Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI RS SYUHADA’ HAJI

Disusun oleh:
1. Azizatus Sa’adah (4679/0008.074)
2. Sidney Rebheca Alfanesa (4699/0028.074)
3. Wahyu Lestari (4703/0032.074)
4. Nur Asyifa Purnama (4695/0024.074)
5. Selfi Nasrul Rosydha (4764/0093.074)
6. Siti Nur Aropah (4767/0096.074)

SMK KESEHATAN BHAKTI WIYATA


PROGLI FARMASI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
RS SYUHADA’ HAJI BLITAR

Pembimbing Sekolah Pembimbing Praktek

Agnes Kristiana Sumadi S.Si, AptFatimatuz Zahro,S.Si.,Apt

Mengetahui
Kepala SMK Bhakti Wiyata
Progli Farmasi

Agung Priyanto A.MKg,STh.Pd

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWTyang sudah memberikkan
karuniaNya pada kelompok kami dalam menyelesaikan Laporan Akhir Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik.
Laporan ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis lakukan pada saat di RS
SYUHADA’ HAJI BLITAR dan laporan ini sebagai bukti bahwa penulis telah
melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan. Adapun tujuan
disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas Laporan
Akhir Praktek Kerja Lapangan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu
secaramoral maupun materi selama kegiatan Prakrtek Kerja Lapangan
terutama kepada:
1. Bapak Agung Priyanto,A.MKg,STh.S.pd sebagai kepala sekolah SMK
Kesehatan Bhakti Wiyata.
2. Ibu Fatimatuz zahro,S.Si.,Apt. Selaku apoteker Rumah Sakit Syuhada’ Haji.
3. Ibu Agnes Kriatiana Sumadi,S.Si,Apt sebagai guru pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
4. Bapak dan Ibu Pembimbing di tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) kami di
RS SYUHADA’ HAJI Blitar.
5. Bapak dan Ibu Guru Pembimbing di sekolah kami SMK Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri.
6. Semua pihak dan teman-teman yang terlibat dalam kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada


penyusun laporan ini serta masih jauh darikata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam pembuatan laporan ini banyak kesalahannya. Serta semoga laporan ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi kita semua.

Kediri, 06 Maret 2020

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Lembar judul............................................................................................... i
Lembar pengesahan................................................................................... ii
Kata pengantar........................................................................................... iii
Daftar isi..................................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Dan Manfaat PKL 2
1.3. Waktu dan Tempat PKL 3

BAB II Tinjauan Umum


2.1. Sejarah berdiri, lokasi, visi, misi 4
2.2. Struktur organisasi instansi 5
2.3. Fasilitas dan sarana prasarana 6
BAB III Kegiatan
3.1. Perencanaan 8
3.2. Pengadaan 9
3.3. Penyimpanan dan pengelolaan barang 9
3.4. Pelayanan Kefarmasian 11
3.5. Pelaporan 13
BAB IV Permasalahan dan Pembahasan 14
BAB V Penutup
4.1. Kesimpulan 19
4.2. Saran 20

Daftar Pustaka
Lampiran

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


     
Pendidikan Tenaga Kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional bidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung
upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam
kaitan ini, Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh
tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu mengemban tugas untuk
mewujudkan perubahan, pertumbuhan, dan pembaharuan dalam rangka
memenuhi kebubutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Salah satu institusi tenaga kesehatan yang menyediakan tenaga
kesehatan adalah Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Bhakti Wiyata
progli farmasi. Sekolah Menengah Bhakti Wiyata progli farmasi
menyelenggarakan Pendidikan untuk menghasilkan tenaga farmasi tingkat
menengah yang mampu bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan
khususnya dibidang farmasi. Oleh karena itu, tenaga farmasi harus terampl,
terlatih dan dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun tenaga
kesehatan yang professional berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang
upaya pembangunan dibidang kesehatan.
Untuk menghasilkan tenaga farmasi tersebut maka Sekolah Menengah
Kejuruan Bhakti Wiyata Kediri ini menyelenggarakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan. Yang diakukan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan
memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik malalui latihan kerja
yang disebut praktek kerja lapangan (PKL).
Sedangkan latihan kerja secara intensif diberikan dilaboratorium
sekolah, hanyalah keterampilan untuk meracik obat, untuk bekerja
dilaboratorium farmasi dan untuk mengenal bahan ibat serta alat kesehatan
dalam jumlah terbatas. Keterampilan lain ( misal : pengendalian obat,
penyuluhan obat, penyimpanan sediaan farmasi, dsb.

1
Penerapan sikap yang baik sebagai tenaga kesehatan serta kemampuan
untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan cara mengenal,
menghadapi memahami dan memecahkan masalah yang terjadi di lapangan
tidaklah diberikan di sekolah. Maka dari itu SMK Kesehatan Bhakti Wiyata ini
menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan.

1.2 Tujuan dan Manfaat PKL


a. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan ketrampilan yang membentuk
kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja.
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memasyrakatkan diri pada
suasana/iklim lingkungan erja yang sebenarnya.
c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman
kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan farmasi Rumah Sakit dan Apotek.
d. Menumbuhkembangkan dan memantabkan sikap etis, profisionalisme dan
nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan bidangnya.
e. mampu memahami dan mengembangkan pelajaran yang didapat si sekolah
dan menerapkannya di dunia usaha khususnya di bidang farmasi.
f. Dapat mengumpulkan informasi dan data untuk kepentingan sekolah dan
siswa/I yang bersagkutan.
g. Mampu mencari alterative pemecahan masalah sesuai dengan program studi
yang dipilihnya secara luas dan mendalam yang dituangkan dalam karya tulis
yang disusunnya.
h. Pemerataan pengetahuan yang telah diketahui oleh peserta di tempat praktek
kerja lapangan.
i. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kemandirian profesi dalam
pelayanan kesehatan sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh.
j. Memberikan gambaran nyatatentang kondisi apotek yang sesungguhnya.

2
1.3 Waktu dan Tempat PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan SMK Kesehatan Progli Farmasi Bhakti


Wiyata dilaksanakan dalam dua gelombang yaitu:

Waktu : 17 Februari 2020 s/d 31 Maret 2020

Tempat : Rumah Sakit Syuhada’ Haji Blitar Jl.Tanjung No.158,Pakunden,


Kecamatan Sukorejo,kota Blitar,Jawa Timur.

3
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Berdiri RS Syuhada Haji Blitar

Kalau RS Haji di Jakarta dibangun untuk mengenang jamaah haji yang


jadi korban ‘Traged Mina’ (1990), RS Syuhada Haji di Blitar dibangun untuk
mengenang jamaah haji yang meninggal akibat musibah yang lain lagi, dan
yang sudah terjadi jauh lebih lama lagi: 1974. Yakni, tragedi jatuhnya pesawat
Martin Air (Belanda), yang disewa untuk mengangkut jemaah haji Indonesia
ke tanah suci. Pesawat itu jatuh di Srilangka karena menabrak gunung. Dari
182 penumpangnya, 111 di antaranya adalah jemaah haji asal Blitar.

Berada di seberang SMKN 2 Blitar, RS Syuhada Haji menempati lahan


yang memanjang belakang. Meski begitu, rumah sakit ini terlihat tampil
bersahaja. Dari depan, yang terlihat hanyalah pintu gerbang yang lebarnya
sekitar sepertiga dari lebar lahan, yang berada di pinggir sebelah barat.
Bagian depan yang dua pertiga lagi dipagari oleh rumah dan toko milik pihak
lain.

Ketika diresmikan pada 1979, RS Syuhada Haji hanyalah balai


pengobatan biasa. Seiring perjalanan waktu, sang pengelola, Yayasan
Monumen Syuhada Haji, yang dibentuk perkumpulan keluarga korban tragedi
Srilangka, meningkatkan status balai pengobatan itu menjadi rumah sakit
swasta. Sarana Instalasi Gawat Darurat (IGD)-nya, mulai dikembangkan pada
2007, yang rancangannya dibuat oleh Suncons (PT Surya Unggul Nusa
Cons).

Sebelum membangun RS, Yayasan Monumen Syuhada Haji, pada


1975, sudah terlebih dahulu membangun ‘monumen’ lain untuk mengenang
para korban. Monumen itu tak lain sebuah masjid, yang dinamai Masjid
Syuhada, yang berada di Jalan Pahlawan, Blitar.

Dua tahun silam pernah terbetik kabar kalau RS Syuhada Haji masih
kekurangan lahan untuk parkir dan untuk bangunan gudang. Walhasil, RS ini
memanfaatkan halaman dan gedung SMA Wahid Hasyim yang kebetulan

4
berdekatan dengan rumah sakit. Bisa begitu konon karena sekolah swasta itu
sudah tidak aktif lagi.

2.2 visi ; Misi & Motto

A. Visi

Melalui pelayanan kesehatan menjadikan Rumah Sakit Syuhada’ Haji


sebagai pusat syi’ar Islam.

B. Misi

Memberikan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi umat


tanpa dibatasi suku, ras, agama & golongan guna meningkatkan produktifitas
dan kehidupan yang lebih mulia di kemudian hari.

C.Motto

Kami Merawat, Anda Berdo’a, Tuhan Yang Menyembuhkan

5
2.3 Struktur Organisasi

DIREKTUR

KEPALA BAGIAN
PENUNJANG MEDIS

KEPALA UNIT
FARMASI (APT1)

Logisti Mutu Administrasi Pelayanan


k
Apt 1 Apt 2 PA /
TTK Rese PIO Farma
PL PF / p si
TTK Apt 1 Klinik
Apt 3
Keterangan: Apt 4
APT : Apoteker PF /

PF : Pelaksana Farmasi / TTK


PA : Pelaksana Administrasi
PL : Pelaksana Logistik

6
2.4 Fasilitas dan sarana prasarana
1. Rawat Jalan
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD) buka 24 jam
b. Poliklinik Umum
c. Poliklinik Gigi
d. Poliklinik Mata
e. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
f. Poliklinik Paru
g. Poliklinik Syaraf
h. Poliklinik Bedah
i. Poliklinik Kesehatan Haji

2. Rawat Inap
a. Ruang Bersalin
b. VIP,Ruang Kelas I.Ruang Kelas II,Ruang Kelas III
c. Dewasa
d. Anak-anak.

3. Pelayanan Penunjang
a. Radiologi
b. Farmasi (Apotek)
c. Kamar Bedah (Kamar Operasi)
d. Ultrasonografi (USG)
e. Laboratorium
f. Konsultasi Gizi

4. Fasilitas Lain
a. Kantin
b. Mushola
c. Ambulance
d. ATM Center
e. Kantor Kas Bank BPD Jatim
f. Lokasi : Jalan Raya Blitar-Kedir

7
BAB III
KEGIATAN
3.1 Perencanaan
      Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan
jenis,jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
anggaran. Untuk menghindari kekosongan obat atau Alkes di RSSH ada hal-
hal yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan antara lain:

a. Kebutuhan
      Perencanaan yang baik harus sesuai dengan kebutuhan RSSH,
perhitungan kebutuhan yang benar akan mencegah pengadaan perbekalan
farmasi yang berlebihan.
b.  Persediaan atau stok sisa
Lihat berapa jumlah stok sisa yang ada maka dari data tersebut dapat
dijadikan acuan jumlah yang akan dibeli untuk satu jenis perbekalan farmasi.
c. Prioritas
Perbekalan farmasi yang sering dibutuhkan pasien di rumah sakit
hendaklah diprioritaskan paling utama untuk diadakan.
d. Waktu Tunggu
Proses pengiriman perbekalan farmasi dari distributor ke RSSH
memerlukan waktu. Pengadaan melalui tender memerlukan waktu yang lama
berbeda dengan pengadaaan melalui pembelian langsung mungkin waktu
pengiriman akan lebih cepat.
e. Metode Perencanaaan
Metode perencanaan yang dapat dipergunakan antara lain metode
konsumsi, metode epidemiologi dan metode kombinasi dari metode konsumsi
dan epidemiologi.
1) Metode Konsumsi
      Metode konsumsi merupakan metode paling mudah karena
berdasarkan data obat yang banyak dipakai pasien, data ini dapat
diperoleh dari kartu stok masing-masing perbekalan farmasi.
2) Metode Epidemiologi
      Metode yang menggunakan data dari penyakit yang banyak diderita
oleh pasien.

8
3) Metode Kombinasi
      Metode kombinasi adalah metode gabungan dari metode konsumsi
dan epidemiologi, umumnya dilakukan untuk kasus-kasus yang dapat
diprediksi biasanya rencana perbekalan yang akan dipesan dicatat di
buku defecta.

3.2 Pengadaan
       Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan membuat surat
pesanan (SP) yang ditujukan kepada distributor atau PBF. Surat pesanan
tersebut disusun berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan. Proses
pengadaan dapat dilakukan dengan pembelian baik pembelian secara
langsung atau melalui tender.

a. Pembelian
1)      Pembelian secara langsung
     Pembelian secara langsung ini merupakan metode yang paling
mudah karena perbekalan farmasi yang dipesan datang dengan cepat
dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan instalasi farmasi
rumah sakit. Pembelian cara ini dilakukan dengan mengirimkan langsung
surat pesanan ke PBF atau distributor.
2)      Pembelian secara tender
     Pembelian secara tender yaitu pembelian dengan menyenggarakan
kompetisi pengadaan perbekalan farmasi dengan harga paling murah.
Pihak yang dapat menyediakan harga paling murah akan ditunjuk untuk
menyediakan kebutuhan perbekalan farmasi di RSSH. Metode ini
merupakan metode terbaik tetapi pelaksanaannya rumit dan butuh waktu
yang lama.
b.      Produksi pembuatan sediaan farmasi.
c.       Sumbangan atau droping.

3.3. Penerimaan
      Penerimaan adalah kegiatan menerima perbekalan farmasi yang telah
dipesan ke PBF atau unit gudang pelayanan kesehatan sesuai dengan aturan
kefarmasian.

9
3.4 Penyimpanan
      Penyimpanan merupakan kegiatan pengaman barang dengan
menempatkan obat-obatan atau Alkes sesuai metode penyimpanan.    

Metode penyimpanan diantaranya:


a. Metode FIFO (First In First Out)
    FIFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang
pertama masuk, maka yang lebih dahulu dikeluarkan.
b. Metode LIFO (Last In First Out)
     LIFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang
terakhir masuk, maka yang lebih dahulu dikeluarkan.
c. Metode FEFO (First Exfire First Out)
FEFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang masa
kadaluarsanya paling dekat, maka yang paling dahulu dikeluarkan.
d. Berdasarkan Bentuk Sediaan
      Metode ini lebih tepat dalam penyimpanan obat-obatan, misalnya
sediaan tablet dipisah dengan sedian syrup dan disimpan di rak atau
etalase yang berbeda.
e.  Berdasarkan Golongan Obat
      Metode ini dilakukan dengan cara memisahkan obat-obatan tiap
golongan dan tidak mempertimbangkan bentuk sediaan atau efek
farmakologinya, yang terpenting obat tertata sesuai golongannya.
f. Berdasarkan Alfabetis
      Perbekalan farmasi ditata sesuai namanya secara berurutan dari A
sampai Z. Keuntungan metode ini adalah obat atau alkes akan lebih mudah
dicari dan kelemahannya gudang tidak digunakan secara maksimal.
g.      Berdasarkan Efek Farmakologi
Metode ini dilakukan dengan cara menata obat sesuai khasiatnya
misalnya obat untuk batuk berdahak ditempatkan berbeda dengan obat
untuk batuk kering.

10
3.5 Pelayanan Kefarmasian
 Resep
Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian.
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi atau dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan
menyerahkan obat-obatan bagi penderita.
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya Recipe
(ambillah) lalu tertera nama dan jumlah obat.yang berhak menulis resep
adalah dokter, dokter gigi dan dokter hewan. Suatu resep yang lengkap harus
memuat:

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter
hewan.
2. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat.
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
4. Tanda tangan atau paraf dokter, sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
5. Nama pasien/jenis hewan, umur serta alamat pasien/pemilik hewan.
6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dalam
jumlah melebihi dosis maksimum.

 Pelayanan Resep
Keputusan Menteri Kesehatan Repubilk Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek.
Pelayanan Resep adalah suatu pelayanan terhadap permintaan tertulis dari
dokter,dokter gigi atau dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku mulai dari
penomoran,verifikasi,penulisan etiket, peracikan, pengemasan, pengecekan,
sampai dengan penyerahan obat.

 Skrining Resep
Skrining Resep Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

11
1027/MENKES/SK/IX/2004. Skrining resep meliputi :

1. Persyaratan Administratif
2. Nama, SIP dan alamat dokter
3. Tanggal penulisan resep
4. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
5. Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
6. Cara pemakaian yang jelas
7. Informasi lainnya : Kesesuaian farmasetika, bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
8. Pertimbangan klinis, adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian(dosis,
durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep
hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan
pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan
setelah pemberitahuan.

 Penyiapan Obat (Dispensing)

1. Peracikan
Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan
peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan
dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

2. Etiket
Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

3. Kemasan Obat yang Diserahkan


Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga
terjaga kualitasnya.

4. Penyerahan Obat
Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat

12
dilakukan oleh asisten apoteker dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian disertai
pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

5. Informasi Obat
Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan informasi
yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, etis, bijaksana, dan
terkini.Informasi obat yang diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya
meliputi:cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu
pengobatan,aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari
selama terapi.

3.6 Pelaporan
Pelaporan di Rumah Sakit Syuhada’ Haji hanya dilakukan untuk narkotika dan
psikotropika. Pelaporan dilakukan setiap 1 bulan sekali. Pelaporan narkotika dan
psikotropika menggunakan aplikasi SIPNAP ( Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika ) yang dilakukan secara online dan sudah terdaftar di BPOM.

 Hal yang perlu dilakukan adalah :


1. Masuk ke aplikasi SIPNAP
2. Login ke akun apotek
3. Klik tulisan LAPORAN pada aplikasi SIPNAP
4. Lalu pilih opsi UPLOAD / INPUT PELAPORAN
5. Kemudian akan muncul opsi Narkotika,Psikotropika,Morphin dan Phenitidin
6. Klik salah satu opsi yang akan dilaporkan
7. Input pelaporan
 Periode ( Bulan dan Tahun )
 Jenis produk
8. Klik REKAPUTALASI
9. Klik DATA PELAPORAN untuk melihat Pelaporan yang sudah dibua

13
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan

RUMAH SAKIT
“ SYUHADA’ HAJI”
Jl.Tanjung No.158 Telp. (0342) 801607 Fax.
(0342) 809330 Blitar 66112 e-mail:
info@syuhadahaji.com
Dokter : dr. Rina Yuda Novira, Sp.JP
Blitar, 10/03/2020
Bissmillahirrohamnirrohiim
R/ Furosemide tab 40mg XX
S. 1-0-0
R/ Spironolactone 25mg XXX
S. 1 dd 1
R/ Bisoprolol 5mg XXX
S. 1-0-0
R/ Ramipril 5mg XXX
S. 0-0-1
R/ Allopurinol 100mg XXX
S. 0-0-1
R/ Amitriptyline 25mg XV
 Indikasi :
 Furosemide 40mg : mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh ( Diuretik )
 Bisoprolol 5mg :  obat anti hipertensi golongan Beta-Blocker
 Ramipril 5mg : obat hipertensi golongan ACE inhibitor
 Allopurinol 100mg :menurunkan kadar asam urat
 Amitriptyline 25mg : untuk mengatasi depresi

 Kontraindikasi :
 Furosemide 40mg

14
1. Jangan menggunakan furosemide jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap
obat ini dan obat golongan sulfa, seperti sulfametoxazole.
2. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat pembesaran prostat, penyakit
ginjal, gangguan hati, penyakit asam urat, diabetes, lupus,
dan ketidakseimbangan elektrolit.
3. Beri tahu dokter jika Anda baru menjalani pemeriksaan yang melibatkan
penyuntikan zat radioaktif (kontras) ke dalam pembulug darah vena, sebelum
menggunakan obat ini.
 Bisoprolol 5mg :
1. Manfaat dan keamanan bisoprolol untuk anak-anak belum diketahui.
2. Harap berhati-hati pada penderita asma atau gangguan
pernapasan, bradikardia, diabetes, tekanan darah rendah, gangguan hati,
gangguan ginjal, pheochromocytoma, myasthenia
gravis, psoriasis, dan penyakit arteri perifer
3. Hindari penggunaan alkohol karena dapat menambah kinerja obat ini dalam
menurunkan tekanan darah.

 Ramipril 5mg :
1. Harap hati-hati dalam menggunakan ramipril bagi penderita
diabetes, hiponatremia, agranulositosis, kelainan darah, dan
gangguan sumsum tulang.
2. Hati-hati terjadinya reaksi alergi bila pernah mengalami riwayat
alergi dengan obat golongan ACE inhibitor lainnya.
3. Penggunaan ramipril bersama dengan obat aliskiren atau ARB,
seperti valsartan, berpotensi menyebabkan tekanan darah
rendah, hiperkalemia, dan gangguan fungsi ginjal.

 Allopurinol 100mg :
1. Harap berhati-hati jika Anda menderita gangguan hati, ginjal, kelenjar tiroid,
diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung kongestif .
2. Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani program diet tertentu dan
berpuasa.
3. Allopurinol bisa menyebabkan kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan
atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat ini.
4. Hindari konsumsi alkohol selama mengonsumsi allopurinol, karena bisa
meningkatkan efek samping kantuk yang lebih berat.
5. Allopurinol bisa menyebabkan serangan gout lebih sering terjadi pada
beberapa minggu pertama penggunaan. Hubungi dokter bila kondisi tidak
membaik setelah 6 minggu mengonsumsi obat.

15
 Amitriptyline :

1. Meningkatkan risiko sindrom serotonin yang berakibat


meningkatkan kerja sel saraf dan mengancam nyawa jika dikonsumsi dengan
linezolid, fentanyl, lithium, tramadol, atau antidepresan lainnya.
2. Meningkatkan kadar obat dalam darah jika dikonsumsi
dengan methylphenidate, cimetidine, antipsikotik, dan antagonis kalsium.
3. Mengurangi kadar obat dalam darah jika dikonsumsi
dengan barbiturat, rifampicin, dan antikonvulsan.
4. Berisiko mengurangi efek obat clonidine.
5. Meningkatkan risiko artimia jika dikonsumsi dengan
obat antiaritmia (seperti amiodarone), antihistamin, terfenadine, hormon
tiroid, dan cisapride.

 Interaksi :
 Bisoprolol dengan furosemide:
Bisoplolol dapat menambah dan furosemide dapat mengurangi serum
potassium.
 Bisoprolol dengan spironolactone :
Keduanya meningkatkan serum kalium. Memodifikasi terapi, harus dipantau
dengan baik.
 Ramipril dengan furosemide :
Dapat menyebabkan resiko hipotensi akut.
 Ramipril dan spironolactone :
Dapat menyebakan resiko keracunan pada darah.
 Spironolactone dengan amitriptilin :
Dapat menyebabkan meningkatnya tingkat / efek amitriptilin.
 Spironolactone dengan furosemide :
Spironolactone meningkat dan furosemide mengurangi kalium serum. Efek
interaksinya tidak jelas.

16
INSTALASI FARMASI
RS SYUHADA’ HAJI KOTA BLITAR
Jl. Tanjung No. 158 Telp. (0342) 801607
Pakunden – Blitar
66112 e-mail: info@syuhadahaji.com
Dokter : dr. Mia Melinda, Sp.PD
Blitar, 9/03/2020
Bissmillahirrohamnirrohiim
R/ Acyclovir tab 200mg XXVIII
S. 4 dd 1
R/ Acyclovir salep kulit I
S. ue
R/ Loratadin tab X
S. 2 dd 1 prn gatal
R/ Lansoprazole tab 30mg VI

 Indikasi
 Acyclovir 200mg :Pengobatan infeksi herpes simplex pada pasien immune
compromised, profilaksis interaksi herpes simplex, pengobatan herpes genital
parah pada pasien immune compromised parah, pengobatan infeksi varicella
zo ster primer dan kambuhan pada pasien immune compromised, infeksi
herpes simplex encepthalitis pada neonatus (diatas 6 bulan).
 Acyclovir salep : untuk pengobatan herpes simplex pada pengobatan topical.
 Loratdine : Meringankan gejala yang berkaitan dengan rhinitis
alergi,terapi simtomatik urtikaria kronik
 Lansoprazole : tukak lambung & duodenum, tukak pasca operasi, esofagitis
erosif, refluks esophagitis.

17
 Kontraindikasi :
 Acyclovir 200mg : Hipersensitivitas terhadap acyclovir
 Acyclovir salep : -
 Loratadine : Hipersensitif terhadap loratadine
 Lansoprazole : Penderita yang hipersensitif terhadap lansoprazole, serta
pasien yang sedang mengkonsumsi rilpivirine dan atazanavir.

 Interaksi : -

18
BAB V
PENUTUP
1.5 Kesimpulan
Selama kegiatan PKL di Rumah Sakit SYUHADA’ HAJI, kami sebagai
penyusun laporan dapat menyimpulkan bahwa Instalansi Farmasi RSSH
sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat serta merupakan suatu
tempat pengabdian profesi dan memiliki fungsi pelayanan kesehatan.
Pengelolaan apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi, system
manajemen,  pelayanan kefarmasian, system administrasi, barang maupun
keuangan dan ketenaga kerjaan telah berjalan dengan baik.
    Intalansi Farmasi Rumah Sakit SYUHADA’ HAJI telah memiliki kelengkapan
obat yang cukup memadai dan tata ruang yang cukup baik untuk menunjang
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Selain itu, pelayanan di Intalansi
Farmasi Rumah Sakit SYUHADA’ HAJI sudah cukup baik seperti tenaga kerja
intalansi yang ramah dan berwawasan luas di bidang apotek, waktu
pelayanan resep yang optimal, ruang tunggu yang cukup memadai, serta
dalam meningkatkan pelayanan terhadap pasien, apoteker IFRS SYUHADA’
HAJI menerapkan sistem komputerisasi.
Dengan adanya kegiatan PKL memberikan gambaran nyata bagi siswa-
siswi untuk mengetahui penerapan ilmu yang telah dipelajari di dunia
pendidikan untuk diterapkan di dunia usaha. Selain itu, siswa juga dapat
mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan wawasan di dunia industri yang
belum atau bahkan tidak didapat di dunia pendidikan formal.
            Banyak hal yang kami dapat selama kami melakukan PKL di Rumah
Sakit SYUHADA’ HAJI, diantaranya :
1. Di Rumah Sakit Syuhada’ Haji kami dapat belajar dan menerapkan ilmu dari
sekolah secara langsung/dunia kerja.
2.Kami dapat mengenal dan memahami secara langsung tugas dan fungsi
Intalansi Farmasi dan seluruh hal yang berperan di dalamnya.
3. Banyak ilmu pengetahuan dan wawasan tentang kefarmasian di IFRS yang
telah kami dapatkan.
4. Berbagai pengalaman yang telah kami dapatkan selama PKL yang berguna
untuk dunia kerja di masa yang akan datang.
5.Sistem distribusi obat yang berada di instalasi farmasi RSSH gunakan resep
perseorangan yang mana alur distribusi pasien atau keluarga pasien langsung
menyerahkan resep ke instalasi farmasi.

19
1.4 Saran

1. Perluasan IFRS untuk menunjang pelayanan kesehatan yang lebih efektif.


2.  Perlu diadakan peningkatan dalam kelengkapan persediaan
3. Semoga IFRS Syuhada’ Haji masih bisa menjadi tempat PKL untuk para
siswa/siswi dari sekolah farmasi khususnya siswa/siswi dari SMK Kesehatan
Bhakti Wiyata.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku pedoman praktik resep simulasi


2.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35905/2/YULIA%20
ELIZABET-FKIK.pdf

3. http://www.scribd.com/doc/96281173/Kode-Etik-Apoteker-IndonesiaDi akses
pada tanggal 19 Mei 2013

4. fathelvi.wordpress.com/pekerjaan-farmasi-di-apotek-dan-manajemen-apotek
Di akses pada tanggal 25 Mei 2013
5. Artikel “Lifecycle Asset Management” Website Manajemen Asset, 2007Di
akses pada tanggal 26 Mei 2013

21
LAMPIRAN

1. Etiket
 Etiket tablet

 Etiket syrup

22
 Etiket obat luar

 Etiket injeksi

 Surat Pesanan Reguler

23
22
 Surat Pesanan Narkotika

 Surat Pesanan Pesikotropika

 Surat Pesanan OOT

23
 Surat Pesanan Obat mengandung Prekursor

 Telaah Resep

24
 Cara Cuci tangan

25

Anda mungkin juga menyukai