Anda di halaman 1dari 5

Nama : Evy Cahayawati

NIM : 1801014

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA UU NO.36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN


DAN UU NO.36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan


sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan. UU 36 tahun
2009 disahkan oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 13 Oktober 2009.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan diundangkan
oleh Andi Matalatta, Menkumham RI dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144 dan Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan ke dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063
pada tanggal 13 Oktober 2009 di Jakarta.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063). Pada Pasal 167 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan
bahwa pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber
daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.

Latar belakang yang menjadi pertimbangan disahkannya Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan adalah:

a. Bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia d a n salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan
nasional;
c. Bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat
Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan negara;
d. Bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam
arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan
tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat;
e. Bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga
perlu dicabut dan diganti dengan Undang- Undang tentang Kesehatan yang baru;
f. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang tentang Kesehatan;

Landasan pengesahan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan adalah


Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat ( 3 ) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

UU Tenaga Kesehatan adalah pelaksanaan dari ketentuan Pasal 21 ayat (3) Undang-


Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298). Pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan dinyatakan bahwa Undang-Undang ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan Tenaga Kesehatan, mendayagunakan Tenaga Kesehatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat; memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam
menerima penyelenggaraan Upaya Kesehatan; mempertahankan dan meningkatkan mutu
penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan; dan memberikan
kepastian hukum kepada masyarakat dan Tenaga Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan


disahkan oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17 Oktober 2014. UU
36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, dan Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067
oleh Menkumham Amir Syamsudin di Jakarta dan mulai diberlakukan pada tanggal 17 Oktober
2014.

Pertimbangan pengesahan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga


Kesehatan adalah:

a. bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas


pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian
berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang menyeluruh oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat secara terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata, serta aman,
berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat;
c. bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan
yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan, pengawasan, dan
pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan
perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan;
d. bahwa untuk memenuhi hak dan kebutuhan kesehatan setiap individu dan masyarakat,
untuk memeratakan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, dan untuk memberikan
pelindungan serta kepastian hukum kepada tenaga kesehatan dan masyarakat penerima upaya
pelayanan kesehatan, perlu pengaturan mengenai tenaga kesehatan terkait dengan
perencanaan kebutuhan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu
tenaga kesehatan;
e. bahwa ketentuan mengenai tenaga kesehatan masih tersebar dalam berbagai peraturan
perundang- undangan dan belum menampung kebutuhan hukum masyarakat sehingga perlu
dibentuk undang-undang tersendiri yang mengatur tenaga kesehatan secara komprehensif;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c,
huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang Tenaga Kesehatan;

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan adalah:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063).

Hubungan Antara Uu No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Dan Uu No.36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan

Pada Pasal 167 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan
bahwa pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber
daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
menegaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap:
pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan peningkatan mutu Tenaga Kesehatan; perencanaan,
pengadaan, dan pendayagunaan Tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan; dan pelindungan
kepada Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik. Dan Pada Pasal 5 dijelaskan bahwa dalam
melaksanakan tanggung jawabnya, pemerintah daerah provinsi berwenang untuk: menetapkan
kebijakan Tenaga Kesehatan selaras dengan kebijakan pembangunan nasional; melaksanakan
kebijakan Tenaga Kesehatan; merencanakan kebutuhan Tenaga Kesehatan; melakukan
pengadaan Tenaga Kesehatan; melakukan pendayagunaan melalui pemerataan, pemanfaatan dan
pengembangan; membina, mengawasi, dan meningkatkan mutu Tenaga Kesehatan melalui
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan praktik Tenaga Kesehatan; dan melaksanakan kerja
sama dalam negeri di bidang Tenaga Kesehatan.

Jadi hubungan antara UU Nomor 36 Tahun 2009 dan UU Nomor 36 Tahun 2014 yaitu
Pemerintah sangat berperan penting dalam pengaturan, pembinaan, pengawasan dan mendukung
dalam pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat untuk pencapaian kesehatan dan
kesejahteraan masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai