Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 7

Nama: Aprilia Eka Putri


NIM:1801015
Nama: Maulania
NIM:1801023

Allergi Ekstrak (Ekstrak Alergen)


Ekstrak alergen adalah sediaan ekstrak yang mengandung asam amino dari bahan yang
dapat menimbulkan reaksi alergi pada seseorang. Pembuatannnya berdasarkan permintaan yang
biasanya datang dari ruangan, poli, dokter, dan dari luar lingkungan. Untuk setiap hasil ekstrak
alergen yang diproduksi, terlebih dahulu diuji di laboratorium farmasi untuk menjamin sterilitas
ekstrak, biasanya sebanyak 20 cc. Alergen digunakan untuk tujuan tes alergi pada bagian
punggung dan lebih banyak pada bagaian lengan, dan untuk tujuan terapi.
Tes alergi digunakan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami alergi terhadap
suatu alergen tertentu yang dicurigai atau tidak. Sedangkan untuk tujuan terapi adalah untuk
melakukan desensitisasi (usaha menguragi atau mengihilangkan) dengan pemberian ekstrak
alergen tertentu secara intramuskular, mulai dari konsentrasi yang rendah yang ditingkatkan
sedikit demi sedikit ke konsentrasi yang lebih tinggi supaya tubuh mampu mentoleransi (kebal)
terhadap alergen tersebut.
Ekstrak alergen di Unit Produksi dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Alergen Kontrol (coca filtra, histamin fosfat, dan solutio 48/80)
2. Alergen Inhalan (debu rumah bulu anjing, bulu kucing, bulu ayam, kecoa, mite/ tungau,
jamur, kapuk, wool, tepung sari bunga,dll)
3. Alergen Makanan (putih telur, kuning telur, daging ayam, coklat, daging sapi, daging
kambing, tongkol, pindang, bandeng, kepiting, udang, pepaya, nanas, vitsin, bayam, dll).
Proses pembuatan ekstrak Alergen meliputi proses antara lain:
1. Comminution
Tujuan: mempermudah ekstrak dengan jalan memperbesar luas permukaan total.
Cara: material dibuat sehalus mungkin dengan blender, grinding machine/juice, extractor
atau cutting instrumen.
2. Defatting
Tujuan: mempermudah ekstraksi dengan jalan menghilangkan lemak dalam larutan
material (proses untuk bahan yang mengandung lemak).
Cara: material direflux dalam deffating agen aether, toluen, atau chloroform.
3. Extractie
Tujuan: Menarik zat allergenik yang aktif kedalam pelarut.
Cara: Mengocok material dalam larutan buffer saline, glycerid saline, dextros,
phosphat buffer glycerid saline, hypertonis glycerid saline (stirers), bikarbonat saline/
cocos, dextrosa bicarbonat.
4. Clarification
Tujuan: Memisahkan inactive material dan partikel tersuspensi yang dapat menyumbat
bakteri filter.
Cara: Disaring dengan penyaring kasar atau kain bila perlu dapat dipakai buchner dengan
pompa isap atau dapat pula disentrifuge.
5. Dialysis
Tujuan: Membebaskan dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi seperti zat
warna yang dapat mewarnai kulit penderita dan elektrolit yang tidak dikehendaki
Cara: Ekstrak dalam cellophone bag yang didialisir dalam air mengalir, larutan buffer
saline, atau cairan ekstrak tertentu.
6. Concentration
Tujuan: Mendapatkan kadar yang lebih tinggi dengan jalan pemekatan larutan.
Cara: Penguapan pelarut dengan menggunakan panas tidak langsung. Volume kecil
menggunakan evaporating dish dengan aliran udara, volume besar menggunakan vacum
evaporator dengan penangas air.
7. Sterilization
Tujuan: Meniadakan semua bentuk mikroorganisme.
Cara: Karena sifat alergen yang termolabil maka dilakukan sterilisasi tanpa pemanasan
dengan menggunakan bakteri filter. Seluruh proses dilakukan dengan alat-alat steril
dalam kondisi aseptis.
8. Standardization
Tujuan: Pembakuan ekstrak alergen.
Cara: Pollen unit of noon, total nitrogen content, protein unit-N dan standardisasi
menurut berat volume atau prosentase.
9. Quality Control
Tujuan: Menjaga mutu ekstrak alergen.
Cara: Dilakukan pemeriksaan terhadap sterilitas, pirogenitas dan potensi.
Rute Pemberian Intraperitonial
Pecobaan dilakukan pada hewan mencit
1. Dilakukan pada perut sebelah kanan garis tengah (Midsagittal), jangan terlalu tinggi agar
tidak mengenai hatidan kadung kemih.
2. Hewan dipegang pada punggung sehingga kulit abdomen menjadi tegang.
3. Pada saat penyuntikan dengan posisi abdomen lebih tinggi dari kepala.
4. Suntikkan jarum yang berisi larutan obat menembus kulit dan otot ke rongga peritoneal.

Anda mungkin juga menyukai