OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam
kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan
saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi
lebih baik lagi.
Saya sadar bahwa saya tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik
dari aspek kualitas maupun kuantitas dari makalah yang saya paparkan ini. Semua ini
murni didasari oleh keterbatasan yang saya miliki. Oleh sebab itu, saya membutuhkan
kritik dan saran kepada Ibu guru maupun segenap pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1 Pengertian Sera atau Serum.........................................................................................2
2.2 Sejarah Sera atau Serum..............................................................................................2
2.3 Cara Memperoleh Serum.............................................................................................3
2.4 Macam-macam Serum dan Penggunaanya..................................................................3
2.5 Perbedaan Serum dan Vaksin......................................................................................5
2.6 Efek Samping..............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sera atau serum
2. Untuk mengetahui kapan serum ditemukan
3. Untuk mengetahui cara memperoleh serum
4. Untuk mengetahui macam-macam serum serta penggunaanya
5. Untuk mengetahui perbedaan vaksin dan serum
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Reseptor ini, yang saat ini kita kenal dengan nama “antibodi”, disebut oleh Ehrlich
sebagai “amboceptor” untuk menekankan fungsi ganda reseptor dalam melakukan
pengikatan. Reseptor tesebut mampu mengenali dan mengikat antigen spesifik,
namun mereka juga mampu mengenali dan mengikat komponen antimicrobial panas-
labil dari sera. Ehrlich lalu menamakan komponen panas-labil ini “komplemen”
karena ini adalah sesuatu dalam darah yang menjadi komplemen sel pada sistem
kekebalan. Ehrlich percaya bahwa setiap amboceptor antigen spesifik memiliki
komplemen yang spesifik, di mana Bordet percaya bahwa sebenarnya hanya ada satu
tipe komplemen. Di awal abad ke 20, kontroversi ini terselesaikan ketika ditemukan
bahwa komplemen bisa beraksi berpasangan dengan antibodi spesifik atau secara
sendirian secara nonspesifik.
3
dalam tubuh akibat gigitan ular berbisa. Obat ini sudah digunakan sejak lama
sebagai penanganan dari gigitan ular berbisa.
Penympanan :
a. Serum antibisa ular harus disimpan pada suhu antara 2oC hingga 8oC.
b. Tidak boleh dibekukan.
c. Masa kadaluarsa 2 tahun.
4
Pada pemberian parenteral, dimasukkan zat-zat antidifteri yang mampu
menetralisasi toksin difteri yang beredar dalam darah penderita (imunisasi
pasif). Serum ini dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap difteri bagi
orang yang belum diimunisasi, dan juga sebagai pengobatan dalam kasus
difteri.
5
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Serum dibuat dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh suatu hewan (sapi,
kuda, kambing, dan hewan lainnya) sehingga kekebalan tubuhnya memberikan
respons terhadap vaksin tersebut. Adapun macam-macam serum, diantarnya serum
anti bisa ular yang dapat menetralisir racun ular dalam tubuh, serum anti tetanus yang
digunakan untuk pencegah tetanus pada luka yang terkontaminasi dengan tanah,
debu jalan, atau bahan lain yang dapat menyebabkan infeksi Clostridiumtetanidan
serum anti difteri yang digunakan untukpencegahan terhadap difteri bagi orang yang
belum diimunisasi Serta untuk membedakan antara serum dan vaksin bisa dilihat dari
cara mendapatkannya, fungsi utama serta jenis imunisasinya.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik secara
penulisan maupun materi namun melalui makalah ini, penulis berharap membantu
pembaca dalam mempelajari lebih lanjut mengenai serum atau sera dan pembaca
mendapatkan wawasan yang lebih banyak dari sebelumnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Marta Halim, S.Si..M.Farm, Apt dkk. 2019. Farmakologi Kurikulum 2013 Revisi
2017 kelas XII. Bogor: Komplek Graha Kartika Pratama