Anda di halaman 1dari 11

SERUM ATAU SERA

OLEH :

A.A ISTRI PUTRI WULANDARI (01)


DESAK MADE GAURI DEWI (04)
DESAK PUTU GANGGA DEWI (05)
LUH AURA TIRTA HAWAMEIVIA (11)
NI MADE SULISTIA ANGGRENI (18)
PANDE PUTU ELINAWATI (23)

FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


SMK SANJIWANI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam
kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan
saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi
lebih baik lagi.

Saya sadar bahwa saya tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik
dari aspek kualitas maupun kuantitas dari makalah yang saya paparkan ini. Semua ini
murni didasari oleh keterbatasan yang saya miliki. Oleh sebab itu, saya membutuhkan
kritik dan saran kepada Ibu guru maupun segenap pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Gianyar, 28Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1 Pengertian Sera atau Serum.........................................................................................2
2.2 Sejarah Sera atau Serum..............................................................................................2
2.3 Cara Memperoleh Serum.............................................................................................3
2.4 Macam-macam Serum dan Penggunaanya..................................................................3
2.5 Perbedaan Serum dan Vaksin......................................................................................5
2.6 Efek Samping..............................................................................................................5

BAB III PENUTUP.........................................................................................................6


3.1 Kesimpulan..................................................................................................................6
3.2 Saran............................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar no. 1.....................................................................................................................3


Gambar no. 2.....................................................................................................................4
Gambar no. 3.....................................................................................................................4

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Serum merupakan sejumlah darah yang tertampung di tabung atau wadah
jikadibiarkan selama 15 menit akan mengalami proses pemisahan atau pembekuan
akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan, selanjutnya disentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 5-10 menit. Lapisan jernih kuning muda dibagian atas
merupakan serum, dalam proses bekuan darah fibriogen diubah menjadi fibrin, maka
serum sudah tidak mengandung fibrinogen, tetapi masih mengandung zat- zat lain
yang masih didalamnya (Kee, 2007).
Di akhir abad ke 19, sera darah telah diketahui mengandung suatu faktor atau cara
yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Pada tahun 1896, Jules Bordet,
ilmuwan muda Belgia dari Pasteur Institute, Paris, mendemonstrasikan bahwa prinsip
ini bisa dianalisis menggunakan dua komponen: komponen panas-tetap dan
komponen panas-labil. Panaslabil menunjukkan bahwa komponen akan kehilangan
kemampuannya jika sera dipanaskan. Komponen panas-tetap ada untuk memberikan
kekebalan melawan mikroorganisme spesifik, sedangkan komponen panas-labil
bertanggung jawab terhadap aktivitas mikrobial non-spesifik yang dimiliki sera.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian sera atau serum?
2. Kapan sera atau serum ditemukan?
3. Bagaimana cara memperoleh serum?
4. Apa saja macam-macam sera dan penggunnaanya?
5. Apakah vaksin dan serum itu sama?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sera atau serum
2. Untuk mengetahui kapan serum ditemukan
3. Untuk mengetahui cara memperoleh serum
4. Untuk mengetahui macam-macam serum serta penggunaanya
5. Untuk mengetahui perbedaan vaksin dan serum

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sera atau Serum


Sera atau serum adalah bagian dari plasma yang di dalamnya terlarut berbagai
macam protein, diantaranya gamaglobulin yang berupa zat antibodi dan berfungsi
untuk membuat seseorang kebal dari gangguan penyakit. Gamaglobulin telah dipakai
untuk memberikan kekebalan atau imunisasi berbagai penyakit seperti cacar air,
campak, hepatitis B, dan polio.
Serum dibuat dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh suatu hewan (sapi,
kuda, kambing, dan hewan lainnya) sehingga kekebalan tubuhnya memberikan
respons terhadap vaksin tersebut. Setelah diuji dan hasilnya menunjukkan bahwa
hewan tersebut telah kebal terhadap vaksin yang dimasukkan, maka dilakukan
pengambilan darah melalui vena leher (vena jugularis). Dari darah yang diambil,
kemudian dipisahkan antara plasma dengan sel-sel, dan protein darahnya. Plasma
darah kemudian dimurnikan menjadi serum. Serum inilah yang akan memberikan
kekebalan pada seseorang yang melakukan imunisasi dengan serum tersebut.

2.2 Sejarah Sera atau Serum


Di akhir abad ke 19, sera darah telah diketahui mengandung suatu faktor atau cara
yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Pada tahun 1896, Jules Bordet,
ilmuwan muda Belgia dari Pasteur Institute, Paris, mendemonstrasikan bahwa prinsip
ini bisa dianalisis menggunakan dua komponen: komponen panas-tetap dan
komponen panas-labil. Panaslabil menunjukkan bahwa komponen akan kehilangan
kemampuannya jika sera dipanaskan. Komponen panas-tetap ada untuk memberikan
kekebalan melawan mikroorganisme spesifik, sedangkan komponen panas-labil
bertanggung jawab terhadap aktivitas mikrobial non-spesifik yang dimiliki sera.
Komponen panas-labil ini adalah yang disebut “komplemen”.
Istilah “komplemen” diperkenalkan oleh Paul Ehrlich di akhir tahun 1980an,
sebagai bagian dari teorinya mengenai sistem kekebalan. Menurut teorinya, sistem
kekebalan terdiri dari berbagai sel yang memiliki reseptor spesifik pada
permukaannya untuk mengenali antigen. Pasca imunisasi dengan antigen, lebih
banyak reseptor terbentuk, lalu reseptor itu mengalir dari sel ke aliran sirkulasi darah.

2
Reseptor ini, yang saat ini kita kenal dengan nama “antibodi”, disebut oleh Ehrlich
sebagai “amboceptor” untuk menekankan fungsi ganda reseptor dalam melakukan
pengikatan. Reseptor tesebut mampu mengenali dan mengikat antigen spesifik,
namun mereka juga mampu mengenali dan mengikat komponen antimicrobial panas-
labil dari sera. Ehrlich lalu menamakan komponen panas-labil ini “komplemen”
karena ini adalah sesuatu dalam darah yang menjadi komplemen sel pada sistem
kekebalan. Ehrlich percaya bahwa setiap amboceptor antigen spesifik memiliki
komplemen yang spesifik, di mana Bordet percaya bahwa sebenarnya hanya ada satu
tipe komplemen. Di awal abad ke 20, kontroversi ini terselesaikan ketika ditemukan
bahwa komplemen bisa beraksi berpasangan dengan antibodi spesifik atau secara
sendirian secara nonspesifik.

2.3 Cara Memperoleh Serun


Serum didapatkan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh suatu hewan (
sapi, kuda, kambing, dan lain lain) sehingga kekebalan tubuh hewan memberikan
respons terhadap vaksin tersebut. Setelah diuji dan hasillnya menunjukkan bahwa
hewan tersebut telah kebal terhadap vaksin yang dimasukkan, maka dilakukan
pengambilan darah melalui vena leher (vena jugularis). Dari darah yang diambil,
dilakukan pemisahan antara plasma dengan sel-sel, dan protein darahnya. Plasma
darah tersebut kemudian akan dimurnikan menjadi serum.

2.4 Macam-macam Serum dan Penggunnaanya


1. Serum Antibisa Ular (kuda)
Serum antibisa ular polivalen adalah antisera
murni yang dibuat dari plasma kuda yang
memberikan kekebalan terhadap bisa ular yang
bersifat neurotoksik (seperti ular dari jenis Naja
sputatrix [ular kobra], Bungarus fasciatus [ular
belang], dan yang bersifat hernotoksik
Angkistrodon rhodostoma [ular tanah]) yang
banyak ditemukan di Indonesia, serta
mengandung fenol sebagai pengawet. Serum anti
bisaular atau snake antivenom immunoglobulin Gambar no. 1 Contoh obat
Antibisa ular
merupakan obat yang dapat menetralisasi racun

3
dalam tubuh akibat gigitan ular berbisa. Obat ini sudah digunakan sejak lama
sebagai penanganan dari gigitan ular berbisa.
Penympanan :
a. Serum antibisa ular harus disimpan pada suhu antara 2oC hingga 8oC.
b. Tidak boleh dibekukan.
c. Masa kadaluarsa 2 tahun.

2. Serum Antitetanus (kuda)


Serum antitetanus adalah antisera yang
dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan
terhadap tetanus, serta mengandung fenol
sebagai pengawet, dan berupa cairanbenign
kekuningan. Serum antitetanus digunakan
untuk pencegah tetanus pada luka yang
terkontaminasi dengan tanah, debu jalan, atau
Gambar no. 2 Contoh obat
bahan lain yang dapat menyebabkan infeksi Antirabies serum
Clostridiumtetani pada orang yang belum
diimunisasi dengan lengkap dengan vaksin tetanus.
Penyimpanan :
a. Serum antitetanus harus disimpan pada suhu antara 2oC hingga 8oC.
b. Tidak boleh dibekukan.
c. Masa kadaluarsa 2 tahun.

3. Serum Antidifteri (kuda)


Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya
menyerang selaput lendir pada hidung dan
tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi
kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk
infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Serum antidifteri
20.000 UI adalah Gambar no. 3 Contoh obat
antisera murni yang Antidifetri serum
dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap kuman difteri serta
mengandung fenol sebagai pengawet, dan berupa cairan bening kekuningan.

4
Pada pemberian parenteral, dimasukkan zat-zat antidifteri yang mampu
menetralisasi toksin difteri yang beredar dalam darah penderita (imunisasi
pasif). Serum ini dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap difteri bagi
orang yang belum diimunisasi, dan juga sebagai pengobatan dalam kasus
difteri.

2.5 Perbedaan Serum dan Vaksin


Perderaan antara vaksin dan serum terletak pada :
a. Cara mendapatkannya, vaksin didapat dari virus, bakteri, atau kombinasi
keduanya yang kemudian dilemahkan sedangkan serum didapat dari hewan
yang sudah memiliki kekebalan terhadap infeksi
b. Fungsi utamanya, vaksin digunakan untuk mencegah sedangkan serum
digunakan untuk mengobati
c. Jenis imunisasinya, vaksin digunakan sebagai imunisasi aktif sedangkan
serum digunakan sebagai imunisasi pasif.

2.6 Efek Samping


Efek samping yang ditimbulkan setelah menggunakan serum :
a. Reaksi anafilaksis
b. Deman
c. Gatal-gatal
d. Sakit kepala
e. Mual muntah
f. Nyeri otot dan sendi

5
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Serum adalahbagian dari plasma yang di dalamnya terlarut berbagai macam


protein, diantaranya gamaglobulin yang berupa zat antibodi dan berfungsi untuk
membuat seseorang kebal dari gangguan penyakit. Di akhir abad ke 19, sera darah
telah diketahui mengandung suatu faktor atau cara yang dapat digunakan untuk
membunuh bakteri. Pada tahun 1896, Jules Bordet, ilmuwan muda Belgia dari
Pasteur Institute, Paris, mendemonstrasikan bahwa prinsip ini bisa dianalisis
menggunakan dua komponen: komponen panas-tetap dan komponen panas-labil.

Serum dibuat dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh suatu hewan (sapi,
kuda, kambing, dan hewan lainnya) sehingga kekebalan tubuhnya memberikan
respons terhadap vaksin tersebut. Adapun macam-macam serum, diantarnya serum
anti bisa ular yang dapat menetralisir racun ular dalam tubuh, serum anti tetanus yang
digunakan untuk pencegah tetanus pada luka yang terkontaminasi dengan tanah,
debu jalan, atau bahan lain yang dapat menyebabkan infeksi Clostridiumtetanidan
serum anti difteri yang digunakan untukpencegahan terhadap difteri bagi orang yang
belum diimunisasi Serta untuk membedakan antara serum dan vaksin bisa dilihat dari
cara mendapatkannya, fungsi utama serta jenis imunisasinya.

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik secara
penulisan maupun materi namun melalui makalah ini, penulis berharap membantu
pembaca dalam mempelajari lebih lanjut mengenai serum atau sera dan pembaca
mendapatkan wawasan yang lebih banyak dari sebelumnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Marta Halim, S.Si..M.Farm, Apt dkk. 2019. Farmakologi Kurikulum 2013 Revisi
2017 kelas XII. Bogor: Komplek Graha Kartika Pratama

Leda Azzadinnas Haque 2019. Vaksin dan Sera. Dibaca pada


https://pdfcoffee.com/vaksin-dan-sera-3-pdf-free

Anda mungkin juga menyukai