan
yang diperlukan tubuh, tidak langsung masuk ke dalam sel melalui permukaan
tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang terdapat di dalam saluran pernapasan, yaitu
gelembung paru-paru. Pentingnya untuk mempelajari sistem pernapasan manusia
terkait dengan organ pernapasannya, prosesnya dan gangguan yang harus
dihindari untuk menjaga sistem pernapasan. Pada makalah ini, akan dibahas lebih
lanjut mengenai sistem pernapasan manusia tentang proses, alat, dan beberapa hal
yang mempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana yang dimaksud dengan sistem pernapasan dan organ-organ sistem
pernapasan dalam tubuh?
b. Bagaimana proses dan mekanisme sistem pernapasan dalam tubuh?
c. Bagaimana gangguan yang berhubungan dengan sistem pernapasan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pernapasan


Respirasi atau pernapasan merupakan suatu mekanisme pertukaran gas
oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dengan
karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme. Sistem respirasi terdiri
dari dua bagian yaitu 1) saluran nafas bagian atas, udara yang masuk pada bagian
ini dihangatkan, disaring dan dilembabkan, dan 2) saluran nafas bagian bawah
(paru), merupakan tempat pertukaran gas. Pertukaran gas terjadi di paru. Alveoli
merupakan tempat terjadinya pertukaran gas antara O2 dan CO2 di paru. Pompa
muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi terdapat
pada rongga pleura dan dinding dada. Rongga pleura terbentuk dari dua selaput
serosa, yang meliputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis,
dan yang meliputi paru atau pleura veseralis (Brunner’s & Suddarth, 2008)

B. Organ-Organ Sistem Pernapasan


Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang
menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa
paru-paru. Berikut ini adalah organ-organ yang digunakan dalam pernapasan
manusia.
1. Hidung
Rongga hidung merupakan tempat yang paling
awal dimasuki udara pernapasan. Hidung
merupakan alat pernapasan yang terletak di luar
dan tersusun atas tulang rawan. Hidung terdiri dari
lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga
hidup. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari akan
melewati hidung (Endang dan Idun, 2009: 231). Di dalam rongga hidung, udara
disaring oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk
menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara
pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Berikut ini adalah fungsi hidung.

2
a. Menghangatkan udara
Hidung memiliki struktur pembuluh darah yang sangat kecil dan tipid yang
berada di sekitar hidung. Ketika udara yang terhirup dingin hidung memperbesar
pembuluh-pembuluh darah sehingga menambah luas permukaan untuk proses
penghangatan udara yang lebih besar.
b. Melembapkan udara
Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan
mencapai ±1 liter. Dengan lendir tersebut, air akan diuapkan untuk melaksanakan
proses pelembapan udara tersebut sehingga udara yang masuk ke paru-paru akan
selalu dalam keadaan lembap yaitu, ±80%
c. Membersihkan udara
Lendir juga ternyata dapat menjerat kotoran atau kuman yang berhasil lolos
dari saringan dari rambut hidung.
2. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Bagian sebelah atas
laring disebut faring yang memiliki panjang sekitan ± 4 cm. Struktur laring
disusun oleh kepingan tulang rawan, antara lain seperti berikut.
1. Tulang rawan epiglotis berjumlah satu dan terletak di puncak laring berbentuk
daun.
2. Tulang rawan tiroid berjumlah satu, berbentuk seperti perisai yang terletak di
sebelah anterior dari laring. Perbedaan antara pria dan wanita yakni pada pria
lebih besar dan menonjol yang membentuk jakun (Endang dan Idun, 2009:
232).
3. Tulang rawan krikoid berjumlah satu dan membatasi bagian bawah laring
berbentuk cincin.
4. Tulang rawan aritenoid berjumlah dua dan terletak di atas krikoid yang
berhubungan dengan pita suara
5. Tulang rawan kuneiformis berjumlah dua dan terletak di antara epiglotis dan
aritenoid.
6. Tulang rawan kornoculatum berjumlah dua dan terletak di atas aritenoid.
Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis)
(Purnomo, dkk, 2009: 220). Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke

3
bawah menutupi laing sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring.
Sementara, pada saat bernapas epiglotis akan membuka. Itulah sebabnya saat kita
menelan makanan tidak mungkin bersamaan dengan menghirup udara.
3. Trakea
Tulang Makanan masuk
Rawan Esofagus Trakea

Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa


yang panjangnya ± 9 cm. batang tenggorokan atau
trakea merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas
tiga lapis. Lapis luar terdiri atas jaringan ikat, lapis
tengah terdiri atas otot polos, dan cincin tulang rawan, sedangkan lapis terdalam
terdiri atas jaringan epitel bersilia. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang
dihasilkan oleh epithelium bersilia (Purnomo, dkk, 2009: 220). Silia-silia ini
bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir
halus lainnya yang masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.
4. Bronkus
Ujung trakea bercabang menjadi dua
bagian yang disebut bronkus. Apabila pada
bagian ini kemasukan debu akibatnya terjadi
penyempitan pada saluran pernapasan
sehingga menyebabkan seseorang sukar
bernapas yang menyebabkan seseorang akan bersin jika saluran pernapasan
kemasukan benda asing yang mengganggu pernapasan (Endang dan Idun, 2009:
233). Bronkus terdiri dari dua percabangan yaitu bronkus kanan dan kiri.
Letaknya juga berbeda bronkus kanan lebih vertical daripada kiri. Karena struktur
ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing yang
menyebabkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit bronkhitis
(Endang dan Idun, 2009: 234). Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga
bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi
sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih
banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan

4
mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini
akan tersumbat oleh lendir.
5. Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah
sepasang, masing-masing dibungkus oleh
selaput pembungkus paru-paru yang
disebut pleura. Paru-paru kanan
berukuran lebih besar daripada kiri dan
beratnya sekitar 620 gram untuk paru-
paru kanan dan 560 gram untuk paru-paru kiri. Di dalam paru-paru terdapat
gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru-paru disebut
alveolus dan jumlahnya ± 300 juta buah. Alveolus ini memiliki dinding yang
elastik dan banyak mengandung kapiler darah, disitulah terjadinya pertukaran
udara secara proses difusi, oksigen akan diikat sedangkan CO 2 dan air akan
dilepaskan. Pada seseorang yang menderita emfisema, alveolusnya mengalami
gangguan kelenturan sehingga sulit untuk mengembang dan mengempis (Endang
dan Idun, 2009: 236).

C. Proses Pernapasan pada Manusia


Udara dapat masuk dan keluar paru-paru karena adanya tekanan udara luar
dengan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh terjadinya
perubahan besar kecilnya rongga udara, rongga perut dan rongga alveolus. Jalur
udara pernapasan pada manusia untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung-
faring(rongga tekak)-laring-trakea (batang tenggorok)-bronkus-alveolus-sel-sel
tubuh (Purnomo, dkk, 2009: 222). Namun proses pernapasan manusia tidak
semudah itu terdapat mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2. Pernapasan atau
pertukaran gas pada manusia berlangsung pada dua tahap yaitu pernapasan luar
(eksternal) dan pernapasan dalam (internal) berikut ini penjelasannya.
1. Pernapasan luar (eksternal)
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari udara luar atau udara bebas
ke dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput alveolus (Slamet dan Sri, 2007:
198). Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O 2 dan CO2)

5
antara udara dan darah. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar
berdifusi ke dalam darah kapiler paru-paru. Darah akan masuk ke dalam kapiler
paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion
bikarbonat (HCO3-) dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
H++ HCO3- H2CO3 H2O + CO2
Reaksi ini akan dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat di
dalam sel-sel darah. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion
hidrogen yang telah diangkut. HHb menjadi Hb. Hb adalah singkatan dari
haemoglobin, yaitu jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin
mengikat oksigen dan menjadi oksihemoglobin (HbO2).
Hb + O2 HbO2
Pertukaran gas pada alveolus inilah yang dimaksud dengan pernapasan luar.
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.
2. Pernapasan dalam (internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk
ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk
ke dalam cairan jaringan tubuh.
HbO2 Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh karena
oksigen yang dikandung jaringan tubuh secara terus menerus digunakan untuk
oksidasi biologis di dalam sel, sehingga kadar O 2 di dalam cairan jaringan tubuh
rendah. Oksidasi biologis di dalam jaringan menyebabkan kadar CO2 di dalam
jaringan tubuh tinggi. Hal inilah yang mempermudah Hb yang telah
membebaskan oksigen untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam
bentuk karbominohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi
menuju ke jaringan tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi ke sel-sel
darah. Pertukaran gas ini yang disebut pernapasan dalam. Lebih jelasnya dengan
melihat gambar dibawah ini.

6
Oksigen yang telah masuk ke dalam sel jaringan tubuh akan digunakan untuk
pernapasan seluler atau oksidasi biologis, yaitu untuk pemecahan zat makanan
(Slamet dan Sri, 2007: 200). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-
paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya
membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah
dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai
buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas
pH darah. Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam
karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar
alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis (Purnomo, 2009: 226).

D. Mekanisme Pernapasan pada Manusia


Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses pernapasan, pernapasan
pada manusia dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi bila otot-otot tulang rusuk luar berkontraksi, akibatnya
tulang rusuk naik dan volume rongga dada akan lebih kecil daripada udara luar.
Karena adanya perbedaan tekanan udara ini, maka udara luar masuk ke dalam
rongga dada, sehingga terjadi proses inspirasi. Proses ekspirasi terjadi apabila otot
antar tulang rusuk dalam berkontraksi. Akibatnya, tulang rusuk turun dan volume
rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada akan lebih
7
besar. Selanjutnya, udara akan terdorong ke luar. Secara sederhana urutan
prosesnya sebagai berikut.

Proses Inspirasi

Tulang rusuk berkontraksi tulang rusuk naik volume rongga dada


membesar, berakibat tekanan udaranya kecil udara masuk

Proses Ekspirasi

Tulang rusuk mengendur tulang rusuk turun volume rongga dada


mengecil berakibat tekanan udaranya besar udara keluar

2. Pernapasan Perut
Pada pernapasan perut, fase inspirasi
terjadi apabila otot diafragma (sekat
rongga dada) mendatar dan volume rongga
dada membesar, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk.
Adapun fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut
(berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam
terdorong ke luar. Secara sederhana urutan prosesnya sebagai berikut.

Proses inspirasi
Otot-otot mengendur otot diafragma mendatar volume
rongga dada membesar tekanan udara rongga dada lebih kecil
udara masuk

8
Proses ekspirasi

Otot diafragma berkontraksi volume rongga dada mengecil


tekanan udara rongga dada lebih besar udara ke luar

A. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia yaitu
sebagai berikut.
1. Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah
frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin
berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
2. Jenis kelamin, laki-laki pada umumnya lebih banyak bergerak, sehingga lebih
banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO 2 pada pria
juga lebih tinggi.
3. Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi
pernapasannya. Hal ini berhubungan dengan peningkatan proses
metabolisme, sehingga diperlukan peningkatan pemasukan O2 dan
pengeluaran CO2.
4. Posisi tubuh, erat kaitannya dengan beban yang harus ditanggung oleh organ
tubuh. Orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan O 2 karena otot
yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih
banyak pula.
5. Kegiatan tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas lebih banyak
membutuhkan energi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh
perlu lebih banyak oksigen untuk pernapasan seluler, dan tubuh lebih banyak
memproduksi zat sisa.

E. Gangguan yang Berhubungan dengan Sistem Pernapasan


Sistem pernapasan manusia bisa mengalami gangguan dan kelainan yang
disebabkan oleh infeksi kuman, faktor bawaan, atau polusi udara. berikut ini
adalah beberapa gangguan dari sistem pernapasan manusia.

9
1. Influeza (flu), disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput
mukosa di saluran pernapasan.
2. Asma, gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh
berkontraksinya otot polos pada trakea. Penyebabnya dapat berupa udara
yang tercemar asap atau debu, udara yang terlalu dingin, dan keadaan jiwa
penderita (stress atau tekanan emosi).
3. Tuberkulosis (TBC), disebabkan karena bakteri Mycobacterium tuberculosa.
Peradangan pada dinding alveolus sehingga difusi O2 akan terganggu.
4. Bronkitis, terjadi karena radang pada selaput lendir, trakea, dan saluran
bronkia.
5. Penyempitan dan penyumbatan saluran pernapasan akibat terjadinya
pembengkakan kelenjar limfe. Misalnya polip (di hidung) dan amandel (di
tekak).
6. Feringitis, infeksi pada faring oleh bakteri dan virus. Gejalanya adalah
kerongkongan terasa nyeri saat menelan.
7. Asifiksi, kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan
atau gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebabnya dapat terletak
di paru-paru, pembuluh darah atau dalam jaringan tubuh. Misalnya seseorang
yang tenggelam, alveolusnya terisi air, orang-orang yang keracunan karbon
monoksida dalam asam sianida, dan lainnya. Keracunan karbon monoksida
dan asam sianida terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap
hemoglobin lebih besar daripada oksigen.
8. Penyakit diphteri, misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan diphteri hidung.
Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas. Kuman
peneybabnya Corynebacterium diphteriae. Kuman diphteri tersebut
mengeluarkan racun dan bila racun ini beredar bersama darah, akan merusak
selaput jantung.
9. Anthrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh
masuknya debu tambang.
10. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karean pleura mengalami
penambahan cairan intrapleura, sehingga timbul rasa nyeri saat bernapas.

10
11. Pneumonia atau logenstelking, yaitu penyakit radang paru-paru yang
disebabkan Diplococcus Pneumoniae.
12. Tonsilitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil.
Gejalanya tenggorakan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan
otot-otot terasa sakit.
13. Kanker paru-paru, biasa diderita oleh para perokok. Kanker ini disebabkan
oleh adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.
14. Emfisema, yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan
(abnormalitas) susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi
pengikatan O2 sehingga pernapasan menjadi sulit.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memelihara
sistem pernapasan dari beberapa gangguan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Makan makanan bergizi
3. Olahraga secara teratur
4. Melakukan penghijauan

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Organ pernapasan pada manusia yaitu hidung, laring, trakea, bronkus, dan
paru-paru. Setiap organ pernapasan tersebut memiliki tugas dan peran yang
berhubungan. Proses pernapasan manusia dibagi menjadi dua yaitu pernapasan
eksternal dan pernapasan internal. Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari
udara luar atau udara bebas ke dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput
alveolus. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar berdifusi ke
dalam darah kapiler paru-paru. Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam
jaringan tubuh) darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan
hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
Mekanisme pernapasan pada manusia dibagi menjadi pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pada mekanisme pernapasan ini terdapat sistem inspirasi dan
ekspirasi. Pada pernapasan dada, otot yang berperan adalah otot-otot tulang rusuk
sementara pada penapasan perut yang berperan adalah otot diafragma. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia yaitu umur,
jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh. Beberapa gangguan
pernaapasan pada manusia antara lain influenza, asma, TBC, Bronkitis,
penyempitan dan penyimbatan saluran pernapasan, feringitis, asifiksi, diphteri,
anthrakosis, pleuritis, tonsillitis, kanker paru-paru, dan emfisema.Untuk
membelajarkan sistem pernapasan manusia pada siswa ada beberapa aktivitas
yang dapat dilakukan diantaranya pada proses peragaan pernapasan dada dan
peragaan pernapasan diafragma. Selain itu, terdapat aktivitas yang membuktikan
hubungan antara pernapasan dan suhu tubuh. Semua aktivitas tersebut berguna
untuk membelajarkan dasar yang lebih konkret tentang sistem pernapasan
manusia pada siswa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. (2009). BSE Biologi Mahkluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Depdiknas.

Purnomo, dkk. (2009). BSE Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta:
Depdiknas.

Slamet Prawirohartono dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA Kelas
XI. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wenham, Martin (2001). 200 Science Investigations for Young Students Practical
Activities for Science 5-11. London : Sage Publication Company.

13

Anda mungkin juga menyukai