Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Ulkus Peptikum

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya lah kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ ULKUS PEPTIKUM ”. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
Fasilitator kami yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin....

2
Abstrak:

Ulkus peptikum adalah hilangnya sel epitel yang mencapai atau menembus muskularis mukosa
dengan diameter kedalaman < 5 mm. Ulkus dapat terjadi akibat produksi mukus yang terlalu sedikit
atau produksi asam yang berlebihan. Lambung memiliki sistem pertahanan yang dimediasi oleh
pelepasan CGRP dari serat saraf aferen dan pembentukan NO. Pada penelitian terdahulu, telah
dibuktikan bahwa terdapat zat dalam capsaicin yang dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan ulkus peptikum. Capsaicin adalah suatu alkaloid yang larut dalam alkohol dan terdapat
pada cabai. Capsaicin bekerja dengan merangsang pelepasan CGRP yang selanjutnya memicu
pelepasan NO yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke lambung. Sedangkan dalam
praktek dokter sehari-hari, terdapat beberapa obat yang dapat menimbulkan efek samping ulkus
peptikum, salah satunya adalah indometasin. Indometasin mempengaruhi respon peradangan dengan
menghambat enzim siklooksigenase sehingga berkurangnya sintesis prostaglandin dan leukotrien
yang berfungsi sebagai suatu antiinflamasi. Namun, indometasin dalam dosis besar mempunyai efek
samping merangsang produksi asam dan pepsin yang berlebihan di dalam lambung dan memudahkan
timbulnya ulkus peptikum. Metode penelitian ini adalah eksperimental. Pada penelitian ini, dilakukan
pemberian capsaicin bersamaan dengan suatu zat yang dapat menimbulkan ulkus seperti indometasin.
Percobaan dilakukan dengan menginduksi ulkus pada lambung tikus kemudian tikus diberi capsaicin
dan indometasin per oral pada hari yang sama. Hasil menunjukkan perbedaan luas ulkus pada tiap
kelompok percobaan, rata-rata luas ulkus kelompok kontrol yaitu 5,3 mm2, kelompok capsaicin
sebesar 2 mm2, kelompok indometasin sebesar 40,33 mm2, dan kelompok capsaicin dan indometasin
sebesar 0 mm2.

English
Peptic ulcer is the loss of epithelial cells that reach or penetrate the depth of muscularis mucosa with
a diameter <5 mm. Ulcers can occur due to the production of mucus that is too little or too much acid
production. Hull has a defense system is mediated by the release of CGRP from afferent nerve fibers
and the formation of NO. In previous studies, it has been proved that there is substance in the
capsaicin that can help accelerate the healing process of peptic ulcer. Capsaicin is an alkaloid which
is soluble in alcohol and found in chili. Capsaicin works by stimulating the release of CGRP which in
turn triggers the release of NO that serves to increase blood flow to the stomach. While in the daily
practice of physicians, there are some medications that can cause peptic ulcers side effects, one of
which is indomethacin. Indomethacin affects the inflammatory response by inhibiting the enzyme
cyclooxygenase that reduced synthesis of prostaglandins and leukotrienes that act as an
antiinflammatory. However, large doses of indomethacin have side effects stimulate the production
of excessive acid and pepsin in the stomach and facilitate the onset of peptic ulcer. This research
method is experimental. In this study, conducted in conjunction with capsaicin administration of a
substance that can cause ulcers such as indomethacin. The experiments were conducted by inducing
gastric ulcers in rats and mice were given capsaicin and indomethacin orally on the same day. The
results showed wide differences in the ulcer in each experimental group, the mean ulcer area of 5.3
mm2 control group, capsaicin group of 2 mm2, 40.33 mm2 for indomethacin group, and groups of
capsaicin and indomethacin for 0 mm2.

3
DAFTAR ISI

HALAMAN KULIT
……………………………………………………1
Kata Pengantar
……………………………………………………2
Abstrak
……………………………………………………3
Daftar Isi
……………………………………………………4
Bab I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
……………………………………………………5
1.2 Tujuan
……………………………………………………5
1.3 Manfaat
……………………………………………………5

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Anamnesa
……………………………………………………6
2.2 Patofisiologi
……………………………………………………6
2.3 Patogenesa
……………………………………………………7
2.4 Pemeriksaan Fisik
……………………………………………………8
2.5 Pemeriksaan Labor ……..
……………………………………………..9
2.6 Pemeriksaan Penunjang
……………………………………………………9

Bab III. PEMBAHASAN


3.1 Definisi ………………….
……………………………….10
3.2 Epidemiologi ……………….
………………………………….11
3.3 Etiologi ………………………………………………..
…11
3.4 Gejala ………………….
……………………………….12
3.5 Differensial Diagnosa ………………….
……………………………….13
3.6 Penatalaksanaan …………………………………….
…………….14
3.7 Pencegahan …………………….

4
…………………………….16
3.8 Komplikasi …………………………….
…………………….17
3.9 Prognosa ……………………………………………….
….18

Bab IV. Kesimpulan dan Saran


………………………………………………….19
Bab VI. Daftar Pustaka
………………………………………………….20

BAB I

5
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit ulkus/tukak peptikum (TP) yaitu tukak lambung dan tukak duodenum
merupakan penyakit yang masih banyak ditemukan dalam klinik terutama dalam kelompok
umur diatas 45 tahun. Karel Schwarz pada tahun 1910 membuat suatu dictum yang terkenal
berkenaan dengan tukak peptikum yaitu : No acid peptic activity, no ulcer dan sampai saat
ini masih tetap relavan perannya dalam pathogenesis. Ulkus peptikum terjadi pada lapisan
saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam dan enzim-enzim pencernaan, terutama
pada lambung dan usus dua belas jari.

1.2 Tujuan

 Untuk mengetahui pengertian ulkus peptikum.


 Untuk mengetahui etiologi ulkus peptikum
 Untuk mengetahui patofisiologi ulkus peptikum
 Untuk mengetahui manifestasi ulkus peptikum
 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik ulkus peptikum
 Untuk mengetahui penatalaksanaan ulkus peptikum
 Untuk mengetahui pencegahan ulkus peptikum
 Untuk mengetahui komplikasi ulkus peptikum
 Untuk mengetahui prognosis ulkus peptikum

1.3 Manfaat

Bagi Penulis
Memberikan tambahan wawasan bagi penulis dalam bidang pembuatan asuhankeperawatan,
dikarenakan dengan melakukan pembuatan makalah, penulis akan
mampu mengembangkan wawasan, bersikap kritis dan ilmiah berkaitan dengan teori yang
didapat dalam bangku perkuliahan dengan realita yang ada.
 
Bagi Mahasiswa
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
untuk mengatasi apabila menemukan pasien ulkus peptikum.

Bagi Masyarakat
Memberikan wawasan kepada masyarakat agar masyarakat bisa mencegah agar tidak terkena
ulkus peptikum, dan masyarakat mengetahui tentang gejala dan caramengatasinya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
2.1 Anamnesa

Terdapat nyeri epigastrium. dispepsia, nausea, vomitus. anoreksia dan kcmbung

2.2 Patofisiologi

Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan
kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang terjadi
berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau berkenaan dengan
penurunan pertahanan normal dari mukosa. M u k o s a y a n g r u s a k t i d a k d a p a t
m e n s e k r e s i mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam klorida

Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :

1) Sefalik

Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa makanan yang
bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang saraf vagal. Intinya,
makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit efek pada sekresi
lambung. Inilah yang menyebabkan makanan sering secara konvensional diberikan pada
pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet
saring mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus.
Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan
yang signifikan.

2) Fase lambung

Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan mekanis
terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi asam sebagai
respon terhadap distensi lambung oleh makanan.

3) Fase usus

Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap menjadi gastrin) yang
pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung. Pada manusia, sekresi lambung
adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu
melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap
asam. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena
mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila
asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar mukosa tidak
memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak
lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil permukaan lambung.
Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki
disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap
pencernaan yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi
pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan
regenerasi epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena
satu dari dua factor ini :

7
1. hipersekresi asam pepsin

Sekresi  lambung  adalah  campuran  mukokolisakarida  dan mukoprotein


yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenj ar mukosa.Mucus ini
mengabsorpsi  pepsin dan  melindungi  mukosa  terhadap asam. Asam  hidroklorida
disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik
danhormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida
tidak dibuffer  dan  tidak  dinetralisasi dan bila  lapisan  luar  mukosa  tidak  memberikan
perlindungan asam hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak lambung.
Asam hidroklorida  kontak  hanya  dengan sebagian  kecil  permukaan  lambung. Kemudian
menyebar ke dalamnya dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut
barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap
pencernaany a n g d i l a k u k a n o l e h s e k r e s i l a m b u n g i t u s e n d i r i . F a c t o r l a i n
y a n g m e m p e n g a r u h i pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa,
integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel.

2. Barier Mukosa Lambung

Sekresi lambung adalah campuran mukopolisakarida dan mukoprotein yangdisekresi


secara continuemelalui kelnjar mukosal. Mukus ini mengabsorbsi pepsin dan melindungi
mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresisecara continue, tetapi sekresi meningkat
karena mekanisme neurogenik danhormonal yang dimulai oleh rangsangan lambung dan
usus. Bila asamhidroklorida tidak dibuffer dan dinetralisasi, dan bila lapisan luar mukosa
tidak memberikan perlindungan, asam hidroklorida, bersamaan dengan pepsin,akan merusak
lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagiankecil permukaan mukosa
lambung; kemudian menyebar kedalamnya denganlambat. Mukosa yang tidak dapat masuk
disebut dengan Barrier Mukosa Lambung. Barier ini adalah pertahanan utama lambung
terhadap pencernaanyang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri.

2.3 Patogenesis
Patogenesis ulkus peptikum yg sebenarnya belum diketahui pasti, namun diketahui ada 3
faktor utama yang berperanan yaitu :

(1) Asam HCl yang berlebihan

(2) Pertahanan mukosa yg tidak kuat thd HCl

(3) Infeksi dengan Helicobacter pylori

Lambung memiliki pertahanan terhadap autodigesti,yaitu mukus lambung dan barier mukosa
lambung,

Obat-obatan seperti aspirin dan OAINS,alkohol dan infeksi Helicobacter pylori —►


menyebabkan kerusakan barier mukosa lambung —► ketidakseimbangan faktor defensif
dan faktor agresif —►penurunan fungsi mukosa sel : berkurangnya jumlah mukus dan
berkurangnya kerapatan antar sel —►peningkatan produksi gastrin dan penurunan
somatostatin —► inflamasi —►mukosa mengalami ulserasi dan perdarahan —►mukosa

8
yang rusak tidak dapat memproduksi mukus untuk melindungi sebagai barier dari asam
lambung.

Adanya ketidakseimbangan dari faktor defensif yang melindungi mukosa lambung dengan
faktor agresif

FAKTOR AGRESIF              FAKTOR DEFENSIF

————————————————————————–

 Asam lambung                       Aliran darah mukosa


 Pepsin                                    (Mikrosirkulasi)
 Refluk cairan empedu            Sel epitel permukaan
 Nikotin                                   PG
 Alkohol                                  Fosfpolipid/Surfactans
 Obat AINS                             Musin
 Kortikosteroid                        Bikarbonat
 Helicobacter pylori                 Motilitas     

2.4 Pemeriksaan Fisik

Tidak banyak tanda fisik yang dapat ditemukan selain kemungkinan adanya nyeri palpasi
epigastrium, kecuali bila terjadi komplikasi.

2.5 Pemeriksaan Labor

Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan
pemeriksaan darah dalam tinja.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi

suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui mulut dan bisa
melihat langsung ke dalam lambung.
Pada pemeriksaan endoskopi, bisa diambil contoh jaringan untuk keperluan biopsi.
Keuntungan dari endoskopi:
- lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam duodenum dan dinding
belakang lambung dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen
- lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani pembedahan lambung
- bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena ulkus.

2. Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut barium
swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukan
dengan endoskopi.

9
3. Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara
langsung dari lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur.
Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau sebelum dilakukannya
pembedahan.

4. Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bisa
menentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus.
Pemerisaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori.

BAB III
PEMBAHASAN

10
3.1 Defenisi

Ulkus Peptikum adalah suatu luka terbuka yang berbentuk bundar atau oval pada
lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan
getah pencernaan.Ulkus peptikum disbut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau
esophageal tergantung pada lokasinya.

Ulkus peptikum adalah terbentuknya jejas pada lapisan mukosa GIT (>5mm) akibat
adanya ketidakseimbangan antara faktor protektif mukosa dan faktor yg merusak (pepsin &
as. Lambung) pada GIT), pada pasien kita terjadi di duodenum. Ulkus yang dangkal disebut
erosi.

Pepsin adalah suatu enzim yang bekerja sama dengan asam klorida (HCl) yang
dihasilkan oleh lapisan lambung untuk mencerna makanan, terutama protein.
Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam dan
enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan usus dua belas jari.
Nama dari ulkus menunjukkan lokasi anatomis atau lingkungan dimana ulkus terbentuk.

Ulkus duodenalis, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan,
terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus
halus, tepat dibawah lambung.

Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas
lambung. Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada
daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.Regurgitasi berulang dari
asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah bisa menyebabkan peradangan
(esofagitis) dan ulkus esofagealis. Ulkus yang terjadi dibawah tekanan karena penyakit berat,
luka bakar atau cedera disebut ulkus karena stres.
3.2 Epidemiologi

Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60
tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada
anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering daripada wanita, tapi terdapat
beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause,

11
insiden ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus
lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan.

3.3 Etiologi

Ulkus peptikum bisa disebabkan oleh bakteri (misalnya Helicobacter pylori) atau
obat-obatan yang menyebabkan melemahnya lapisan lendir pelindung lambung dan
duodenum sehingga asam lambung bisa menembus lapisan yang sensitif di bawahnya.
Asam lambung dan bakteri dapat mengiritasi lapisan lambung dan duodenum serta
menyebabkan terbentuknya ulkus.

H. pylori biasanya ditularkan pada masa kanak-kanak, bisa melalui makanan, air atau
kontak dengan penderita infeksi H. pylori.
Penyakit menular ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa yang berumur lebih dari 60
tahun dan juga lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang.

Pada beberapa kasus, penyebabnya adalah pemakaian obat. Pemakaian NSAIDs (non-
steroid anti inflammatory drugs, obat anti peradangan non-steroid) dosis menengah bisa
menyebabkan kelainan saluran pencernaan dan perdarahan pada beberapa anak.
Acetaminophen tidak menyebabkan ulkus gastrikum dan merupakan pilihan NSAIDs yang
baik bagi anak-anak.

Factor predisposisi lain yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup
penggunaan kronis obat antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol dan merokok
berlebihan.

3.4 Gejala

1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau
sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri
terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan
merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi
dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus
sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau
dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak
digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan
memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.
Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium.

2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus
dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau
sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.

3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi
gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau
pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada
ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri
berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.

12
4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan
sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan
gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya
tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.

5. Perut kembung dan sering merasa kenyang

6. Produksi air liur yang berlebih untuk mengatasi produksi asam yang berlebih

7. Hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan

8. Melena, kotoran berbau busuk karena kotoran teroksidasi dengan asam lambung

9. Peritonitis bila terjadi perforasi gaster ataupun duodenum

10. Pada bayi baru lahir, gejala awal dari ulkus peptikum bisa berupa adanya darah di dalam
tinja. Jika ulkus menyebabkan terbentuknya lubang (perforasi) pada lambung atau usus
halus, bayi bisa tampak kesakitan dan cenderung timbul demam.

11. Pada bayi yang lebih tua dan anak kecil, selain di dalam tinjanya ditemukan darah, juga
disertai muntah atau nyeri perut berulang. Nyeri seringkali semakin memburuk atau
membaik jika anak makan. Nyeri juga menyebabkan anak terbangun dari tidurnya pada
malam hari.

Gejala yang lebih berat akan timbul jika terjadi komplikasi dari ulkus peptikum
(misalnya perdarahan).

3.5 Diagnosis Banding

 Gastritis
 Kanker Lambung
 Infark Miokard akut
 Ulkus gaster
 Ulkus duodenum
 Dispepsia non ulkus
13
3.6 Penatalaksanaan

Salah satu segi pengobatan ulkus duodenalis atau ulkus gastrikum adalah menetralkan atau
mengurangi keasaman lambung.
Proses ini dimulai dengan menghilangkan iritan lambung (misalnya obat anti peradangan
non-steroid, alkohol dan nikotin).

Makanan cair tidak mempercepat penyembuhan maupun mencegah kambuhnya ulkus. Tetapi
penderita hendaknya menghindari makanan yang tampaknya menyebabkan semakin
memburuknya nyeri dan perut kembung.

ANTASID.

Antasid mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan dan mengurangi jumlah angka


kekambuhan dari ulkus.
Sebagian besar antasid bisa diperoleh tanpa resep dokter.

Kemampuan antasid dalam menetralisir asam lambung bervariasi berdasarkan jumlah antasid
yang diminum, penderita dan waktu yang berlainan pada penderita yang sama.
Pemilihan antasid biasanya berdasarkan kepada rasa, efek terhadap saluran pencernaan,
harga dan efektivitasnya. Tablet mungkin lebih disukai, tetapi tidak seefektif obat sirup.

1. Antasid yang dapat diserap.


Obat ini dengan segera akan menetralkan seluruh asam lambung.
Yang paling kuat adalah natrium bikarbonat dan kalsium karbonat, yang efeknya dirasakan
segera setelah obat diminum.
Obat ini diserap oleh aliran darah, sehingga pemakaian terus menerus bisa menyebabkan
perubahan dalam keseimbangan asam-basa darah dan menyebabkan terjadinya alkalosis
(sindroma alkali-susu). Karena itu obat ini biasanya tidak digunakan dalam jumlah besar
selama lebih dari beberapa hari.

2. Antasid yang tidak dapat diserap.


Obat ini lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit, tidak menyebabkan alkalosis.
Obat ini berikatan dengan asam lambung membentuk bahan yang bertahan di dalam
lambung, mengurangi aktivitas cairan-cairan pencernaan dan mengurangi gejala ulkus tanpa
menyebabkan alkalosis.
Tetapi antasid ini mempengaruhi penyerapan obat lainnya (misalnya tetracycllin, digoxin
dan zat besi) ke dalam darah.

3. Alumunium Hdroksida.
Merupakan antasid yang relatif aman dan banyak digunakan. Tetapi alumunium dapat
berikatan dengan fosfat di dalam saluran pencernaan, sehingga mengurangi kadar fosfat
darah dan mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan lemas.
Resiko timbulnya efek samping ini lebih besar pada penderita yang juga alkoholik dan
penderita penyakit ginjal (termasuk yang menjalani hemodialisa).
Obat ini juga bisa menyebabkan sembelit.

4. Magnesium Hidroksida.
Merupakan antasid yang lebih efektif daripada alumunium hidroksida.
14
Dosis 4 kali 1-2 sendok makan/hari biasanya tidak akan mempengaruhi kebiasaan buang air
besar; tetapi bila lebih dari 4 kali bisa menyebabkan diare.
Sejumla kecil magnesium diserap ke dalam darah, sehingga obat ini harus diberikan dalam
dosis kecil kepada penderita yang mengalami kerusakan ginjal.
Banyak antasid yang mengandung magnesium dan alumunium hidroksida.

OBAT-OBAT ULKUS.

Ulkus biasanya diobati minimal selama 6 minggu dengan obat-obatan yang mengurangi
jumlah asam di dalam lambung dan duodenum.
Obat ulkus bisa menetralkan atau mengurangi asam lambung dan meringankan gejala,
biasanya dalam beberapa hari.

1. Sucralfate.
Cara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung di dasar ulkus untuk
mempercepat penyembuhan.
Sangat efektif untuk mengobati ulkus peptikum dan merupakan pilihan kedua dari antasid.
Sucralfate diminum 3-4 kali/hari dan tidak diserap ke dalam darah, sehingga efek
sampingnya sedikit, tetapi bisa menyebabkan sembelit.

2. Antagonis H2.
Contohnya adalah cimetidine, ranitidine, famotidine dan nizatidine.
Obat ini mempercepat penyembuhan ulkus dengan mengurangi jumlah asam dan enzim
pencernaan di dalam lambung dan duodenum.
Diminum 1 kali/hari dan beberapa diantaranya bisa diperoleh tanpa resep dokter.
Pada pria cimetidine bisa menyebabkan pembesaran payudara yang bersifat sementara dan
jika diminum dalam waktu lama dengan dosis yang tinggi bisa menyebabkan impotensi.
Perubahan mental (terutama pada penderita usia lanjut), diare, ruam, demam dan nyeri otot
telah dilaporkan terjadi pada 1% penderita yang mengkonsumsi cimetidine.
Jika penderita mengalami salah satu dari efek samping tersebut diatas, maka sebaiknya
cimetidine diganti dengan antagonis H2 lainnya.
Cimetidine bisa mempengaruhi pembuangan obat tertentu dari tubuh (misalnya teofilin
untuk asma, warfarin untuk pembekuan darah dan phenytoin untuk kejang).

3. Omeprazole dan Iansoprazole.


Merupakan obat yang sangat kuat menghambat pembentukan enzim yang diperlukan
lambung untuk membuat asam.
Obat ini dapat secara total menghambat pelepasan asam dan efeknya berlangsung lama.
Terutama efektif diberikan kepada penderita esofagitis dengan atau tanpa ulkus esofageal
dan penderita penyakit lainnya yang mempengaruhi pembentukan asam lambung (misalnya
sindroma Zollinger-Ellison).

4. Antibiotik.
Digunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah Helicobacter pylori.
Pengobatan terdiri dari satu macam atau lebih antibiotik dan obat untuk mengurangi atau
menetralilsir asam lambung.
Yang paling banyak digunakan adalah kombinasi bismut subsalisilat (sejenis sucralfate)
dengan tetracyclin dan metronidazole atau amoxycillin.
Kombinasi efektif lainnya adalah omeprazole dan antibiotik.

15
Pengobatan ini bisa mengurangi gejala ulkus, bahkan jika ulkus tidak memberikan respon
terhadap pengobatan sebelumnya atau jika ulkus sering mengalami kekambuhan.

5. Misoprostol.
Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-obat anti
peradangan non-steroid.
Obat ini diberikan kepada penderita artritis yang mengkonsumsi obat anti peradangan non-
steroid dosis tinggi. Tetapi obat ini tidak digunakan pada semua penderita artritis tersebut
karena menyebabkan diare (pada 30% penderita).

PEMBEDAHAN

Jarang diperlukan pembedahan untuk mengatasi ulkus karena pemberian obat sudah efektif.
Pembedahan terutama dilakukan untuk:
- mengatasi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya prforasi, penyumbatan yang tidak
memberikan respon terhadap pemberian obat atau mengalami kekambuhan)
- 2 kali atau lebih perdarahan karena ulkus
- ulkus gastrikum yang dicurigai akan menjadi ganas
- ulkus peptikum yang berat dan sering kambuhan.

Tetapi setelah dilakukan pembedahan, ulkus masih dapat kambuh dan dapat timbul masalah-
masalah lain seperti pencernaan yang buruk, anemia dan penurunan berat badan.

3.7 Pencegahan

Beberapa metode dapat digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk


perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan tindakanpembedahan :

1. Penurunan stress dan istirahat.

2. Penghentian merokok

3. Modifikasi diet

4. Obat-obatan

Jika penyebabnya adalah NSAIDs, sebaiknya hindari pemakaianNSAIDs, termasuk


setiap obat yang mengandung ibuprofen maupunaspirin. Jika tidak ada makanan tertentu
yang diduga menjadi penyebab maupun pemicu terjadinya ulkus, biasanya tidak dianjurkan
untuk membatasi pemberian makanan kepada anak-anak yang menderita ulkus.Makanan
yang bergizi dengan berbagai variasi makanan adalah pentinguntuk pertumbuhan dan
perkembangan anak.Alkohol dan merokok dapat memicu terbentuknya ulkus. Selain
itu,kopi, teh, soda dan makanan yang mengandung kafein dapat merangsang pelepasan asam
lambung dan memicu terbentuknya ulkus, jadi sebaiknya makanan tersebut tidak diberikan
kepada anak-anak yang menderita ulkus.

16
Langkah-langkah perawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi tukak
lambung antara lain :

(1)   Istirahat yang cukup sampai gejala mereda hindari stres,tekanan emosional, dan kerja
berat jangan sampai terlambatmakan dan jangan makan yang berlebihan jangan biarkan
lambung kosong, makan sedikit-sedikit dengan jenjang waktu yang sering

(2)  Konsumsi makanan yang ringan dan lunak

(3) Hindari makanan yang pedas, asam, keras, dan lain-lain yangdapat memperparah radang
lambung seperti alkohol, kopi,buah yang mentah dan masam, nangka, durian,salak.

(4) Hindari merokok karena rokok dapat mengiritasi dindinglambung dan duodenum.

(5) Hindari obat-obatan yang mengandung aspirin.

(6) Usahakan buang air besar secara teraturUntuk menurunkan asam lambung yang
berlebihan yangdapat mengiritasi lambung biasanya minum obat antasida.Obat-obatan
bersifat antasid yang banyak dijual bebas diwarung berfungsi menurunkan keasaman cairan
di lambungdengan cara menaikan pH, sehingga untuk sementara gejala sakit akan hilang.
Namun hal tersebut hanya bersifat sementara karena luka pada lambung belum pulih dan
sekresikelenjar-kelenjar lambung belum seimbang.

(7) Dengan perawatan yang baik dan memperhatikan pola hidupdan pola makan yang sesuai,
kebanyakan tukak lambungdapat sembuh sama sekali. Namun seringkali meninggalkan
bekas jaringan parut yang dapat robek dan terjadi ulkus/tukak kembali sehingga serangan
dapat berulang kembali.

(8) Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi tukaklambung berfungsiuntuk
mengurangi peradangan dan infeksi,memperkuat dinding mukosa lambung,mengurangi
kepekaandinding lambung, dan memperbaiki fungsi pencernaan secaraumum

3.8 Komplikasi

Sebagian besar ulkus bisa disembuhkan tanpa disertai komplikasi lanjut. Tetapi pada
beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal, 
seperti penetrasi, perforasi, perdarahan dan penyumbatan.

PENETRASI
         Sebuah ulkus dapat menembus dinding otot dari lambung atau duodenum dan sampai
ke organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas. Hal ini akan menyebabkan nyeri
tajam yang hebat dan menetap, yang bisa dirasakan diluar daerah yang terkena (misalnya di
punggung, karena ulkus duodenalis telah menembus pankreas). Nyeri akan bertambah jika
penderita merubah posisinya. Jika pemberian obat tidak berhasil mengatasi keadaan ini,
mungkin perlu dilakukan pembedahan.

PERFORASI
         Ulkus di permukaan depan duodenum atau (lebih jarang) di lambung bisa menembus
17
dindingnya dan membentuk lubang terbuka ke rongga perut. Nyeri dirasakan secara tiba-tiba,
sangat hebat dan terus menerus, dan dengan segera menyebar ke seluruh perut. Penderita
juga bisa merasakan nyeri pada salah satu atau kedua bahu, yang akan bertambah berat jika
penderita menghela nafas dalam.

Perubahan posisi akan memperburuk nyeri sehingga penderita seringkali mencoba untuk
berbaring mematung. Bila ditekan, perut terasa nyeri. Demam menunjukkan adanya infeksi
di dalam perut. Jika tidak segera diatasi bisa terjadi syok. Keadaan ini memerlukan tindakan
pembedahan segera dan pemberian antibiotik intravena.

PERDARAHAN
           Perdarahan adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Gejala dari perdarahan
karena ulkus adalah:
- muntah darah segar atau gumpalan coklat kemerahan yang berasal dari makanan yang
sebagian telah dicerna, yang menyerupai endapan kopi
- tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah.

Dengan endoskopi dilakukan kauterisasi ulkus. Bila sumber perdarahan tidak dapat
ditemukan dan perdarahan tidak hebat, diberikan pengobatan dengan antagonis-H2 dan
antasid. Penderita juga dipuasakan dan diinfus, agar saluran pencernaan dapat beristirahat.
Bila perdarahan hebat atau menetap, dengan endoskopi dapat disuntikkan bahan yang bisa
menyebabkan pembekuan. Jika hal ini gagal, diperlukan pembedahan.

PENYUMBATAN
            Pembengkakan atau jaringan yang meradang di sekitar ulkus atau jaringan parut
karena ulkus sebelumnya, bisa mempersempit lubang di ujung lambung atau mempersempit
duodenum. Penderita akan mengalami muntah berulang, dan seringkali memuntahkan
sejumlah besar makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya. Gejala lainnya adalah rasa
penuh di perut, perut kembung dan berkurangnya nafsu makan.

Lama-lama muntah bisa menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi dan


ketidakseimbangan mineral tubuh. Mengatasi ulkus bisa mengurangi penyumbatan, tetapi
penyumbatan yang berat memerlukan tindakan endoskopik atu pembedahan.

3.9 Prognosis

Jika mengikuti pengobatan yang baik dengan mengambil semua obat, H. pylori infeksi
akan sembuh dan Anda akan sangat kecil kemungkinannya untuk mendapatkan ulkus lain.

BAB IV
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

18
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam
dinding mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofag us. Ulkus
peptikumdisebut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal,
tergantung padalokasinya.Salah satu penyebab utama sekitar 60% dari ulku s
gaster dan 90% dari ulkus duodenum ialah adanya reaksi inflamasi kronik akibat
invasi dari Helicobacter Pylori yang mana paling banyak membentuk koloni di sekitar
antrum pylori. Gejala yang sering muncul pada ulkus peptikum yaitu nyeri, muntah,
konstipasi dan perdarahan. Apabila dilakukan penatalaksanaan dengan baik maka prognosis
nya pun akan baik.

Saran

 Penjelasan tentang  pengertian, penyebab, pengobatan dan komplikasi ulkus


peptikum termasuk gangguan fungsi luhur dari pasien, oleh karena itu perlu control
dan berobat secara teratur dan lanjut.
 Mengajarkan pada keluarga dan melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari pasien.
 Atur pola makan yang baik dan teratur (Hindari makanan berlemak dan berminyak,
banyak makan makanan berserat)
 Hindari minuman yang mengandung alcohol
 Berolahraga secara teratur
 Berhenti merokok
 Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung (Aspirin)
 Kurangi stress, karena stress dapat memicu pengeluaran asam lambung
 Mengajarkan pada keluarga dan melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari pasien
 Mempersiapkan keluarga untuk perawatan pasien dirumah bila saatnya pulang,
kapan harus istirahat, aktifitas dan kontrol selama kondisi masih belum optimal
terhadap dampak dari ulkus peptikum pasien.

BAB V
Daftar Pustaka

 A, Price, Silvya. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi2.Penerbit


Buku Kedokteran EGC. 1991: Jakarta.

19
 Burnner & Suddrath. 1997 Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:Buku Kedokteran EGC

 Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;
2001.
 W.Sudoyo,Ayu, dkk.2007.Ilmu Penyakit Dalam jilid I Edisi IV.Jakarta : FKUI
  http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/ulkus-peptikum

20

Anda mungkin juga menyukai