PENDAHULUAN
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat
kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu
hewan maupun manusia akan mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas
lagi. Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan
susunan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu
hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok.
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan
karbon dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan
atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi.
TINJAUAN PUSTAKA
2. Faring
Faring terbagi menjadi 3 yaitu:
a) Nasofaring terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas
palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu
adanya saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan
tuba auditory. Tuba eustachius bermuara pada nasofaring dan
berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi
membran timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk
membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba auditory yang
menghubungkan nasifaring dengan telinga bagian tengah.
b) Orofaring. Merupakan bagian tengah faring antaa palatum lunak
dan tulang hiodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus
digestif menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua
saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan
permukaan belakang lidah. Refleks menelan datangnya dari
orofaring menimbulkan dua perubahan makanan terdorong masuk
ke saluran cerna (esofagus).
c) Laringofaring. Terletak di belakang laring. Laringofaring
merupakan posis terendah dari farings. Pada bagian bawah
laringofaring sistem respirasi menjadi terpisaj dari sistem digestif.
Udara melalui bagian anterior ke dalam laring dan makanan lewat
posterior ke dalam esofagus melalui epiglotis yang fleksibel. (Koes
Irianto, 2014)
3. Laring
Laring atau pangkal tengkorak merupakan jalinan tulang rawan
yang dilengkapi dengna otot, membran, jaringan ikat, dan
ligamentum. (Syaifudin, 2011)
Laring adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan
antara lintasan makanan dan lintasan udara. Laring terletak dibawah
lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan masuk ke
saluran napas lainnya. Fungsi utama pada laring adalah untuk
melinguni jalan napas atau jalan udara dari faring ke saluran napas
lainnya. (Koes Irianto, 2014)
Gambar: Sistem pernapasan atas
b. Saluran pernapasan bawah
1. Trakea
Trakea atau batang tenggorok adalah tabung berbentuk pipa seperti
huruf C yang dibentuk oleh tulang rawan yang disempurnakan oleh
selaput terletak di are avertebratae servikalis VI sampai tepi bawah
kartilago krikoidea vertebrata torakalis V. Panjangnya sekitar 13 cm
dan diameter 2,5 cm, dilapisi oleh otot polos, mempunyai dinding
fibrioelastis yang tertanam dalam balok-balok hialin yang
mempertahankan trakea tetap terbuka. (Joice M. Black, 2014)
3. Paru-paru
Paru adalah organ sistem pernapasan yang berada dalam kantong
bentukan pleura parietalis dan pleura viseralis. Pleura parietalis yakni
lapisan yang langsung berhubungan dengan paru dan memisahkan
lobus dengan paru-paru, sedangkan pleura viseralis yakni pleura yang
berhubungan dengan fasia endotorasika.
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung dalam rongga dada dan
dilindungi secara melingkar oleh rongga yang dibentuk oleh rongga
rangka iga. Dasar masing-masing paru terletak pada diafragma
dibawahnya; apeks (ujung atas) terletak setingkat klavikula,.
(Elizabeth, 2009)
Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus, yaitu:
1. Lobus superior
2. Lobus medius
3. Lobus inferios
Paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus, yaitu:
1. Lobus superior
2. Lobus Inferior
Ada empat volume paru bila semua dijumlahkan sam dengan
volume maksimal paru yang mengembang, masing-masing volume itu
adalah
1) Volume tidal : merupakan volume udara yang diinspirasikan dan di
ekspirasikan di setiap pernapasan normal, jumlahnya kira-kira 500ml
2) Volume cadangan inspirasi : merupakan volume tambahan udara yang
dapat di inspirasikan di atas volume tidal normal biasanya 3.000 ml
3) Volume cadangan ekspirasi : merupakan jumlah udara yang masih
dapat dikeluarkan dengan ekspirasi tidal yang normal, jumlahnya
lebih kurang 1.100 ml
4) Volume sisa : volume udara yang masih tersisadi dalam par usetelah
kebanyakan ekspirasi kuat, volume ini rata-rata 1.200 ml.
4. Alveoli
Unit fungsional paru-paru adalah suuatu kantung udara yang
disebut alveoli. Suatu sel pipih alveolar tipe 1 yang menyusun dinding
alveoli adalah selapis epitel gepeng. Dalam ruang di antara sebaran
alveoli terdapat jaringan ikat elastic, yang penting untuk ekshalasi.
Ada juta-juta alveoli dalam masing-masing alveolus dikeliling oleh
suatu janinan kapiler pulmonal. (Elizabeth, 2009)
5. Alveoulus
Unit fungsional paru adalah alveoli (jamak, alveoli). Ada lebih dari
seribu alveoli pada masing-masing paru. Alveoli adalah kantong kecil
yang berisi udara, tempat oksigen dan karbon dioksida dan gas-gas
lain yang berdifusi. Jumlah alveoli pada masing-masing paru sangat
banyak untuk menjamintersedia area yang cukup untuk difusi gas.
(Elizabeth, 2009)
Gambar: Sistem Pernapasan Bawah
2. EKSPIRASI
Selanjutnya, udara yang mengandung gas karbon dioksida akan
dikeluarkan melalui hidung. Ekspirasi terjadi ketika otot diafragma dan
interkostal eksternal rileks, dan berkontraksinya otot perut. Diafragma
melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke
arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam
rongga dada naik, sehingga udara dari dalam paru-paru keluar melalui
saluran pernapasan. (Kirnantoro)
Saat pernafasan biasa, untuk ekspirasi tidak diperlukan kegiatan
otot, cukup dengan daya elastis paru saja udara di dalam paruakan kecual
saat ekspirasi berlangsung. Namun, ketika sesorang mengalami serangan
asma, seringkali diperlukan acrive breathing , dimana dalam keadaan ini
untuk ekspirasi dibutuhkan kontribusi kerja otot seperti:
b. Musculus intercostalis interna
c. Musculus intercatilagius parasternal
d. Musculus rectus abdominis
e. Musculus abliquw abdominu exernus
2) Difusi, dalam respirasi yaitu salah satu proses pertukaran gas, antara
darah pada kapiler paru dengan alveoli. Proses difusi ini terjadi karena
adanya perbedaan tekanan gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah, salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.
Difusi sendiri terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding
alveolus yang sangat tipis sekali dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron.
Didalamnya terdapat jalinan kapiler yang sangat banyak dengan diameter
8 anstrom. Dalam paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveoli dan bila
dibentangkan dindingnya makan luasnya mencapai 70m2 pada orang
dewada muda. Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan
karbon dioksida secara simultan. Saat inspirasi maka oksigen akan masuk
ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi karbon dioksida akan dilepaskan
kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses pertukaran gas
tersebut terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbon
dioksida antara alveoli dan kapiler paru.
1) Transpor oksigen
Setelah berdifusi ke kapiler pulmonal, oksigen masuk ke pembuluh
darah, darah yang mengandung hemoglobin mengikat oksigen
menjadi oksihemoglobin. Kemudian jaringan mengambil oksigen
dengan kecepatan yang bervariasi,
2) Transpor karbon dioksida
CO2., sampah metabolisme jaringan dibawah darah dalam beberapa
bentuk seperti terikat dalam air membenuk asam karbonat (70%),
berikatan dengan hemoglobin (23%), terlarut dalam plasma (7%).
CO2. Menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat secara cepat. Jika
darah vena memasuki paru untuk pertukaran fas, reaksi ini terbalik,
membentuk CO2.yang kemudian dihembuskan. (Joyce M. Black,
2014)
2 Palpasih
a. Hidung
Tidak ada nyeri tekan, tanpa masa dan lesi,
b. Sinus
Tidak nyeri, tanpa pembengkakakn dan berair
c. Trakea
Terletak digaris tengah, dan digerakan tanpa krepitus
d. Toraks
Dinding dada simetris, lembut, tanpa benjolan, masa, nyeri
atau krepitus, pengembangan dada simetris, fremitus taktil
teraba.
3 Perkusih
a. Sinus
Tidak nyeri
b. Toraks dan Paru
Resonansi diseluruh lapangan paru parifer, pekak jantung,
pengembangan diagfragma, berkisar dari 3-6cm untuk setiap
hemidiagfragma, dengan sisi kanan sedikit lebih tinggi dari kiri
4 Auskultasi
a. Toraks dan paru
Suara vesikular diseluruh lapangan paru parifer, suara
bronchovesikular daerah percabangan trakea, anterior dan
posterior, suara bronchial, dianterior trakea, suara tambahan
tidak adaa resonansi suara tidak ada.
a. Korteks Cerebri
Berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat
volunter sehingga memungkinkan kita dapat mengatur napas dan
menahan napas. Misalnya pada saat bicara atau makan.
b. Medulla oblongata
Terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan
automatik atau spontan. Pada kedua oblongata terdapat dua
kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory Group (DRG) yang
terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory
Group (VRG) yang terletak pada ventral lateral medula. Kedua
kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan irama
pernapasan.
DRG terdiri dari neuron yang mengatur serabut lower
motor neuron yang mensyarafi otot-otot inspirasi seperti otot
intercosta interna dan diafragma untuk gerakan inspirasi dan
sebagian kecil neuron akan berjalan ke kelompok ventral. Pada
saat pernapasan kuat, terjadi peningkatan aktivitas neuron di DRG
yang kemudian menstimulasi untuk mengaktifkan otot-otot
asesoris inspirasi, setelah inspirasi selesai secara otomatis terjadi
ekspirasi dengan menstimulasi otot-otot asesoris.
Kelompol ventral (VRG) terdiri dari neuron inspirasi dan
neuron ekspirasi. Pada saat pernafasan tenang atau normal
kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika kebutuhan ventilasi
meningkat, neuron inspirasi pada kelompok ventral diaktifkan
melalui rangsangan kelompok dorsal. Impuls dari neuron inspirasi
kelompok ventral akan merangsang motor neuron yang
mensyarafi otot inspirasi tambahan melalui N IX dan N X. Impuls
dari neuron ekspirasi kelompok ventral akan menyebabkan
kontraksi otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif.
c. Pons
Pada pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apneutik
dan pusat pnumotaksis. Pusat apneutik terletak di formasio
retikularis pons bagian bawah. Fungsi pusat apneutik adalah
untuk mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi
dengan cara mengirimkan rangsangan impuls pada area
inspirasi dan menghambat ekspirasi. Sedangkan pusat
pneumotaksis terletak di pons bagian atas. Impuls dari pusat
pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi
meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi
menjadi halus dan teratur, proses inspirasi dan ekspirasi
berjalan secara teratur pula.
2. Kendali Kimia