TINJAUAN PUSTAKA
b. Faring
Faring (tekak) adalah pipa barotot berukuran 12,5 cm yang berjalan
dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan usofagus pada
ketinggian tulang rawan krikoid. (Evelyn,2009). Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian
depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.
(Arif,2008)
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring atau tekak
tempat terletaknya pita suara. Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengan sebagai suara. (Arif,2008)
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang
keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan,
faring juga menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk suara
percakapan.(Arif,2008)
Gambar 2 Anatomi Faring
Sumber : https://07oneklikbiologi.wordpress.com
c. Laring
Laring terdiri dari rangkain cincin tulang rawan yang dihubungkan
oleh otot-otot dan mengandung pita suara. Ruang berbentuk segitiga
diantara pita suara (yaitu glottis) bermuara kedalam trakea dan
membentuk bagian antara saluran pernapasan atas dan bawah. Glottis
merupakan pemisah antara saluran pernapasan bagian atas dan bagian
bawah. Meskipun laring terutama dianggap berhubungan dengan fonasi,
tetapi fungsinya sebagai organ pelindung jauh lebih penting. Pada waktu
menelan, gerakan laring keatas, penutupan glottis, dan fungsi seperti pitu
dari epiglottis yang berbentuk daun pada pintu masuk laring, berperan
untuk mengarahkan makanan dan cairan masuk kedalam esophagus. Jika
benda asing masih mampu masuk melampaui glottis, fungsi batuk yang
dimiliki laring akan membantu mengahalau benda dan secret keluar dari
saluran pernapasan bagian bawah.(Sylvia,2006)
c. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir
yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan
napas
d. Alveolus
Alveoli merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2, terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas
70 m2. 5
Terdiri atas 3 tipe :
1) Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding
alveoli
2) Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan
dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
3) Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel
fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
e. Paru-paru
Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang
ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada
diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-
paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai
dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-
paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit
terkecil yang disebut bronchopulmonary segments. Paru-paru kanan dan
kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum (Sherwood, 2001)
Gambar 4 Paru-paru
Sumber : Putz ddk, 2001
Gambar 5. Paru-paru
Sumber : Tortora,2012
Pergerakan dari dalam ke luar paru terdiri dari dua proses, yaitu
inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam
paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer.
Agar proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik
pada otot pernafasan dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan
dibagi menjadi dua yaitu : 5
Otot-otot inspirasi
1) Prime mover
a) Diafragma
b) M. intercostalis Externa
2) Otot-otot bantu napas
a) m. scalenus anterior
b) m. scalenus medius
c) m. sternocleidomastoideus
d) m. pectolaris major
Otot-otot ekspirasi
1) prime mover
a) m. intercostalis interna
2) otot-otot bantu napas
a) m. rectus abdominis
b) m. obliques abdominis eksternus
c) m. obliques abdominis internus
d) m. transversus abdominis
2. IRR
Infra Red Radiation (IRR) merupakan pancaran gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700-4 juta A.21 IRR selain
berasal dari matahari dapat pula diperoleh secara buatan dari bantalan listrik
dan carbon pendek. Bantalan listrik akan mengeluarkan sinar infra merah
gelombang panjang, pendek dan sinar visible. Carbon pendek akan
mengeluarkan sinar infra merah yang disertai sinar visible dan juga sinar ultra
violet. IRR dapat diklasifikasikan menjadi: 24
a. Berdasarkan panjang gelombang
Gelombang panjang (non penetrating) panjang gelombang di atas
12.000 A s/d 150.000 A. daya penetrasi hanya sampai superficial
epidermis (0.5 mm).
Gelombang pendek (penetrating) panjang gelombang 7.700-12.000 A,
daya penetrasi lebih dalam sampai jaringan sub kutan dan dapat
mempengaruhi ssecara langsung terhadap pembuluh kapiler, pembuluh
lymphe, ujung syaraf dan jaringan di bawah kulit.
b. Berdasarkan Type
- Type A: panjang gelombang 780-1500 A. penetrasi dalam
- Type B: 1500-3000 A. penetrasi dangkal
- Type C: 3000-10000 A. penetrasi dangkal
Generator inframerah terbagi menjadi dua yaitu non luminous dan
luminous generator. Non luminous hanya mengandung infra merah
saja sedangkan luminous generator selain mengandung IR juga sinar
visible dan UV. Pengobatan non luminous disebut Infra Red radiation.
Pancaran max; 40000, generator kecil kekuatan 500 watt, sedang-besar
; 750-1500 watt, sedangkan luminous generator pengobatannya sering
disebut dengan radiant heating, mempunyai kekuatan 60, 1000 sampai
1500 watt. Menggunakan IRR dapat memperoleh efek fisiologis dan
efek terapeutik. Efek fisiologis yang bisa diperoleh dari pemakaian
IRR yaitu:
1) Meningkatkan metabolisme
2) Vasodilatasi pembuluh darah
3) Pigmentasi, hal ini terjadi karena adanya perusakan sebagian sel-
sel darah merah di tempat tsb
4) Pengaruh terhadap syaraf sensoris
5) Pengaruh terhadap jaringan otot
6) Destruksi jaringan; bila berlangsung lama sehingga di luar toleransi
jaringan penderita
7) Menaikkan temperature tubuh
8) Mengaktifkan kerja kelenjar keringat; terjadi karena pengaruh
rangsangan panas yang dibawa ujung-ujung syaraf sensoris
sehingga mengaktifkan kelenjar keringat