Pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian
oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang
menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar
berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, Ficka (2013)(Budyasih, 2014).
Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan
berbagai aktivitas sel tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku, dan
lingkungan (Ernawati, 2012).
a. Hidung : Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama
dalam sistem respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian internal.
Di hidung bagian eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang dan hyaline
kartilago yang terbungkus oleh otot dan kulit. Struktur interior dari bagian eksternal
hidung memiliki tiga fungsi : (1) menghangatkan, melembabkan, dan menyaring
udara yang masuk; (2) mendeteksi stimulasi olfaktori (indra pembau); dan (3)
modifikasi getaran suara yang melalui bilik resonansi yang besar dan bergema.
Rongga hidung sebagai bagian internal digambarkan sebagai ruang yang besar pada
anteriortengkorak (inferior pada tulang hidung; superior pada rongga mulut); rongga
hidung dibatasi dengan otot dan membrane mukosa (Tortorraand Derrickson, 2014)
b. Faring : Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang
13 cm. Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane mukosa.
Otot rangka yang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap sedangkan apabila
otot rangka kontraksi maka sedang terjadi proses menelan. Fungsi faring adalah
sebagai saluran untuk udara dan makanan, menyediakan ruang resonansi untuk suara
saat berbicara, dan tempat bagi tonsil (berperan pada reaksi imun terhadap benda
asing). (Tortorra and Derrickson, 2014)
c. Laring : Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan3
bagian berpasangan. 3 bagian yang berpasangan adalah kartilago arytenoid,
cuneiform dan corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan dimana
jaringan ini mempengaruhi pergerakan membrane mukosa (lipatan vokal sebenarnya)
untuk menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan bagian tunggal adalah
tiroid,epiglotis, dan cricoid. Tiroid dan cricoid keduanya berfungsi melindungi pita
suara. Epiglotis melindungi saluran udara dan mengalihkan makanan dan minuman
agar melewati esofagus (Peateand Nair, 2011).
d. Trakea : Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati
udara dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia
sehingga dapat menjebak zat selain udara yang masuk lalu akan didorong keatas
melewati esofagus untuk ditelan atau dikeluarkan lewat dahak. Trakea dan bronkus
juga memiliki reseptor iritan yang menstimulasi batuk, memaksa partikel besar yang
masuk kembali keatas (Peate and Nair, 2011)
e. Bronkus : Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan
dan kiri, yang mana cabang-cabang ini memasuki paru kanan dan kiri pula. Didalam
masing-masing paru, bronkus terus bercabang dan semakin sempit, pendek, dan
semakin banyak jumlah cabangnya,seperti percabangan pada pohon. Cabang terkecil
dikenal dengan sebutan bronchiole (Sherwood, 2010). Pada pasien PPOK
sekresimukus berlebih ke dalam cabang bronkus sehinga menyebabkan bronkitis
kronis.
f. Paru : Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga
lobus di paru sebelah kanan dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara kedua paru
terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan tempat bagi jantung.
Masing-masing paru dibungkus oleh dua membran pelindung tipis yang disebut
parietal dan visceral pleura.Parietal pleura membatasi dinding toraks sedangkan
visceral pleura membatasi paru itu sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan
tipis cairan pelumas. Cairan ini mengurangi gesekan antar kedua pleura sehingga
kedua lapisan dapat bersinggungan satu sama lain saat bernafas. Cairan ini juga
membantu pleura visceral dan parietal melekat satu sama lain, seperti halnya dua kaca
yang melekat saat basah (Peate and Nair, 2011).
Respirasi mencakup dua proses yang berbeda namun tetap berhubungan yaitu respirasi
seluler dan respirasi eksternal. Respirasi seluler mengacu pada proses metabolism
intraseluler yang terjadi di mitokondria. Respirasi eksternal adalah serangkaian proses
yang terjadi saat pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan eksternal dan
sel-sel tubuh (Sherwood, 2014).
2. Hipoksia
Hipoksia merupakan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya
pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi atau
meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler. Hipoksia dapat terjadi setelah
4-6 menit ventilasi berhenti spontan. Penyebab hipoksia lainnya adalah:
-. Menurunnya hemoglobin
-. Berkurangnya konsentrasi oksigen
-. Ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen
-. Menurunnya difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah
-. Menurunnya perfusi jaringan
3. Perubahan pola napas
Pada keadaan normal, frekuensi pernapasan pada orang dewasa sekitar 18 - 22
x/menit, dengan irama teratur, serta inspirasi lebih panjang dari ekspirasi. Pernapasan
normal disebut apnea. Perubahan pola napas dapat berupa:
- Dispnea, yaitu kesulitan bernapas, misalnya pada pasien dengan asma.
- Apnea, yaitu tidak bernapas, berhenti napas.
- Takipnea, yaitu pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi napas lebih
dari 24 x/menit.
- Bradipnea, yaitu pernapasan lebih lambat (kurang) dari normal dengan frekuensi
kurang dari 16 x/menit.
- Kusmaul, yaitu pernapasan dnegan panjang ekspirasi dan inspirasi sama sehingga
pernapasan menjadi lambat dan dalam, misalnya pada penyakit diabetes melitus
dan uremia.
- Cheyne-stokes, merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian berangsur-
angsur dangkal dan diikuti periode apnea yang berulang secara teratur.
- Biot, adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apnea dengan periode
yang tidak teratur.
4. Gagal Napas
Merupakan kedaan dimana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan oksigen
karena pasien kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi
kegagalan pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen. Gagal napas ditandai oleh
adanya peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara signifikan.
Gagal napas dapat disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat yang mengontrol
sistem pernapasan, kelemahan neuromuskular, keracunan obat, gangguan
metabolisme, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
8. PATHWAY