Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan berbagai data yang merupakan
hasil dari wawancara dan observasi yang dimulai pada bulan Oktober sampai
Desember 2019 mengenai gambaran pola makan pada remaja putri dengan
anemia.

4.1 Informasi Umum Partisipan


Informasi umum partisipan dapat digali dan dijelaskan sebagaimana pada
table dibawah ini :

Tabel 4.1 Informasi umum partisipan

Partisipan Nama Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan


P1 Nn. T Perempuan 19 Tahun SMK

P2 Nn. S Perempuan 19 Tahun SMK

P3 Nn. R Perempuan 19 Tahun SMK


Sumber : Partisipan penderita anemia

4.1.1 Partisipan Pertama


Partisipan pertama yaitu Nn.T wanita usia 19 tahun yang telah
menderita anemia sejak kecil, saat umur 7 tahun. Nn. T menderita anemia
karena faktor keturunan dan sering makan makanan yang mengandung
kacang-kacangan, keju, tidak suka konsumsi sayur. Selain itu juga
kebiasaan istirahat yang kurang juga mempengaruhi anemia dari Nn. T.
Nn. T tinggal bersama teman-temannya dalam satu rumah kos. Nn. T
adalah salah satu mahasiswa baru dari salah satu perguruan tinggi yang
ada di Malang.

19
20

4.1.2 Partisipan Kedua


Partisipan kedua yaitu Nn. S yaitu sebagai teman kos sekaligus
teman terdekat dari Nn. T. Nn. S berpendidikan terakhir SMK yang
sekarang ini juga melanjutkan kuliahnya bersama dengan Nn. T.
Responden kedua ini dipilih karena beliau orang terdekat dari Nn. T, dan
bisa menjadi validasi jawaban dari pernyataan sebelumnya yaitu
pernyataan Nn. T.

4.1.3 Partisipan Ketiga


Partisipan ketiga yaitu Nn. R usia 19 tahun sebagai teman terdekat
dari Nn. T dan Nn. S. Pendidikan terakhir Nn. R adalah SMK yang
sekarang juga melanjutkan pendidikannya di perguruan yang sama pula
dengan Nn. T dan Nn. S. Responden ketiga ini dipilih karena Nn. R juga
sebagai teman terdekat dari Nn. T, karena ia mengetahui kebiasaan dari
Nn. T. Nn. R bisa menjadi validasi jawaban dari pernyataan sebelumnya
yaitu Nn. T dan Nn. S.

4.2 Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil wawancara yang diambil dari tiga partisipan
pada bulan Oktober sampai Desember 2019diatas, maka dapat diambil
tema sebagai kriteria hasil penelitian sebagai berikut :

Tabel 4.2 Analisa data penelitian

NO TEMA
1. Jenis atau variasi makanan
2.
Jumlah atau frekuensi makanan
3. Ketidakpatuhan kontrol makanan

4.2.1 Jenis atau variasi makanan


Hasil yang diperoleh dari partisipan bahwa jenis dan variasi makanan yang
sering dimakan adalah makanan cepat saji, seperti lalapan, nasi goreng,
20

dan mie instan dan jarang sekali makan nasi. Hal ini dibuktikan dengan
pernyataan partisipan sebagai berikut : “.........kalau makan, trus itu yang
biasa saya makan sehari-hari itu kayak lalapan, nasi goreng, mie instan
tapi ya paling sering ya lalapan mbak, maklum ya mbak ga suka yang
ribet hehee”

“Ya saya juga makan nasi mbak, tetapi Cuma sedikit, apalagi kalau sama
mie gitu saya jarang bahkan hampir tidak pernah makan dengan nasi,
soalnya rasanya jadi ga enak menurut saya.buah pun saya juga tidak
sering makan hehee”

(P.1/16/11/19)

Diperkuat dengan pernyataan partisipan 2 dan partisipan 3:

“Setahu saya mbak Tika setiap pagi selalu minum teh manis dan setiap
malam kalau bergadang selalu minum kopi.”

“Untuk makanan sih mbak dia lebih suka makan lalapan dan dia tidak
suka makanan sayur,makan buah terus dia lebih suka minum kopi dan teh,
oh iya kadang juga sering makan nasi goreng, mie instan juga sih kadang,
makannya juga kalau laper aja”
(P.2/16/11/19)

“Setahu saya dia sering makan lalapan hampir setiap hari, terus suka nya
ngemil jajan ringan gitu, kadang nasgor, nah kadang juga sering makan
mie instan, pokok yang cepat saji gitu, katanya sih gamau yang ribet,
makan buah aja anak itu jarang bahkantidakpernah mbak setahu saya,
Tika itu malah sering makan yang sesukanya saja, minumnya juga teh,
kadang kopi,.........”

(P.3/16/11/19)

4.2.2 Jumlah atau Frekuensi makanan

Hasil yang diperoleh dari partisipan bahwa jumlah makanan yang


dikonsumsi oleh partisipan dalam sehari adalah 1-2 kali sehari dengan
hanya setengah porsi dari lalapan atau makanan cepat saji seperti mie dan
20

terkadang hanya makan saat lapar saja . Hal ini dibuktikan dengan
pernyataan partisipan sebagai berikut : “Kalau makan sih saya biasaya
makannya tidak tentu mbk, kadang 2x sehari, kadang juga 1x sehari
makan nya, kalau lagi suka makan ya makan, kadang kalau tidak laper ya
tidak makan, apalagi kalau banyak tugas sama kegiatan dikampus itu
saya males kalau makan,.......”

“ .........., Hehee jarang habis mbak, mungkin hanya setengah porsi saja”.

(P.1./11/19)
Diperkuat dengan pernyataan partisipan 2 danpartisipan 3:

“Dulu sih suka sayur mbak walaupun sdikit kalau sekarang setahu saya
mbak Tika tiku biasanya kalau makan kalau pas laper gitu mbak, kadang
2x dalam sehari kalau pas normal hehee, tapi kalau dia lagi sibuk nugas
sama kegiatan di kampus gitu ya susah mbak diajak makan, kadang tuh
Cuma suka makan jajan aja, jadiga makan sama sekali ,kadang juga
males kalau diajak makan, kadang ya suka makan, ga tentu gitu
mbak...............”

“ .........., Saya tidak terlalu memperhatikan sih mbak, tapi kayaknya tuh
jarang kalau sampai habis,paling separo kalau ga salah sih, sampek saya
tuh kesal sendiri ngasih tau dia tuh”

(P.2/11/19)

“ Oh Tika itu biasanya kalau makan itu ya kadang enakan, kadang ya


sulit kalau diajak makan, biasanya sih kalau setau saya 2x makannya,
kadaag tuh kalau dia tidak laper ya tidak makan mbak, cuma ngemil aja,
apalagi kalau lagi nugas tuh gak bisa diganggu mbak, sama kalau ada
kegiatan di kampus tuh ya ga makan kadang”

“.......,oh iya kadang itu juga ya makanya tidak habis lo mbak, sukit
dikasih tau,habis setengah aja udah syukur itu.....”
(P.3/11/19)
20

Diperkuat dengan pernyataan partisipan 2 dan partisipan 3:

“Iya mbak saya tahu kalau Anemia itu kekurangan sel darah merah, terus
untuk makanan yang perlu dikurangi seperti kacang-kacangan, lalapan,
daging-dagingan, lalu untuk minuman seperti minum teh manis dan kopi
juga harus dikurangi, tetapi tuh kalau Tika makanya sembarangan, malah
suka teh, apalagi es teh mbk sama kopi juga, makannya juga kalau laper
aja”

(P.2/11/19)

“Setahu saya Anemia itu HB rendah ya, terus suka pusing. Kalau
makanannya mungkin sayur, daging begitu. Terus tidak boleh minum kopi
dan teh, tapi biasanya Tika itu malah sering makan yang sesukanya saja,
minumnya juga teh, kadang kopi”

(R.2/11/19)

4.3 Pembahasan
Pembahasan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pola makan
pasien anemia. Hasil wawancara yang telah dilakukan telah didapatkan 3
tema. Berikut adalah pembahasan tema-tema tersebut:

4.3.1 Jenis atau variasi makanan


Berdasarkan hasil wawancara dari 3 partisipan didapatkan bahwa jenis dan
variasi makanan yang sering dimakan partisipan adalah makanan cepat
saji, seperti lalapan, nasi goreng, dan mie instan dan jarang sekali makan
nasi ataupun buah-buahan. Hal tersebut tidak sesuai dengan jenis atau
variasi makanan yang seharusnya dikosumsi oleh remaja yang dibuktikan
dengan adanya teori pada buku pedoman pangan oleh Bambang (2013)
yang berisikan zat gizi yang harus terpenuhi oleh tubuh, yaitu Zat Gizi
mempunyai dua bentuk yaitu zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat,
protein, dan lemak. Zat gizi mikro yaitu terdiri dari vitamin dan mineral.
Tubuh manusia membutuhkan semua zat gizi untuk tenaga saat melakukan
20

aktivitas sehari-hari. Selain sebagi tenaga, zat gizi juga diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan manusia atau mahkluk hidup.

4.3.2 Jumlah atau Frekuensi makanan


Berdasarkan hasil wawancara degan 3 partisipan, diperoleh bahwa
jumlah makanan yang dikonsumsi oleh partisipan dalam sehari adalah 1-2
kali sehari dengan hanya setengah porsi dari lalapan atau makanan cepat
saji seperti mie dan terkadang hanya makan saat lapar saja, yang
menunjukkan hanya 165 kcl pada mie instan (330 kcl/bungkus), 340 kcl
pada lalapan (680 kcl/porsi), dan sebanyak 318,5 kcl pada nasi goreng
(637 kcl/porsi), apabila ditotal hanya terpenuhi 823,5-1,647 kcl saja yang
hanya terpenuhi dalam tubuh remaja tersebut.
Pada hal tersebut menunjukkan bahwa telah tidak terpenuhinya gizi
seimbang kalori dalam tubuh remaja putri tersebut yang dibuktikan dengan
teori dalam buku yang ditulis Soetardjo (2011) bahwa angka Kecukupan
Energi (AKG) pada remaja putri usia 16 – 19 tahun sebanyak 2200 kcal.
Kebutuhan energi yang tidak tercukupi dapat disebabkan karena
kurangnya sumber yang dapat menghasilkan energi.

Frekuensi makan yang sering dilakukan oleh para remaja putri yaitu
sering makan siang daripada makan pagi atau malam, sehingga pola
makan dan jumlahnya menjadi tidak teratur dan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan pola makan yang salah akan mempengaruhi kesehatan dalam
tubuh, menjadikan tubuh mudah lelah, dan dapat menimbulkan anemia
menjadi kambuh ketika mengalami kelelahan dan pengurangan waktu
makan tersebut menyebabkan konsumsi zat gizi pada golongan remaja
menjadi tidak seimbang (Kadir, 2016).

4.3.3 Ketidakpatuhan kontrol makanan


Berdasarkan hasil wawanacara yang diperoleh dari 3 partisipan bahwa
partisipan tetap memakan makanan yang berpantangan dengan penderita
anemia seperti, daging, lalapan, kopi, teh, dan makan yang tidak teratur
dalam sehari, walaupun dalam hal ini partisipan sudah mengetahuinya. Hal
tersebut akan meyebabkan beberapa dampak dalam penderita anemia
20

seperti tidak terpenuhinya gizi seimbang, gangguan konsentrasi, dan akan


mengakibatkan kambuhnya anemia.

Hal ini dapat dibuktikan dengan penelitian yang sudah dilakukan


Suryani (2015).Remaja putri mempunyai kebiasaan pola makan yang
kurang atau bahkan tidak baik. Seperti, tidak melakukan sarapan pagi,
kurang dan malasnya minum air putih dan lebih suka minum teh atau kopi,
melakukan diet atau menurunkan berat badan dengan tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Seringnya mengonsumsi makanan yang rendah gizi dan makanan cepat
saji. Sehigga kebutuhan asupan energi yang dibutuhkan tubuh menjadi
berkurang dan tidak sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan dalam
pembentukkan hemoglobin (Hb). Bila kebiasaan tersebut dilakukan secara
berkelanjutkan akan menyebabkan jumlah hemoglobin menjadi terus
berkurang dan menjadikan tubuh menjadi mudah lemas, turunnya
konsentrasi dalam menangkap suatu hal, an gizi yang tidak terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai