DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang latihan fisik beckrub dan
pemeliharaan lingkungan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar isi......................................................................................................... ii
BAB I pendahuluan.........................................................................................1
BAB II Pembahasan.......................................................................................3
3.1 Kesimpulan.........................................................................................16
3.2 Saran..................................................................................................16
Daftar pustaka................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedeera fisik dan psikologis atau bisa
jugakeadaan aman dan tentram (Potter&Perry, 2006). Perubahan kenyamanan adalah
keadaan dimana individu mengalami sesasi yang tidak menyenangkan dan berespons
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, LindaJual, 2000).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kebutuhan rasa aman dan nyaman
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeliharaan lingkungan pasien
3. Untuk mengetahui prosedur pemeliharaan lingkungan
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan latihan fisik
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan backrub
6. Untuk mengetahui bagai mana prosedur backrub
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan rasa nyaman dan aman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap
individu maupun suatu kelompok. Kebutuhan rasa nyaman yang dimaksud disini adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipo/hipertermia mengingat nyeri dan
hipo/hipertemia merupakaan keadaan yang dapat memengaruhi perasaan tidak nyaman
bagi tubuh.
Rasa tidak nyaman ini ditunjukan dengan tanda dan gejala seperti ketika ada nyeri,
pasien menunjukan perilaku protektif dan tidak tenang, peningkatan tekanan darah,
frekuensi nadi, peningkatan atau penurunan frekuensi pernapasan, diaforesis, wajah
menyeringai, dan prilaku distraksi, seperti menangis dan merintih.Sedangkan rasa nyaman
pada hipo/hipertermia merupakan suatu keadaan dialami pasien dengan merasakan
kedinginan/kepanasan yang ditandai dengan suhu dibawah 35,5 C (hipotermia) dan di atas
37 C (hipertermia). Hipotermia disertai keadaan tidak nyaman,seperti menggigil, kulit dingin,
frekuensi nadi, pernapasan menurun dan gelisah. Hipertemia ditandai dengan kulit
kemerahan, hangat, frekuensi pernapasan dan nadi meningkat, dan potensial dehidrasi.
Kebersihan lingkungan klien adalah kebersihan area sekitar klien berada, baik itu di
dalam ruangan maupun di luar ruangan. Kebersihan yang dimaksud di sini yaitu yang
berada disekitar klien atau yang ditempati klien, seperti tempat tidur klien.
Ada beberapa prosedur tindakan yang harus diketahui terkait dengan kebersihan
lingkungan dan kenyamanan klien, yaitu :
1. Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari badan
perawat ( tidak menempel pada seragam)
2. Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan
mikroorganisme lewat udara
3. Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk menjegah penyebaran infeksi
4. Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics
5. Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien
6. Bila klien kurang kooperatif gunakan rails
Ya Tidak
NO ASPEK YANG DINILAI
1 Mencuci tangan
2 Menyiapkan alat
3 Mengucap salam & memeperkenalkan diri
4 Menjelaskan tujuan tindakan prosedur
5 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Memasang laken dengan garis lipatan tepat di tengah
6
kasur/tempat tidur
Mngatur sisi kedua samping laken atau tempat tidur
dengan sudur 900, kemudian masukkan ke bawah kasur.
7
(Jika laken tidak sesuai ukurannya, masukkan bagian
kepala lebih banyak dari pada bagian kaki)
Memasang pelak, kemudian stik laken di tengah tempat
8
tidur, memasukkan kedua ujungnya di bawah kasur
Melipat selimut menjadi empat secara terbalik, lalu pasang
9 di bagian bawah. Memasukkan ujung selimut ke bawah
kasur
Memasang sarung bantal, meletakkan dengan rapi di
10
bagian atas tempat tidur
11 Merapikan alat
12 Mencuci tangan
TOTAL
NO Ya Tidak
ASPEK YANG DINILAI
FASE PRAINTERAKSI
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2 Mencuci tangan
3 Mempersiapkan alat
FASE ORIENTASI
4 Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
6 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
7 Menjaga privasi (menutup sampiran)
8 Mengenakan sarung tangan bersih
Membantu memindahkan barang-barang/perlengkapan milik klien
9
dari atas tempat tidur jika ada
10 Membantu klien memiringkan tubuh menjauhi perawat
Menggulung laken, pelak, dan stik laken ke arah punggung klien dengan
11 bagian kotor berada dalam gulungan
Memasang alat tenun bersih setengah bagian dengan sisanya
12
tergulung di belakang punggung klien
Membantu klien untuk membalik posisi ke hadapan perawat
13
dengan melewati gulungan linen bersih
Mengangkat semua gulungan kotor dan meletakkan dalam ember
14
atau tempat linen kotor
15 Membuka gulungan alat tenun yang bersih dan merapikannya
16 Mengembalikan klien ke posisi yang nyaman
17 Memasang selimut bersih
Melepaskan bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala
18
klien
Melepaskan sarung bantal yang kotor dan mengganti dengan yang
19
Bersih
Menyusun bantal dan membantu klien tidur dengan posisi yang
20
nyaman
FASE TERMINASI
21 Merapikan klien dan alat
22 Mengevaluasi respon klien
23 Mengucapkan salam
24 Mencuci tangan
TOTAL
Konsep yang mendasari untuk dilakukan latihan fisik pada psien stroke adalah
perubahan-perubahan fisiologi selama proses perbaikan pasca stroke. Perubahan-
perubahan fisiologi yang terjadi pasca stroke yang berhubungan dengan latihan yaitu proses
sinaptogenesis dan plastisitas. Pada proses sinaptogenesis, pasien stroke yang diberikan
latihan maka area otak sekitar lesi terjadi peningkatan ukuran cabang-cabang dendrit
yangmembentuk sinaps-sinaps baru yang akhirnya akan menutupi area otak yang lesi.
Mekanisme molekuler yang menjadi bukti adanya plastisitas adalah pembentukan jalur-
jalur syaraf baru (bukan neuron baru, tetapi hubungan antara neuron-neuron yang
sudahada) sebagai respon terhadap perubahan pengalaman yang diperantarai oleh
perubahan bentuk dendrit. Ketika dendrit-dendritnya semakin banyak bercabang dan
memanjang sebuahneuron mampu menerima dan mengintegrasikan lebih banyak sinyal dari
neuron lain(Sherwood, 2001). Proses-proses di atas akan memperbaiki proses fungsi
penerimaan dan pengiriman impuls ke suatu anggota gerak badan, kemudian meningkatkan
kontraksi dankekuatan otot.
A. Tujuan
Pemijatan pada daerah punggung yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
relaksasi otot, mengurangi ketegangan otot, menstimulasi sirkulasi darah pada kulit.
Backrub baik diberikan kepada klien yang bedrest, agar dapat meningkatkan suplai darah
ke daerah punggung.
B. Indikasi
1. Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat
besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh dalam keadaan pulih.
Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang
menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri, atau perasaan lemas. Massage
demikian diasanya dilakukan kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama,
kira-kira satu jam.
2. Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau
berdiri atau dalam pekerjaan yang menimbulkan kelelahan dan kejenuhan. Dalam
hal ini kelelahan mungkin bersifat mental maupun fisik. Biasanya massage di akhir
tugas tersebut mengembalikan tubuh maupun perasaan kembali nyaman.
3. Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian badan setelah cedera, membantu
mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk misalnya
setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari patah tulang. Tugasnya adalah
mengembalikan fungsi-fungsi otot dan persendian yang biasanya mengalami
kekakuan.
C. Kontraindikasi
1. Dalam keadaan terkena infeksi penyakit menular seperti : cacar, campak, demam,
liver, dan lain-lain.
2. Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
3. Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat yang benar.
4. Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti arterisclerosis,
trombosis dan lain-lain.
5. Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat seperti penderita chorea dan
neurathenia.
6. Menderita penyakit haemophilia, karena cenderung terjadi pendarahan, meskipun
sebab yang kurang jelas.
7. Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya
infeksi seperti bisul, borok, dsb
8. Pembengkakkan akibat cedera yang masih baru yang menunjukkan adanya
pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat
pecah kembali bila dimassage. Juga pada luka yang belum sembuh atau baru
sembuh.
9. Patah tulang yang baru sembuh. Massage dapat mengganggu letak sambungan.
10. Menderita penyakit tumor atau kanker.
11. Sedang datang bulan atau pada hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu
(appendicitis), Gastroentiritis, coliyis, dll. Demikian juga bila ada batu dalam
kandung empedu.
12. Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru-paru.
Komplikasi
ika klien tidak mengetahui kulitnya sensitif terhadap lotion atau babyoil yang
digunakan dapat berisiko menimbulkan alergi.
Prosedur Tindakan
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit
4. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan tekanan
halus
5. Teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling (tekanan pendek, cepat dan
bergantian tangan)dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan
memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang (Gambar 8.1)
6. Teknik remasan (mengusap otot bahu). Dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada
daerah di sekitar bahu (Gambar 8.2)
7. Teknik masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari dan
gerakan memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah punggung
dan pinggang secara menyeluruh (Gambar 8.3 dan 8.4)
8. Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi di daerah
punggung dan pinggang (Gambar 8.5)
9. Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal (Gambar 8.6)
10. Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan pada akhir
masase daerah pinggang (Gambar 8.7)
Dokumentasi
Hal yang di dokumentasikan setelah tindakan backrub/ back massage:
1. Kaji kenyamanan klien dan catat jika terdapat adanya tegangan atau nyeri saat
backrub dilakukan
2. Kaji kembali dan catat tekanan darah dan nadi klien
3. Catat reaksi dan kondisi kulit klien
Prosedur Tindakan Backrub/Masase
No Ya Tidak
ASPEK YANG DINILAI
FASE PRAINTERAKSI
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI
4 Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
6 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
7 Menjaga privasi
8 Memberikan posisi yang nyaman (posisi ponasi atau sim)
9 Menganjurkan klien membuka baju/menggulung baju ke atas
10 Mengoleskan minyak/lotion pada daerah yang akan di masase
Melakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10
11
Menit
Melakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari
12
dengan tekanan halus
Melakukan teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling
(tekanan pendek, cepat dan bergantian tangan) dengan
13
menggunakan telapak tangan dan jari dengan memberikan
tekanan ringan
14 Melakukan teknik remasan (mengusap otot bahu)
Melakukan teknik masase dengan gerakan menggesek dengan
15
menggunakan ibu jari dan gerakan memutar
Melakukan teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan
16
bila nyeri terjadi di daerah punggung dan pinggang
Melakukan teknik petrisasi dengan menekan punggung secara
17
Horizontal
Melakukan teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung
18
jari, digunakan pada akhir masase daerah pinggang
FASE TERMINASI
19 Merapikan klien dan alat
20 Mengevaluasi respon klien
21 Mengucapkan salam
22 Mencuci tangan
23 Mendokumentasikan hasil kegiatan
TOTAL
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kebutuhan rasa nyaman dan aman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap
individu maupun suatu kelompok. Kebutuhan rasa nyaman yang dimaksud disini adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipo/hipertermia mengingat nyeri
danhipo/hipertemia merupakaan keadaan yang dapat memengaruhi perasaan tidak nyaman
bagi tubuh.
Ada beberapa prosedur tindakan yang harus diketahui terkait dengan kebersihan
lingkungan dan kenyamanan klien, yaitu :
Semoga dengan memahami materi pemeliharaan lingkungan , latihan fisik, dan backrub.
Kita bisa menerapkan dan membagi ilmu dalam menyelesaikan masalah gangguan rasa
aman dan nyaman ini dalan dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Berman Audrey. 2009. Kozier dan Erb`s buku ajar praktik keperawatan klinis . Jakarta :
Kedokteran EGC.
Tim Keperawatan Dasar Akademi Keperawatan Al Ikhlas. 2016. Buku Panduan Praktikum
Keperawatan Dasar. Bogor : Akademi Keperawatan AL-Iklas Cisarua Yayasan Rauthatul
Muta`alimin.
http://www.sansphd.com/2017/01/latihan-fisik-rom-penilaian-kekuatan.html?m=I
http://viaanggun.blogspot.co.id/2015/05guided-imagry.html?m=I