BAB I
KONSEP DASAR
C. Etiologi
Faktor-faktor resiko penting yang menyebabkan PPOM
1. Perokok kretek
2. Polusi udara
3. Pemajanan di tempat kerja (batu bara, kapas, padi-padian)
Prosesnya dapat terjadi dalam rentang lebih dari 20 sampai 30 tahun (Smeltzer,
2002 : 756).
Faktor penyebab lain menurut (Doenges, 1999 : 152) alergen, masalah
emosi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia, dan infeksi.
D. Manifestasi Klinik
1. Batuk
2. Sputum atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulen atau mukopurulen.
3. Sesak, sampai menggunakan otot-otot pernafasan otot-otot pernafasan tambahan
untuk bernafas (Mansjoer, 2000 : 480)
Manifestasi klinis dari PPOM adalah malfungsi kronis pada sistem pernafasan
yang manifestasi awalnya ditandai dengan batuk-batuk dan produksi dahak pada pagi
hari. Napas pendek sedang berkembang menjadi napas pendek akut. Batuk yang
produktif dahak memburuk menjadi batuk persisten yang disertai dengan produksi
dahak yang semakin banyak. Pasien sering mengalami infeksi pernapasan dan
kehilangan berat badan menurun atau cukup drastis, sehingga pada akhirnya pasien
tersebut tidak akan mampu secara maksimal melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.
Pasien mudah lelah, mudah mengalami penurunan berat badan sebagai akibat dari
nafsu makan yang menurun. Penurunan daya kekuatan tubuh, kehilangan selera
makan, penurunan kemampuan pencernaan sekunder karena tidak cukupnya
oksigenasi sel dalam sistem gastrointestinal (Reeves, 2001 : 44).
E. Patofisiologi
Pada bronkhitis kronik maupun emfisema terjadi penyempitan saluran nafas,
penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan sesak.
Pada bronkhitis kronik, saluran pernafasan kecil yang berdiameter kurang dari 2 mm
menjadi lebih sempit berkelok-kelok dan berobliterasi. Penyempitan ini terjadi karena
metaplasia sel gobles. Saluran napas besar juga menyempit karena hipertrofi dan
hiperplasi kelenjar mukus. Pada emfisema paru penyempitan saluran nafas disebabkan
oleh berkurangnya elastisitas paru-paru (Mansjoer, 2000 : 480).
Obstruksi jalan nafas yang menyebabkan reduksi aliran udara beragam
tergantung pada penyakit. Pada bronkitis kronis dan bronkiolitis penumpukan lendir dan
sekresi yang sangat banyak menyumbat jalan nafas. Pada emfisema, obstruksi pada
pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi akibat kerusakan dinding alveoli yang
disebabkan oleh overekstensi ruang udara yang mengalir ke dalam paru-paru (Smeltzer,
2002 : 594).
F. Pathway dan Masalah Keperawatan
Sumber Polusi dan Predi
: rokok sposi
Carpeni
si
to
Bronkitis genet
(1999)
Doenge
kronis ik
s
(1999) Hipertrofi Emfis
- Doe kelenjar ema
nges mukus brokus
(2000) jumlah sel Elasti
- Eng gobles sitas
gram
bronk
(1999)
- Ma Saluran us
nsjoer pernafasan
(2000) menjadi kecil Pene
- Ree dan berkelok- balan
ves(20 kelok dan
01) (bronkospasm resist
- Sm e) ensi
eltzer
alveol
(2002)
- Tuc i
ker
(1998) Penin
gkata
n
resist
ensi
Alergen, jalan
emosi, latihan fisik nafas
Asma Kerus
akan
Hipersensitifitas trakhea bronkial alveol
i
Infiltrasi sel-sel
Bronkospasme edema mukosa
radang dan
Gang
edema
guan
mukosa
pertu
bronkus
karan
gas
Obstruksi jalan
nafas
Aktivitas silia Tidak
dan fagosit adek
menurun uatny
a
Pembentukan perta
dan timbunan hana
mukus n
utam
Merangsang a
batuk produktif
Resik
Hipersekresi mukus
Bersihan jalan o
nafas tinggi
Bunyi nafas tidak normal (mengi, ronki, krakles)
tidak efektif terha
dap
Batuk menetap
Ketidakseimba infeks
ngan O2 dan i
Kelemahan
CO2
Saluran nafas
kolabs saat
respirasi
Pertanyaan tentang informasi
Jebakan udara
Kurang pengetahuan Penggunaan
otot bantu
pernafasan
Gangguan istirahat tidur Keletihan dan
kelelahan
Intoleransi
aktivitas
Hipoksia jaringan
Menurunnya suplai O2 ke gastrointestinal tracktus
Menurunnya mortilitas
Anoreksia
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh