TENTANG
“SISTEM PERNAFASAN”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
DINDA ERIKA SAPUTRI
ELMIA JUWITA PUTRI
INA AULIA ROHMAH
MEISY MAULIDIA ROHMI
ASISTEN DOSEN:
FARHAN
MELLA SONIA
MELYA RAHMA RESTI
A. Hasil
1. Tabel Bagian-bagian Struktur Sistem Pernapasan
No Gambar Keterangan
1. 1. Rongga Hidung
2. Rongga Mulut
3. Faring
4. Laring
5. Trakea
6. Bronkus
7. Bronkiolus
8. Alveolus
9. Paru-paru
10. Diafragma
No Nama Fungsi
B. Pembahasan
Adapun hasil pembahasan yang kami dapatkan adalah sebagai berikut
Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea, karina,
bronchusprincipalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus terminalis,
bronchiolusrespiratoryus, saccus alveolus, ductus alveolus dan alveoli. Terdapat Lobus,
dextra ada3lobus yaitu lobus superior, lobus media dan lobus inferior. Sinistra ada 2 lobus
yaitulobussuperior dan lobus inferior. Pulmo dextra terdapat fissura horizontal yang
membagi lobussuperior dan lobus media, sedangkan fissura oblique membagi lobus media
denganlobusinferior. Pulmo sinistra terdapat fissura oblique yang membagi lobus superior
danlobusinferior. Pembungkus paru (pleura) terbagi menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan
Visceralis(dalam), diantara 2 lapisan tersebut terdapat rongga pleura (cavum pleura)( Kelly,
F. (2014. pp.96-103)
1. Hidung
Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang
dindingnyatersusun atas jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan. Permukaan luarnya
dilapisi kulit dengan kelenjar sebasea besar dan rambut. Terdapat epitel respirasi: epitel
berlapissilindris bersilia bersel goblet dan mengandung sel basal. Didalamnya ada konka
nasalissuperior, medius dan inferior. Lamina propria pada mukosa hidung
umumnyamengandung banyak pleksus pembuluh darah
2. Alat penghidu
Mengandung epitel olfaktoria: bertingkat silindris tanpa sel goblet,
denganlaminabasal yang tidak jelas. Epitelnya disusun atas 3 jenis sel: sel penyokong, sel
basal dansel olfaktoris
3. Sinus paranasal
Merupakan rongga-rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang
tengkorakyangberhubungan dengan rongga hidung. Ada 4 sinus: maksilaris, frontalis,
etmoidalis dan phenoidalis
4. Faring
Lanjutan posterior dari rongga mulut. Saluran napas dan makanan
menyatudanmenyilang. Pada saat makan makanan dihantarkan ke oesophagus. Pada saat
bernapasudara dihantarkan ke laring. Ada 3 rongga : nasofaring, orofaring, dan
laringofaring. Mukosa pada nasofaring sama dengan organ respirasi, sedangkan
orofaringdanlaringofaring sama dengan saluran cerna. Mukosa faring tidak memilki
muskularismukosa. Lamina propria tebal, mengandung serat elastin. Lapisan fibroelastis
menyatudengan jaringan ikat interstisiel. Orofaring dan laringofaring dilapisi epitel
berlapisgepeng, mengandung kelenjar mukosa murni
5. Laring
Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40 mm. Terletak antara faringdan
trakea. Dinding dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid. Muskulus
ekstrinsikmengikat laring pada tulang hyoid. Muskulus intrinsik mengikat laring pada
tulangtiroiddan krikoid berhubungan dengan fonasi. Lapisan laring merupakan epitel
bertingkat silia. Epiglotis memiliki epitel selapis gepeng, tidak ada kelenjar. Fungsi
laringuntukmembentuk suara, dan menutup trakea pada saat menelan (epiglotis). Ada
2lipatanmukosa yaitu pita suara palsu (lipat vestibular) dan pita suara (lipat suara).
Celahdiantarapita suara disebut rima glotis. Pita suara palsu terdapat mukosa dan lamina
propria. Pitasuara terdapat jaringan elastis padat, otot suara ( otot rangka). Vaskularisasi:
A.VLaringeal media dan Inferior. Inervasi: N Laringealis superior
6. Trakea
Tersusun atas 16 – 20 cincin tulang rawan. Celah diantaranya dilapisi olehjaringanikat
fibro elastik. Struktur trakea terdiri dari: tulang rawan, mukosa, epitel bersilia, jaringan
limfoid dan kelenjar
7. Bronchus
Cabang utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama. Bronki primerbercabang
menjadi bronki lobar bronki segmental bronki subsegmental. Struktur bronkus primer
mirip dengan trakea hanya cincin berupa lempeng tulang rawantidakteratur. Makin ke
distal makin berkurang, dan pada bronkus subsegmental hilangsamasekali. Otot polos
tersusun atas anyaman dan spiral. Mukosa tersusun atas lipatanmemanjang. Epitel
bronkus : kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet dankelenjarsubmukosa. Lamina
propria : serat retikular, elastin, limfosit, sel mast, eosinophil
8. Bronchiolus
Cabang ke 12 – 15 bronkus. Tidak mengandung lempeng tulang rawan,
tidakmengandung kelenjar submukosa. Otot polos bercampur dengan jaringan ikat
longgar. Epitel kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara). Lamina
propriatidakmengandung sel goblet
9. Bronchiolus respiratorius
Merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru. Lapisan: epitel kuboid,
kuboid rendah, tanpa silia. Mengandung kantong tipis (alveoli)
10. Duktus alveolaris
Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli. Tempat alveoli bermuara
11. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat terjadinyapertukaran
oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup. Jumlahnya200 - 500
juta. Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan
elastis halus. Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar besar
( sel alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I) jumlahnya hanya 10%, menempati
95%alveolar paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12 %, menempati 5 %alveolar.
Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat,
ditutupi mikrovili pendek, permukaan licin, memilki badan berlamel. Sel alveolar
besarmenghasilkan surfaktan pulmonar.
Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi kolapsalveoli pada akhir ekspirasi.
Jaringan diantara 2 lapis epitel disebut interstisial. Mengandung serat, sel septa
(fibroblas), sel mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantaraalveoli disebut pori Kohn. Sel
fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar. Pada perokok sitoplasma sel ini
terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofagmelebihi jumlah sel lainnya
12. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini mengandung serat elastin, fibroblas,
kolagen. Yang melekat pada paru disebut pleura viseral, yang melekat padadinding toraks
disebut pleura parietal. Ciri khas mengandung banyak kapiler danpembuluh limfe. Saraf
adalah cabang n. frenikus dan n. intercostal (Kennedy, 2012. pp.174‐179. )
Adapun fisiologi sistem pernafasan yaitu
1. Sistem Respirasi
a. Fisiologi ventilasi paru
Masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru. Pergerakan udara ke
dalamdan keluar paru disebabkan oleh:
1) Tekanan pleura : tekanan cairan dalam ruang sempit antara pleura paru
danpleuradinding dada. Tekanan pleura normal sekitar -5 cm H2O, yang
merupakan nilai isapyang dibutuhkan untuk mempertahankan paru agar tetap
terbuka sampai nilai istirahatnya. Kemudian selama inspirasi normal,
pengembangan rangka dadaakanmenarik paru ke arah luar dengan kekuatan
yang lebih besar dan menyebabkantekanan menjadi lebih negatif (sekitar -7,5
cm H2O).
2) Tekanan alveolus : tekanan udara di bagian dalam alveoli paru. Ketika glotis
terbukadan tidak ada udara yang mengalir ke dalam atau keluar paru, maka
tekananpadasemua jalan nafas sampai alveoli, semuanya sama dengan tekanan
atmosfer (tekananacuan 0 dalam jalan nafas) yaitu tekanan 0 cm H2O. Agar
udara masuk, tekananalveoli harus sedikit di bawah tekanan atmosfer.
Tekanan sedikit ini (-1 cmH2O)dapat menarik sekitar 0,5 liter udara ke dalam
paru selama 2 detik. Selama ekspirasi, terjadi tekanan yang berlawanan.
3) Tekanan transpulmonal : perbedaan antara tekanan alveoli dan
tekananpadapermukaan luar paru, dan ini adalah nilai daya elastis dalam paru
yang cenderungmengempiskan paru pada setiap pernafasan, yang disebut
tekanan daya lentingparu
b. Fisiologi kendali persarafan pada pernafasan
Terdapat dua mekanisme neural terpisah bagi pengaturan pernafasan.
1) Mekanisme yang berperan pada kendali pernafasan volunter. Pusat
volunter terletakdi cortex cerebri dan impuls dikirimkan ke neuron
motorik otot pernafasanmelalui jaras kortikospinal.
2) Mekanisme yang mengendalikan pernafasan otomatis. Pusat pernafasan
otomatisterletak di pons dan medulla oblongata, dan keluaran eferen dari
sistemini terletakdi rami alba medulla spinalis di antara bagian lateral dan
ventral jaras kortikospinal. Serat saraf yang meneruskan impuls inspirasi,
berkumpul pada neuronmotorikN.Phrenicus pada kornu ventral C3-C5
serta neuron motorik intercostales externapadakornu ventral sepanjang
segmen toracal medulla. Serat saraf yang membawa impulsekspirasi,
bersatu terutama pada neuron motorik intercostales interna
sepanjangsegmentoracal medulla. [1] Neuron motorik untuk otot ekspirasi
akan dihambat apabila neuron motorikuntukotot inspirasi diaktifkan, dan
sebaliknya. Meskipun refleks spinal ikut berperanpadapersarafan timbal-
balik (reciprocal innervation), aktivitas pada jaras descendens-
lahyangberperan utama. Impuls melalui jaras descendens akan
merangsang otot agonis danmenghambat yang antagonis. Satu
pengecualian kecil pada inhibisi timbal balikini aadalah terdapatnya
sejumlah kecil aktifitas pada akson N.Phrenicus untuk jangka
waktusingkat, setelah proses inspirasi. Fungsi keluaran pasca inspirasi ini
nampaknya adalahuntuk meredam daya rekoil elastik jaringan paru dan
menghasilkan pernafasanyanghalus (smooth).
c. Pengaturan aktivitas pernafasan
Baik peningkatan PCO2 atau konsentrasi H+ darah arteri maupun penurunan PO2
akanmemperbesar derajat aktivitas neuron pernafasan di medulla oblongata,
sedangkanperubahan ke arah yang berlawanan mengakibatkan efek inhibisi
ringan. Pengaruhperubahan kimia darah terhadap pernafasan berlangsung melalui
kemoreseptorpernafasan di glomus karotikum dan aortikum serta sekumpulan sel
di medulla oblongatamaupun di lokasi lain yang peka terhadap perubahan
kimiawi dalamdarah. Reseptortersebut membangkitkan impuls yang merangsang
pusat pernafasan. Bersamaandengan dasar pengendalian pernafasan kimiawi,
berbagai aferen lain menimbulkan pengaturannon-kimiawi yang memengaruhi
pernafasan pada keadaan tertentu. Untuk berbagai rangsang yang memengaruhi
pusat pernafasan
Asma ul husna merupakan 99 nama indah Allah dalam agama Islam. Meskipun tidak ada
nama-nama dalam Asma ul husna yang secara khusus terkait dengan sistem pernapasan manusia,
kita bisa mencermati beberapa atribut Allah yang berkaitan dengan hal ini
1. Al-Hayy (Yang Hidup): Allah adalah sumber kehidupan yang memberikan napas kehidupan
kepada manusia.
2. Al-Bari' (Pencipta): Allah menciptakan sistem pernapasan yang kompleks dalam tubuh
manusia yang memungkinkan kita untuk bernapas dan mendapatkan oksigen.
3. Al-Razzaq (Pemberi Rezeki): Allah memberi rezeki berupa udara bersih dan oksigen yang
diperlukan oleh sistem pernapasan manusia.
4. Al-Muhaymin (Yang Memelihara): Allah memelihara dan menjaga fungsi sistem pernapasan
kita agar tetap berjalan dengan baik.
5. Al-Shafi (Yang Menyembuhkan): Allah adalah penyembuh sejati yang memiliki kuasa untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit pernapasan dan memberikan kesembuhan kepada
manusia.
Meskipun tidak ada nama khusus dalam Asma ul husna yang berkaitan dengan sistem
pernapasan manusia, mengingat dan merenungkan atribut Allah ini dapat menginspirasi kita
untuk menjaga dan menghargai anugerah sistem pernapasan yang diberikan kepada kita.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea, karina,
bronchusprincipalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus terminalis,
bronchiolusrespiratoryus, saccus alveolus, ductus alveolus dan alveoli. Terdapat Lobus,
dextra ada3lobus yaitu lobus superior, lobus media dan lobus inferior. Sinistra ada 2 lobus
yaitulobussuperior dan lobus inferior. Pulmo dextra terdapat fissura horizontal yang
membagi lobussuperior dan lobus media, sedangkan fissura oblique membagi lobus media
denganlobusinferior. Pulmo sinistra terdapat fissura oblique yang membagi lobus superior
danlobusinferior. Pembungkus paru (pleura) terbagi menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan
Visceralis(dalam), diantara 2 lapisan tersebut terdapat rongga pleura (cavum pleura).
DAFTAR PUSTAKA
Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure.
RespiratoryPhysiology & Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.
Lesauskaite, V. and Ebejer, M. (1999). Age-related changes in the respiratory system.
MalteseMedical Journal, 11(1), p.25.
Majumder, N. (2015). Physiology of Respiration. IOSR Journal of Sports and Physical
Education, 2(3), pp.16-17.
Patwa, A. and Shah, A. (2015). Anatomy and physiology of respiratory systemrelevant
toanaesthesia. Indian Journal of Anaesthesia, 59(9), p.533.
Srinivas, P. (2012). Steady State and Stability Analysis of Respiratory Control Systemusing
Labview. International Journal of Control Theory and Computer Modeling, 2(6), pp.13-
23.
White, S., Danowitz, M. and Solounias, N. (2016). Embryology and evolutionaryhistoryof the
respiratory tract. Edorium Journal of Anatomy and Embryology, 3, pp.54-62.
Mitrouska, I., Klimathianaki, M. and Siafakas, N. (2004). Effects of Pleural
EffusiononRespiratory Function. Canadian Respiratory Journal, 11(7), pp.499-503.
Kelly, F. (2014). Influence of Air Pollution on Respiratory Disease. European Medical Journal,
2, pp.96-103.
Kennedy, J. (2012). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy. Scottish
Universities Medical Journal., 1(2), pp.174‐179.
Fikriyah, S. and Febrijanto, Y. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilakumerokok pada
mahasiswa laki-laki di asrama putra. Jurnal STIKES, 5(1), pp.99-108
EVALUASI
1. Jelaskan perbedaan paru kanan dan kiri berdasarkan jumlah lobus dan segmennya!
Jawaban: Paru-paru manusia terdiri dari dua bagian, yaitu paru kanan dan paru kiri.
Berikut adalah perbedaan antara paru kanan dan kiri berdasarkan jumlah lobus dan
segmennya:
a. Jumlah Lobus:
Paru Kanan: Paru kanan terdiri dari tiga lobus, yaitu lobus superior, lobus tengah,
dan lobus inferior.
Paru Kiri: Paru kiri terdiri dari dua lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior.
b. Jumlah Segmen:
Paru Kanan: Paru kanan terdiri dari sepuluh segmen, yaitu tiga segmen di lobus
superior, dua segmen di lobus tengah, dan lima segmen di lobus inferior.
Paru Kiri: Paru kiri terdiri dari sembilan segmen, yaitu empat segmen di lobus
superior dan lima segmen di lobus inferior.
Perbedaan ini terjadi karena adanya jantung yang berada di sebelah kiri rongga dada.
Jantung mempengaruhi anatomi paru-paru sehingga membuat paru kiri memiliki ruang
yang lebih sempit daripada paru kanan.
2. Buatlah diagram mekanisme terjadinya pernafasan (inspirasi sampai dengan ekspirasi)!