METODE PENELITIAN
32
33
4. Micro pipet
5. Kertas saring
6. Laminar Air Flow
7. Tabung reaksi
8. Bunsen
9. Hot plate
10. Pipet volume
11. Kawat ose
12. Penjepit
13. Cawan petri
14. Sterile Blank Discs
Analisis data
5 μl pada lempeng KLT, kemudian di eluasi dengan berbagai macam fase gerak.
Eluen yang memiliki kemampuan terbaik dalam memisahkan komponen senyawa,
akan digunakan pada pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram
(Depkes RI, 2008).
(1) Fase diam : Silika Gel TLC 60 F254
(2) Optimasi fase gerak : n-heksan : etil asetat = 8 : 2
n-heksan : etil asetat = 6 : 4
n-heksan : etil asetat = 4 : 6
diamkan selama 30 detik, cuci dengan air, keringkan, lalu amati dibawah mikroskop
(Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003).
sehingga terdapat kontak yang baik antara disk lempengan agar. Jarak diatur
sedemikian rupa sehingga satu disk dengan disk lainnya berjauhan.
5) Selanjutnya semua media Nutrient agar diinkubasi pada suhu 37°C selama 24
jam.
6) Pengujian senyawa antibakteri dilakukan dengan pengamatan yang dilakukan
setiap 24 jam dengan melihat adanya zona (area) jernih disekitar Disk kertas
saring. Zona (area) hambatan yang terbentuk diukur dengan penggaris dalam
satuan millimeter (mm) dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
Filtrat 1 + 2 + 3
Gambar 4.2.Bagan Alur Proses Pembuatan Fraksi Etil Asetat Daging Buah
Limonia acidissima L.
43
1 2 3 KN
KP
3 cm
Kloramfenikol 30 µg/disk
Sampel uji, kontrol
positif, dan kontrol
negatif diteteskan Permukaan Nutrient agaryang telah
pada disk cakram diolesi bakteri Eschericia coli
dengan diameter
6 mm yang telah
ditanam pada Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam
media NA dengan
jarak tiap cakram
Diukur zona hambat
3 cm dan 2 cm dari
tepi cakram.
(Kurniawan, Replikasi sebanyak 3x untuk tiap-tiap ekstrak
2015). yang di uji
Analisis data