Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN DASAS

LATIHAN FISIK BACKRUB DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :

1. ALENA PUTRI : 1914401


2. AULADILA : 191440103
3. ATRA SAHINZA : 191440102
4. DANIEL TRI AGUSTIN : 191440104
5. DIANA AGUSTINA : 191440105
6. DIKI BAGUS SAPUTRO : 191440106
7. DINI FRISKA : 191440107
8. FITRIAH RAMADHANI : 191440110
9. FARAH WITA WARDHANY : 191440109
10. EGA FITRI : 191440108

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Jun Absa, s. kep

PROGRAM SRUDI D- III KEPERAWATAN

POLTEKES KEMENKES PANGKAL PINANG TAHUN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang latihan fisik beckrub dan
pemeliharaan lingkungan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Pangkal Pinang 07 April - 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar...............................................................................................i

Daftar isi......................................................................................................... ii

BAB I pendahuluan.........................................................................................1

1.1 Latar belakang...................................................................................1


1.2 Rumusan masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................2

BAB II Pembahasan.......................................................................................3

2.1 Kebutuhan rasa aman dan nyaman....................................................3


2.2 Pemeliharaan lingkungan....................................................................3
2.3 Latihan fisik.........................................................................................9
2.4 Backrub...............................................................................................10

BAB III Penutup..............................................................................................16

3.1 Kesimpulan.........................................................................................16
3.2 Saran..................................................................................................16

Daftar pustaka................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedeera fisik dan psikologis atau bisa
jugakeadaan aman dan tentram (Potter&Perry, 2006). Perubahan kenyamanan adalah
keadaan dimana individu mengalami sesasi yang tidak menyenangkan dan berespons
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, LindaJual, 2000).

Kebutuhan akan kesalamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi


diridari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan
sebagai ancaman mekanis, kimiawi, remal dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan
terkaitdengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan
dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata
atau hanya imajinasi seperti penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya.

Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti


kemampuan berkomunikasi, kemampuanmengontrol masalah, kemampuan memahami,
tingkah laku yang konsisten dengan orang lain,serta kemampuan memahami orang-orang di
sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan
cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005).Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat
keperawatan. Konsep kenyamananmemiliki subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap
individu memiliki karakteristikfisiologis, sosial, spiritual, psikologis dan kebudayaan yang
mempengaruhi cara merekamenginterprestasikan dan merasakan nyeri. Dari penjelasan
diatas dalam pemenuan kebutuhan rasa aman dan nyaman dapat di lakukan dengan
memberikan latihan fisik beckrub dan pemeliharaan lingkungan pasien.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksut dengan kebutuhan rasa aman dan nyaman
2. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan lingkunagan pasien
3. Bagai mana prosedur pemeliharaan lingkungan
4. Apa yang dimaksud dengan latihan fisik
5. Apa yang dimaksud dengan backrub
6. Bagai mana prosedur backrub

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kebutuhan rasa aman dan nyaman
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeliharaan lingkungan pasien
3. Untuk mengetahui prosedur pemeliharaan lingkungan
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan latihan fisik
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan backrub
6. Untuk mengetahui bagai mana prosedur backrub
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhab rasa aman dan nyaman

Kebutuhan rasa nyaman dan aman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap
individu maupun suatu kelompok. Kebutuhan rasa nyaman yang dimaksud disini adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipo/hipertermia mengingat nyeri dan
hipo/hipertemia merupakaan keadaan yang dapat memengaruhi perasaan tidak nyaman
bagi tubuh.

Rasa tidak nyaman ini ditunjukan dengan tanda dan gejala seperti ketika ada nyeri,
pasien menunjukan perilaku protektif dan tidak tenang, peningkatan tekanan darah,
frekuensi nadi, peningkatan atau penurunan frekuensi pernapasan, diaforesis, wajah
menyeringai, dan prilaku distraksi, seperti menangis dan merintih.Sedangkan rasa nyaman
pada hipo/hipertermia merupakan suatu keadaan dialami pasien dengan merasakan
kedinginan/kepanasan yang ditandai dengan suhu dibawah 35,5 C (hipotermia) dan di atas
37 C (hipertermia). Hipotermia disertai keadaan tidak nyaman,seperti menggigil, kulit dingin,
frekuensi nadi, pernapasan menurun dan gelisah. Hipertemia ditandai dengan kulit
kemerahan, hangat, frekuensi pernapasan dan nadi meningkat, dan potensial dehidrasi.

Prosedur keperawatan yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan yang


berhubungandengan kebutuhan rasa nyaman (nyeri, hipo/hipertemia)dapat dilakukan
dengan manajemenstres seperti teknik relaksasi otot progresif, nafas dalam, guidded
imagery, latihan fisik dan bacrub dan pemeliharaan lingkungan.

2.2 Pemeliharaan lingkungan

Kebersihan lingkungan klien adalah kebersihan area sekitar klien berada, baik itu di
dalam ruangan maupun di luar ruangan. Kebersihan yang dimaksud di sini yaitu yang
berada disekitar klien atau yang ditempati klien, seperti tempat tidur klien.

Kebersihan lingkungan klien, khususnya tempat tidur akan memberikan kenyamanan


bagi klien. Jika klien merasa nyaman, klien akan dapat tidur tanpa gangguan sehingga
membantu dalam proses penyembuhan. Tempat tidur klien perlu dirancang untuk memenuhi
keamanan, kenyamanan, dan kemampuan adaptasi untuk mengubah posisi.
A. Tujuan
1. Membersihkan lingkungan klien
2. Memberikan kenyamanan bagi klien

B. Alat dan bahan


1. Tempat tidur, kasur dan bantal
2. Laken
3. Stik laken
4. Sarung bantal
5. perlak
6. selimut

Ada beberapa prosedur tindakan yang harus diketahui terkait dengan kebersihan
lingkungan dan kenyamanan klien, yaitu :

1. Menyiapkan tempat tidur


2. Merapikan tempat tidur dengan klien di atasnya
3. Mengganti alat tenun dengan klien di atasnya

1. Cara Menyiapkan Tempat Tidur


Prosedur Kerja :
a. Cuci tangan
b. Pasang laken dengan garis lipatan tepat di tengah kasur/tempat tidur
c. Atur sisi kedua samping laken atau tempat tidur dengan sudur 900, kemudian
masukkan ke bawah kasur. Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah
bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki.
d. Pasang pelak, kemudian stik laken di tengah tempat tidur, masukkan kedua
ujungnya di bawah kasur
e. Lipat selimut menjadi empat secara terbalik, lalu pasang di bagian bawah.
Masukkan ujung selimut ke bawah kasur
f. Pasang sarung bantal, letakan dengan rapi di bagian atas tempat tidur
g. Cuci tangan

2. Cara Merapikan Tempat Tidur dengan Klien di Atasnya


Prosedur Kerja :
a. Cuci tangan
b. Rapikan tempat tidur sebelah kanan dengan cara sebagai berikut :
1. Miringkan klien ke kiri
2. Gulung stik laken hingga batas punggung klien
3. Bersihkan dan rapikan laken
4. Pasang kembali dengan rapih stik laken
c. Rapikan tempat tidur sebelah kiri dengan cara sebagai berikut :
1) Miringkan klien ke kanan
2) Rapikan dengan cara yang sama seperti sebelah kanan
d. Susun bantal dan baringkan klien pada posisi yang tepat
e. Pasang selimut
f. Cuci tangan

3. Cara Mengganti Alat Tenun dengan Klien di Atasnya


Prosedur Kerja :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
c. Tutup sampiran
d. Mengenakan sarung tangan bersih
e. Pindahkan barang-barang/perlengkapan milik klien dari atas tempat tidur jika ada
f. Bantu klien memiringkan tubuh (menjauhi perawat)
g. Gulung laken, pelak, dan stik laken ke arah punggung klien dengan bagian kotor
berada dalam gulungan
h. Pasang alat tenun bersih setengah bagian dengan sisanya tergulung di belakang
punggung klien
i. Bantu klien untuk membalik posisi ke hadapan perawat dengan melewati gulungan
alat tenun tersebut (melewati gulungan linen bersih)
j. Angkat semua gulungan kotor, lalu letakan dalam ember atau tempat linen kotor
k. Buka gulungan alat tenun yang bersih dan rapikan (masukan sisa-sisa linen pada
sisi tempat tidur ke bawah kasur)
l. Kembalikan klien ke posisi yang nyaman
m. Pasang selimut bersih
n. Lepaskan bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala klien
o. Lepaskan sarung bantal yang kotor dan ganti dengan yang bersih
p. Susun bantal dan bantu klien tidur dengan posisi yang nyaman
q. Rapikan peralatan dan cuci tangan
Prinsip-Prinsip Mengganti Alat Tenun

1. Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari badan
perawat ( tidak menempel pada seragam)
2. Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan
mikroorganisme lewat udara
3. Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk menjegah penyebaran infeksi
4. Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics
5. Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien
6. Bila klien kurang kooperatif gunakan rails

Prosedur Tindakan Menyiapkan Tempat Tidur

Ya Tidak
NO ASPEK YANG DINILAI
1 Mencuci tangan
2 Menyiapkan alat
3 Mengucap salam & memeperkenalkan diri
4 Menjelaskan tujuan tindakan prosedur
5 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Memasang laken dengan garis lipatan tepat di tengah
6
kasur/tempat tidur
Mngatur sisi kedua samping laken atau tempat tidur
dengan sudur 900, kemudian masukkan ke bawah kasur.
7
(Jika laken tidak sesuai ukurannya, masukkan bagian
kepala lebih banyak dari pada bagian kaki)
Memasang pelak, kemudian stik laken di tengah tempat
8
tidur, memasukkan kedua ujungnya di bawah kasur
Melipat selimut menjadi empat secara terbalik, lalu pasang
9 di bagian bawah. Memasukkan ujung selimut ke bawah
kasur
Memasang sarung bantal, meletakkan dengan rapi di
10
bagian atas tempat tidur
11 Merapikan alat
12 Mencuci tangan
TOTAL

Prosedur Tindakan Merapikan Tempat Tidur dengan Klien di Atasnya


No Ya Tidak
ASPEK YANG DINILAI
FASE PRAINTERAKSI
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI
4 Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
6 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
7 Merapikan tempat tidur sebelah kanan dengan cara sebagai berikut :
8 Memiringkan klien ke kiri
9 Menggulung stik laken hingga batas punggung klien
10 Membersihkan dan rapikan laken
11 Memasang kembali dengan rapih stik laken
12 Merapikan tempat tidur sebelah kiri dengan cara sebagai berikut :
13 Memiringkan klien ke kanan
14 Menggulung stik laken hingga batas punggung klien
15 Memersihkan dan rapikan laken
16 Memasang kembali dengan rapih stik laken
Menyusun bantal dan baringkan klien pada posisi yang
17
tepat
18 Memasang selimut
FASE TERMINASI
19 Merapikan alat
20 Mengevaluasi respon klien
21 Mengucapkan salam
22 Mencuci tangan
TOTAL

Prosedur Tindakan Mengganti Alat Tenun dengan Klien di Atasnya

NO Ya Tidak
ASPEK YANG DINILAI
FASE PRAINTERAKSI
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2 Mencuci tangan
3 Mempersiapkan alat
FASE ORIENTASI
4 Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
6 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
7 Menjaga privasi (menutup sampiran)
8 Mengenakan sarung tangan bersih
Membantu memindahkan barang-barang/perlengkapan milik klien
9
dari atas tempat tidur jika ada
10 Membantu klien memiringkan tubuh menjauhi perawat
Menggulung laken, pelak, dan stik laken ke arah punggung klien dengan
11 bagian kotor berada dalam gulungan
Memasang alat tenun bersih setengah bagian dengan sisanya
12
tergulung di belakang punggung klien
Membantu klien untuk membalik posisi ke hadapan perawat
13
dengan melewati gulungan linen bersih
Mengangkat semua gulungan kotor dan meletakkan dalam ember
14
atau tempat linen kotor
15 Membuka gulungan alat tenun yang bersih dan merapikannya
16 Mengembalikan klien ke posisi yang nyaman
17 Memasang selimut bersih
Melepaskan bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala
18
klien
Melepaskan sarung bantal yang kotor dan mengganti dengan yang
19
Bersih
Menyusun bantal dan membantu klien tidur dengan posisi yang
20
nyaman
FASE TERMINASI
21 Merapikan klien dan alat
22 Mengevaluasi respon klien
23 Mengucapkan salam
24 Mencuci tangan
TOTAL

2.3 Latihan Fisik


Latihan fisik merupakan serangkaian aktivitas fungsi normal manusia yang
dilakukanuntuk mencapai tingkat kemampuan fungsi fisik yang tertinggi. Latihan fisik dapat
dilakukanoleh semua orang baik orang yang sehat maupun sedang menderita sakit. Pasien
stroke salahsatunya yang dapat melakukan latihan fisik yang ditujukan untuk memulihkan
fungsi anggotatubuh atau usaha untuk mencegah terjadinya stroke ulang.

A. Tujuan latihan fisik

Konsep yang mendasari untuk dilakukan latihan fisik pada psien stroke adalah
perubahan-perubahan fisiologi selama proses perbaikan pasca stroke. Perubahan-
perubahan fisiologi yang terjadi pasca stroke yang berhubungan dengan latihan yaitu proses
sinaptogenesis dan plastisitas. Pada proses sinaptogenesis, pasien stroke yang diberikan
latihan maka area otak sekitar lesi terjadi peningkatan ukuran cabang-cabang dendrit
yangmembentuk sinaps-sinaps baru yang akhirnya akan menutupi area otak yang lesi.

Plastisitas merupakan kemampuan untuk berubah secara fungsional dibentuk


kembalisebagai respon terhadap tuntutan yang dibebankan kepadanya (latihan gerakan
motorik).Kemampuan ini lebih menonjol pada perkembangan awal namun orang dewasa
tetapmemiliki plastisitas. Jika suatu daerah di otak yang berkaitan dengan tugas tertentu
rusak, pada beberapa keadaan, daerah otak sekitarnya secara bertahap mengambil alih
sebagian atauseluruh tanggung jawab daerah yang rusak.

Mekanisme molekuler yang menjadi bukti adanya plastisitas adalah pembentukan jalur-
jalur syaraf baru (bukan neuron baru, tetapi hubungan antara neuron-neuron yang
sudahada) sebagai respon terhadap perubahan pengalaman yang diperantarai oleh
perubahan bentuk dendrit. Ketika dendrit-dendritnya semakin banyak bercabang dan
memanjang sebuahneuron mampu menerima dan mengintegrasikan lebih banyak sinyal dari
neuron lain(Sherwood, 2001). Proses-proses di atas akan memperbaiki proses fungsi
penerimaan dan pengiriman impuls ke suatu anggota gerak badan, kemudian meningkatkan
kontraksi dankekuatan otot.

B. Tehnik latihan fisik


Prosedur terapi sirep
1. Persiapan perawata.
 Berdoa menurut keyakinan2.
2. Persiapan ruangana.
 Minimalkan/tiadakan stimulus bunyi b.
 Sinar tidak begitu terang dan tidak begitu langsung mengenai matac.
 Ventilasi ruangan mengalir peland.
 Suhu ruangan 25-27 derajat C3.
3. Persiapan kliena.
 Mengatur posisi lansia4.
4. Melakukan proses relasia.
5. Perawat mengenali aspek psikologis klien.
6. Melakukan tes sugestifitas
7. Melakukan induksi
8. Melakukan deefening
9. Memberikan symbol
10. Memberikan terminasi
2.4 Backrub
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam memenuhi
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superficial atau pada otot/tulang. Tindakan
masase ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya
sirkulasi.

A. Tujuan
Pemijatan pada daerah punggung yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
relaksasi otot, mengurangi ketegangan otot, menstimulasi sirkulasi darah pada kulit.
Backrub baik diberikan kepada klien yang bedrest, agar dapat meningkatkan suplai darah
ke daerah punggung.

B. Indikasi
1. Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat
besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh dalam keadaan pulih.
Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang
menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri, atau perasaan lemas. Massage
demikian diasanya dilakukan kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama,
kira-kira satu jam.
2. Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau
berdiri atau dalam pekerjaan yang menimbulkan kelelahan dan kejenuhan. Dalam
hal ini kelelahan mungkin bersifat mental maupun fisik. Biasanya massage di akhir
tugas tersebut mengembalikan tubuh maupun perasaan kembali nyaman.
3. Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian badan setelah cedera, membantu
mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk misalnya
setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari patah tulang. Tugasnya adalah
mengembalikan fungsi-fungsi otot dan persendian yang biasanya mengalami
kekakuan.

C. Kontraindikasi
1. Dalam keadaan terkena infeksi penyakit menular seperti : cacar, campak, demam,
liver, dan lain-lain.
2. Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
3. Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat yang benar.
4. Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti arterisclerosis,
trombosis dan lain-lain.
5. Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat seperti penderita chorea dan
neurathenia.
6. Menderita penyakit haemophilia, karena cenderung terjadi pendarahan, meskipun
sebab yang kurang jelas.
7. Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya
infeksi seperti bisul, borok, dsb
8. Pembengkakkan akibat cedera yang masih baru yang menunjukkan adanya
pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat
pecah kembali bila dimassage. Juga pada luka yang belum sembuh atau baru
sembuh.
9. Patah tulang yang baru sembuh. Massage dapat mengganggu letak sambungan.
10. Menderita penyakit tumor atau kanker.
11. Sedang datang bulan atau pada hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu
(appendicitis), Gastroentiritis, coliyis, dll. Demikian juga bila ada batu dalam
kandung empedu.
12. Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru-paru.

 Komplikasi
ika klien tidak mengetahui kulitnya sensitif terhadap lotion atau babyoil yang
digunakan dapat berisiko menimbulkan alergi.

 Alat dan Bahan


1. Minyak untuk masase atau body lotion
2. Handuk

 Prosedur Tindakan
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit
4. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan tekanan
halus
5. Teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling (tekanan pendek, cepat dan
bergantian tangan)dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan
memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang (Gambar 8.1)
6. Teknik remasan (mengusap otot bahu). Dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada
daerah di sekitar bahu (Gambar 8.2)

7. Teknik masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari dan
gerakan memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah punggung
dan pinggang secara menyeluruh (Gambar 8.3 dan 8.4)

8. Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi di daerah
punggung dan pinggang (Gambar 8.5)
9. Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal (Gambar 8.6)
10. Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan pada akhir
masase daerah pinggang (Gambar 8.7)

11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan


12. Catat tindakan dan respons klien terhadap tindakan

 Dokumentasi
Hal yang di dokumentasikan setelah tindakan backrub/ back massage:
1. Kaji kenyamanan klien dan catat jika terdapat adanya tegangan atau nyeri saat
backrub dilakukan
2. Kaji kembali dan catat tekanan darah dan nadi klien
3. Catat reaksi dan kondisi kulit klien
Prosedur Tindakan Backrub/Masase

No Ya Tidak
ASPEK YANG DINILAI
FASE PRAINTERAKSI
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI
4 Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
6 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
7 Menjaga privasi
8 Memberikan posisi yang nyaman (posisi ponasi atau sim)
9 Menganjurkan klien membuka baju/menggulung baju ke atas
10 Mengoleskan minyak/lotion pada daerah yang akan di masase
Melakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10
11
Menit
Melakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari
12
dengan tekanan halus
Melakukan teknik masase dengan gerakan tangan selang-seling
(tekanan pendek, cepat dan bergantian tangan) dengan
13
menggunakan telapak tangan dan jari dengan memberikan
tekanan ringan
14 Melakukan teknik remasan (mengusap otot bahu)
Melakukan teknik masase dengan gerakan menggesek dengan
15
menggunakan ibu jari dan gerakan memutar
Melakukan teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan
16
bila nyeri terjadi di daerah punggung dan pinggang
Melakukan teknik petrisasi dengan menekan punggung secara
17
Horizontal
Melakukan teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung
18
jari, digunakan pada akhir masase daerah pinggang
FASE TERMINASI
19 Merapikan klien dan alat
20 Mengevaluasi respon klien
21 Mengucapkan salam
22 Mencuci tangan
23 Mendokumentasikan hasil kegiatan
TOTAL
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

kebutuhan rasa nyaman dan aman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap
individu maupun suatu kelompok. Kebutuhan rasa nyaman yang dimaksud disini adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipo/hipertermia mengingat nyeri
danhipo/hipertemia merupakaan keadaan yang dapat memengaruhi perasaan tidak nyaman
bagi tubuh.

Prosedur keperawatan yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan yang


berhubungandengan kebutuhan rasa nyaman (nyeri, hipo/hipertemia)dapat dilakukan
dengan manajemenstres seperti teknik relaksasi otot progresif, nafas dalam, guidded
imagery, latihan fisik dan bacrub dan pemeliharaan lingkungan.

 Pemeliharan lingkungan merupkan Kebersihan lingkungan klien kebersihan area sekitar


klien berada, baik itu di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Kebersihan yang
dimaksud di sini yaitu yang berada disekitar klien atau yang ditempati klien, seperti
tempat tidur klien.

Ada beberapa prosedur tindakan yang harus diketahui terkait dengan kebersihan
lingkungan dan kenyamanan klien, yaitu :

1. Menyiapkan tempat tidur


2. Merapikan tempat tidur dengan klien di atasnya
3. Mengganti alat tenun dengan klien di atasnya

 Latihan fisik merupakan serangkaian aktivitas fungsi normal manusia yang


dilakukanuntuk mencapai tingkat kemampuan fungsi fisik yang tertinggi.
 Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam memenuhi
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superficial atau pada otot/tulang.
3.2 Saran

Semoga dengan memahami materi pemeliharaan lingkungan , latihan fisik, dan backrub.
Kita bisa menerapkan dan membagi ilmu dalam menyelesaikan masalah gangguan rasa
aman dan nyaman ini dalan dunia kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Berman Audrey. 2009. Kozier dan Erb`s buku ajar praktik keperawatan klinis . Jakarta :
Kedokteran EGC.

Tim Keperawatan Dasar Akademi Keperawatan Al Ikhlas. 2016. Buku Panduan Praktikum
Keperawatan Dasar. Bogor : Akademi Keperawatan AL-Iklas Cisarua Yayasan Rauthatul
Muta`alimin.

http://www.sansphd.com/2017/01/latihan-fisik-rom-penilaian-kekuatan.html?m=I

http://viaanggun.blogspot.co.id/2015/05guided-imagry.html?m=I

Anda mungkin juga menyukai