“PEMBERIAN OKSIGEN”
DISUSUN OLEH:
1. NIDA ROZARNA
2. BAIQ QORIN MAULIDA
3. EMA MARLIA PUTRI
4. NI LUH NYOMAH TRI INDAH WATI
5. WIDIAWATI AGUSTINA
1
Kata Pengantar
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………..1
Daftar Isi……………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….3
A. Latar Belakang…………………………………………....3
B. Rumusan Masalah………………………………………...4
C. Tujuan Makalah…………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………..5
CHECK LIST………………………………………………..12
A. Kesimpulan……………………………………………....15
B. Saran……………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….....16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di
butuhkan oleh manusia dalam mempertahanankan keseimbangan
fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan oksigen.
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-
sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses
metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal
yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan
oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya
pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri,
oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi
tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.
Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling
utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi
sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah
satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami
gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya
oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa
saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya
4
sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu
merasakan pentingnya oksigen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pemberian oksigen?
2. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigen?
3. Bagaimana terjadinya proses oksigenesasi?
4. Faktor apa saja yang memengaruhi kebutuhan oksigen?
5. Apa saja alat oksigenasi dan cara pemakaiannya?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari pemberian oksigen
2. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan
oksigenasi
3. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi
5. Mengetahui alat oksigenasi dan cara pemakaiannya
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi dari simple face
mask (indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah)
4. Non Rebreathing Mask.
Mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan
kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara
inspirasitidak bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai 2
katup, 1 katupterbuka pada saat inspirasi dan tertutup saat pada saat
ekspirasi, dan 1 katup yangfungsinya mencegah udara kamar masuk
pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi. (indikasi :
Klien dengan kadar CO2 yang tinggi)
7
(nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring
(laringofaring).
c. Laring
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri
atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan
membran yang terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis
tengah.
d. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu
menutup laring saat proses menelan.
8
tenggorokan kita dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah
cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama.
Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang,
sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya
bercabang 2.
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang
lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-
gelembung kecil yang dinamakan alveolus.fungsi dari bronkiolus
adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup
agar mencapai paru-paru.
d. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru
terletak di dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan
diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura
yaitu pleura parfetalis dan pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan
pleura yang berisi cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru
kanan dan paru kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut
terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk
kerucut, dengan bagian puncak di sebut apeks. Paru memiliki jaringan
yang bersifat elastik, berpori dan memiliki fungsi sebagai tempat
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
D. Proses Oksigenasi.
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap akrivitas sel.
9
Udara masuk secara berurutan, yaitu :
Rongga hidung - faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu
1. Ventilasi
2. Difusi
10
oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2
akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%),
larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam
darah (65%). Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya :
a. Kardiak output
b. Kondisi pembuluh darah
c. Latihan (exercise)
d. Hematokrit
e. Eritrosit dan kadar Hb
2. Faktor Perkembangan
Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan
Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
11
Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan
merokok
Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yangmengakibatkan penyakit jantung dan paru-
paru
Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun
3. Faktor Perilaku
Nutrisi : pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru,
giziyang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yangterlalu tinggi lemak menimbulkan
arteriosklerosis, konsumsi makanan mengandung CO2
Exercise (Olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan
kebutuhan oksigen
Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer dankoroner
Substance abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake
nutrisi (Fe)menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin,
alkohol menyebabkan depesi pusat pernafasan
Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat.
4. Faktor Lingkungan
Tempat kerja (polusi)
Suhu lingkungan
Ketinggian tempat dari permukaan laut
12
CHECK LIST
Nilai
ASPEK YANG DINILAI 1 2 3
Definisi :
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan
oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen.
Tujuan :
1. Masker
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar
sedang dengan konsentrasi dan kelembaban
yang tinggi dibandingkan dengan kanula.
PELAKSANAAN
Tahapan Pre Intraksi
1. Persiapan Alat
1. Tabung oksigen dengan flow meter
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
3. Masker sungkup sesuai kebutuhan (masker
sederhana /rebreathing / non-rebreathing)
4. Hypafix
5. Gunting plester
6. Handsoon
7. Tisu
Tahap Orientasi
1. Memberi salam
2. Memanggil klien dengan panggilan yang
13
disenangi
3. Memperkenalkan nama perawat
4. Menjelaskan prosedur dan tujuan pada
klien
5. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan di lakukan
6. Mencuci tangan.
Prosedur Kerja :
1. Memakai sarung tangan
2. Mengatur posisi klien semi fowler
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan
kecepatan yang di butuhkan, kemudian
observasi humidifier dengan melihat air
bergelembung
4. Mengisi volume air steril dalam tabung
pelembab sesuai kebutuhan.
5. Menghubungkan selang dari masker
oksigen ke tabung pelembab
6. Memeriksa apakah oksigen keluar dari
masker ke tabung pelembab
7. Tempatkan oksigen di atas mulut dan
hidung pasien dana tur pengikat untuk
kenyamanan pasien
8. Periksa kecepatan aliran 6-8 jam, catat
kecepatan aliran oksigen, rute pemberian,
dan respon pasien
9. Merapikan alat
10. Lepas APD
11. Cuci tangan.
14
Tahap Terminasi
1) Menanyakan perasaan pasien setelah
dilakukan kegiatan
2) Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3) Melakukan kontrak untuk tindakan yang
dilakukan
4) Beri pujian sesuai dengan kemampuan pasien
5) Mengakhiri kegiatan dengan salam
DOKUMENTASI
Catat nama pasien, tanggal dan jam dilakukan
tindakan, kecepatan aliran oksigen, rute pemberian,
dan respon pasien.
TOTAL NILAI
BAB III
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian oksigen adalah suatu tata cara pemberian oksigen pada
penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen
Pemberian oksigen digunakan pada pasien yang mengalami trauma
paru , anoksia atau hipoksia. Pemberian oksigen bertujuan untuk
memenuhi pasien yang kekurangan oksegen.
B. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita
pelajari dengansungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik.
Demikianlah makalahtentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat
maupun anda yang membaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu,saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca ,kami harapkan demikesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
16
Doenges, Marilyn. Dkk ; Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta. EGC 1999
Carpenito, Lynela Juall ; Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi b. Jakarta, EGC
; 2000.
Ambarwati, eny retna dan tri sunarsih. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta. Nuha medika tahun 2009
17