B. Anatomi Fisiologi
3. Laring
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot
yang mengandung pita suara, selain fonasi laring juga berfungsi sebagai
pelindung. Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan
nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring adalah saluran pernapasan
yang membawa udara menuju ke trakea. Fungsi utama laring adalah untuk
melindungi saluran pernapasan dibawahnya dengan cara menutup secara cepat
pada stimulasi mekanik, sehingga mencegah masuknya benda asing ke dalam
saluran napas. Laring terdiri dari 1 tulang dan 3 tulang rawan (cartilago) yaitu Os.
Hyoid, Cartilago Epiglotis, Cartilago Tiroid, dan Cartilago Cricoid.
4. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup
laring pada saat proses menelan.
5. Trakea
Trakea atau disebut sebagai batang tenggorok, memiliki panjang sekitar 12 cm
yang dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima.
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring. Trakea berfungsi
sebagai tempat perlintasan udara setelah melewati saluran pernapasan bagian atas,
yang membawa udara bersih, hangat, dan lembab. Pada trakea terdapat sel-sel
bersilia yang berguna untuk mengeluarkan bendabenda asing yang masuk
bersama-sama dengan udara pernapasan.
6. Bronkus
Bronkus adalah merupakan organ cabang dari trakea, yang tersusus atas tulang
yang rawan dengan bentuk cincin. maksudnya ialah bahwa bronkus memiliki dua
organ/ jalur yang menuju paru-pari kanan dan kiri. Bronkus merupakan bentuk
percabangan atau kelanjutan dari trakea yang terdiri atas dua percabangan kanan
dan kiri. Bagian kanan lebih pendek dan lebar yang daripada bagian kiri yang
memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang
dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah. Fungsi keduanya
adalah mengantarkan udara, baik oksigen serta karbondioksida dari dan menuju
paru-paru.
7. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang
menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Fungsi
bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup
agar mencapai paru-paru.
8. Alveolus
Alveolus adalah merupakan gelembung-gelembung udara didalam paru-paru
dengan jumlah kurang lebih sebanyak 300 juta buah. Pada gelembung tersebut
terdapat dinding yang tipis berisi kapiler darah dan disetiap gelembungnya
terdapat kapiler darah yang menyelimuti. Tempat terjadinya pertukaran oksigen
dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup.
9. Paru-paru / Pulmo
Paru-paru berada pada rongga dada bagian atas, di bagian samping di batasi
oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu : paru-paru kanan dan kiri, dimana
paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus dan paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus. Paru-
paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.
b) Fisiologi Pernapasan
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memasok tubuh dengan oksigen
dan membuang karbon dioksida. Respirasi terjadi apabila terjadi peristiwa sebagai
berikut (Marieb & Keller, 2011 : Peate, 2015) dalam (Sumiyati et al, 2021) :
1. Ventilasi Paru
Ventilasi paru melibatkan pergerakan fisik udara ke dalam dan keluar dari
paru-paru. Fungsi utama ventilasi paru untuk mempertahankan ventilasi alveolar
yang adekuat. Hal ini untuk mencegah penumpukan karbondioksida di alveoli dan
mencapai pasokan oksigen yang konstan ke jaringan. Udara mengalir diantara
atmosfer dan alveoli paru-paru sebagai akibat dari perbedaan tekanan yang
diciptakan oleh kontraksi dan relaksasi otot pernapasan. Laju aliran udara dan
usaha yang dibutuhkan untuk bernapas dipengaruhi oleh tegangan permukaan
alveoli dan integritas paru. Proses ventilasi paru ini disebut pernapasan.
2. Difusi Gas
Difusi gas O2 dan CO2, yaitu perpindahan molekul oksigen dari rongga
alveolus, melewati membrane kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah,
dan selanjutnya menembus dinding sel darah merah, dimana akhirnya masuk ke
interior sel darah merah hingga berikatan dengan hemoglobin.
3. Perfusi
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung,
dan darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida.
a) Fase Inspirasi
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil
sehingga udara luar masuk.
b) Fase Ekspirasi
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali
ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan
menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
2) Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
3) Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
4) Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap ransangan yang berbahaya seperti
gangguan peniuman dan penglihatan
2. Asma Bronchial
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri
bronkopasme periodik ( kontraksi spasme pada saluran napas) terutama percabangan
trakeobronial yang dapat diakibatkan oleh berbagai stimulus seperti faktor
biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik.
Klasifikasi asma berdasarkan etiologi
a. Asma Bronkhial Tipe Atopik
Asma timbul karena seseorang yang mengalami atopi akibat pemaparan
alergen.akan ditangkap oleh makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting
cells (APC)
b.Asma Bronkhial Tipe Non-Atopik
Terjadi bukan karena pernapasan alergen tetapi terjadi akibat beberapa faktor salah
satunya infeksi saluran pernapasan bagian atas, olahraga atau tekanan jiwa yang
berat stres psikologis.
c. Keadaan Umum
Kaji kesadaran klien, kecemasan, kegelisaan, kelemahan suara, denyut nadi
frekuensi pernapasan yang meningkat, penggunaan otot-otot bantu pernapasan,
lendir lengket, dn posisi yg baik.
1. B1 (Breathig)
a) Inspeksi, Inspeksi dada terutama untuk melihat postur bentuk dan
kesimetrisam adanya peningkatan diameter anteroposterior,
b) Palpasi kesimetrisan ekspansi, dan taktil fremitus normal
c) Perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma
menjadi datar
d) Auskultasi,
2. B2 Blood
Memonitor dampak asma pada status kardiovaskuler meliputi keadaan
hemodinamik seperti nadi, Tekanan darah, dan darah, dan CRT.
3.B3 (Brain)
Diperlukan pemeriksaan GCS Untuk menentukan tingkat kesadaran
4.B4 Bladder
Pengkuran folume output urine. Perawat perlu memonitor ada tidaknya oliguria,
karena hal tersebut merupakan tanda awal syok.
D. Patway
1. Faktor Fisiologi
terganggu.
2. Faktor Perkembangan
c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
paru.
menurun.
3. Faktor Perilaku
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
arterioklerosis.
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja
b. Suhu lingkungan
keras.
F. Manifestasi klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi. Penurunan
ventilasi permenit, penggunaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas
flaring (napas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek,
posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior-posterior,frekuensi napas kurang, penurunan kapasitas vital
menjadi tanda dan gejala adanya pola napas yang tidak efektif sehingga menjadi
gangguan oksigenasi (NANDA,2016). Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran
gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingunan,
AGS abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia,
hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas
(NANDA,2016)
G. Diagnosa keperawatan
H. Intervensi
Hari/tgl/jam Diagnosa Tujuan dan kriteria intervensi
keperawatan hasil
Selasa 19-12- Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan napas
2023 sampai efekstif b.d tindakan keperawatan I.01011
dengan depresi pusat selama 1 x 18 jam Observasi
tanggal 21- pernapasan maka pola napas 1. Monitor pola
12-2023 D.0005 diharapkan membaik, napas
Dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi
1. Dispnea menurun napas tambahan
2. pemanjangan fase
ekspirasi menurun Terapeutik
3. frekuensi napas 1. Pertahankan
membaik posisi semi-
4. kedalaman napas fowler atau
membaik fowler
2. Berikan minum
air hangat
3. Lakukan
fisioterapi dada
(jika perlu)
4. Berikan oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari, jika tidak
ada
kontraindikasi
Kolanorasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektora
n,mukolitik, jika perlu.
Pemantauan respirasi
I.01014
Observasi
1. Monitor
frekuensi,irama,k
edalaman dan
upaya napas
2. Monitor pola
napas
3. Monitor
kemampuan
batuk efektif
4. Monitor adanya
produksi sputum
5. Monitor adanya
sumabatan jalan
napas
6. Monitor saturasi
oksigen
7. Monitor hasil x-
ray thoraks
Terapeutik
1. Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasi
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan
hasil
pemantauan,jika
perlu