Anda di halaman 1dari 8

Kelompok :6

Anggota : Evy Cahayawati 1801014

Yunita Fitriyani 1801004

BAHAN DIAGNOSTIK DAN INJEKSI INTRALUMBAL

A. Bahan diagnostik

Diagnostik merupakan salah satu metode pemeriksaan dalam ilmu pengobatan


pencegahan (preventive medicine) penyakit infeksi, didasarkan atas reaksi antara suatu antibodi
dengan antigen yang bersangkutan. Contoh : Rapid Test.

1. Cara pembuatan Rapid Test skala industri:

1) Main production

Tahap ini adalah tahap awal dalam proses pembuatan obat. Di mana larutan
konjugat dibuat. Setelah dibuat, maka larutan konjugat ini akan diikat dengan
antibodinya. Tujuannya adalah untuk mendeteksi antigen-antigen atau antibodi-antibodi
dalam sel yang digunakan sehingga menghasilkan warna.

2) Intermediate Room

Yaitu proses pemotongan card menjadi strip yang dipakai untuk mendeteksi
penyakit. Sebelum melakukan penyemprotan, semuanya telah dipreparasi terlebih dahulu.
Pasalnya card tersebut terdiri dari berbagai lapisan yang berbeda bahan bakunya.

3) Coating room

Setelah capnya dipreparasi dan di-treatment, langsung disemprot dengan larutan


konjugat yang dibuat dalam main production. Ada tiga semprotan yang dipakai, dua di
antaranya adalah garis kontrol dan garis tes untuk menjalankan sampelnya.

4) Primary Packaging
Pada tahap ini adalah proses pemotongan card menjadi strip. Card yang tadi sudah
disemprot ditempel sticker untuk menandai jenis produk di potong. Satu card bisa
dipotong menjadi 78 strip.

5) Secondary Packaging

Proses memasukkan strip ke dalam kemasan-kemasan primer. Selain itu


dimasukkan juga silica gel untuk menjaga kelembapannya sebelum kemasan ditutup.

6) Final Packaging

Tahap ini adalah adalah pengemasan sekunder, di mana kemasan-kemasan obat


dikemas lagi ke dalam sebuah boks sebelum siap untuk dipasarkan.

2. Cara penggunaan Rapid Test (Cocaine Rapid Test DA-101c dan DA-101s)
1) Keluarkan tes strip dari bungkusnya .
2) Celupkan strip dari dalam sampel dengan arah panah menunjuk tegak lurus pada
sampel ,tinggi sampel yang tercelup tidak boleh melebihi batas tinggi maksimal pada
strip.
3) Tahan sampai muncul warna merah keunguan pada area tes (sekitar 30 detik).
4) Letakkan strip dipermukaan datar yang bersih dan tidak menyerap.
5) Baca hasil antara 5-30 menit setelah menambahkan sampel.

B. Injeksi intralumbal

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Pemberian injeksi merupakan
prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.

Injeksi intralumbal merupakan penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum


tulang belakang) misalnya untuk anestesi umum.

1. Cara pembuatan injeksi


Persiapan pembuatan obat suntik :
1. Perencanaan

Direncanakan dulu, apakah obat suntik itu akan dibuat secara aseptik atau dilakukan
sterilisasi akhir ( nasteril ). Untuk pembuatan besar-besaran di pabrik, faktor tenaga manusia
juga harus direncanakan.

2 Perhitungan dan penimbangan

Perhitungan dibuat berlebih dari jumlah yang harus didapat, karena dilakukan
penyaringan, kemudian ditimbang. Larutkan masing-masing dalam Aqua p.i , kemudian
dicampurkan.

3 Penyaringan

Lakukan penyaringan hingga jernih dan tidak boleh ada serat yang terbawa ke dalam filtrat.

4 Pengisian ke dalam wadah

Pengisian dengan wadah takaran tunggal dijaga supaya bagian yang akan ditutup dengan
pemijaran, harus bersih, terutama dari zat organik, karena pada penutupan zat organik
tersebut akan menjadi arang dan menghitamkan wadah sekitar ujungnya .

Membersihkan bagian leher wadah dapat dilakukan dengan :

a. memberi pelindung pada jarum yang dipakai untuk mengisi wadah.

b. menyemprot dengan uap air pada mulut wadah obat suntik yang dibuat dengan
pembawa berair.

5. Penutupan Wadah

Wadah dosis tunggal : ditutup dengan cara melebur ujungnya dengan api hingga tertutup
kedap.

Wadah dosis ganda : ditutup dengan karet melalui proses pengurangan tekanan hingga
karet tertarik ke dalam. Tutup karet dilapisi dengan tutup alumunium.

6 Penyeterilan ( Sterilisasi )
Sterilisasi menurut Fi.ed.III dan IV.dapat dilakukan sesuai dengan persyaratan masing-
masing monografinya dan sifat dari larutan obat suntiknya.

7 Uji sterilitas pada teknik aseptik

Ke dalam salah satu wadah dimasukkan medium biakan bakteri sebagai ganti cairan
steril. Tutup wadah dan eramkan pada suhu 32 0 selama 7 hari. Jika terjadi pertumbuhan
kuman, menunjukkan adanya cemaran yang terjadi pada waktu pengisian bahan steril ke
dalam wadah akhir yang steril.

Pembuatan larutan injeksi :

1. Cara aseptic :

Digunakan kalau bahan obatnya tidak dapat disterilkan, karena akan rusak atau mengurai.

Caranya : Zat pembawa, zat pembantu, wadah, alat-alat dari gelas untuk pembuatan, dan
yang lainnya yang diperlukan disterilkan sendiri-sendiri. Kemudian bahan obat, zat
pembawa, zat pembantu dicampur secara aseptik dalam ruang aseptik hingga terbentuk
larutan injeksi dan dikemas secara aseptik.

Skema pembuatan secara aseptik :

Zat Zat
pembawa pembantu
Bahan obat ( steril ) ( steril )

Alat untuk
pembuatan

( gelas )


Dicuci → disterilkan → Dilarutkan
(ruang steril)
wadah ↓
(ampul, vial)


Dicuci → disterilkan → Diisi


Ditutup
kedap


Dikarantina


Diberi etiket Diperiksa
dan dikemas

2. Cara non-aseptik ( NASTERIL ).

Dilakukan sterilisasi akhir

Caranya :

bahan obat dan zat pembantu dilarutkan ke dalam zat pembawa dan dibuat larutan injeksi.
Saring hingga jernih dan tidak boleh ada serat yang terbawa ke dalam filtrat larutan.
Masukkan ke dalam wadah dalam keadaan bersih dan sedapat mungkin aseptik, setelah
dikemas, hasilnya disterilkan dengan cara yang cocok.

Skema pembuatan secara non-aseptik :

Zat Zat pembantu


pembawa
Bahan obat
Alat untuk
pembuatan

( gelas )


Dicuci Dilarutkan
( ruang steril )

wadah (ampul, vial) Disaring

↓ ↓

Dicuci Diisi

Ditutup kedap

Disterilkan

Dikarantina

Diberi etiket dan Diperiksa


dikemas
Pemeriksaan
Setelah larutan injeksi ditutup kedap dan disterilkan, perlu dilakukan pemeriksaan
kemudian yang terakhir diberi etiket dan dikemas. Pemeriksaan meliputi :

1. Pemeriksaan kebocoran.

2. Pemeriksaan sterilitas.

3. Pemeriksaan pirogenitas

4. Pemeriksaan kejernihan dan warna..

5. Pemeriksaan keseragaman bobot.

6. Pemeriksaan keseragaman volume.

2. Cara penggunaan injeksi intralumbal


1) Lepaskan penutup metal pada bagian atas vial
2) Bersihkan bagian atas vial dengan kapas dan alkohol, biarkan hingga mengering.
3) Buang kapas alkohol kedalam instrumen basin.
4) Ambil jarum suntik dan lepaskan penutup jarum dengan teknik satu tangan.
5) Campur dengan rata obat yang terdapat pada vial.
6) Tusuk jarum pada vial.
7) Ambil volume yang sesuai untuk pengobatan.
8) Periksa ada tidaknya gelembung udara pada jarum suntik dan dikeluarkan gelembung
udara tersebut.
9) Periksa ulang volume yang sesuai yang diperlukan untuk pengobatan.
10) Lepaskan jarum dari vial.
11) Masukkan jarum pada penutupnya dengan teknik satu tangan.
12) Tentukan daerah penyuntikan dengan tepat.
13) Disuntikkan langsung ke dalam saluran sumsum tulang belakang pada dasar otak
( antara 3 -4 atau 5 - 6 lumbra vertebrata ) yang ada cairan cerebrospinalnya.

Anda mungkin juga menyukai