Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan YME atas rahmat-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Pemberian

Oksigenasi”.Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan

pendidikan yang memberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini

dengan baik.

Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi

pemberian oksigenasi.Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah,

browsing internet, diskusi anggota dll.Dengan pemahaman berdasarkan pokok

bahasan masalah kebutuhan dasar eliminasi manusia.

Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi

kesempurnaannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat di

jadikan pelajaran bagi teman-teman dan kami khususnya.

Kendari, 25 september 2019

penyusun

I
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………….I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...II

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………...………………………1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….2

BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..3

2.1 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi……………………..3


2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi…………………………………9
2.3 Gangguan atau Masalah Kebutuhan Oksigenasi………………………………...10
2.4 Tindakan Untuk Mengatasi Masalah Kebutuhan Oksigenasi…………………...13

BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………..24

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………24
3.2 Saran…………………………………………………………………………….24

Daftar Pustaka………………………………………………………………………….25

II
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh

manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun

psikologi.Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu

komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan

kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh

dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto,

2006).

Oksigen (O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam

proses metabolisme. Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses

tubuh secara fungsional serta kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang

paling utama dan sangat vital bagi tubuh (Imelda, 2009). Oksigen diperlukan sel

untuk mengubah glukosa menjadi energi yang dibutuhkan untuk melakukan

berbagai aktivitas, seperti aktivitas fisik, penyerapan makanan, membangun

kekebalan tubuh, pemulihan kondisi tubuh, juga penghancuran beberapa racun

sisa metabolisme (Nikmawati, 2006).

Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan

untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas

berbagai organ atau sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi

yaitu saluran pernapasan bagian atas, bagian bawah dan paru (Hidayat, 2006).

1
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan

manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel

tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah

satunya adalah kematian.Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk

mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.

Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat

tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat

pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang

terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.Oleh karena itu, kebutuhan oksigen

merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut :

1. sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?

2.Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?

3.Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?

4.Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran paru?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi

2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

4. Mengetahui jenis pernapasan dan pengukuran paru

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi

2.1.1 Pengertian Oksigenasi

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Sistem

pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas

saluran pernapasan bagian atas, dan saluran pernapasan bagian bawah.

https://www.wattpad.com/321938245-anatomi-fisiologi-1-sistem-pernafasan-

respirasi

a. Saluran Pernapasan Bagian Atas

1) Hidung

Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada

hidung terdapat nares anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang

mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang kasar.bagian ini

bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh

3
selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui

hidung akan disaring oleh rarmbut yang ada di dalam vestibulum (bagian

rongga hidung) kemudian dihangatkan dan dilembabkan.

2) Faring

Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar

tengkorak sampai dengan esofagus.yang terletak di belakang hidung

(nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring

(laringofaring).

3) Laring (tenggorokan)

Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian

dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membran yang terdiri atas

dua lamina yang bersambung di garis tengah.

4) Epiglotis

Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup

laring saat proses menelan.

b. Saluran Pernapasan Bagian Bawah

1) Trakea

Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-

kira ketinggian vertebra torakalis kelima.Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan

tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin.Trakea dilapisi

oleh selaput lendir dan epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau

benda asing.

4
2) Bronkus

Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi bronkus

kanan dan kiri.Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian

kiri.Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah.Sedangkan

Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan

bawah.

3) Bronkiolus

Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak

cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita

dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang

menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-

paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-

paru sebelah kiri hanya bercabang 2.

Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih

tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung

kecil yang dinamakan alveolus.fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media

yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.

4) Paru-paru

Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.Paru terletak di

dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma.Paru

terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura parfetalis

dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan

surfaktan.

5
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan

paru kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung

beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak di

sebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori dan memiliki

fungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.

2.1.2 Proses Oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau

fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat

dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon

dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas

normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap

akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007).

Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :

a. Ventilasi

Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru,

jumlahnyasekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya

perbedaantekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat

6
inspirasitekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer

(760mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatenan ventilasi yaitu kebersihan jalan nafas (adanya sumbatan atau

obstruksi jalan nafas akan menghalangi masuk dan keluarnyaudara dari dan ke paru-

paru), adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya pengembangan

dan pengempisan paru, kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal

interkosta, internal interkosta,otot abdominal (Wartonah, 2006).

Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan

recoil.Complience merupakan kemampuan paru untuk

mengembang.sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi

menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons,

dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain:

1) Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.

2) Adanya kondisi jalan napas yang baik.

3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam

melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.

b. Difusi

Dalam difusi pernafasan, komponen yang berperan penting adalah alveoli dan darah.

Untuk memenuhi kebutuhan O2 dari jaringan, proses difusi gas padasystem respirasi

haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya O2 dan CO2 atau partikel lain dari area

bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Didalam alveoli, O2 melintasi

7
membran alveoli-kapiler dari alveoli berdifusikedalam darah karena adanya perbedaan

tekanan PO2 yang tinggi dialveolus(100 mmHg) dan tekanan pada kapiler lebih rendah

(PO2 40 mmHg), sedangkan CO2 berdifusi keluar alveoli akibat adanya perbedaan

tekanan PCO2 darah 45mmHg dan di alveoli 40 mmHg. Proses difusi dipengaruhi oleh

faktor ketebalanmembran, luas permukaan membran, komposisi membran, koefisien

difusi O2 dan CO2, serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2 (Muttaqin, 2010). Proses

difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Luasnya permukaan paru-paru

2) Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan

interstisial).

3) Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.

4) Afinitas gas

c. Transportasi Gas

Proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan

tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, oksigen akan berikatan dengan

hemoglobin. (Hidayat, 2009). Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh

beberapa factor diantaranya :

1) Kardiak output

2) Kondisi pembuluh darah

3) Latihan (exercise )

4) Hematokrit

5) Eritrosit dan kadar Hb

8
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

2.2.1 Saraf Otonom

Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat

mempengaruhi kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat

terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun

parasimpatisketika terjadi rangsangan.Ujung saraf dapat mengeluarkan

neurotransmitter (simpatis mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh

pada bronkodilatasi, Parasimpatis mengeluarkan esetilkolin yang

berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada saluran pernapasan

terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.

2.2.2 Hormonal dan Obat

Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran

pernapasan.Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran

napas, seperti sulfas atropine, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat

adrenergic tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas

(bronkokontriksi) seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.

2.2.3 Alergi pada saluran napas

Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu

binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.

9
2.2.4 Faktor perkembangan

Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan

oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia

perkembangan anak.

2.2.5 Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi,

seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu.Kondisi-kondisi tersebut

memengaruhi kemampuan adaptasi.

2.2.6 Faktor perilaku

Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam

mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat

mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku

aktivitas, seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan

pada pembuluh darah dan lain-lain.

2.3 Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi

2.3.1 Hipoksia

Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang

didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat

seluler.Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan

10
gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok,

berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung.Tanda tanda

Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan

konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak

nafas

2.3.2 Perubahan pola pernapasan

a. Takipnea

Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara

tidak merata (> 24/ menit)

b. Bradipnea

Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal

( kurang dari 12 /menit)

c. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-

paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam.Hiperventilasi dapat

disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan,

keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda

hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya

konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

d. Kussmaul

Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi

meningkat, misal dalam keadaan asidosis metabolic

11
e. Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi

penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan

cukup.Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-

tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala,

penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.

f. Dispnea

Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.

g. Ortopnea

Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri

dan pola ini sering di temukan pada seseorang yang mengalami

kongestik paru.

h. Cheyne stokes

Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di

tandai dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-ubah.

i. Pernapasan paradoksial

Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak

berlawanan arah dari keadaan normal.

j. Biot

Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau

tiga napas di ikuti periode apnea yang tidak teratur.

12
k. Stridor

Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada

saluran pertanyaan.

2.3.3 Obstruksi jalan napas

Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada

saluran pernapasan.

2.3.4 Pertukaran gas

Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan

pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas

merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses pertukaran gas

oksigen dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen akan

menuju semua sel dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.

2.4 Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan

oksigenasi

2.4.1 Latihan napas

Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi

alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis,

meningkatkan efisiensi batuk, dan dapat mengurangi stress.

13
Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan

b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

c. Atur posisi pasien untuk duduk atau telentang

d. Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih

dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup

e. Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan

disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk

mulut seperti orang meniup

f. Catat respon pada pasien yang terjadi

g. Cuci tangan anda

2.4.2 Latihan batuk efektif

Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki

kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring,

trachea, dan bronkhiolus) dari secret atau benda asing.

Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan

b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

c. Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk

ke depan

14
d. Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan

menggunakan pernapasan diafragma

e. Setelah itu minta pasien menaahan napas selama ± 2 detik

f. Batukkan pasien 2 kali dengan mulut terbuka

g. Minta pasien melakukan Tarik napas dengan ringan

h. Istirahat

i. Catat respons yang terjadi pada pasien

j. Cuci tangan anda

2.4.2 Pemberian oksigen

Pemberian oksigen melalui alat nasal kanula atau masker. Nasal kanula

digunakan untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO2) rendah (bila 24%

berikan 1 liter/menit, bila 28% berikan 2 liter/menit, dan bila 35-40%

mendapat 4-6 liter/menit). Face mask digunakan untuk memberikan oksigen

dengan konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-60%) pada 5-8 liter/menit

Tujuan pemberian oksigen adalah :

a. Memenuhi kebutuhan oksigen

b. Mencegah terjadinya hipoksia

c. Membantu kelancaran metabolisme

d. Sebagai tindakan pengobatan

e. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

15
Persiapan Alat dan Bahan :

a. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier

b. Nasal kateter, kanula, atau masker

c. Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)

Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan

b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

c. Cek flowmeter dan humidifier

d. Hidupkan tabung oksigen

e. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi

pasien

f. Berikan oksigen melalui kanula atau masker

g. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga,

setelah itu berikan lubrikan dan masukkan

h. Catat pemberian dan lakukan observasi pada pasien

i. Cuci tangan anda

2.4.3 Fisioterapi dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage,

clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan system pernapasan

16
untuk meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan

napas.

Tujuan fisioterapi dada adalah :

a. Meningkatkan efisiensi pola pernafasan

b. Membersihkan jalan nafas

Persiapan Mat dan Bahan :

a. Pot sputum berisi desinfektan

b. Kertas tisu

c. Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)

d. Satu bantal (untuk postural drainage)

Prosedur Kerja fisioterapi dada antara lain sebagai berikut :

a. Postural drainage

merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi

untuk mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural

drainase diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrating

(vibrasi/getaran).

• Cuci tangan

• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan

• Miringkan pasien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-paru kanan)

• Miringkan pasien kekanan (untuk membersihkan badian paru-paru kiri)

17
• Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong

satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)

• Lakukan postural drainage ± 10-15 menit

• Observasi tanda vital selama prosedur

• Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating,

dan suction

• Lakukan hingga lender bersih

• Catat respon yang terjadi pada pasien

• Cuci tangan

Untuk posisi ini, pasien berbaring tengkurap ditempat tidurdataratau

meja. Dua bantal harus ditempatkan dibawah pinggul. Pengasuh Perkusi dan

bergetar atas bagian bawah tulang belikat, di kedua sisi kanan dan kiri

tulang belakang, menghindari perkusi langsung atau getaran selama tulang

belakang itu sendiri.

b. Clapping (penepukan)

Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan

getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien

ekspirasi

• Cuci tangan

• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan

• Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya

18
• Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk

punggung pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk

• Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk

menampung sputum pada pot sputum

• Lakukan hingga lendir bersih

• Catat respon yang terjadi pada pasien

• Cuci tangan

c. Vibrating (menggetarkan)

Suatu tindakan yang diberikan kepada penderita dengan jalan latihan

bernapas, menggetarkan daerah dinding dada

• Cuci tangan

• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan

• Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya

• Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas

dalam dan meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan.

Untuk itu, letakkan kedua tangan diatas bagian samping depan dari

cekungan iga dan getarkan secara perlahan- lahan.hal tersebut dilakukan

secara berkali-kali hingga pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum

• Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk

menampung sputum di pot sputum

• Lakukan hingga lendir bersih

• Catat respon yang terjadi pada pasien dan cuci tangan

19
2.4.4 Pengisapan lendir

Pengisapan lender (suction) merupakan tindakan perawatan yang

dilakukan pada yang tidak mampu mengeluarkan secret dan lendir secara

mandiri dengan mnggunakan alat penghisap.

Tujuan pengisapan lendir :

a. Membersihkan jalan nafas

b. Memenuhi kebutuhan oksigen

Persiapan Mat dan Bahan :

a. Mat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan

b. Kateter pengisap lendir

c. Pinset steril

d. Dua kom berisi laturan akuades/NaC1 0,9% dan larutan desinfektan

e. Kasa steril

f. Kertas tisu

Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan

b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan diaksanakan

c. Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearah perawat

d. Gunakan sarung tangan

e. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap

20
f. Hidupkan mesin penghisap

g. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisap ke

dalam kom berisi akuades atau NaC1 0,9% untuk mencegah trauma

mukosa

h. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap

i. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik

j. Bilas kateter dengan aquades atau NaCL 0,9%

k. Lakukan hingga lendir bersih

l. Catat respon yang terjadi

m. Cuci tangan

21
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan

kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel

tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau

sel.Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri

atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis.Dan

saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-

paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan

oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan

transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri

dalam mempraktekkanya.

3.2 Saran

Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan

sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah

tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat

bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang membaca.Kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,

saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

22
Daftar Pustaka

Ambarwati, eny retna dan tri sunarsih.KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta. Nuha medika tahun 2009

-Eko, Nurul. Dan andriani sulistiani.KDPK (keterampilan dasar praktik klinik)


Kebidanan. Yogyakarta.pustaka rihama tahuan 2010

Syaifuddin.Anatomi Fisiologi.buku kedokteran EGC. Jakarta tahun 2006

Uliyah, musrifatul dan aziz alimul hidayat.Keterampilan Dasar Praktik Klinik


untuk kebidanan. Jakarta. Salemba medika tahun 2008

-Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Edisi


3.Jakarta : Salemba Mardika tahun 2006

23

Anda mungkin juga menyukai