Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

OKSIGENASI

DISUSUN OLEH :
NAMA : Dwi Saraswati Bangunan
NIRM : 1501076
M.K : IKD III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES


MUHAMMADIYAH MANADO T.A 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi adalah bagian dari kebutuhan


fisiologis(Huraki Maslow). Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses
kehidupan, oksigen sangat berperan dalam proses metabolism tubuh,
kebutuhan oksigen dalam tubuh harus dipenuhi apabila kebutuhan dalam
tubuh berkurang, maka terjadi kerusakan pada jaringan otak. Dan apabila hal
tersebut terjadi berlangsung lama akan mengakibatkan kematian.

Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam


pemenuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti ada yang kekurangan oksigen
akan mengalami hipoxia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan
kebutuhan pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen
melalui saluran pernapasan dan sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernapasan agar dapat
berfungsi normsl kembali. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dalam
pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan
menggunakan nasal kanul, masker, dan kateter nasal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kebutuhan oksigenasi ?

2. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi ?

3. Apa saja pengaturan oksigenasi ?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi ?

5. Masalah apa saja yang ada dalam oksigenasi ?


C. Tujuan Penulisan

1. Agar mahasiswa lebih paham dan mengerti dalam tehnik pemasangan


oksigen.

2. Agar mahasiswa dapt memenuhi kebutuhan dasar pasien yang berhubungan


dengan oksigenasi

3. Agar mahasiswa mempunyai pedoman dalam tindakan selanjutnya.

D. Manfaat

1. Menambah wawasan bagi mahsiswa tentang kebutuhan-kebutuhan dasar pada


manusia.

2. Memperkaya pengetahuan mahsiswa tentang asuhan keperawatan pada pasien


dengan kebutuhan oksigenasi.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Oksigen adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21%
pada tekanan 1 atmosfir sehingga kosentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi adalah pemasangan oksigen yang diberikan pada pasien


untuk mengatasi masalah pernapasan. Misalnya pada penderita asma,
bronkopneumonia, pasien tidak sadar, pasien penyakit jantung, dll.

B. Tujuan pemberian oksigenasi

1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan.

2. Untuk menurunkan kerja paru-paru.

3. Untuk menurunkan kerja jantung.

C. Syarat pemberian oksigen

1. Dapat mengontrol kosentrasi oksigen udara inpirasi.

2. Tahanan jalan nafas yang rendah.

3. Tidak terjadi penumpukan CO2.

4. Efisien

5. Nyaman untuk pasien.

D. Indikasi pemeberian oksigenasi

1. Klien dengan kadar oksigen arteri dari hasil analisa gas darah.

2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap


keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan
serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan.
3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung
yang adekuat.

E. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

1. Anatomi

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus, dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang
sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli.
Terdapat juga suatu sistem yang memungkinkan kotoran atau benda asing
yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

a. Hidung

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.


Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai
vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya
akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan
selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung.
Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari
tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi.

b. Farinx (tekak)

Farinx (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungan-nya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah
bagian dari faring merupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.

c. Laring (tenggorokan)

Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,
glandula tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan didepan laringofaring dan
bagian atas esophagus.

d. Epiglottis

Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar


lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago
thyroideum. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping
epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.

e. Plica vokalis

Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak
di atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian
dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian
belakang. Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di
atas plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalam produksi suara.

f. Otot-otot

Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan


thyroidea, yang dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan
memisahkan plica vocalis. Otot-otot tersebut di inervasi oleh nervus cranialis
X (vagus).

g. Fonasi

Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara


yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan
bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.

h. Trakea (batang otak)

Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar


2,5 cm. Trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan
leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis
(taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian
vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus
(bronchi). Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupa
cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang
melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat
beberapa jaringan otot.

i. Bronchus

Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi


bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai
dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan
bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang
rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga
aliran udara lancar.

j. Alveoli

Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi


pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan
udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter
masing-masing rata-rata 0,2 milimeter. Paru-paru terdapat dalam rongga
thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :

1) Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.

2) Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.

3) Dan basis terletak pada diafragma.

Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan
inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.
Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan
alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli,
sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat
permukaan/pertukaran gas. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus
superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus
superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang
mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus
alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.

Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung


ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel
pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal
terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada
gesekan dengan dinding dada. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru
mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup
luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka
dada. Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada)
tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang
belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang. Terdapat otot-otot
yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot
pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :

1) interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing


iga.

2) Sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).

3) Skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.

4) Interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.

5) Otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut
mendorong diafragma ke atas.

6) Otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

2. Fisiologi

Proses fisiologis respirasi di mana oksigen dipindahkan dari udara ke


dalam jaringan-jaringan, dan karbon dioksida dikeluarkan ke udara.

1) Ventilasi

Udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru karena selisih


tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus oleh kerja mekanik otot-
otot.

2) Difusi

Stadium ke dua proses respirasi mencakup proses difusi gas-gas


melintasi membran antara alveolus-kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari
0.5 um). Kekuatan pendorong untuk pernindahan ini adalah selisih tekanan
parsial antara darah dan fase gas.
3) Transportasi dalam darah

Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke jaringan melalui dua jalan :

1. Secara fisik larut dalam plasma.

2. Secara kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin


(HbO2). Ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini bersifat reversibel.

Transport CO2 dari jaringan keparu-paru melalui tiga cara sebagai berikut:

1.Secara fisk larut dalam plasma (10 %).

2.Berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah


(20%).

3.Ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%). Karbon dioksida


berikatan dengan air dengan reaksi seperti dibawah ini:

CO2 + H2O = H2CO3 = H+ +HCO3-

Ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium.

1. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke


dalam dan ke luar paru-paru.

2. Stadium ke dua, transportasi, yang terdiri dari beberapa aspek :

1) Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi


eksterna) dan antara darah sistemik dan selsel jaringan.

2) Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuaiannya


dengan distribusi udara dalam alveolus-alveolus.

3) Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon dioksida dengan
darah.

3. Respirasi sel atau respirasi interna merupakan stadium akhir dari respirasi.

Selama respirasi ini metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energi,


dan karbon dioksida terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan
dikeluarkan oleh paru-paru.
3. Pengaturan Respirasi

1.Medulla Oblongata.

2. Pons

Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara


atmosfer kedarah vena dan mengeluarkan gas carbondioksida dari alveoli
keudara atmosfer.

2) Menyaring bahan beracun dari sirkulasi.

3) Reservoir darah.

4) Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas

4. Macam – macam alat oksigenasi dan cara pemakaiannya

a. Nasal kanula/Binasal kanula

Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6lt/menit


dan konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%.

Cara pemasangan :

- Terangkan prosedur pada klien

- Atur posisi klien yang nyaman(semi fowler)

- Atur peralatan oksigen dan humidiflier

- Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran


oksigen yang rendah,beri pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula.

- Masukan ujung kanula ke lubang hidung

- Fiksasi selang oksigen

- Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan.


Keuntungan

- Toleransi klien baik

- Pemasangannya mudah

- Klien bebas untuk makan dan minum

- Harga lebih murah

Kerugian

- Mudah terlepas

- Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%

- Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut

- Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus

b. Sungkup Muka / Masker

1. Sungkup muka sederhana

Aliran oksigen melalui alat ini sekitar 5-8lt/menit dengan koonsentrasi


40-60%.

Cara pemasangan :

- Terangkan prosedur pada klien

- Atur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler)

- Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka sederhana dengan


humidiflier.

- Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung dan mulut


klien

- Lingkarkan karet sungkunp kepada kepala klien agar tidak lepas

- Alirkan oksigen sesuai kebutuhan.


Keuntungan

- Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula

- system humidifikasi dapat di tingkatkan

Kerugian

- Umumnya tidak nyaman bagi klien

- Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi

- Aktivitas makan dan berbicara terganggu

- Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan


aspirasi

- Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida

c. Sungkup muka dengan kantung rebreathing

Konsentrrasi ooksigen yang di berikan lebih tinggi dari pada sungkup


muka sederhana yaitu 60-80% dengan aliran oksigen 8-12lt/menit. Indikasi
penggunaan adalah pada klien dengan kadar tekanan karbondioksida yang
rendah, udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga
konsentrasi karbondioksida lebih tinggi dari pada sungkup sederhana.

Cara pemakaian :

- Terangkan prosedur pada klien

- Hubungkan selang oksigen dengan humidiflier dengan aliran rendah

- Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung
dengan sungkup

- Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman. Bila
perlu pakai kasa pada daerah yang tertekan.

- Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan terisi waktu ekspirasi


dan hampir kuncup waktu inspirasi
Keuntungan

- Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup muka sederhana

- Tidak mengeringkan selaput lendir

Kerugian

- Kantung oksigen bisa terlipat

- Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran terlalu rendah

d. Sungkup muka non breathing

Memberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan aliran yang


sama pada kantong rebreathing. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak
tercampur dengan ekspirasi. Indikasi penggunaan adalah pada klien dengan
kadar tekanan karbondioksida yang tinggi.

Cara pemasangan sama dengan sungkup muka kantong rebreathing.

Keuntungan

- Konsentrasi oksigen hampir diperoleh 100% karena adanya katup satu


arah antara kantong dan sungkup, sehingga kantung mengandung
konsentrasi oksigen yang tinggi dan tidak tercampur dengan udara
ekspirasi.

- Tidak mengeringkan selaput lender

Kerugian

- Kantung oksigen bisa terlipat

- Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen

- Tidak nyaman bagi klien

5. Faktor yang mempengaruhi oksigenasi

1. Faktor Perkembangan : lahir paru-paru berisi udara.

2. Faktor Lingkungan : dataran tinggi PO2 rendah


3. Status Kesehatan : penyakit kardiovaskuler dan pernafasan trasportasi O2
terganggu.

4. Faktor Perilaku : aktivitas fisik, nutrisi, merokok, penyalahgunaan


narkoba.

5. Faktor fisiologis

1) Perubahan pola nafas.

2) Obstruksi jalan nafas.

3) Gangguan fungsi pernafasan.

6. Masalah Oksigenasi

1. Hiperventilasi

Hiperventilasi adalah kondisi ventilasi yang berlebih, yang dibutuhkan


untuk mengeleminasi CO2 di vena, yang diproduksi mll metabolisme.

Disebabkan oleh :

1) Ansietas

2) Infeksi

3) Obat-obatan

Tanda dan gejala Hiperventlasi :

1.Takikardi

2. Nafas pendek

3. Nyeri dada

4. Baal pada ekstremitas

5. Penglihatan yang kabur


2. Hipoventilasi

Hipoventilasi adalah ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan


O2 tubuh / mengeliminasi CO2 tidak adekuat. Disebabkan oleh atelektasis yaitu
kolaps alveoli yang mencegah pertukaran O2 dan CO2 sehingga paru yang di
ventilasi sedikit.

Tanda dan gejala Hipoventilasi :

1. Pusing

2. Penurunan kemampuan mengikuti instruksi.

3. Ketidakseimbangan elektrolit.

4. Henti jantung.

5. Nyeri kepala di oksipital pada saat terjaga.

3. Hipoksia

Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat


jaringan, kondisi ini terjadi akibat defisiensi penghantar O2 atau penggunaan
O2 diselular. Disebabkan oleh :

1) Penurunan kadar hemoglobin & penurunan kapasitas darah yang membawa


O2, seperti Anemia.

2) Penurunan konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti sesak nafas.

3) Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil O2 dari darah, seperti kasus


keracunan sianida.

4) Penurunan difusi O2 dari alveoli ke darah, seperti Pneumonia.

5) Perfusi darah yang mengandung O2 di jaringan yang buruk seperti syok.

6) Kerusakan ventilasi seperti trauma dada, fraktur iga multiple.

4. Obstruksi jalan napas


Obtruksi jalan napas adalah kondisi pernapasan yang tidak normal akibat
ketidakmampuan batuk secara efektif.

Tanda Klinis:

1. Batuk tidak efektif.

2. Sekret tidak mampu keluar.

3. Suara nafas menunjukkan adanya sumbatan.

4. Jumlah, irama dan kedalaman pernapasan tidak normal

7. Gangguan Pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas seperti terjadi karena sekresi yg kental, depresi


saraf pusat, penyakit radang paru.

Tanda Klinis :

1. Napas dengan bibir saat ekspirasi.

2. Menurunnya saturasi Oksigen.

3. Sianosis

4. Dispnea (sesak dan berat saat bernapas).


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara


fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh
karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan
sangat vital bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem


pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.

B. Saran

Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar


dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan
oksigeni pada rumah sakit serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia
keperawatan. Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan lainnya mampu
memahami dan mendalami kebutuhan fisiologis oksigenasi yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang sangat mendasar.
DAFTAR PUSTAKA

Allen. CarolVestal. 1998. MemahamiProses Keperawatan DenganPendekatan


Latihan. Jakarta.

A.Aziz Alimul H. Pengantar Kebutuhan DasarManusia. SalembaMedika. 2006 .


Jakarta.

Carpenito, Lynela Juall ; Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi b. Jakarta, EGC ;
2000

Doenges, Marilyn. Dkk ; Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta. EGC 1999

Greven. Ruth. 1999. Fundamental of Nursing: human health and function.


Philadelphia: lippincott. bahasa Cristantie Effendy. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai