OLEH :
Nama : Gabriella I Dobiki
Nim : 1490123047
1. Pendahuluan
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu hal yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan baik secara fisiologi maupun
psikologis. Menurut Abraham Maslow (1970) kebutuhan dasar manusia dibedakan
menjadi 5 tingkatan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan
perlindungan, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri dan
kebutuhan aktualisasi diri (Hidayat, 2015).
Kebutuhan dasar fisiologis salah satunya adalah kebutuhan oksigen, oksigen
merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan jaringan dalam
tubuh karena oksigen dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh secara terus
menerus. Pemenuhan oksigen dalam tubuh ditentukan dari adekuatnya sistem
respirasi dan sistem tubuh lainnya (Tarwoto, 2015)
Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan sulit berkonsentrasi karena
metabolisme terganggu akibat suplai oksigen dalam darah yang berkurang.
Kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan organ mengalami kerusakan seperti
otak yang merupakan organ yang sangat sensitive, jika dalam 5 menit tidak ada suplai
oksigen ke otak maka akan terjadi kerusakan sel otak secara permanen bahkan sampai
kematian. Sehingga kebutuhan oksigenasi merupakan hal yang mendasar dalam
mendukung bekerlangsungan hidup manusia (Wulandari, 2021).
2. Pengertian
Gangguan pemenuhan oksigenasi adalah gangguan pada salah satu organ
sistem respirasi sehingga kebutuhan oksigen mengalami suatu gangguan. Oksigenasi
adalah kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen
mengambil peranan penting bagi proses metabolisme sel secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan mengakibatkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran
atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oksigenasi adalah suatu proses dalam
memenuhi kebutuhan oksigen dan membuang karbondioksida, pemenuhan kebutuhan
oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional (Kusnanto
2016).
3. Anatomi fisiologi
Paru-paru merupakan organ pernapasan utama dalam tubuh yang terletak di
rongga dada. Paru –paru memiliki dua bagian utama yaitu paru kanan dan paru kiri
yang dipisahkan oleh mediastinun yang berada diantara kedua paru. Pada mediastinun
terdapat bangunan penting seperti pembuluh darah besar dan organ jantung.
Mekanisme pernapasan dalam paru-paru yaitu udara masuk melalui hidung, faring,
laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveulos. Paru-paru dilapisi oleh pleura yang
terdiri dari pleura visceral yang menempel langsung pada paru-paru dan pleura
parietal letaknya menempel pada dinding dada diantara kedua pleura terdapat cavum
pleura. Secara umum paru-paru berfungsi sebagai tempat pertukaran gas antara udara
atmosfer dan darah. Dalam menjalankan fungsinya, paru seperti sebuah pompa
mekanik yang berfungsi ganda, yaitu menghisap udara atmosfer ke dalam paru
disebut inspirasi dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam tubuh disebut ekspirasi
(Rahbanu, 2015).
Pernapasan eksternal
Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan
pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
Pada proses pernapasan eksternal terdapat 3 langkah yaitu :
1) Ventilasi pulmoner
Udara bergantian keluar masuk paru-paru melalui proses ventilasi sehingga
terjadi pertukaran gas antara lingkungan dan alveolus. Proses ventilasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jalan napas yang bersih, sistem saraf
pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongg toraks yang dapat mengembang
dan berkontraksi dengan baik dan komplian paru yang adekuat.
2) Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen masuk ke alveolus akan terjadi proses difusi oksigen dari
alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi merupakan pergerakan molekul
dari area berkonsentrasi tinggi ke area berkonsentra rendah. proses ini
berlangsung di alveolus dan membrane kapiler dan dipengaruhi oleh ketebalan
membrane serta perbedaan tekanan gas.
3) Transport oksigen dan karbondioksida
transport gas-gas pernafasan pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju
jaringan dan karbondioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
Pernapasan sistemik
Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung
di mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida
selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang
banyak mengandung oksigen akan dibawa keseluruh tubuh hingga mencapai
kapiler sistemik.
4. Etiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen yaitu faktor
fisiologis, status kesehatan, faktor perkembangan, faktor perilaku dan lingkungan
(Ambarwati, 2014; Eki, 2017).
Faktor fisiologis
Terjadi gangguan pada fungsi fisiologis pernapasan seperti penurunan kapasitas
angkut oksigen seperti pasien anemia atau pada saat terpapar zat beracun,
penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi, hipovolemia, peningkatan laju
metabolic dan kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti
kehamilan, obesitas dan penyakit kronis.
Status kesehatan
Dalam kondisi sakit proses oksigenasi dapat terhambat sehingga mengganggu
pemenuhan oksigen dalam tubuh seperti gangguan pada sistem pernapasan,
kardiovaskuler dan penyakit kronis.
Faktor perkembangan
Tingkat perkembangan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi sistem
pernapasan, berikut faktor yang mempengaruhi sistem pernapasan berdasarkan
tingkat perkembangan:
1) Bayi premature: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehata, kurang beraktivitas dan
stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkingan
arterisklerosis, elastitas menurun dan ekspansi paru menurun.
Faktor perilaku
Perilaku keseharian individu yang dapat mempengaruhi fungsi pernapasan yaitu
status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional dan penggunaan
zat-zat tertentu akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan oksigen dalam
tubuh.
Lingkungan
Lingkungan yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen yaitu suhu lingkungan,
ketinggian dan tempat kerja (polusi).
5. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Sasmi, 2016).
Pathway
Pernapasan
Oksigenasi
b. Analisa data
c. Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001) B.d benda asing dalam jalan napas
(Sekret) D.d dispnea, gelisah, batuk tidak efektif, pola napas berubah, mengi,
wheezing dan ronkhi kering.
Pola nafas tidak efektif (D.0005) B.d Hambatan upaya napas D.d dispnea,
penggunaan otot bantu napas, kapasitas vital menurun, tekanan inspirasi dan
ekspirasi menurun.
d. Perencanaan dan intervensi keperawatan
No DX Rencana
K: pemberian oksigen
untuk mencukupi
kolaborasi penentuan
kebutuhan oksigen
dosis oksigen
yang <95%
pemberian oksigen
harus sesuai dengan
dosis yang diberikan
oleh dokter
e. Evaluasi
Diagnosa Evaluasi
Bersihan S:
jalan napas pasien mengatakan tidak merasa sesak napas
tidak efektif O:
(D.0001) Tidak ada produksi sputum
Frekuensi napas (20x/menit)dan pola napas teratur
Tidak ada sianosis
A:
Masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
P:
intervensi dihentikan
Pola nafas S:
tidak efektif pasien mengatakan tidak merasa sesak napas
(D.0005) O:
Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
Pola napas teratur
Frekuensi napas (20x/menit)
A:
Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
P:
intervensi dihentikan
9. Daftar pustaka
Eki. (2017). Asuhan Keperawatan Gangguan Pmemenuhan Kebutuhan Oksigen Pada
Pasien Dengan Congestive Heart Failure (CHF) di IRNA Penyakit Dalam
RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2017. Padang; Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.
Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2015). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health
Books Publishing.
Kusnanto. (2016). Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Oksigen. Surabaya;
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Puspasari, S. F. A. (2018). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan.
PPNI (2017). Standar Diangnosis Keperawatan Indonesia, DeInisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi I. Jakarta: PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi I. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi I. Jakarta: DPP PPNI
Rahbanu, R. H., Supatmo, Y., & Kumaidah, E. (2015). Perbedaan Nilai Total Lung
Capacity, Peak Expiratory Flow dan Expiratory Reserve Volume Antar Cabang
Olahraga Pada Atlet Usia 6-12 Tahun (studi pada cabang olahraga bola voli,
sepak bola, renang dan taekwondo kota semarang) (Doctoral Dissertation,
Faculty Of Medicine).
Samsi, B., & Susilo, C. B. (2018). Penerapan Pemberian Oksigen Pada Pasien
Congestive Heart Failure (Chf) Dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenasi Di
Rsud Wates Kulon Progo (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta).
Sasmi, A. (2016). Asuhan keperawatan pada nn. R dengan gangguan kebutuhan
oksigenasi di. 0–27.
Tarwoto, & Wartona. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan proses Keperawatan
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Wulandari, E., & Iskandar, S. (2021). Asuhan keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigen dengan postural drainase pada balita pneumonia di wilayah
kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Journal of Nursing and Public
Health, 9(2), 30-37.