Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliahKeperawatan Dasar I

Dosen Pengampu :
Sri Hayati, M.Kep
Disusun oleh:
Kelompok 4
Anjani Pitaloka PS 88200018
Alisa Purnamasari R 88201001
Anggita Heryani 88200038
Indhika Yustyana S 88201006
Neng Indri Indriani 88200019
Nuraini Najmillah 88201013
Wulan Purnama Sari 88201000

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA (ARS)
BANDUNG
2021

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Anatomi Dan
Fisiologis Sistem Pernafasan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Komunikasi Dasar Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan Kebudayaan serta aturan dan tata cara
komunikasi suku Minangkabau bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Bahkan
kami sangat berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mery Tania, S.Kep., Ners.,
M.Kep selakudosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 01 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1Definisi dan Pengertian Sistem Pernafasan........................................................3

2.2Alat-alat Organ Sistem Pernafasan.....................................................................3

2.3Jenis-jenis Pernafasan.......................................................................................12

2.4 Proses Pernafasan (Inspirasi dan Ekspirasi)....................................................13

2.5 Kelainan dan Gejala Pada Sistem Pernafasan..................................................15

BAB III PENUTUP.........................................................................................................20

3.1Kesimpulan.......................................................................................................20

3.2 Saran................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengetahui tingkat kesehatan seseorang dilihat dari beberapa
aspek, salah satunya adalah dari kinerja alat pernafasan.Pernafasan
(respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen (O₂) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara
yang banyak mengandung karbondioksida (CO₂) sebagai sisa dari
oksidasi keluar tubuh.Penghisapan ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi.Sistem pernafasan tersusun atas
saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat pertukaran udara
pernapasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang diperlukan dalam mengubah sumber energi menjadi
energi, serta membuang CO₂ sebagai sisa metabolisme. Dalam proses
respirasi, paruparu merupakan organ dalam sistem pernafasan yang
berfungsi menukar oksigen dalam sistem karbondioksida dari darah
dengan bantuan haemoglobin (Mulia, 2005).
Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara
pernafasan, saluran-saluran ini terdiri dari jalan napas, saluran napas,
serta paru-paru.Struktur saluran napas dibagi menjadi beberapa bagian
diantaranya system penafasan bagian atas dan bawah.Pada system
pernafasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan
trakhea.Struktur pernafasan tersebut memiliki peran masing masing
dalam system pernafasan.Sedangkan pada system pernafasan bagian
bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus (Manurung dkk,
2013).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pernafasan (respirasi) ?
2. Apa saja anatomi sistem pernafasan itu ?
3. Bagaimana mekanisme atau proses pernafasan ?
4. Apa saja jenis pernafasan ?

1
5. Apa kelainan pada sistem pernafasan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari sistem pernafasan
2. Untuk mengetahui anatomi sistem pernafasan
3. Untuk mengetahui mekanisme dan proses pernafasan
4. Untuk mengetahui jenis pernafasan
5. Untuk mengetahui kelainan pada sistem pernafasan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Pengertian Sistem Pernafasan


Respirasi atau pernapasaj merupakan suatu mekanisme pertukaran
gas oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolism sel dengan
karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme. Sistem
resporasi terdiri dari dua bagian yaitu 1) saluran nafas atas, udara yang
masuk pada bagian ini dihangatkan, disaring dan dilembabkan, dan 2)
saluran nafas bagian bawah (paru), merupakan tempat pertukaran gas.
Pertukaran gas terjadi di paru.Alveoli merupakan tempat terjadinya
pertukaran gas antara O2 dan CO2 di paru. Pompa muskuloskeletal
yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi terdapat pada
rongga pleura dan dinding dada. Rongga pleura terbentuk dari dua
selaput serosa, yang meliputi dinding dalam rongga dada yang disebut
pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
(Brunner’s & Suddarth, 2008).

2.2 Alat-alat organ Sistem Pernafasan


1. Rongga Hidung (cavum nasalis)

3
Hidung atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai lubang (kayum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung
(septum nasi). Udara dari luar akan masuk lewat rogga hidung
(cavum nasalis). Rongga hidung dimulai dari vestibulum yakni pada
bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan langsung
dengan nasofaring.Rongga hidung terbagi atas dua bagian yakni
secra longitudinal oleh septum hidung dan secara tranversal konka
superior, medialis, dan inferior.Rongga hidung mempunyai
vestibulum yang dilapisi oleh sel mubkosa sebagai proteksi.Rongga
hidung berlapis selaput lendir.Selaput lendir berfungsi menangkap
benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.Selain itu
terdapat juga rambut pendek atau bulu-bulu halus yang berguna
untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam
lubang hidung.Terdapat juga konka yang mempunyai banyak
kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang
masuk.Rongga hidup trdapat sel silila melemparkan benda asing ke
luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.
Fungsi hidung adalah :
1) Saluran udara pernapasan
2) Penyaringan (filtrasi)
3) Penghangatan, dan pelembaban,
4) Penerimaan bau, merupakan fungsi ephithelium olfactory
pada bagian medial rongga hidung,
5) Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan
suara-suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang
resonasi,
6) Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernapasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir
(mukosa) atau hidung.

4
2. Faring

Tekak atau faring merupakan saluran otot yang terletak tegak


lurus antara dasat tengkorak (basis kranii) dan vertebra servikalis
(Syaifuddin, 2012).Udara dari rongga hidung masuk ke
faring.Faring berbentuk seperti tabung corong.Faring merupakan
tempat persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan.
Letaknya berada dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher, ke atas
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
yang bernama koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut,
tempat berhubungan ini bernama istmus fausium, kebawah terdapat
dua lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esophagus.

5
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat juga beberapa tempat
terdapat folikel getah bening.Perkumpula getah bening ini
dinamakan adenoid.Disebelahnya terdapat tonsil kiri dan kanan dari
tekak.Disebelah belakang terdapat epiglottis (empang tenggorok)
yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan.
Faring dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Nasofaring :
Terletak dibawah dasar tengkorak, belakang dan atas
palatum molle.Pada bagian ini terdapat dua struktur penting
yaitu adanya saluran yang menghubungkan dengan tuba
eustachius dan tuba auditory.Tuba Eustachii bermuara pada
nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara
pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama,
telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus
menelan.Tuba auditory yang menghubungkan nasofaring
dengan telinga bagian tengah.
2) Osofaring :
Osofaring merupakan bagian tengah farings antara
palatum lunak dan tulang hyodi.Pada bagian ini traktus
respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring
merupakan bagian dari kedua saluran ini.Orofaring terletak
di belakang rongga mulut dan permukaan belakang
lidah.Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior
orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada sistem
pernapasan dan sistem pencernaan.Refleks menelan berawal
dari orofaring menimbulkan dua perubahan makanan
terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara
stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan
masuk ke dalam saluran pernapasan.

6
Osofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces.Fauces
adalah tempat terdapatnya macam-macam tonsila, seperti
tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.

3) Laringofaring :
Laringofaring terletak di belakang larings.Laringofaring
merupakan posisi terendah dari farings.Pada bagian bawah
laringofaring sistem respirasi menjadi terpisah dari sitem
digestif.Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan
makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui
epiglottis yang fleksibel.
3. Laring

Laring terletak antara faring dan trake.Laring tersusun atas


Sembilan buah tulang rawan.Bagian dalam dindingnya digerakkan
oleh otot untuk menutup sertamembuka glotis.Glotis adalah lubang
mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring.Laring
memiliki katup yang disebut epiglotis.Epiglotis merupakan katup

7
berbentuk daun yang terletak di belakang lidah.Katup ini berfungsi
menutup batang tenggorokan pada saat seseorang menelan, agar
makanan atau cairan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas yang
bagian atas.Bentuk laring seperti limas segitiga terpancung, dengan
bagian atas lebih besar dari bagian bawah. Laring merupakan
struktur kompleks yang telah berevolusi yang menyatukan trakea
dan bronkus dengan faring sebagai jalur aerodigestif umum
Laring dibentuk oleh kartilago, ligamentum, otot dan membrane
mukosa.Terletak di sebelah ventral faring.Berada di sebelah kaudal
dari os hyideum dan lingua, berhubungan langsung dengan
trakea.Di bagian ventral ditutupi oleh kulit dan,fasia, di kiri kanan
linea mediana terdapat otot-otot infra hyoideus. Posisi
laringdipengaruhi oleh gerakan kepala, deglutisi, dan fonasi.
Struktur penyangga laring adalah :
a. Tulang Hyoid
b. Tulang rawan (kartilago), yang terbagi menjadi :
a) Kartilago krikoid (cartilago cricoidea)
b) Kartilago tiroid (cartilago thyroidea)
c) Kartilago epiglotis
d) Kartilago arytenoid (cartilago arytenoidea)
e) Kartilago kornikulata (cartilago corniculata)
f) Kartilago kuneiformis (cartilago corneiformis)

Pada proses pembentukan suara, suara terbentuk sebagai hasil


dari kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah,
dan bibir. Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu
pita suara ini tidak dapat bergetar, hanya antara kedua pita suara
tadi dimasuki oleh aliran udara maka tulang rawan gondok dan
tulang rawan bentuk beker tadi diputar.Akibatnya pita suara dapat
mengencang dan mengendor dengan demikian sela udara menjadi

8
sempit atau luas.Pergerakan ini dibantu pula oleh otot-otot laring,
udara yang dari paru-paru dihembuskan dan menggetarkan pita
suara.Getaran itu diteruskan melalui udara yang
keluarmasuk.Perbedaan suara seseorang bergantung pada tebal dan
panjangnya pita suara.Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita
suara wanita (Syaifuddin, 2006).
4. Trachea (tenggorokan)

Trakea (tenggorokan) merupakan batang tenggorokan lanjutan


dari laring, yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang tediri dari tulang-
tulang rawan.Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari
jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.Dinding-dinding trakea
tersusun atas sel epitel bersilia yang menghasilkan lendir.Lendir ini
berfungsi untuk penyaringan lanjutan udara yang masuk, menjerat
partikel-partikel debu, serbuk sari dan kontaminan lainnya. Sel silia
berdenyut akan menggerakan mukus sehingga naik ke faring yang
dapat ditelan atau dikeluarkan melalui rongga mulut. Hal ini
bertujuan untuk membersihkan saluran pernapasaan. Trakea terletak
di depan saluran esofagus, mengalami percabangan di bagian ujung
menuju ke paru-paru, yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri
dan kanan disebut karina ( Graaff, 2010; Silvertho, 2001;
Syaifuddin, 2006).

9
5. Broncus

Bronkus merupkan percabangan trachea kanan dan kiri. Tempat


percabangan ini disebut karina. Bronkus terbagi menjadi bronkus
kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan terdiri 3 lobus dan bronkus
lobaris kiri terdiri 2 lobus.Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10
bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9
bronkus segmental.Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi
menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat
yang memiliki arteri, limfatik dan syaraf. Berikut adalah organ
percabangan dari bronkus yaitu
1) Bronkiolus, merupakan cabang-cabang dari bronkus
segmental. Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa
yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.
2) Bronkiolus terminalis, merupakan percabangan dari
bronkiolus. Bronkiolus terminalismempunyai kelenjar lendir
dan silia.

10
3) 3)Bronkiolus respiratori, merupakan cabang dari bronkiolus
terminalis. Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran
transisional antara lain jalan nafas konduksi dan jalan udara
pertukaran gas.
4) 4)Duktus alveolar dan sakus alveolar. Bronkiolus respiratori
kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar, kemudian menjadi alvioli .
6. Paru-paru

Letak paru-paru di rongga dada, menghadap ke tengah rongga


dada atau kavum mediastinum.Pada bagian tengah terdapat tampuk
paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung.
Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.Pleura
dibagi menjadi 2 yaitu, pleura visceral (selaput pembungkus) yang
langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaput
yang melapisi rongga dada sebelah luar.Pada keadaan normal,
kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat
mengembang mengempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat)
yang berguna untuk melumasi permukaanya (pleura),
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada
sewaktu ada gerakan bernapas (Silverthon, 2001; Syaifuddin,
2006).

11
Paru-paru merupakan bagian tubuh yang sebagian besar terdiri
dari gelembung (gelembung hawa atau alveoli).Gelembung alveoli
ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.Jika dibentangkan luas
permukaannya kurang lebih 90 m².
Alveoli merupakan tempat pertukaran udara, O2 masuk ke
dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.Banyaknya
gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru
kiri dan kanan). Paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru
kanan, terdiri dari 3 lobus yaitu lobus pulmo dekstra superior, lobus
media, dan lobus inferior
Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh
jaringan ikat yang berisi pembuluh darah, getah bening dan syaraf,
dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus.Di dalam lobulus,
bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut
duktus alveolus.
Persyarafan pada pernapasan disuplai melalui Nervus Phrenicus
dan Nervus Spinal Thoraxic.Nervus Phrenicus mensyarafi
diafragma, sedangkan Nervus Spinal Thoraxic mempersyarafi
intercosta.Paru juga dipersyarafi oleh serabut syaraf simpatis dan
para simpatis.
Pada paru terdapat peredaran darah ganda.Darah yang miskin
oksigen dari ventrikel kanan masuk ke paru melalui arteri
pulmonalis.Selain sistem arteri dan vena pulmonalis, terdapat pula
arteri dan vena bronkialis, yang berasal dari aorta, untuk
memperdarahi jaringan bronki dan jaringan ikat paru dengan darah
kaya oksigen.Ventilasi paru (bernapas) terdiri otot-otot pernapasan,
yaitu diafragma dan otot-otot interkostal.Selain ini ada otot-otot
pernapasan tambahan eperti otot-otot perut.

2.3 Jenis-jenis Pernafasan


1. Pernapasan dada

12
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar
tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase Inspirasi
Pada fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya ttekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan diluar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b) Fase Ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunannya
tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di salam rongga dda menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon di oksida keluar
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot
diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase Inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.
b) Fase Ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga
dada yang kaya karbon dioksida keluar.

2.4 Proses Pernafasan (Inspirasi dan Ekspirasi)

13
Penapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari
tubuh.Penghirupan udara ini disebut inspirasi dan penghembusannya
disebut ekspirasi.Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara
oksigen yang masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah
secara osmosis.CO2 dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan
pernapasan) dan masuk kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena
pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra)
menuju ke aorta kemudian ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel-
sel), di sini terjadi oksidasi (pembakaran).Sebagai sisa dari pembakaran
adalah CO2 dan dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke
jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju ke bilik kanan
(ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke
jaringan paru-paru.
Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan
sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus
urogenitalis dan kulit (Pearce, 2007; Silverthon, 2001; Syaifuddin,
2006).
Pernapasan terdiri dari 2 mekanisme yaitu inspirasi (menarik napas)
dan ekspirasi (menghembuskan napas).Bernapas berarti melakukan
inpirasi dan eskpirasi secara bergantian, teratur, berirama, dan terus
menerus.Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot
pernapasan.Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang
terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata).Oleh
karena seseorang dapat menahan, memperlambat, atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas juga dibawah pengaruh
korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar
CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. Inspirasi terjadi bila
muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenikus

14
lalu mengerut datar.Muskulus interkostalis yang letaknya miring,
setelah mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta)
menjadi datar.Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) dan
vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka
pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan udara di
dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar (Pearce, 2007;
Silverthon, 2001; Syaifuddin, 2006).
Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan
menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan
demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong
keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru. Pada
pernapasan dada, pada waktu seseorang bernapas, rangka dada terbesar
bergerak.Ini terdapat pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-
orang muda dan pada perempuan.Pada pernapasan perut, jika pada
waktu bernapas diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernapasan
perut.Kebanyakan pernapasan perut terdapat pada orang tua, karena
tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan
oleh banyak zat kapur yang mengendap di dalamnya dan banyak
ditemukan pada laki-laki (Pearce, 2007; Silverthon, 2001; Syaifuddin,
2006).

2.5 Kelainan dan Gejala Pada Sistem pernapasan


1. Bronkitis Akut
a. Pengertian Bronkitis Akut
Bronkitis adalah penyakit pernapasan obstruktif yang sering
dijumpai yang diseabakan inflamasi pada bronkus. Penyakit ini
biasanya berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri atau
inhalasi iritan seperti asap rokok dan zat-zat kimia yang ada
didalam polusi udara. Penyakit ini memiliki karakteristik
produksi mukus yang berlebihan.

15
b. Gejala
- Batuk, biasanya produktifitas dengan mucus kental dan
sputum purulent
- Dipnea
- Demam
- Suara Serak
- Ronki (bunyi paru diskontinu yang halus atau kasar),
terutama saat inspirasi
- Nyeri dada yang kadang timbul.
c. Prinsip Terapi
- Antibiotik, untuk mengobati infeksi bakteri primer atau
sekunder.
- Peningkatan asupan cairan dan ekspektoran untuk
mengencerkan sputum
- Istirahat untuk mengurangi asupan oksigen.
2. Bronkitis Kronis
a. Pengertian Bronkitis Kronis
Bronkitis kronis adalah gangguan paru obstruktif yang
ditandai produksi mukus berlebihan di saluran napas bawah dan
menyebabkan batuk kronis.Kondisi ini terjadi selama setidaknya
3 bulan berturut-turut dalam setahun untuk 2 tahun berturut-
turut.
Mukus yang berlebihan terjadi akibat perubahan patologis
(hipertrofi dan hyperplasia) sel-sel menghasilkan mucus di
bronkus.Mukus berfungsi sebagai tempat perkembangan
mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulent.
Proses insflamasi yang terjadi menyebabkan edema dan
pembengkakan jaringan serta perubahan arsitektur di
paru.Ventilasi, terutama ekshalasi/ekspirasi, terhambat.
Hiperkapnia (peningkatan karbondioksida) terjadi, karena
ekspirasi memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang

16
kental dan adanya inflamasi .penurunan ventilasi menyebabkan
rasio ventilasi: perfusi, yang mengakibatkan vasokontriksi
hipoksik paru dan hipertensi paru. Walaupun alveolus normal,
vasokontriksi hipoksis dan buruknya ventilasi menyebabkan
penurunan pertukaran oksigen dan hipoksia. Risiko utama
berkembangnya bronkitis kronis adalah asap rokok.
b. Gejala Bronkitis Akut
- Batuk yang sangat produktif, purulen, dan mudah memburuk
dengan inhalasi iritan, udara dingin, atau infeksi.
- Produksi mucus dalam jumlah sangat banyak.
- Sesak napas dan dipnea.
c. Prinsip Terappi
- Terapi antibiotik profilaktik, terutama pada musim dingin,
untuk mengurangi insiden infeksi saluran napas bawah,
karena setiap infeksi akan semakin meningkatkan
pembentukan mukus dan pembengkakan.
- Karena banyak pasien yang mengalami spasme saluran
napas akibat bronkitis kronis yang mirip dengan spasme
pada asma kronis, individu sering diberikan bronkodilator.
- Obat anti-inflamasi menurunkan produksi mukus dan
mengurangi sumbatan.
- Ekspektoran dan peningkatan asupan cairan untuk
mengencerkan mukus.  Mungkin diperlukan terapi
oksigen.
- Vaksinasi terhadap pneumonia pneumokokus sangat
dianjurkan.
3. Pneumonia
a. Pengertian Pneumonia
Infeksi paru-paru atau yang sering dikenal dengan istilah
pneumonia.Pneumonia merupakan infeksi pada paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri atau virus.Penyakit Pneumonia ini dapat

17
menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak-anak, remaja hingga
orang tua dapat terkena Pneumonia.Pada kasus penderita
Pneumonia, bakteri atau virus yang menyerang dapat
menginfeksi salah satu organ paru-paru atau bahkan kedua
organ paru-paru.Ketika seseorang terkena flu, bisa saja itu
merupakan penyebab awal terinfeksi bakteri atau virus
penyebab Pneumonia akibat adanya iritasi pada paru-paru yang
ditimbulkan oleh flu.
Sebagai organ penting, paru-paru berperan dalam sistem
pernapasan sebagai penyaring oksigen yang dihirup.Setelah
disaring, oksigen tersebut diedarkan ke seluruh bagian tubuh
bersama dengan aliran darah melalui alveolus. Pada penderita
Pneumonia, kadar oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh
akan rendah dibandingkan orang normal karena fungsi dari
alveolus mereka mengalami gangguan akibat terkena virus atau 
bakteri sehingga oksigen kesulitan menembus paru-paru.
Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh Penyakit
Pneumonia ini tergantung dari kesehatan penderitanya. Apabila
disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan merasakan
demam dengan suhu tubuh tinggi disertai dengan menggigil.
Berbeda halnya dengan penderita Pneumonia yang disebabkan
oleh infeksi virus, pada kasus ini virus akan berkembang secara
lambat dan butuh waktu lama untuk mengusir virus tersebut dari
tubuh penderita. Apabila disebabkan oleh virus, penderita akan
mengalami sakit kepala, sakit pada bagian dada, batuk dan sakit
pada otot. Dengan demikian, penderita akan kesulitan bernapas,
bernapas dengan frekuensi cepat yang menyebabkan penderita
batuk dan mengeluarkan lendir.
b. Gejala Pneumonia
Ketika seseorang mengalami flu kemudian merasakan gejala-
gejala seperti yang telah diutarakan di atas, maka segeralah

18
memeriksakan diri ke dokter.Apabila pada waktu diperiksa
doter menggunakan stetoskop terdengar suara seperti berderak
atau gelembung pada bagian paru-paru, maka dapat
diindikasikan bahwa orang tersebut terkena Gejala
Pneumonia.Selain menggunakan stetoskop, hasil rontgen pada
bagian dada juga memberikan kontribusi penting dalam
mendeteksi penyakit tersebut.Dari hasil rontgen tersebut, dokter
dapat mengetahui apakah penderita terkena Pneumonia
disebabkan oleh bakteri atau virus dengan melihat daerah putih
yang merata pada paru-paru sebagai tanda adanya penumpukan
cairan.
c. Pengobatan Pneumonia
Penderita Pneumonia dapat sembuh total apabila
mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat. Apabila
infeksi disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan diberikan
resep antibiotik. Sedangkan cara mengobati penyakit pneumonia
pada penderita Pneumonia yang disebabkan oleh virus, maka
dokter akan memberikan obat penurun demam dan batuk karena
antibiotik tidak bekerja pada kasus ini.
Bagi seseorang yang sudah terlanjur terserang Pneumonia
hendaknya senantiasa mencuci tangan secara teratur untuk
mencegah masuknya kuman berbahaya agar tidak memperparah
keadaan.Selain itu, penderita juga harus beristirahat dengan
cukup untuk menguatkan system kekebalan tubuh.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Respirasi atau pernapasaj merupakan suatu mekanisme pertukaran
gas oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolism sel dengan
karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme. Sistem
resporasi terdiri dari dua bagian yaitu 1) saluran nafas atas, udara yang
masuk pada bagian ini dihangatkan, disaring dan dilembabkan, dan 2)
saluran nafas bagian bawah (paru), merupakan tempat pertukaran gas.
Pertukaran gas terjadi di paru.Alveoli merupakan tempat terjadinya
pertukaran gas antara O2 dan CO2 di paru. Pompa muskuloskeletal
yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi terdapat pada
rongga pleura dan dinding dada. Rongga pleura terbentuk dari dua
selaput serosa, yang meliputi dinding dalam rongga dada yang disebut
pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
(Brunner’s & Suddarth, 2008).
Organ sistem pernafasan (respirasi) ada (Rongga Hidung) Hidung
atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai lubang
(kayum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi),Faring Tekak
atau faring merupakan saluran otot yang terletak tegak lurus antara
dasat tengkorak (basis kranii) dan vertebra servikalis (Syaifuddin,
2012).Dibagi menjadi 3 yaitu Nasofaring : Terletak dibawah dasar
tengkorak, belakang dan atas palatum molle,Osofaring merupakan
bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi dan

20
Laringofaring terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan
posisi terendah dari farings.
Laring merupakan pangkal tenggorokan berupa saluran udara, yang
terletak di depan faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea.Laring merupakan pangkal tenggorokan berupa
saluran udara, yang terletak di depan faring sampai ketinggian vertebra
servikalis dan masuk ke dalam trakea.
Laring merupakan pangkal tenggorokan berupa saluran udara, yang
terletak di depan faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk ke dalam trakea. Organ percabangan dari bronkus yaitu ada
Bronkiolus,Bronkiouls terminalis,Bronkiolus respiratori,Duktus
alveolar dan Sakus alveolar.
Jenis-jenis pernafasan ada pernafasan dada Pernapasan dada adalah
pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk dan Pernafasan
perut Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot
diafragma.
3.2 Saran
Kita wajib mensyukuri anugrah Allah SWT yang memberikan kita
sistem pernafasan dalam tubuh kita sehingga dapat bernafas,
mengoptimalkan kinerja seluruh organ tubuh serta dapat beraktifitas
dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu kits menjaga organ pernafasan kita agar tidak terkena penyakit
sistem pernafasan seperti yang tersebut dalam pembahasan dan
dampaknya kedepan. Kita agar kita dapat menghidupkan oksigen yang
bersih dan bebas dari penyakit.Hindari penggunaan rokok karena dapat
menyebabkan kanker paru - paru.

21
Daftar Pustaka
Jakarta_2017_Ethelen_slone_Anatomi fisiologi

Buku ajar Fisiologi kedokteran (terjemahan), Edisi 9, Jakarta, EGC

Hp Wahyuningsih, K Kusminatun. Jurnal kesehatan Vokasional 3 (1), 39, 2018.


Anatomi Fisiologi

22

Anda mungkin juga menyukai