Disusun :
KATA PENGANTAR
Oleh sebab itu, bimbingan dan arahan dosen, kami harapkan agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Kami mempersembahkan
karya ini untuk semua teman kami, untuk kedua orangtua kami, untuk
dosen kami, dan untuk kepentingan bersama dalam menciptakan tenaga-
tenaga perawat profesional ke depannya.
1
Mataram, 25 MEI 2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi...............................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................15
2
3.2 Saran .........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oksigen dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Perawat sering
kali menemukan klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
oksigennya. Fungsi sistem pernafasan dna jantung adalah menyuplai
kebutuhan oksigen tubuh.
Fisiologi jantung mencangkup pengaliran darah yang membawa oksigen
dari sirkulasi paru ke sisi kiri jantung dan jaringan serta mengalirkan darah
yang tidak mengandung oksigen ke sistem pulmonar. Fisiologi pernafasan
meliputi oksigenasi tubuh melalui mekanisme ventilasi, difusi, dan perfusi.
Pengaturan saraf dan kimiawi mengontrol fluktuasi dalam frekuensi dan
kedalaman pernafasan untuk memenuhi perubahan kebutuhan oksigen
jaringan.
3
kekurangan oksigen akan mengalami hipoxia dan akan terjadi kematian.
Proses pemenuhan kebutuhan pada manusia dapat dilakukan dengan cara
pemberian oksigen melalui saluran pernapasan dan sumbatan yang yang
menghalangi masuknya oksigen, memolihkan dan memperbaiki organ
pernapasan agar dapat berfungsi normal kembali. Prosedur pemenuhan
kebutuhan oksigen dalam pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan
pemberian oksigen dengan menggunakan Nasal kanul, menggunakan
Masker dan Kateter nasal.
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebutuhan oksigenasi
3. Untuk mengetahui system tubuh yang berperan dalam kebutuhan
oksigenasi
4. Untuk mengetahui apa saja masalah kebutuhan oksigen
5. Untuk hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pemberian oksigen.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberian oksigen
7. Untuk mengetahui cara pemberian oksigen melalui masker
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
hidung yang dilapisi oleh selaput lender yang mengandung pembuluh
darah.
2. Faring
Merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tengkorak
sampai esophagus yang terletak dibelakang nasofaring, dibelakang mulut,
dan dibelakang laring.
3. Laring
Laring merupakan saluran pernapasan setelah farig yang terdiri atas bagian
dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membrane , terdiri
atas dua lamina yang ersambung digaris tengah.
4. Epiglotis
Epiglottis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu
menutup laring pada saat proses menelan.
1. Trakea
Memiliki panjang kurang lebih sebilan sentimeter yang dimulai dari laring
sampai kira kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea tersusun atas
enam belas sampai dua puluh lingkaran tidak lengkap berupa cincin ,
dilapisi selaput lender yang terdiri dari epithelium bersilia yang dapat
mengeluarkan debu taua benda asing.
2. Bronkus
Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dar trakea yang
terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan leih pendek dan
lebar daripada again kiri yang memiliki tiga lobus atas, tengah , dan bawah
, sedangkan ronus kie lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari
lobus atas dan bawah.
3. Bronkiolus
Saluran percabangan setelah bronkus
4. Paru
6
Merupakan organ utama dalam system pernapasan. Terdiri atas beberapa
lobus yang diselaputi oleh pleura parietalis dan pleura viselaris serta
dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan. Paru memiliki
jaringan yang elastis , berpori serta berfungsi sebagai tempat pertukaran
gas oksigen dan karbondioksida.
7
f. Orthopnea , merupakan kesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk
atau berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang
mengalami kongestif paru
g. Cheyne stokes, siklus pernpasan yang amplitudonya mula mula naik,
turun, berhenti, kemudian mulai dari siklus baru
h. Pernapasan paradoksial
Pernpasan yang ditandai dengan adanya pergerakan yang berlawanan
arah dari kedaaan normal, sering ditemukan pada keadaan atelektaksis.
3. Obstruksi jalan napas
Merupakan kondisi pernapasan yang tidak normal akibat ketidakmampuan
batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau
berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi, statis sekresi, dan batuk
tidak efektif karena penyakit persarafan seperti cerebro vascular accident,
efek pengobatan sedative, dan lain lain.
4. Pertukaran gas
Merupakan kondisi penuruna gas, baik oksigen maupun karbondioksida
antara alveli paru dan system vascular , dapat disebabkan oleh sekresi
yang kental atau imobilisai akibat oenyakit system saraf , depresi susunan
saraf pusat atau penyakit radang paru. Gangguan ini terjadi menunjukkan
penurunan kapasitas difusi menurun, antara lain disebabkan oleh
penurunan luas permukaaan difusi, penebalan membrane alveolar kapiler,
terjadinya pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan akibat rasio
ventilasi perfusi tidak baik, anemia, keracunan CO2 dan terganggunya
aliran darah.
8
dengan tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan
memenuhi kebutuhan oksigen.
1. Pengertian
9
Keuntungan
Cara pemasangan
1. Terangkan prosedur pada klien
2. Hubungkan selang oksigen ke humidifier dengan aliran rendah
3. Isi oksigen ke dalam kantong dengan cara menutup lubang
antarakantong dengan sungkup
10
4. Atur tali pangkat sungkup sehingga menutup dengan rapat dan
nyaman. Bila perlu pakai kasa pada daerah yang tertekan
5. Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantong akan terisi waktu
ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi
Keuntungan
1. Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup muka
sederhana
2. Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian
1. Kantung oksigen bisa terlipat
2. Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran terlalu rendah
Cara pemasangan
Keuntungan
1. Konsentrasi oksigen hampir diperoleh 100% karena adanya katup
satu arah antara kantong dan sungkup, sehingga kantung
11
mengandung konsentrasi oksigen yang tinggi dan tidak tercampur
dengan udara ekspirasi.
2. Tidak mengeringkan selaput lender
Kerugian
12
6. Kemudian observasi humidifire pada tabung air yang menunjukkan
adanya gelembung dan selang tidak bocor
7. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi
hidung dan mulut kien sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar
lewat mata atau sekitar pipi dan dagu
8. Ikatan elastik band melingkar kepala hingga masker terasa nyaman
dan tidak terlepas
9. Alasi band di belakang telinga dan diatas tulang yang menonjol.
Alas akan mencegah iritasi karena masker
10. Alirkan oksigen sesuai dengan kebutuhan
11. Cek liter flow meter dan tinggi air pada humifidier dalam 30 menit
dan saat memberikan perawatan pada klien
12. Pertahankan tonggi air dalam humifidier
13. Pastikan petunjuk keamanan diikuti
14. Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran
oksigen, rute pemberian, dan respon klien
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan
sangat vital bagi tubuh.Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas
dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional.
Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi
Saluran pernapasan bagian atas:
a. Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui
hidung.
b. Esophagus.
c. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
d. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup
laring saat proses menutup.
14
c. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
d. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran
oksigen dengan karbondioksida.
e. Paru-Paru (Pulmo), Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan
3.2 Saran
Dalam pemberian oksigen melalui nasal dan masker di butuhkan
ketelitian,dan harus mengetahui kebutuhan oksigen yang di butuhkan
oleh pasien.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
NAMA :
NIM :
Tujuan:
1. Untuk memberikan tambahan oksigen dengan kadar
17
sedang konsentrasi dan kelembaban yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kanul (Suparmi, 2008 : 68)
2. Memenuhi kebutuhan oksigen
3. Mencegah terjadinya hipoksia
Indikasi
1. Klien dengan keadaan tidak sadar
2. Sianosis,
3. Hipovolemia,
4. Perdarahan,
5. Anemia berat,
6. Keracunan gas karbondioksida,
7. Asidosis,
8. Selama dan sesudah pembedahan.
Kontraindikasi
1. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif
Menahun)
2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang
mengalami muntah-muntah
Persiapan Alat :
1. Tabung oksigen dengan flowmeter
2. Humidifier dengan cairan ster/air destilasi/air matang
yang dimasak sesuai dengan kebijakan rumah sakit
3. Masker wajah sesuai ukuran
4. Karet pengikat/elastik band
5. Sarung tangan
6. Perlak pengalas
7. Bengkok
8. Kasa bila perlu
Tahap preinteraksi :
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi :
18
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau
keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Cara Kerja :
1. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa
kembali) perintah pengobatan.
2. Atur posisi klien semi-Fowler
3. Atur aliran oksigen dengan flow meter dengan memutar
kenop hingga diperoleh kecepatan aliran yang
dibutuhkan (umumnya 6-10L/menit)
4. Pada masker rebreathing / non-rebreathing tunggu
sampai kantong terisi udara.
5. Hubungkan selang oksigen pada masker wajah dengan
humidifire sehingga tidak terdapat bunyi pada selang
6. Kemudian observasi humidifire pada tabung air yang
menunjukkan adanya gelembung dan selang tidak bocor
7. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus
menutupi hidung dan mulut kien sehingga sangat
sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi
dan dagu
8. Ikatan elastik band melingkar kepala hingga masker
terasa nyaman dan tidak terlepas
9. Alasi band di belakang telinga dan diatas tulang yang
menonjol. Alas akan mencegah iritasi karena masker
10. Alirkan oksigen sesuai dengan kebutuhan
11. Cek liter flow meter dan tinggi air pada humifidier
dalam 30 menit dan saat memberikan perawatan pada
klien
19
12. Pertahankan tonggi air dalam humifidier
13. Pastikan petunjuk keamanan diikuti
14. Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam, catat kecepatan
aliran oksigen, rute pemberian, dan respon klien
Tahap terminasi :
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan tindakan.
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
Tahap dokumentasi :
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap atau tidak sempurna
2 = dikerjakan dengan tidak benar/sempurna
20