Anda di halaman 1dari 27

MATA KULIAH : KEPERAWATAN DASAR I

Dosen Pengarah : Ns, Thirsa Olliva Mongi.,S.kep,M.kes

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Kelompok 2
O
L
E
H
1. Daniel Rumerung
2. Anjeli Mundung
3. Christian Wonok
4. Dean julio Kabalu

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
UNPI 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha esa atas berkat

dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yaitu

mengenai “Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi”.

Kami juga berterima kasih kepada Dosen dan juga teman-teman yang sudah turut

serta dalam pembuatan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini, kami mengetahui masih banyak kekurangan karena

itu kami mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar lebih menyempurnakan

makalah ini.

Manado, 30 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemenuhan kebutuhan Oksigenasi

B. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Oksigenasi

C. Proses Oksigenasi

D. Faktor-Faktor yang memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

E. Masalah/Gangguan Kebutuhan Oksigenasi

F. Metode/Tindakan untuk Mengatasi Pemenuhan kebutuhan Oksigenasi

G. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Oksigenasi

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar, kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-

unsur yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti makanan, air, keamanan, dan cinta

yang merupakan hal penting dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis atau

psikologis yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat

digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada

saat memberikan perawatan. Tingkatan paling dasar dalam hirarki Maslow adalah

kebutuhan fisiologis.

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang

individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih

dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologis. Manusia memiliki delapan macam

kebutuhan fisiologis yakni oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat

tinggal, istirahat, dan seks.

Dalam teori Henderson ia mengemukakan bahwasanya peran perawat itu tidak lain dan

tidak bukan sebagai penyempurna dan membantu mencapai kemampuan untuk

mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar


pasien. Salah satu kebutuhan dasar dan kebutuhan yang pertama ia ungkapkan adalah

kebutuhan oksigenasi yaitu tentang bernapas yang normal.

Oksigenasi merupakan metode pengobatan dengan oksigen untuk mengatasi kondisi

tertentu. Pemberian oksigen dapat dilakukan menggunakan selang yang ditaruh di

depan hidung, sungkup yang menutupi hidung dan mulut, atau ruangan dengan tekanan

oksigen yang tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pemenuhan kebutuhan Oksigenasi

2. Bagaimana peran tubuh dalam Sistem Oksigenasi

3. Bagaimana proses Oksigenasi

4. Apa saja Faktor-Faktor yang memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

5. Apa saja Masalah/Gangguan Kebutuhan Oksigenasi

6. Bagaiman metode/tindakan untuk mengatasai masalah kebutuhan Oksigenasi

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini agar kami sama-sama belajar khususnya mengenai

“Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi “. Dapat menambah ilmu, wawasan serta

pemahaman kita untuk mengaplikasikanya dalam dunia Keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebutuhan Oksigenasi

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan

untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas

berbagai organ dan sel tubuh. Keberadaan oksigenasi merupakan salah satu komponen

gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan

cara menghirup O2 setiap kali bernapas dari atmosfer. Oksegen (O2) untuk kemudian

diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling

vital bagi tubuh. Otak masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5

menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi

kerusakan sel otak secara permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk

mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam

metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi

bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal. Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan

oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau

memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam

tubuh. Oksigenasi adalah pemberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada

tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.


Oksigenasi merupakan metode pengobatan dengan oksigen untuk mengatasi kondisi

tertentu. Pemberian oksigen dapat dilakukan menggunakan selang yang ditaruh di

depan hidung, sungkup yang menutupi hidung dan mulut, atau ruangan dengan tekanan

oksigen yang tinggi.

Kebutuhan Oksigenasi dapat diartikan sebagai kebutuhan dasar yang digunakan untuk

kelangsungan metabolisme sel tubuh guna mempertahankan hidup dan aktivitas

berbagai organ atau sel. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan

cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, memulihkan dan memperbaiki

organ pernafasan agar berfungsi secara normal serta membebaskan saluran pernafasan

dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen.

B. Sistem yang Berperan dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas sistem pernapasan

(respirasi), sistem kardiovaskular, dan sistem persyarafan. Saluran pernapasan atau

respirasi terdiri dari saluran pernapasan bagian atas, bagian bawah, dan paru. Saluran

pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.

I. Sistem Pernapasan (respirasi).

a. Saluran pernapasan bagian atas berfungsi menyaring, menghangatkan, dan

melembabkan udara yang terhirup. Saluran pernapasan ini terdiri dari:


1) Hidung. Hidung terdiri atas nares anterior saluran dalam lubang hidung yang

memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang kasar dan bermuara ke rongga

hidung dan rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lendir yang mengandung

pembuluh darah. Proses oksigenasi diawali dengan penyaringan udara yang masuk

melalui hidung oleh bulu yang ada dalam vestibulum bagian rongga hidung,

kemudian dihangatkan serta dilembabkan.

2) Faring. Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar

tengkorak sampai esofagus yang terletak di belakang nasofaring di belakang

hidung, di belakang mulut orofaring, dan di belakang laring laringofaring.

3) Laring Tenggorokan. Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang

terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran,

terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.

4) Epiglotis. Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu

menutup laring pada saat proses menelan.

b. Saluran Pernapasan Bagian Bawah. Saluran pernapasan bagian bawah berfungsi

mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan. Saluran ini terdiri atas:

1) Trakea. Trakea atau disebut sebagai batang tenggorok, memiliki panjang kurang

lebih sembilan sentimeter yang dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian

vertebra torakalis kelima. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh

lingkaran tidak lengkap berupa cincin, dilapisi selaput lendir yang terdiri atas

epitelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda asing.

2) Bronkus. Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea yang

terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek dan lebar
daripada bagian kiri yang memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan

bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan

bawah.

3) Bronkiolus. Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, Paru

Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga

torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas beberapa

lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan pleura viseralis, serta dilindungi

oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan. Paru sebagai alat pernapasan utama

terdiri atas dua bagian, yaitu paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ ini

terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan

bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastis, berpori,

serta berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. A. Aziz

Alimul H, 2006.

4) Paru-Paru

Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan, paru-paru terdapat

dalam rongga toraks. Paru-paru terdiri atas dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan

kiri. Paru-pari terdiri dari beberapa lobus yang selaputi oleh pleura. Paru-paru

berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.

II. Sistem Kardiovaskular

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular atau yang biasa disebut sistem

sirkulasi adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat dan nutrisi ke dan

dari sel. Sistem ini juga membantu stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari

homeostatis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka,
dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga

bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)

dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh

metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis

cairan tubuh.

1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam

arah yang berlawanan.

2. Kedua, yang diangkut adalah nutrisi yang berasal dari pencernaan seperti lemak, gula

dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk

mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.

Organ yang berperan dalam sistem peredaran darah yaitu jantung. Jantung merupakan

organ vital sistem peredaran darah. Fungsi jantung dalam proses sirkulasi adalah untuk

memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja sama dengan pembuluh

darah dalam proses sirkulasi. Pembuluh darah memiliki peran mengedarkan darah dari

dan ke jantung. Darah juga merupakan komponen inti dalam proses ini, darah

mengandung oksigen dan nutrisi yang akan disalurkan pada setiap sel-sel tubuh. Selain

organ-organ tersebut, ada organ tambahan lainnya yakni paru-paru. Paru-paru tak hanya

berperan dalam proses respirasi. Pada sistem sirkulasi, paru-paru bertugas menukar

karbondioksida dalam darah dengan oksigen yang dihirup saat proses pernapasan

berlangsung

Proses peredaran darah bertujuan untuk mengedarkan darah yang mengandung nutrisi

untuk setiap sel-sel tubuh. Proses peredaran darah memiliki jalur tersendiri.

Berdasarkan jalur dan zat yang dibawanya, sistem peredaran darah dibagi menjadi dua

jenis yaitu sistem peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil
1. Sistem Peredaran darah besar

Sistem peredaran darah besar adalah sistem peredaran darah yang mengangkut darah

yang kaya akan oksigen dari jantung menuju ke seluruh tubuh kemudian kembali lagi

ke jantung. Tahapan pada proses ini dimulai saat darah dipompa oleh jantung bagian

bilik kiri (ventrikel kiri) akan masuk ke aorta dan arteri selanjutnya ke kapiler di seluruh

tubuh. Dari kapiler seluruh tubuh ke venula dilanjutkan ke vena dan vena cava dan

akhirnya masuk ke jantung lagi pada bagian jantung serambi kanan (atrium dekster).

Sirkulasinya adalah Jantung (bilik kiri) - Aorta - Arteri - Kapiler (seluruh tubuh) - Vena

- Jantung (serambi kanan).

2. Sistem Peredaran darah kecil

Sistem peredaran darah kecil adalah sistem peredaran darah dari jantung ke paru-paru

kembali lagi ke jantung dengan membawa darah yang mengandung karbondioksida.

Proses peredarannya dimulai saat darah di pompa pada bagian jantung bilik kanan

(ventrikel dekster) keluar melalui arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Pada paru-

paru bagian alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Dari paru-paru

darah kembali menuju ke vena pulmonalis dan menuju ke jantung bagian serambi

kiri. Sirkulasinya adalah Jantung (bilik kanan) - Arteri Pulmonalis - Paru-paru - Vena

Pulmonalis - Jantung (serambi kiri)

III. Sistem Hematologi

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan jaringan yang

membentuk darah, serta kelainan pada darah. Darah mempunyai peranan yang sangat

penting yaitu untuk membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh serta untuk

mengangkut limbah hasil metabolisme, seperti karbon dioksida, agar dapat dikeluarkan
dari tubuh. Selain itu, darah juga berperan dalam melawan infeksi, menghancurkan

benda atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh, membunuh sel kanker, dan

menghentikan perdarahan ketika terjadi luka.

Terdapat berbagai komponen darah dan gangguan dalam sistem hematologi yaitu:

1) Sel darah merah

Sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh dan

mengangkut karbon dioksida untuk dikeluarkan dari saluran pernapasan.

Gangguan pada sel darah merah yang paling sering terjadi adalah anemia atau

kurangnya jumlah sel darah merah. Kondisi ini umumnya terjadi ketika tubuh

kekurangan zat besi, folat, atau vitamin B12, serta perdarahan kronis.

2) Sel darah putih

Sel darah putih berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh yang

bertugas untuk melawan infeksi, benda asing, dan sel kanker.

Kelainan hematologi yang membuat jumlah dan fungsi sel darah putih

terganggu bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus, multiple myeloma dan

sindrom mielodisplasia, gangguan sumsum tulang, serta kanker, seperti

leukemia atau kanker darah dan limfoma.

3) Trombosit

Trombosit adalah komponen darah yang dikenal dengan keping darah atau

platelet. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah saat tubuh

mengalami luka. Oleh karena itu, bila tubuh kekurangan trombosit, hal ini dapat

menyebabkan perdarahan sulit berhenti.


kondisi yang bisa memengaruhi jumlah trombosit, di antaranya idiopathic

trombocytopenic purpura (ITP), demam berdarah dengue, leukemia, gangguan

sumsum tulang, trombositopenia, dan trombositosis.

Pemeriksaan yang dapat di lakukan dalam sistem Hematologi diantaranya :

• Hemoglobin

• Hematokrit

• Jumlah/volume sel darah merah

• Jumlah sel darah putih

• Jumlah trombosit

• Laju endap darah

C. Proses Oksigenasi

Proses pemenuhan kebutuhan Oksigenasi didalam tubuh terdiri dari 3 tahap yaitu :

ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas.

1) Ventilasi

Ventilasi Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam

alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa

hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru Proses

ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :

a) Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer

b) Adanya kondisi jalan napas yang baik


c) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam

melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.

2) Difusi Gas

Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru

dan co2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh

luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi. Perbedaan tekanan dan

konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh

karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam

darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).

Proses difusi dari alveolus ke kapiler paru-paru antara oksigen dan karbon

dioksida melewati enam rintangan atau barier, yaitu ; melewati surfaktan

membran alveolus, cairan intraintestinal, membran kapiler, plasma, dan

membran sel darah merah. Beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi

adalah sebagai berikut ;

a) Perbedaan tekanan pada membran. Semakin besar perbedaan tekanan

maka semakin cepat pula proses difusi.

b) Besarnya area membrane. Semakin luas area membrane Difusi maka

akan semakin cepat difusi melewati membran.

c) Keadaan tebal tipisnya membran. Semakin tipis maka akan Semakin

cepat proses difusi.

d) Koefisien difusi, yaitu kemampuan terlarut suatu gas dalam Cairan

membran paru. Semakin tinggi koefisien maka Semakin cepat difusi

terjadi.
3) Transportasi Gas

Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan

tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke kapiler. Adapun faktor faktor yang

memengaruhi transportasi oksigen yaitu :

a) Curah jantung (Cardiac Output), Saat volume darah yang dipompakan

oleh jatung berkurang maka jumlah oksigen yang ditransport juga akan

berkurang.

b) Jumlah eritrosit atau HB, Dalam keadaan anemia oksigen yang berikatan

dengan Hb akan berkurang juga sehingga jaringan akan kekurangan

oksigen.

c) Latihan fisik, aktivitas yang teratur akan berdampak pada keadaan

membaiknya pembuluh darah sebagai sarana transportasi, sehingga

darah akan lancar menuju daerah tujuan.

d) Hematokrit, Perbandingan antara zat terlarut atau darah dengan zat

pelarut atau plasma darah akan memengaruhi kekentalan darah, semakin

kental keadaan darah maka akan semakin sulit untuk ditransportasi.

e) Suhu lingkungan, suhu lingkungan yang panas sangat membantu dalam

proses melancarkan peredaran darah.

D. Faktor-Faktor yang memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi


Menurut Ambarwati (2014), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kebutuhan oksigen diantaranya adalah faktor fisiologis, status kesehatan, faktor

perkembangan, faktor perilaku, dan lingkungan.

1. Faktor fisiologis

Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada kebutuhan oksigen seseorang.

Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi pernapasannya diantaranya adalah :

1) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada saat

terpapar zat beracun.

2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi.

3) Hipovolemia.

4) Peningkatan laju metabolik.

5) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan,

obesitas dan penyakit kronis.

2. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses

oksigenasi dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh

seperti gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit kronis.

3. Faktor perkembangan

Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem

pernapasan individu.

1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.

2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.


3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.

4) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres

yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.

5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan

arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun.

4. Faktor Perilaku

Perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsi pernapasan. Status nutrisi, gaya

hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak

langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

5. Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen. Kondisi lingkungan

yang dapat mempengaruhinya adalah :

1) Suhu lingkungan

2) Ketinggian

3) Tempat kerja melalui polusi udara

E. Masalah/Gangguan Kebutuhan Oksigenasi

Permasalahan yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari

adanya gangguan yang terjadi pada sistim respirasi, Gangguan respirasi dapat

disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya peradangan, obstruksi, trauma, kanker,
degenerative, dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan tubuh

terhadap oksigen tidak terpenuhi secara adekuat. Menurut Abdullah (2014) secara garis

besar, gangguan pada respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama atau

frekuensi, insufisiensi pernapasan dan hipoksia, yaitu ;

a. Gangguan irama/frekuensi pernapasan

1) Gangguan irama pernapasan

a) Pernapasan Cheyne stokes

Pernapasan cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang

amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik, kemudian menurun dan

berhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dengan siklus yang baru. Jenis

pernapasan Ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongestif,

peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara

fisiologis jenis pernapasan ini, terutama terdapat pada orang di

ketinggian 12.000 – 15.000 kaki diatas permukaan air laut dan pada bayi

saat tidur.

b) Pernapasan Biot

Pernapasan biot adalah pernapasan yang mirip dengan pernapasan

cheyne stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea. Keadaan ini

kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.

c) Pernapasan Kussmaul

Pernapasan kussmaul adalah pernapasan yang jumlah dan

kedalamannya meningkat dan sering melebihi 20 kali/menit. Jenis

pernapasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asidosis metabolic

dan gagal ginjal.

2) Gangguan frekuensi pernapasan


a) Takipnea

Takipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya meningkat dan

melebihi jumlah frekuensi pernapasan normal.

b) Bradipnea

Bradipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya menurun dengan

jumlah frekuensi pernapasan dibawah frekuensi pernapasan normal.

b. Infusiensi Pernapasan

Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama

yaitu ;

1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti :

a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomyelitis, Transeksi

servikal.

b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema,

TBC, dan lain-lain

2) Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru

a) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang misalnya

kerusakan jaringan paru, TBC, kanker dan lain-lain.

b) Kondisi yang menyebabkan penebalan membrane pernapasan, misalnya

pada edema paru, pneumonia, dan lainnya.

c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak

normal dalam beberapa bagian paru, misalnya pada thrombosis paru.

3) Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-

paru ke jaringan
a) Anemia merupakan keadaan berkurangnya jumlah total Hemoglobin

yang tersedia untuk transfor oksigen.

b) Keracunan karbon dioksida yang menyebabkan sebagian besar

hemoglobin menjadi tidak dapat mengangkut oksigen.

c) Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh curah jantung

yang rendah.

c. Hipoksia

Hipoksia merupakan kondisi terjadinya kekurangan oksigen di dalam Jaringan.

Hipoksia dapat dibagi kedalam empat kelompok yaitu Hipoksemia, hipoksia

hipokinetik, overventilasi hipoksia, dan Hipoksia histotoksik.

1) Hipoksemia

Hipoksemia merupakan kondisi kekurangan oksigen didalam darah arteri.

Hipoksemia terbagi menjadi dua jenis yaitu Hipoksemia hipotonik (anoksia

anoksik) dan hipoksemia Isotonic (anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik

terjadi jika Tekanan oksigen darah arteri rendah karena karbondioksida

dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia isotonik Terjadi jika

oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang dapat diikat hemoglobin sedikit.

Hal ini dapat terjadi pada kondisi Anemia dan keracunan karbondioksida.

a) Hipoksia hipokinetik

Hipoksia hipokinetik merupakan hipoksia yang terjadi akibat adanya

bendungan atau sumbatan. Hipoksia Hipokinetik dibagi menjadi dua

jenis yaitu hipoksia hipokinetik iskemik dan hipoksia hipokinetik

kongestif.

b) Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang

berlebihan sehingga kemampuan penyediaan Oksigen lebih rendah dari

penggunaannya.

c) Hipoksia histotoksik

Hipoksia histotoksik yaitu keadaan disaat darah di kapiler jaringan

mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena

pengaruh racun sianida. Hal tersebut mengakibatkan oksigen kembali

dalam darah vena dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal

(oksigen darah vena meningkat)

F. Metode/Tindakan untuk mengatasai masalah kebutuhan Oksigenasi

Menurut (Tarwoto dan Wartonah 2010) kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan

beberapa metode, antara lain inhalasi oksigen (pemberian oksigen), fisioterapi dada,

nafas dalam dan batuk efektif, serta penghisapan lendir.

a. Inhalasi oksigen (pemberian oksigen)

Terdapat dua system inhalasi oksigen yaitu system aliran darah rendah dan

system aliran darah tinggi.

1. Sistem aliran rendah

Sistem aliran darah rendah ditujukan pada klien yang memerlukan oksigen

dan masih mampu bernafas sendiri dengan pola pernafasan yang normal.

Sistem ini diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan.

Pemberian oksigen diantaranya dengan menggunakan nasal kanul, sungkup

muka sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing dan sungkup

muka dengan kantong nonreabreathing.


a) Nasal kanul

Dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 liter/menit dan

Konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%.

b) Sungkup muka sederhana

Aliran oksigen yang diberikan melalui alat ini sekitar 5-8 liter/menit

dengan konsentrasi 40%-60%.

c) Sungkup muka dengan kantong rebreathing

Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari sungkup muka

sederhana yaitu 60%-80% dengan aliran oksigen 8-12 liter/menit.

d) Sungkup muka dengan kantong nonrebreathing

Memberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan aliran yang sama

pada kantong rebreathing.

2. Sistem aliran darah tinggi

Penggunaan teknik ini menjadikan konsentrasi oksigen Lebih stabil dan

tidak dipengaruhi tipe pernafasan, sehingga dapat menambah konsentrasi

oksigen lebih cepat. Misalnya melalui sungkup muka dengan ventury.

Tujuan utama inhalasi dengan sistem aliran darah tinggi ini adalah untuk

mengoreksi hipoksia dan asidema, hipoksemia, hiperkapnia, dan hipotensi.

Untuk menghindari kerusakan otak irreversible atau kematian.

b. Fisioterapi dada

Merupakan suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas perkusi,

vibrasi, dan postural drainage. Tujuan dari tindakan ini yaitu melepaskan secret

yang melekat pada dinding bronkus.

c. Napas dalam
Merupakan bentuk latihan yang terdiri atas pernafasaan abdominal (diafragma)

dan purse lips breathing.

d. Batuk efektif

Batuk efektif merupakan latihan batuk untuk mengeluarkan secret.

e. Suctioning (penghisapan lendir)

Merupakan suatu metode untuk melepaskan sekresi yang Berlebihan pada jalan

nafas. Suctioning dapat diterapkan pada oral, nasofaringeal, tracheal, serta

endotracheal. Tujuan tindakan ini adalah untuk membuat jalan nafas yang paten

dengan menjaga kebersihannya dari sekresi yang berlebihan (Tarwoto dan

Wartonah2010).

G. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Oksigenasi

PENGERTIAN :

Pemasangan oksigenasi merupakan alatsederhana yang dimasukkan kedalam lubang

hidung untuk memberikan o2 dan yang memungkinkan klien untuk bernafas melalui

mulut dan hidung .

TUJUAN :

1. Mengatasi hipoksemia/hipoksia

2. Untuk mempertahankan metabolisme

3. Sebagai tindakan pengobatan

INDIKASI :

1. Penderita dengan Kelumpuhan otot pernapasan

2. Penderita dengan narkose umum


3. Penderita dengan trauma paru

4. Hipoksemia/hipoksia

PERSIAPAN PASIEN :

Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan (alasan dan jenis tindakan).

PERSIAPAN ALAT :

1. Tabung 6. Plester

2. Humidifier 7. Gunting

3. Nasal kanule 8. Pinset

4. Flow meter 9. Kasa steril

5. Handscoon 10. Baki atau trolly berisi

PROSEDUR KERJA :

1. Cuci tangan

2. Gunakan handscoon

3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembap sesuai ketentuan

4. Menghubungkan selang dari nasal kanule ke tabung pelembab

5. Memasang nasal kanule pada hidung klien/pasien

6. Menetapkan kadar O2 sesuai dengan program medik

7. Fiksasi selang

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Kanule tersumbat atau terlipat

2. Tabung pelembab kurang/cukup terisi air


3. O2 sudah tidak mencukupi

4. Mengkaji kondisi klien/pasien secara teratur

5. Mendokumentasikan prosedur

KETERANGAN :

1. Nasal kanula/biasal kanule = 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24-44%.

2. Sungkup muka (masker kanula) sederhana = 5-8 liter/menit dengan konsentrasi

40-60 %.

3. Kanula masker rebreathing = 8-12 liter/menit dengan komsemtarsi 60-80%.

Diberikan pada pasien yang memiliki tekanan CO2 yang rendah.

4. Kanula masker non breathing = konsentrasi 80-100%. Diberikan pada pasien

dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam

proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.

Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2)

kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan),

kardiovaskuler dan hematology. Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-

paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan,

diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan

istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi

yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi

Saran

Oksigen merupakan salah satu unsur yang berasal dari alam. Jadi saran

yang dapat kami berikan adalah jagalah alam dengan cara menjaga lingkungan

sekitar kita seperti membuang sampah pada tempatnya agar oksigen yang kita

hirup bersih dan baik buat kesehatan tubuh dan juga disarankan kepada para

pembaca agar dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan


kebutuhan oksigeni pada Rumah Sakit serta dapat mengaplikasikannya dalam

dunia keperawatan

Anda mungkin juga menyukai