KEBUTUHAN OKSIGENASI
Disusun Oleh :
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 2020.02.030
Prodi : S1 Keperawatan
Mahasiswa
NIM. 2020.02.030
Ns. Diana Kusumawati, S.Kep. M.Kes Ns. Bibit Edi Susanto, S.Kep
Koordinator PLKK
NIDN. 0705028404
A. Konsep Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar manusia ialah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia untuk
mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis untuk mempertahankan kehidupan
dan kesehatan. Menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar :
(3) cinta;
B. Definisi
1. Oksigen
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam system (kimia atau
fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Pemberian O2Binasal merupakan
pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 %
pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan memasukkan zat asam (O2) ke
dalam paru dengan alat khusus.
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan
untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Dalam keadaan biasa manusia
membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap
menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel.
Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Terapi oksigen merupakan salah
satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi yang bertujuan untuk
memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah serta menurunkan upaya
bernafas dan mengurangi stress pada miokardium.
2. Gangguan Oksigen
b.Faring, merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai
dengan esofagus. Berdasarkan letaknya, faring dibagi menjadi tiga yaitu
nasofaring (belakang hidung), orofaring (belakang mulut), dan laringofaring
(belakang laring).
d.Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat
proses menelan.
3.Paru-paru
Paru-paru sebagai alat pernafasan utama terdiri atas dua bagian, yaitu paru-
paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ jantung beserta
pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak disebut apeks.
Paru-paru memiliki jaringan yang bersifat elastis, berpori, serta berfungsi sebagai
tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.
D. Proses Oksigenasi
1.Ventilasi
3.Transfortasi Gas
a. Nasal kanul dan nasal kateter. Nasal kanul dan nasal kateter merupakan alat terapi
oksigen (O2) dengan sistem arus rendah yang digunakan secara luas. Nasal kanul terdiri
dari sepasang tube dengan panjang + dua cm yang dipasangkan pada lubang hidung
pasien dan tube dihubungkan secara langsung menuju oxygen flow meter. Alat ini dapat
menjadi alternatif bila tidak terdapat sungkup muka, terutama bagi pasien yang
membutuhkan konsentrasi oksigen (O2) rendah oleh karena tergolong sebagai alat yang
sederhana, murah dan mudah dalam pemakaiannya. Nasal kanul arus rendah mengalirkan
oksigen ke nasofaring dengan aliran 1-6 liter/ menit dengan fraksi oksigen (O2) (Fi-O2)
antara 24-44%.
b. Sungkup muka tanpa kantong penampung. Sungkup muka tanpa kantong penampung
merupakan alat terapi oksigen (O2) yang terbuat dari bahan plastik di mana penggunaannya
dilakukan dengan cara diikatkan pada wajah pasien de ngan ikat kepala elastis yang berfungsi
untuk menutupi hidung dan mulut. Tubuh sungkup berfungsi sebagai penampung untuk oksi-
gen (O2) dan karbon dioksida (CO2) hasil ekspirasi. Alat ini mam-pu menyediakan fraksi oksigen
(O2) (FiO2) sekitar 40-60% dengan aliran sekitar 5-10 liter/ menit. Pada penggunaan alat ini,
direkomendasikan agar aliran oksigen (O2) dapat tetap dipertahankan sekitar 5 liter/ menit atau
lebih yang bertujuan untuk mencegah karbon dioksida (CO2) yang telah dikeluarkan dan
tertahan pada sungkup untuk terhirup kembali.
c. Sungkup muka dengan kantong penampung. Terdapat dua jenis sungkup muka dengan kantong
penampung yang seringkali digunakan dalam pemberian terapi oksigen (O2), yaitu sungkup
muka partial rebreathing dan sungkup muka nonrebreathing. Keduanya terbuat dari bahan
plastik namun perbedaan di antara kedua jenis sungkup muka tersebut terkait dengan adanya
katup pada tubuh sungkup dan di antara sungkup dan kantong penampung.9 Sungkup muka
partial rebreathing tidak memiliki katup satu arah di antara sungkup dengan kantong
penampung sehingga udara ekspirasi dapat terhirup kembali saat fase inspirasi sedangkan pada
sungkup muka nonrebreathing, terdapat katup satu arah antara sungkup dan kantong
penampung sehingga pasien hanya dapat menghirup udara yang terdapat pada kantong
penampung dan menghembuskannya melalui katup terpisah yang terletak pada sisi tubuh
sungkup.
F. ETIOLOGI status Oksigenasi
1.Lingkungan
6.Emosi
7.Gaya Hidup
8.Status Kesehatan
9.Saraf Otonom
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu
binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. Hal-hal tersebut
dapat menyebabkan bersin apabila ada rangsangan di daerah nasal, batuk apabila
rangsangannya di saluran nafas bagian atas, bronkhokontriksi terjadi pada asma
bronkhiale, dan rhinitis jika rangsangannya terletak di saluran nafas bagian bawah.
12.Faktor Perkembangan
13.Usia
14.Gaya Hidup
15.Stres
Apabila stres dan stresor dihadapi, baik respon psikologis maupun fisiologis
dapat memengaruhi oksigenasi. Beberapa orang dapat mengalami hiperventilasi
sebagai respon terhadap stres.Apabila ini terjadi, PO2arteri meningkat dan
PCO2menurun. Akibatnya, orang dapat mengalami berkunang-kunang dan bebas serta
kesemutan pada jari tangan, jari kaki, dan disekitar mulut.
G. MANIFESTASI KLINIS
4.Sianosis
7.Ortopnea
8.Sputum
H. PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas.
Terapi oksigen diindikasikan pada orang dewasa dan anak dengan PaO2<60 mmHg atau
saturasi O2<90% pada kondisi istirahat dalam udara Sedangkan pada neonatus, terapi
oksigen diindikasikan bila PaO2<50 mmHg atau saturasi O2<88%.[2,9]
Pasien dengan gejala klinis yang menunjukkan keadaan hipoksemia atau hipoksia
membutuhkan terapi oksigen, seperti : [2,10]
infark miokard,
edema paru kardiogenik,
cedera paru akut,
keracunan sianida,
keracunan karbon monoksida, dll
Oksigen tambahan juga diberikan selama masa perioperatif karena pada umumnya obat-
obatan anastesi menyebabkan penurunan PaO2 sekunder akibat peningkatan rasio
ventilasi/perfusi dan penurunan kapasitas residu fungsional paru.[2,10]
Terapi oksigen juga diberikan sebelum prosedur seperti suction trakea atau bronkoskopi
yang dapat menyebabkan desaturasi arteri. Terapi oksigen telah terbukti memperpanjang
angka harapan hidup pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik dengan PaO2
<60 mmHg.[2,10]
L.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Metode Morfologis
a.Radiologi
b.Bronkoskopi
c.Pemeriksaan Biopsi
Manfaat biopsy paru –paru terutama berkaitan dengan penyakit paru
yang bersifat menyebar yang tidak dapat didiagnosis dengan cara lain.
d.Pemerikasaan Sputum
M. PENATALAKSANAAN
a. Pengkajian
1) Identitas
2) Keluhan Utama
Sesak Nafas
Px dating ke Rumah Sakit NU Mangir pada tanggal 05 Juli 2021 dengan keluhan
muntah, mual, dan pusing sejak kemarin tanggal 04 Juli 2021, setelah pengecekan di IGD
dengan diberikan Tindakan pemberian infus, lalu pasien dipindahkan ke Ruang Anggrek
dengan diberikan Tindakan pemberian infus, pemberian injeksi obat, dan obat oral. Saat
pengkajian pasien mengeluhkan sesak nafas di dadanya, kemudian pasien dibantu untuk
diberikan alat oksigenasi berbentuk Nassal Canul 1-4 liter agar pernafasannya normal
kembali.
Px pernah dirawat di Rumah Sakit NU Mangir pada tahun 2020 dengan Riwayat
operasi Kista Cokelat.
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
NO INTERVENSI NO PENJELASAN
KEPERAWATAN SIKI INTERVENSI PENDUKUNG
1 Pola nafas tidak I. 01002 Dukungan ventilasi :
efektif 1.Observasi :
Identifikasi adanya kelelahan
otot bantu nafas
Identifikasi efek perubahan
posisi terhadap status
pernafasan
2.Terapeutik :
Pertahankan kepatenan jalan
nafas
Fasilitasi mengubah posisi
senyaman mungkin
Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan (mis. Nasal Kanul)
3.Edukasi :
Ajarkan mengubah posisi secara
mandiri
d. Implementasi Keperawatan
1. Observasi
3. – Mengajarkan pasien dan keluarga cara merubah posisi saat tidur dan duduk agar alat
oksigenasi tetap berjalan dengan lancar serta agar tidak merasakan nyeri sesak
e. Evaluasi
Penggunaan Otot √
Bantu Nafas
Note :
https://www.kompasiana.com/www.sarwan.com/54f927efa33311d33b8b4e02/konsep-
kebutuhan-dasar-manusia?page=all (diakses pada 7 Juli 2021 pukul 20:00)
https://www.alomedika.com/obat/anestetik/anestetik-umum/oksigen/indikasi-dan-dosis
(diakses pada tanggal 8 Juli 2021 pukul 16:45)
LEMBAR KONSUL
NIM : 2020.02.030
Prodi : S1 Keperawatan