Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK

APOTEK KARUNIA 2 BONTANG


Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Usaha mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal perlu pengadaan
tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh
pemerintah, instansi, atau masyarakat. Kesehatan sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum yang harus diwujudkan. Oleh karena itu, pembangunan
kesehatan menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Proses mewujudkan
pembangunan kesehatan yang berkualitas perlu dipersiapkan tenaga kesehatan
yang memadai.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2016 tentang pelayanan kefarmasian, pelayanan kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yangberkaitan dengan
sediaan farmasi, dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutukehidupan pasien.
Praktek Kerja Apotek (PKA) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri dalam upaya
pendekatan ataupun untuk meningkatkan mutu siswa-siswi sekolah menengah
kejuruan (SMK) dengan kompetisi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya dan juga
untuk menambah bekal untuk masa mendatang guna memasuki dunia kerja yang
semakin banyak serta ketat dalam persaingannya seperti di masa sekarang ini.
Adapun waktu pelasanaan Praktek Kerja Apotek di Apotek Karunia 2
dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung dari tanggal 18 Juli 2019 – 20 Agustus
2019, adapun pembagian shift nya yaitu shift pagi: 08.00 WITA – 15.00 WITA
dan shift sore: 15.00 WITA – 22.00 WITA.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 1


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

I.2 Tujuan
Maksud dilaksanakannya praktek kerja lapangan adalah untuk
mengaplikasikan praktek siswa diluar sekolah dan agar siswa mengetahui
bagaimana praktek sesungguhnya di tempat kerja atau intansi terkait.
Tujuan Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Siswa mampu berlatih di dunia industri atau instansi terkait.
2. Siswa bisa mengapresiasikan langsung keunggulan masing-masing ditempat
praktek.
3. Siswa dapat mengukur kemampuannya masing-masing di dunia kefarmasian.
Tujuan khusus praktek kerja lapangan antara lain:
1. Membandingkan antara teori dan praktek yang diperoleh disekolah dengan
teori dan praktek yang di lapangan kerja.
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ruang lingkup kerja dan
tanggung jawab siswa/siswi SMK Negeri 1 Bontang jurusan Farmasi selaku
Tenaga Teknis Kefarmasian.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa/siswi untuk memasyaratkan diri di
lingkungan kerja dan memperoleh pengalaman kerja.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 2


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Apotek


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 tahun 2017, apotek
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
apoteker. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, sedangkan yang dimaksud dengan
tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi dan Analisis Farmasi (Permenkes, 2017).
II.2 Pengelolaan dan Pelayanan Apotek
1. Pengelolaan apotek meliputi:
a. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan
kesahatan di bidang farmasi lainnya.
c. Informasi mengenai perbekalan kesehatan di bidang farmasi meliputi:
1) Pengelolaan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi
lainnya yang diberikan baik kepada dokter dan kepada tenaga
kesehatan maupun kepada masyarakat.
2) Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat,
keamanan, bahaya, dan/atau mutu obat dan perbekalan farmasi
lainnya (Permenkes 2017).
2. Pelayanan diapotek meliputi:
a. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
b. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
c. Apotek wajib dibuka untuk masyarakat.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 3


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

d. Dalam hal obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka
Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik
yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas
persetujuan dokter dan/atau pasien.
e. Dalam hal obat yang diresepkan tidak tersedia di Apotek atau pasien
tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam Resep, Apoteker
dapat mengganti obat setelah berkonsultasi dengan dokter penulis
Resep untuk pemilihan obat lain.
f. Apabila Apoteker menganggap penulisan Resep terdapat kekeliruan
atau tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan kepada dokter
penulis Resep.Apabila dokter penulis resep sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tetap pada pendiriannya, maka Apoteker tetap
memberikan pelayanan sesuai dengan resep, dengan memberikan
catatan dalam resep bahwa dokter sesuai dengan pendiriannya.
g. Salinan resep (copy resep) harus ditandatangani oleh apoteker.

II.3 Persyaratan Pendirian Apotek


Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal
dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan. Dalam hal ini Apoteker
yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik modal maka, pekerjaan
kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh Apoteker yang bersangkutan.
Pendirian apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi:
a. Lokasi
Mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan
kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli penduduk di
sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah
dijangkau masyarakat dengan kendaraan.
b. Bangunan
Bangunan apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan
yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis seperti memiliki fungsi

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 4


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam pemberian pelayanan


kepada pasien serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut, sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta
memelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Bangunan
apotek harus bersifat permanen, yaitu merupakan bagian dari/atau
terpisah dari pusatperbelanjaan, apartemen, rumah kantor, rumah susun
dan bangunaan yang sejenis.
c. Sarana, prasarana, dan peralatan
Bangunan apotek setidaknya memiliki sarana ruang yang meliputi:
1) Ruang tunggu
2) Ruang administrasi dan ruang kerja apoteker
3) Ruang penyimpanan obat dan alat kesehatan
4) Ruang peracikan obat
5) Ruang penyerahan obat dan alat kesehatan
6) Tempat pencucian obat
7) Ruang arsip dan konseling
8) Kamar mandi dan toilet
Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan prasarana yang
meliputi:
1) Sumber air yang memenuhi syarat kesehatan
2) penerangan yang baik
3) Alat pemadam kebakaran yang befungsi baik
4) Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat
higienis
5) Papan nama yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA,
alamat apotek, nomor telepon apotek

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 5


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Peralatan apotek meliputi antara lain:


1) Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan,
mortir, gelas ukur dll.
2) Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi,
seperti lemari obat dan lemari pendingin.Wadah pengemas dan
pembungkus, etiket dan plastik pengemas.
3) Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan
beracun.
4) Buku standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta
kumpulan peraturan per-UU yang berhubungan dengan apotek.
5) Alat administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi,
salinan resep dan lain-lain.
6) Rak obat, alat peracikan, lemari pendingin, meja, kursi, computer,
sistem pencatatan mutasi obat, dan peralatan lain sesuai dengan
kebutuhan.

II.4 Sejarah Berdirinya Apotek Karunia 2


CV Karunia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
kesehatan khususnya pelayanan kesehatan dan penyediaan atau supplier alat-alat
kesehatan yang berlokasi di Bontang. Pada Desember 2008, CV Karunia
mendirikan Apotek Karunia 2 yang beralamat di Jalan MT. Haryono No. 6
Bontang.
CV Karunia memilik 4 apotek besar, yaitu Apotek Karunia 1, Karunia 2,
Karunia 3, Karunia 4 yang masing-masing apoteknya lengkap dengan dokter dan
tenaga medis yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dan mensuplai
kebutuhan obat dan alat-alat kesehatan untuk wilayah Bontang dan sekitarnya.
Apotek Karunia 2 merupakan apotek yang lokasinya mudah dijangkau dan
strategis sehingga memudahkan akses pelayanan bagi pasien dan customer.
Apotek Karunia 2 juga didukung oleh tenaga medis dan dokter yang professional

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 6


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

dibidangnya sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima bagi pasien dan
turut mensukseskan Bontang Sehat.
Apotek Karunia 2 menyediakan obat-obat bebas, bebas terbatas, dan keras
(generik / paten), guna memberikan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan
obat untuk perawatan kesehatan, selain itu Apotek Karunia 2 juga menyediakan
alat-alat medis yang biasa digunakan oleh dokter umum, spesialis, dan masyarakat
kota Bontang.
Apotek karunia 2 juga memiliki pelayanan medis, seperti praktek dokter.
Praktek dokter tersebut meliputi :
1) Poli Umum
Jadwal Hari Waktu

Malam Senin-Sabtu 19.00-22.00 WITA

2) Poli Gigi
Jadwal Hari Waktu

19.00-22.00 WITA
Sore Senin-Jumat Atau
Sesuai jani

3) Poli THT
Jadwal Hari Waktu

19.00-22.00 WITA
Sore Senin-Jumat Atau
Sesuai janji

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 7


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

II.5. 1 Struktur Organisasi Apotek Karunia 2

DIREKTUR UTAMA DIREKTUR KEDUA

Dr. Yayuk Inarti Caterina Eksalanty, S.Si., Apt


Apt

APOTEKER

Suci Handayani, S.Si., Apt

ASISTEN APOTEKER

Yayang Savitri Amalia Ayu Pebriyanti Eka Diana F.


khairunnisa

ADMINISTRASI

Miarni Shella Aprilia

SPG

Harnija Yulian.D.R. Elok Vita.R.


(Wellness) (Sea Quil) (Nutrimax)

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 8


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

II.5.2 Tata Ruang Apotek Karunia 2

PINTU MASUK
Alkes

Ruang laktasi

Obat-obat bebas/ golongan Over


The Counter

vitamin ibu hamil


Alkes, kosmetik,
Kondom, pil KB, test

dan menyusui,
pack, sirup bebas,
sabun gatal

Masker
kasir

Poli Gigi
Ruang Praktek Dokter
TEMPAT TUNGGU
Alat cek
Vitamin
GCU,
Sediaan
susu

pria, Madu
stamina
vitamin
Persediaan bedak,

Alkes,
hansaplast,
pempers,

betadine

pelengkap

ALKES
an bayi

pompa

Kamar Periksa
Alat
asi,
stok obat
Lemari
Obat – obat keras,
salep, tetes mata,
dan tetes telinga

jajanan

Pintu
Obat – obat keras

TEMPAT TUNGGU
(sirup dan drop)

Stok obat
keras (paten)

Tempat
Obat – obat

pendaftaran
racikan

Meja
racik

Toilet, lantai 2
Obat-obat Keras (poli THT)
Gambar 2.1 Tata Letak Ruang Apotik

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 9


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

II.6 Tugas dan Fungsi Apotek


Apotek adalah suatu tempat distribusi obat dan perbekalan farmasi yang
dikelola oleh apoteker dan menjadi tempat pengabdian profesi apoteker sesuai
dengan standar etika kefarmasian. Apotek mempunyai fungsi utama dalam
pelayanan obat atas dasar resep serta pelayanan obat tanpa resep yang biasa
dipakai dirumah (Anief, 2008).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 tugas dan
fungsi apotek adalah:
1) Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.
2) Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3) Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang
diperlukan masyarakat secara luas dan merata.
4) Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi
antara lain obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik.
5) Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
6) Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya
kepada masyarakat.

II.7 Pengelolaan Sumber Daya Apotek


1) Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pelayanan Kefarmasian di Apotek diselenggarakan oleh Apoteker, dapat
dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR), Surat Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK).
Dalam melakukan pelayanan kefarmasian apoteker harus memenuhi
kriteria:

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 10


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

a. Persyaratan administrasi
• Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi
• Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
• Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku
• Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
b. Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda pengenal.
c. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/Continuing Professional
Development (CPD) dan mampu memberikan pelatihan yang
berkesinambungan.
d. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan
pengembangan diri, baik melalui pelatihan, seminar, workshop,
pendidikan berkelanjutan atau mandiri.
e. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan
perundang-undangan, sumpah Apoteker,standar professional (standar
pendidikan, standar pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang
berlaku.
2) Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan
harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari
kekosongan obat. Dalam pengadaan perencanaan ini, ada empat
metode yang sering dipakai yaitu:
1. Metode epidemiologi yaitu berdasarkan pola penyebaran penyakit
dan pola pengobatan penyakit yang terjadi dalam masyarakat
sekitar.
2. Metode konsumsi yaitu berdasarkan data pengeluaran barang
periode lalu, selanjutnya data tersebut dikelompokkan dalam
kelompok fast moving (cepat beredar) maupun yang slow moving.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 11


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

3. Metode kombinasi yaitu gabungan dari metode epidemiologi dan


metode konsumsi. Perencanaan pengadaan barang dibuat
berdasarkan pola penyebaran penyakit dan melihat kebutuhan
sediaan farmasi periode sebelumnya.
4. Metode just in time yaitu dilakukan saat obat dibutuhkan dan obat
yang ersedia di apotek dalam jumlah terbatas. Digunakan untuk
obat-obat yang jarang dipakai atau diresepkan dan harganya mahal
serta memiliki waktu kadaluarsa yang pendek.
Pengelolaan Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek perlu dilaksanakan
kegiatan administrasi yang meliputi:
1) Administrasi Umum
Administrasi umum meliputi pencatatan, pengarsipan, pelaporan
narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Administrasi Pelayanan
Administrasi pelayanan meliputi pengarsipan resep, pengarsipan catatan
pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat
(Depkes RI, 2006).
Kegiatan administrasi apotek terdiri atas pembukuan dan pelaporan antara
lain:
1. Buku Stok Obat
Buku ini digunakan untuk mencatat barang atau obat yang harus dipesan
untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan barang atau obat. Fungsi buku
ini untuk mengecek barang dan stok barang, menghindari kelupaan
pemesanan kembali barang.
2. Buku Arsip Narkotika
Buku ini untuk mencatat penambahan persediaan narkotika dan
pembelian, juga mencatat pengurangan narkotika baik untuk resep

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 12


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

maupun keperluan yang lain. Buku ini memuat kolom-kolom yang berisi
bulan, tahun, penerimaan dan persediaan awal bulan, pengeluaran dan
persediaan awal bulan. Laporan penggunaan narkotika dikirim setiap
bulan keMenteri Kesehatan.
3. Kartu Stok Gudang
Kartu ini terletak di gudang dan dipakai untuk mencatat keluar masuknya
barang di gudang. Satu lembar kartu hanya untuk satu macam barang atau
obat. Kartu ini memuat nama barang atau obat, satuan, nama pabrik,
tanggal faktur, nama PBF, tanggal kadaluarsa, nomor batch, harga beli,
jumlah masuk, jumlah keluar, sisa.
4. Buku Resep (R/)
Buku ini untuk mencatat resep-resep yang dilayani setiap hari. Dalam
buku ini dicatat tanggal, nomor resep, dan harga resep. Dari buku ini bisa
dibuat laporan statistik resep dan penggunaan obat generik berlogo.
Laporan statistik resep dan obat generik berlogo dikirim setiap bulan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten dan instansi lain sesuai aturan yang berlaku
di daerah apotek didirikan.
5. Buku Tagihan
Buku yang yang berisi catatan tagihan yang harus dibayar apotek kepada
PBF yang bersangkutan, di dalam buku ini ada beberapa yang harus
dicatat yaitu nama PBF, tanggal tagihan, jumlah nominal tagihan dan
penerima tagihan.
6. Buku Barang Datang
Buku yang berisi pencatatan faktur yang diterima apotek dari PBF, yang
mencakup nama PBF, nomor faktur, tanggal terima barang, tanggal jatuh
tempo, dan jumlah yang harus dibayar.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 13


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

7. Buku Penerimaan Prekursor


Buku penerimaan prekursor merupakan data tertulis yang berisi tentang
penerimaan sediaan prekursor oleh apotek dari PBF. Didalam buku ini
mencatat jenis dan jumlah prekursor yang masuk ke apotek.
8. Buku Barang Naik
Buku barang naik adalah buku yang digunakan untuk mencatat harga
barang yang naik dari harga semula, buku ini juga berguna untuk
menyamakan harga dari apotek karunia 2 dengan apotek karunia lainnya.
9. Buku Penjualan Antibiotik
Buku penjualan antibiotik merupak buku yang berisi catatan obat
antibiotik yang dijual tanpa resep. Dalam buku ini dicatat nama, umur,
indikasi penyakit, alamat pasien, dan obat antibiotik yang diberikan tidak
boleh obat generik, melainkan obat paten.
10. Buku Barang ED (Expired Date)
Buku yang mencatat barang-barang yang sudah masuk tanggal ed
(expired date) maupun yang mendekati tanggal ed (expire date),
tujuannya agar mudah untuk memisahkan barang yang sudah expire date
dari barang yg masa expire date nya masih lama.
b. Pengadaan Barang
Pengadaan barang merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Pengadaan barang
dilakukan setiap hari dengan cara order ke PBF melalui salesman
berdasarkan barang yang tercatat pada buku wanted.
Sebelum melakukan kegiatan pengadaan barang, harus memperhatikan
hal-hal berikut:
1. Stok Obat
2. Pemilihan PBF yang sesuai yaitu dengan pertimbangan:
Kriteria PBF:
a. Pelayanan yang baik dan kecepatan pengiriman

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 14


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

b. Ketersediaan barang (lengkap/tidak/kuantitas dan kualitas barang)


c. Rutinitas PBF datang ke apotek.
d. Adanya program yang menguntungkan (diskon dan bonus)
e. Harga barang dan lokasi PBF
f. Prosedur PBF (jangka waktu pembayaran yang relatif lebih
panjang)
Pengadaan barang dapat dilakukan dengan cara:
1. COD (Cash On Delivery) adalah pembayaran berdasarkan pemesanan
barang dan dibayar tunai.
2. Konsinyasi, konsinyasi biasanya dilakukan untuk produk baru yang
belum atau jarang dijual di apotek. Dalam konsinyasi, PBF
menitipkan barang di apotek, pembayaran baru dilakukan apabila
barang titipan tersebut telah terjual.
Tahapan pemesanan barang apotek:
1. APA membuat surat pesanan kepada PBF menggunakan surat
pesanan rangkap tiga (dua rangkap untuk PBF dan satu rangkap untuk
apotek). Surat pesanan obat dan perbekalan kesehatan di bidang
farmasi lainnya harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
denga mencantumkan nama dan nomor surat izin pengelola apotek.
2. Surat pesanan dapat melalui whatsapp sales atau telepon.
c. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima perbekalan farmasi
yang diserahkan dari unit-unit pengelola yang lebih tinggi (PBF) kepada
unit pengelola dibawahnya (Apotek). Tahapan penerimaan barang di
apotek:
1. PBF akan mengirimkan barang yang dipesan disertai dengan faktur
pengiriman barang.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 15


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

2. Barang yang datang kemudian dicocokkan dengan item yang tertulis


pada faktur, diperiksa nama sediaan, jumlah sediaan, dosis sediaan,
expire date, dan kondisi sediaan.
3. Faktur kemudian ditangani olehApoteker Pengelola Apotek (APA)
atau Asisten Apoteker (AA) dengan mencantumkan nama dan nomor
Surat Izin Kerja (SIK).
4. Surat pemesanan asli diberikan oleh expedisi/pengantaran obat.
5. Copy surat pemesanan di klip pada faktur barang yang datang
Jika barang yang datang tidak sesuai dengan Surat Pesanan (SP) maka
akan dilakukan retur barang ke PBF yang bersangkutan untuk di tukar
dengan barang yang sesuai. Barang tersebut diretur karena:
1. Tidak cocok dengan yang dipesan
2. Kemasan rusak
3. Mendekati expire date atau sudah masuk expire date
d. Penyimpanan
Obat atau barang yang sudah dibeli tidak semuanya langsung dijual,
untuk itu perlu disimpan dalam gudang tujuannya agar aman, tidak
mudah rusak, dan mudah terawat.
Gudang harus memenuhi beberapa ketentuan antara lain:
1. Merupakan ruang tersendiri dalam kompleks apotek
2. Cukup aman, kuat, dan dapat dikunci dengan baik
3. Tidak terkena sinar matahari langsung
4. Tersedia rak yang cukup baik
5. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran kering dan berair
Tujuan penyimpanan barang adalah:
1. Untuk menjaga persediaan agar tidak kurang atau rusak
2. Untuk menjaga stabilitas obat
3. Memudahkan pengawasan jumlah persediaan, khususnya obat-obat
yang mempunyai waktu kadaluarsa

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 16


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

4. Memudahkan dan mempercepat pelayanan


5. Menjaga kemungkinan keterlambatan pemesanan
Penyimpanan dan penyusunan obat harus diperhatikan dan diatur sebaik-
baiknya, hal ini bertujuan untuk memudahkan pengontrolan dan
pengawasan. Penyimpanan perbekalan farmasi diapotek dapat
digolongkan berdasarkan:
1. Disusun berdasarkan alphabetis
2. Berdasarkan kriteria antara barang regular dan alkes
3. Berdasarkan golongan obat
Obat bebas dan obat bebas terbatas disimpan di etalase bagian depan,
karena dengan golongan obat tersebut dijual secara bebas
kepadapasien. Sedangkan untuk obat golongan narkotika dan
psikotropika disimpan pada lemari khusus dan terkunci sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4. Berdasarkan FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First
Out)
• FIFO (First In First Out) yaitu obat-obat yang pertama masuk
berarti yang pertama keluar.
• FEFO (First Expired First Out) yaitu obat-obat yang
kadaluarsanya lebih cepat, maka yang pertama keluar.
5. Berdasarkan efek farmakologis
6. Berdasarkan bentuk sediaan
• Sediaan Padat
• Sediaan Suppositoria
• Sediaan Cair
• Sediaan Tetes
• Sediaan Salep
• Sediaan Injeksi

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 17


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

II.8 Pengertian Obat


Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh
semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan
dan menymbuhkan penyakit.
a. Pengertian obat secara khusus
1. Obat jadi, adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria, cairan, salep, atau bentuk lainnya
yang secara teknis sesuai dengan FI (farmakope Indonesia) atau buku
resmi yang di tetapkan pemerintah.
2. Obat paten, adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
pembuat yang diberi kuasa dan dijual di dalam bungkus asli dari pabrik
yang memproduksi.
3. Obat baru, adalah obat-obat yang berisi zat yang baik berkhasiat maupun
tidak berkhasiat seperti lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen
lain yang belum dikenal sehingga tidak di ketahui khasiat dan
kegunaannya.
4. Obat asli, adalah obat yang di dapat langsung dari bahan2 alami lainnya,
diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional.
5. Obat tradisional, adalah obat yang di dapat dari alam (mineral, tumbuhan,
atau hewan) diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman digunakan
dalam pengobatan tradisional.
6. Obat esensial, adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan
kesehatan masyarakat yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh mentri kesehatan RI.
7. Obat generik, adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI
(Farmakope Indonesia) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 18


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

b. Penggolongan Obat Menurut Undang-Undang


1) Obat Bebas
Obat yang dapat diberi secara bebas dan tidak membahayakan si
pemakai dalam batas dosis yang di anjurkan, diberi tanda lingkaran bulat
berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
Contohnya: Paracetamol, Antasida Doen, Oralit, Aspirin, dll.

Gambar 2.2 Logo Obat Bebas (Permenkes, 2009)

2) Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas atau disebut obat daftar W. Obat golongan ini juga
relatif aman selama pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada.
Penandaan obat golongan ini adalah adanya lingkaran berwarna biru dan 6
peringatan khusus. Sebagaimana Obat Bebas, obat ini juga dapat diperoleh
tanpa resep dokter di apotek, toko obat atau di warung-warung.
Contohnya: Decolgen, demacolin, Combantrin, dll.

Gambar 2.3 Logo Obat Bebas Terbatas (Permenkes, 2009)


Bagi obat bebas terbatas harus mencantumkan tanda peringatan No.1
sampai dengan No.6
Bunyi dari peringatan tersebut adalah:

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 19


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

P no 1 P no 2
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Bacalah Aturan Pakainya Hanya Untuk Dikumur
Jangan Ditelan

P no 3 P no 4
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar Hanya Untuk Dibakar
dari badan

P no 5 P no 6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Tidak Boleh Ditelan Obat Wasir, Jangan
Ditelan

Gambar 2.4 Peringatan Obat Bebas Terbatas (Farmasetika, 2016)

a. P1. Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Pakainnya


Contohnya:Antimo Tablet, Decolgen Tablet
b. P2. Awas! Obat Keras, Hanya Untuk Dikumur, Jangan Ditelan
Contohnya: Listerine, Hexadol
c. P3. Awas! Obat Keras, Hanya Untuk Bagian Luar Dari Badan
Contohnya: Insto, Betadine
d. P4. Awas! Obat Keras, Hanya Untuk Dibakar
Contohnya: Decoderm, Neoidoine
e. P5. Awas! Obat Keras, Tidak Boleh Ditelan
Contohnya:Bufacort Salep, Suppositoria Dulcolax
f. P6. Awas! Obat Keras, Obat Wasir Jangan Di Telan
Contohnya: Proris Tablet, Ambeven

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 20


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

3) Obat keras
Obat keras disebut juga obat daftar “G”, yang diambil dari bahasa
Belanda. “G” merupakan singkatan dari “Gevaarlijk” artinya berbahaya,
maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika pemakainnya tidak
berdasarkan resep dokter.Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas
resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan ditandai dengan tanda
lingkaran merah dan terdapat huruf K di dalamnya. Yang termasuk
golongan ini adalah beberapa obat generik dan Obat Wajib Apotek
(OWA). Juga termasuk di dalamnya narkotika dan psikotropika tergolong
obat keras.
Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus obat keras Daftar “G” adalah
“Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam
dengan huruf K yang menyentuh garis tepi”.

Gambar 2.5 Logo Obat Keras (Permenkes, 2009)


4) Psikotropik
Pengertian psikotropika menurut Peraturan BPOM Nomor 4 Tahun
2018 tentang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika,
psikotropika, dan prekursor farmasi.Psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah atau sintetis, bukan narkotik yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP (Susunan Saraf Pusat) yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku.
Untuk penandaan psikotropika sama dengan penandaan untuk obat
keras, hal ini sebelum diundangkannya UU RI Nomor 5 Tahun 1997
tentang psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
nomor 10, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 3671),

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 21


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

maka obat-obat psikotropika termasuk obat keras. Sehingga untuk


psikotropika penandaanya yaitu lingkaran bulat berwarna merah, dengan
huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.

Gambar 2.6 Logo Obat Psikotropik (Permenkes, 2009)


Menurut UU RI Nomor 5 tahun 1997, psikotropika dibagi menjadi 4
golongan:
Golongan I: psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya:
Brolamfetamin, Etisiklidina, Psilobina, Tenosiklidina.
Golongan II: psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya:
Amfetamin, Deksanfentamin, Levamfetamin, Metamfetamin.
Golongan III: psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Golongan IV: psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantunagn.
Contohnya: Allobarbital, Bromazepam, Diazepam, Nitrazepam.
5) Narkotik
Pengertian Narkotik menurut peraturan BPOM Nomor 4 Tahun 2018
tentang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika,
dan prekursor farmasi. Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 22


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,


mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan. Penandaan narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat
dalam Ordonansi Obat Bius yaitu “Palang Medali Merah”.

Gambar 2.7 Logo Obat Narkotik (Permenkes, 2009)


Berdasarkan UU RI No. 35 tahun 2009, narkotika dibagi atas 3 golongan:
Golongan I: narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya yaitu Tanaman Papaver Somniferum L, Opium Mentah,
Tanaman Ganja, Heroina.
Golongan II: narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya yaitu Morfina, Opium,
Petidina, Tebaina, Tebakon.
Golongan III: narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya yaitu Kodeina, Nikokodina, Etilmorfina.
6) Prekursor
Pengertian Prekursor menurut peraturan BPOM Nomor 4 Tahun 2018
tentang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika,
dan prekursor farmasi. Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan
kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk
keperluan proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 23


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

ruahan, dan produk jadi yang mengandung ephedrine, pseudoephedrine,


norephedrine/phenylpropanolamine, ergotamine, ergometrine, atau
potassium parmanganat.
Contohnya yaitu: Anakonidin OBH, Actived Expektoran, Decolgen,
Fludane, Hufagrip Flu dan Batuk, dll.
7) Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang diberikan oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh
memberikan obat keras tertentu kepada pasien, namun ada persyaratan
yang harus dilakukan/dipenuhi dalam penyerahan OWA, antara lain:
a) Wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama,
alamat, umur) serta penyakit yang di derita pada buku OWA yang
sewaktu-waktu diperikasa oleh BPOM.
b) Wajib memenuhi ketentutuan jenis jumlah yang boleh diberikan
kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang
termasuk OWA, dan hanya diberikan satu tube. Jadi, tidak benar jika
APA memberikan oksistetrasiklin bentuk selain salep, begitu juga
jumlah yang diperbolehkan hanya 1 tube, tidak boleh lebih dari satu
tube.
c) Wajib memberikan informasi obat secara benar kepada pasien
mencakup: indikasi, kontraindikasi, cara pemakaian, cara
penyimpanan, dan efek samping obat yang mungkin timbul serta
tindakan yang disarankan bila efek samping obat muncul.
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk
masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat
yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang di derita pasien, antara
lain: Obat antiinflamasi(asam mefenamat), obat alergi kulit
(hidrokortison), infeksi kulit dan mata (oksitetrasiklin salep), anti alergi
sitemik (CTM), obat KB hormonal.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 24


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Contoh Resep

Gambar 3.1 Contoh Resep

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 25


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

III.2 Skrining Resep


III.2.1 Skrining Administrasi

tidak
Bagian R/ Kelengkapan Ada keterangan
ada

Nama dokter ✓ - dr. Jasa Nita L.


SIP
✓ - 440/069/SIP/V/2013/DISKES.05
No.Telp/hp ✓ - 08132663444
Alamat dokter ✓ - Apotek Pisangan Bontang
Tanggal
Inscriptio ✓ - 24/05/2019
Penulisan resep
Tanda resep ✓ - R/
Stempel
Dokter - ✓
Stempel
Apotek ✓ -
R/ Ciproflaxacin 500 mg No. X
S 2 dd 1
R/ Codein 10 mg 1/2
Ambroxol 30 mg 1
Nama dan Methylprednisolone 8 mg 1
✓ -
Prescriptio jumlah obat Tremenza 1/2
Mf pulv dtd da in cap no xx
R/ Sanmol 50mg No.
XX
S 3 dd 1
Bentuk sedian ✓ - Tablet dan kapsul
Nama pasien ✓ - Tn. Mujid
Umur pasien/BB ✓ - 55 th/-
Alamat pasien ✓ - Jl. Atletik no.26
Signatura
1. S 2 dd 1 tab
Aturan pakai ✓ - 2. S 3 dd 1 cap
3. S 3 dd 1 tab
Paraf/tanda
Subscriptio - -
tangan dokter ✓

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 26


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Skrining administrasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73


Tahun 2016, meliputi:
a. Data diri pasien dalam pelayanan resep penting untuk diketahui seperti
nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien. Setiap pasien memiliki
keluhan yang berbeda-beda, sehingga memutuhkan penanganan atau
pengobatan yang berbeda pula. Umur pasien penting untuk diketahui agar
bisa menentukan dosis obat dan bentuk sediaan yang akan digunakan.
b. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomortelepon dan
paraf penting diketahui untuk mengetahui legalitas resep dan jika ada
tulisan dokter yang kurang jelas pada resep terutama pada resep narkotik,
psikotropik, keras dan prekursor maka apoteker bisa menghubungi dokter
melalui nomor telepon yg tercantum pada resep.

III.2.2 Skrining Farmasetik


Skrining farmasetika menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73
Tahun 2016, meliputi:
a. Bentuk dan kekuatan sediaan
Dalam resep terdapat 6 item obat, bentuk dari sediaannya yaitu tablet.
1) Ciprofloxacin berbentuk tablet dengan kekuataan sediaan 500 mg.
2) Codein berbentuk tablet dengan kekuatan sediaan 10 mg.
3) Ambroxol berbentuk tablet dengan kekuatan sediaan 30 mg.
4) Methylprednisolone berbentuk tablet dengan kekuatan sediaan 4 mg,
8 mg, dan 16 mg.
5) Tremenza berbentuk tablet yang mengandung pseudoephedrine HCl 60
mg dan tripolodine HCl 2,5 mg.
6) Sanmol 500 mg berbentuk tablet yang mengandung paracetamol 500
mg.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 27


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

III.2.3 Pertimbangan Klinis


1. Indikasi obat yang diresepkan
Berdasarkan resep diatas, obat-obat yang tertulis diresep merupakan obat
yang diindikasikan untuk mengatasi batuk berdahak yang disertai demam dan
pilek. Pada Resep 1 terdapat ciprofloxacin 500 mg yang merupakan golongan
antibiotik quinolone (fluoroquinolon), yang berfungsi untuk mengobati infeksi
bakteri.
Resep 2 terdapat codein HCl 10 mg yang dikombinasikan dengan
ambroxol HCl 30 mg, methylprednisolone 8 mg dan tremenza, yang berfungsi
sebagai obat batuk dan pilek. Codein HCl merupakan obat golongan analgesik
opioid yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri ringan hingga berat. Codein
HCl termasuk golongan obat narkotika, dalam kasus ini codein digunakan untuk
meringankan gejala batuk. Ambroxol HCl merupakan agen mukolitik yang dapat
mengencerkan dahak pasien sehingga lebih mudah untuk mengeluarkan
dahaknya. Selanjutnya ada methylprednisolone 8 mg yang digunakan sebagai
antiinflamasi pada sistem organ yang mengalami gangguan, seperti peradangan.
Kemudian ada tremenza yang merupakan kombinasi dari pseudoephedrin HCl 60
mg dan triprolidin HCl 2,5 mg yang diindikasikan untuk meringankan gejala flu
karena alergi pada saluran pernafasan.
Resep 3 terdapat sanmol tablet 500 mg yang berkomposisi paracetamol
tablet 500 mg. Paracetamol merupakan obat yang berfungsi sebagai analgesik
(pereda nyeri) dengan meningkatkan ambang rasa sakit dan sebagai antipiretik
(penurun panas) yang bekerja langsung pada pusat pengatur panas di hipotalamus.
2. Kesesuaian Dosis
a) Resep 1: Ciprofloxacin Tablet 500 mg
Dosis: 500 mg tiap 12 jam atau 2 x sehari 1 tablet

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 28


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

b) Resep 2: Racikan
1. Codein 10 mg
Dosis: Dewasa: 15-30 mg tiap 3-4 jam. Anak-anak:3 mg untuk anak
usia 2-5 tahun, dan 7.5-15 mg untuk anak usia 6-12 tahun. Dosis
umumnya diberikan tiap 3-4 jam.
2. Ambroxol 30 mg
Dosis: Dewasa yaitu 30-120 mg tiap 8 jam
3. Methylprednisolone 8 mg
Dosis: Dewasa: awal 4 - 80 mg/hari. Pemeriharaan dewasa: 4 - 8
mg/hari dosis ditingkatkan menjadi 16 mg/hari.
4. Tremenza tablet
Dosis: Untuk dewasa yaitu 3 kali sehari satu tablet, untuk anak umur
6-12 tahun yaitu 3 kali sehari ½ tablet. Dengan ini maka dosis yang
diberikan dalam resep sudah sesuai.
c) Resep 3: Sanmol Tablet 500 mg
Dosis: Dewasa atau anak > 12 tahun: 3 - 4 kali sehari 1 tablet. Anak 6 – 12
tahun: 3 – 4 x sehari ½ tablet. Untuk dewasa dosisnya telah sesuai yaitu 3
kali sehari 1 tablet.
3. Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
Aturan pakai ciprofloxacin telah sesuai yaitu 2 kali sehari 1 tablet. Pada
resep ke 2 racikan aturan pakainya juga telah sesuai, yaitu 3 kali sehari 1 kapsul.
Dan pada resep sanmol tablet 500 mg telah sesuai yaitu 3 kali sehari 1 tablet. Cara
pengunaan obat pada resep ini secara oral, dimana telah sesuai untuk dosis
dewasa, dan pasien tidak mengalami kesulitan dalam meminum obat.
Pada resep obat ciprofloxacin kapsul 500 mg diminum 2 kali sehari 1
tablet dalam waktu kurang lebih 5 hari. Obat ini tergolong obat antibiotik yang
penggunaannya harus tepat waktu dan harus dihabiskan agar tidak terjadi
resistensi obat antibiotik. Resistensi merupakan kemampuan bakteri untuk

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 29


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotik. Berdasarkan pertimbangan


klinis, maka dapat disimpulkan bahwa aturan pakai dan cara penggunaan obat di
resep ini sudah sesuai.
Pada resep 2 merupakan resep racikan yang berindikasi sebagai obat batuk
dan pilek, obat ini diminum 3 kali sehari 1 kapsul. Dalam resep ini tidak terdapat
kekeliruan apapun. Resep ini sudah tepat bagi pasien penderita batuk dan pilek.
Pada resep obat sanmol tablet 500 mg yang berisi paracetamol tablet 500
mg. Obat ini diminum 3 kali sehari 1 tablet, dan berfungsi sebagai penurun
demam dan pereda nyeri atau antipiretik dan analgesik.
4. Kontraindikasi
Dapat disimpulkan bahwa dalam resep ini pasien tidak mengalami
hipersensitivitas pada salah satu komponen obat yang diresepkan.
5. Interaksi antar obat
Tidak ada interaksi obat yang timbul dalam resep ini.
III.3 Uraian Obat dalam Resep
1. Ciprofloxacin (ISO, 2016)
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung ciprofloxacin HCl monohidrat yang setara
dengan ciprofloxacin 500 mg.
b. Nama dagang
Ciprofloxacin 500 mg Hexpharm Jaya®
c. Indikasi
Untuk mengobati infeksi saluran nafas, saluran kemih, saluran
cerna, kulit dan jaringan lunak.
d. Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap ciprofloxacin atau antibiotik
derivate qiunolon lainnya, wanita hamil dan menyusui, anak anak
<18 tahun.

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 30


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

e. Efek samping
Reaksi hipersensitif, pusing, mual, muntah, reaksi hemoragia
punklata, dll.
f. Dosis
Dewasa 500 mg tiap 12 jam atau 2 x sehari 1 tablet
g. Aturan pakai
Diminum sesudah makan
2. Codein (MIMS. Drug Reference, 2015)
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung asam opiat alkaloid yang dijumpai di
dalam candu dalam konsterasi antara 0,7% dan 2,5%
b. Nama dagang
Codein 10 mg Kimia Farma®
c. Indikasi obat
Untuk mengobati nyeri ringan atau cukup parah. Dalam kasus
tertentu, obat ini juga bias digunakan untuk meredakan batuk.
Obat ini bekerja pada system saraf pusat untuk menguragi nyeri
dan rasa sakit yang dialami pasien.
d. Kontraindikasi
Pemakaian codein perlu diwaspadai pada pasien dengan masalah
peningkatan tekanan intrakranial, penurunan kesadaran, dan
tekanan darah rendah. Pasien pasca operasi bedah saraf merupakan
kelompok yang rentan mengalami masalah peningkatan tekanan
intrakranial dan penurunan kesadaran sehubungan dengan codeine,
khususnya pada dosis tinggi
e. Efek samping
Reaksi pusing, mengantuk, mual dan muntah, sakit perut, sembelit,
gatal atau ruam ringan

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 31


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

f. Dosis
Dewasa 10 mg tiap 6 jam atau 4 kali sehari 15mg
g. Aturan pakai
Sesuai dengan petunjuk dokter, obat bisa diminum sebelum atau
sesudah makan, telan obat secara langsung dengan air putih, jika
merasa mual obat bisa dikonsumsi dengan bantuan susu atau pada
saat makan.
3. Ambroxol Tablet (MIMS. Drug Reference, 2015)
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung ambroxol 30 mg
b. Nama dagang
Ambroxol Indofarma Global Medika®
c. Indikasi obat
Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan kronis
khususnya pada eksaserbasi bronkitis kronis dan bronkitis asmatik
dan asma bronkial.
d. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap antibiotik
e. Efek samping
Ambroxol kadang dapat menyebabkan efek samping berupa
gangguan pada sistem pencernaan, seperti rasa mual, muntah dan
nyeri ulu hati. Namun efek samping ini umumnya tergolong
ringan.
f. Dosis
Dewasa: 2-3 kali sehari 1 tablet
g. Aturan pakai
Sebaiknya diminum setelah makan

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 32


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

4. Methylprednisolone Tablet (ISO, 2016)


a. Komposisi
Tiap tablet mengandung methyl prednisolone 8 mg
b. Nama dagang
Methyl prednisolone 8 mg Hexpharm Jaya®
c. Indikasi obat
Kondisi Inflamasi & alergi, Reumatik yang responsif terhadap
terapi kortikosteroid, penyakit2 Saluran Nafas & Kulit, gangguan
Endokrin, macam-macam penyakit Autoimun, gangguan
Hematologik, sindroma Nefrotik.
d. Kontraindikasi
Infeksi jamur sistemik kecuali terapi anti infeksi spesifik
e. Efek samping
Sulit tidur (insomnia), perubahan mood, jerawat, kulit kering, kulit
menipis, memar, dan perubahan warna.
f. Dosis
Dewasa: awal 4 - 80 mg/hari. Pemeriharaan dewasa: 4 - 8 mg/hari
dosis ditingkatkan menjadi 16 mg/hari.
g. Aturan pakai
Sebaiknya diminum sesudah makan
5. Tremenza Tablet (ISO, 2016)
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung pseudoefedrin HCl 60 mg dan Triprolidin
HCl 2,5 mg
b. Nama dagang
Tremenza Sanbe Farma®

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 33


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

c. Indikasi
Untuk meringankan gejala flu karena alergi pada saluran
pernafasan bagian atas yang memerlukan dekongestan nasal dan
antihistamin.
d. Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini, penderita hipertensi, diabetes,
penyakit arteri coroner, dan pada terapi dengan penghambatan
monoamin oksidase.
e. Efek samping
Mulut, hidung dan tenggorokan kering, sedasi, pusing, gangguan
koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus.
f. Dosis
Dewasa: 3 x sehari 1 tablet, Anak 6 – 12 tahun 3 x sehari ½ tablet.
g. Aturan pakai
Sebaiknya diminum sesudah makan
6. Sanmol Tablet (ISO, 2016)
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung paracetamol 500 mg
b. Nama dagang
Sanmol Sanbe Farma®
c. Indikasi
Diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit
gigi, kepala, dan menurunkan demam (analgesik dan antipiretik).
d. Kontraindikasi
Penderita gangguan fungsi hati yang berat, hipersensitivitas
terhadap paracetamol.
e. Efek samping

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 34


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Penggunaan dalam jangka lama dan dosis besar dapat


menyebabkan kerusakan hati dan reaksi hipersensitivitas.
f. Dosis
Dewasa 3 x sehari 1 tablet, Anak 6 – 12 tahun 3 x sehari ½ tablet
g. Aturan pakai
Sebaiknya diminum sesudah makan
III.4 Penyiapan Obat
1) Resep Non Racikan
• Ciprofloxacin tablet 500 mg 10 tablet
1. Disiapkan ciprofloxacin tablet 500 mg sebanyak 10 tablet
2. Diberi etiket dengan aturan pakai ciprofloxacin 2 x sehari 1 tablet
dan harus dihabiskan, dimasukkan kedalam plastik klip.
2) Resep racikan
a. Perhitungan obat resep racikan
• Codein 10 mg 1/2 tablet
Cara: 5/10 x 20 = 10 tablet
• Ambroxol 30 mg 1 tablet
Cara: 30/30 x 20 = 20 tablet
• Methyprednisolone 8 mg 1 tablet
Cara: 8/8 x 20 = 20 tablet
• Tremenza 1/2 tablet
Cara: 1/2 tablet x 20 = 10 tablet
b. Peracikan
1. Disiapkan semua alat yang akan digunakan seperti: mortir,
stamper, sudip, plastik klip, dan cangakang kapsul.
2. Disiapkan bahan obat yang diperlukan sesuai dengan
perhitungannya (codein 10 mg tablet, ambroxol 30 mg tablet,
methylprednisolone 8 mg tablet, dan tremenza tablet).

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 35


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

3. Masukkan ambroxol kedalam mortir dan gerus sampai halus,


kemudian masukkan methylprednisolone, tremenza dan codein,
gerus sampai halus dan homogen.
4. Pindahkan keatas kertas perkamen, dan bagi masing-masing dalam
jumlah yang sama banyak.
5. Masukkan kedalam kapsul sesuai dengan jumlah sediaan yg
diminta.
6. Setelah itu, kapsul dimasukkan kedalam plastik klip dan diberi
etiket putih.
3) Resep Non Racikan
• Sanmol Tablet 500 mg 10 tablet
1. Disiapkan sanmol tablet 500 mg sebanyak 10 tablet
2. Diberi etiketdengan aturan pakai sanmol tablet 3 x sehari 1 tablet,
kemudian dikemas dengan dimasukkan kedalam plastik klip.
III.5 Etiket

Gambar 3.2 Etiket Ciprofloxacin Gambar 3.3 Etiket Racikan

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 36


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Gambar 3.4 Etiket Sanmol


III.6 Salinan Resep

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 37


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Gambar 3.5 Salinan Resep

III.7 Penyerahan Obat

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 38


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi meliputi
dosis, bentuk sediaan, formula khusus, rute dan metode pemberian,
farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternative, efikasi, keamanan
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
Setelah obat dikerjakan dan diberi etiket maka dilakukan penyerahan obat.
Sebelum itu, dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dan
resep terlebih dahulu. Selanjutnya, dilakukan pemberian informasi obat kepada
pasien. Informasi yang diberikan kepada pasien pada saat penyerahan obat antara
lain yaitu:
• Ciprofloxacin merupakan obat antibiotik, obat ini diminum 2 kali sehari 1
kapsul setelah makan dan harus dihabiskan, yaitu kurang lebih selama 5 hari
untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
• Obat racikan, merupakan obat yang diindikasikan untuk batuk dan pilek.
Obat ini diminum 3 kali sehari 1 kapsul atau tiap 8 jam sekali, sesudah
makan.
• Sanmol tablet merupakan obat yang diindikasikan untuk menurunkan demam
dan sebagai pereda nyeri. Obat ini diminum 3 kali sehari 1 tablet atau tiap 8
jam sekali, sesudah makan.
• Tempat penyimpanan obat sebaiknya disimpan pada suhu kamar, tempat
yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung.
• Obat sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
• Hubungi dokter atau apoteker apabila terjadi efek samping setelah
mengkonsumsi obat yang diberikan.

BAB IV

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 39


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
1. Pelayanan yang diberikan di apotek karunia 2 meliputi pelayanan resep
tunai, pelayanan resep kredit, pelayanan obat bebas dan obat bebas
terbatas, pelayanan resep psikotropika dannarkotika
2. Penyimpanan obat di apotek karunia 2 berdasarkan persedian FEFO
serta disusun menurut alfabetis tujuannya untuk memperkecil
kemungkinan obat expire date dan mempermudah dalam pencarian
obat.
3. Apotek Karunia 2 telah melakukan Standar Operasional Prosedur
(SOP) mengikuti syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Siswa dapat mengetahui lebih detail tentang sistematis apotek, serta
mendapatkan pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan pelayanan
kefarmasian yang baik dan benar.
IV.2 Saran
1. Mempertahankan sistem kefarmasian yang telah dilaksanakan dengan
baik agar pasien tetap mendapat kepuasan dalam menebus resep atau
obat.
2. Meningkatkan kerjasama antar karyawan yang sudah terjalin saat ini,
agar bisa memberikan pelayanan terbaik untuk pasien.
3. Hubungan karyawan dengan siswa diharapkan selalu terjaga
keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 40


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

1. Anief, Moh. 2008. Manajemen Farmasi. Yogyakarta: Gajah Mada


University
2. http://greenworldofnunukgenukk.blogspot.com/2013/09/pengelolaan-
perbekalan-farmasi_22.html. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2019
3. https://solahudinoppa.wordpress.com/2016/04/01/penggolongan-obat-
berdasarkan-undang-undang/Diakses pada tanggal 12 Agustus 2019
4. Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2017 tentang pengertian apotek. Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
5. Peraturan BPOM Nomor 4 Tahun 2018 tentang pengawasan, pengelolaan
obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi
6. Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016
tentang pelayanan kefarmasian. Jakarta: Mentri Kesehatan Indonesia
7. Menkes RI. 2017. Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia Nomor 9 Tahun
2017 tentang tugas dan fungsi apotek
8. Depkes RI. 2006. Kementrian Kesehatan
9. Buku ISO, 2016
10. Buku MIMS, Drug Reference, 2015

LAMPIRAN

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 41


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 1. Tampak Apotek Dari Depan

Lampiran 2. Tampak Apotek Dari Dalam

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 42


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 3. Etalase Obat Bebas/Over The Counter

Lampiran 4. Etalase Sediaan Obat Sirup Bebas Dan Bebas Terbatas

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 43


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 5. Etalase Kondom, Pil KB, Test Pack

Lampiran 6. Etalase Sedian Susu Ibu Dan Anak

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 44


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 7. Etalase Bedak, Pempers, Hansaplast, Dan Betadine

Lampiran 8. Etalase Obat Bebas

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 45


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 9. Etalase Alkes, Kosmetik, Vitamin Ibu Hamil


dan Menyusui, Masker

Lampiran 10. Etalase Alat Cek GCU Dan Vitamin

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 46


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 11. Etalase Alkes, Vitamin, Stamina Pria, Madu

Lampiran 12. Etalase Alat Pompa Asi, Perlengkapan Bayi

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 47


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 13. Etalase Jajanan Apotek

Lampiran 14. Etalase Produk Nutrimax

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 48


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 15. Etalase Produk Wellness

Lampiran 16. Etalase Produk Sea Quil

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 49


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 17. Sediaan Krim dan Salep

Lampiran 18. Etalase Sediaan Steril Mata dan Tetes Teling

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 50


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 19. Etalase Stok Obat Keras Paten

Lampiran 20. Sediaan Obat Keras Tablet

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 51


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 21. Sediaan Obat Keras Sirup

Lampiran 22. Sediaan Injeksi, Semprot Hidung dan Inhaler

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 52


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 23. Sediaan Suppossitoria

Lampiran 24. Sediaan Obat Keras Generik

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 53


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 25. Sediaan Obat Keras Drops

Lampiran 26. Stok Obat Keras Generik

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 54


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 27. Etiket Penggunaan Oral

Lampiran 28. Etiket Penggunaan Non Oral

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 55


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 29. Copy Resep

Lampiran 30. Contoh Resep Psikotropik

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 56


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 31. Contoh Resep Narkotik

Lampiran 32. Kartu Stok Barang

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 57


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 33. Kwitansi Apotek Karunia 2

Gambar 34. SP Apotek Karunia 2

Lampiran 34. SP Obat Apotek Karunia 2

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 58


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 35. SP Prekursor Apotek Karunia 2

Lampiran 36. SP Obat-Obat Tertentu (OOT)

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 59


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 37. SP Obat Psikotropik Apotek Karunia 2

Lampiran 38. SP Obat Narkotik Apotek Karunia 2

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 60


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 39. Contoh Faktur Apotek Karunia 2

Lampiran 40. Meja Racik

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 61


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 41. Mesin Pembungkus Puyer

Lampiran 42. Meja Kasir

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 62


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Lampiran 43. Lemari Obat Narkotika dan Psikotropika

Lampiran 44. Ruang Tunggu Apotek Karunia 2

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 63


LAPORAN PRAKTIK KERJA APOTEK
APOTEK KARUNIA 2 BONTANG
Periode 18 Juli – 20 Agustus 2019

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Apotek Farmasi SMKN 1 Bontang 64

Anda mungkin juga menyukai