Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian diawali dengan pengambilan sampel buah apel. Buah apel didapatkan dari perkebunan apel di Kota Batu. Buah apel dipreparasi dengan cara dicuci dengan air mengalir. Selanjutnya buah apel dipotong tipis lalu dilumuri asam format. Buah apel dikeringkan secara freeze-dried. Buah apel kemudian diserbukkan dan disimpan dalam wadah tertutup (Alonso-Salces, dkk. 2004). Pembuatan ekstrak buah apel dilakukan dengan metode maserasi (Ihsan, dkk. 2020). Proses maserasi disertai dengan pengadukan menggunakan stirer. Serbuk buah apel diektraksi menggunakan etanol 96%. Ektrak yang didapat kemudian diupakan menggunakan rotary evaporator dan dihitung rendemen. Langkah selanjutnya adalah fraksinasi ekstrak buah apel. Ekstrak buah apel diektraksi menggunakan etil asetat. Campuran digojog dan didiamkan. Fraksi etanaol dan fraksi etil asetat yang didapat kemudian diuapkan menggunakan rotary evaorator. Selanjutnya fraksi yang didapat diidentifikasi menggunakan spctrofotometer Uv-Vis, HPLC dan MS (Rustanti dan Lathifa, 2018). Uji aktivitas anti-proliferasi sel kanker dilakukan menggunakan metode Sulforodhamin B (SRB) dengan cara mengukur protein pada sel menggunakan ELISA Plate Reader. Kultur sel difiksasi dengan tricchloroacetic acid (TCA) yang kemudian diwarnai dengan SRB yang dilarutkan dengan asam asetat. Protein sel yang tidak terwarnai dibils dengan menggunakan asam asetat dan protein sel yang terwarnai dilarutkan menggunakan Tris Base untuk menentukan Optical Density menggunakan ELISA Plate Reader. Kemudian dihitung konsentrasi sel yang bertahan hidup dan nilai IC50 (Musfiroh, dkk. 2011)
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas laboratorium, Elisa Plat Reader, Uv-Vis, HPLC, dan LCMS. 3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Buah Apel Malang, Etanol 96% (Merck), Etil Asetat (Merck), n-Heksan (Merck), Standar Kuersetin (Merck) dan Asam Format.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Preparasi Sampel Buah apel yang telah dipanen dicuci menggunakan air mengalir. Kemuaidan buah apel dipotong tipis lalu dilumuri dengan asam format 3%. Buah apel kemuaidan dibekukan menggunakan larutan nitogen dan dihaluskan. Buah apel yang sudah dihaluskan dimasukkan dalam wadah tertutup. 3.3.2 Pembuatan Ekstrak Sebanyak 400 gram sampel buah apel yang telah dipreparasi direndam menggunakan 1 liter etanol 96% dan diamkan dalam bejana tertutup dan didiamkan selama 24 jam. Perendaman dibantu dengan pengadukan menggunakan stirer selama 30 menit. Setelah didiamkan, campuran disaring dan diambil filtrat. Residu yang tersisa kemudian ditambah 500 mililiter dan diamkan selama 24 jam. Proses ini diulangi hingga 2 kali. Filtrat yang didapatkan kemudian digabung jadi satu. Hasil maserasi kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 40 oC dan tekanan rendah. Ektrak kental yang didapat ditimbang untuk memperolah rendemen. 3.3.3 Fraksinasi Ektrak Buah Apel Ekstrak buah apel dilarutkan menggunakan 100 mililiter etanol 96% dan dimasukkan ke dalam corong pisah. Tambahkan 100 mililiter etil asetat dan digojog selama 6 jam lalu didiamkan 24 jam. ulangi penambahan etil asetats sebanyak dua kali. Pisahkan fraksi etanol dan fraksi etil asetat. Pekatkan kedua fraksi dengan menggunakan rotary evaporator. Suhu 60 oC digunakan untuk fraksi etanol dan 50 oC untuk fraksi etil asetat. 3.4 Identifikasi Senyawa Kuersetin 3.4.1 Identifikasi menggunakan Uv-Vis 3.4.1.1 Pembuatan Larutan Baku Larutan stok kuersetin 500 ppm . Sebanyak 25 miligram kuersetin dilarutkan dengan 25 mililiter etanol 96% dipindahkan dalam labu ukur 50 mililiter. Tanda bataskan menggunakan etanol. Selanjutnya dibuat larutan kuersetin 50 ppm. Diambil 0.5 mililiter larutan kersetin dari larutan stok 500 ppm lalu pindahkan ke dalam labu ukur 25 mililiter. Tambahkan etanol sampai tanda batas. Diamkan selama 5 menit dan ukur menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis. Didapatkan panjang gelombang maksimum. 3.4.1.2 Pembuatan Larutan Sampel Hasil fraksi yang telah dikeringkan masing-masing ditimbang 25 miligram dan dilarutkan dengan 10 mliliter etanol 96%. Pindahkan dalam labu ukur dan tanda bataskan menggunakan etanol. Diamkan 5 menit lalu ukur menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis dan identifikasi hasil yang didapat. 3.4.2 Identifikasi Menggunakan HPLC dan MS Sampel difilter menggunakan membran Bulk GHP Acrodisc® 25 mm Syringe Filter dan 20 µL sampel diinjeksi untuk analisis HPLC. Blanko disiapkan dengan menambahkan 3,8 mL larutan baku kuersetin (50 µM) dalam 0,2 mL etanol yang disiapkan sesaat sebelum analisis. Preparasi sampel dilakukan sama seperti blanko. HPLC yang digunakan adalah Shimadzu LC-20 Prominence dimana sistemnya terdiri dari auto sampler (SIL-20A HT). Data dianalisis dan diproses menggunakan software LabSolutions (Versi 5.54 SP5). Analisis menggunakan kolom Purospher® STAR RP-18e (250 mm x 4 mm, 5 µM) (Merck, Darmstadt, Germany). Eluen yang digunakan adalah ethanol/air (80:20 v/v) dengan laju alir 1 mL/menit. Puncak kuersetin dideteksi pada panjang gelombang nm. Selanjutnya sampel diujikan menggunakan HPLC dengan kondisi serupa dengan blanko. Setelah didapat hasil berupa kromatogram bandingan hasil antara blanko dan sampel. Analisis LC-MS dilakukan dengan menggunakan Mariner Biospectrometry dilengkapi dengan pompa biner. HPLC dihubungkan dengan spektrometer massa Q-TOF dilengkapi dengan sumber electrospray ionization (ESI). Mode extracted ion chromatogram (EIC) dari m/z 100-1200 dilakukan dengan suhu 140°C. Kolom HPLC yang digunakan untuk analisis yaitu Phenomenex 5 µm C18, 150 × 1 mm. Pelarut metanol dengan 0,3% asam asetat, laju alir total 0,05 mL/menit dan untuk menjalankan pelarut digunakan metode elusi isokratik. 3.4.3 Uji Aktivita Anti-proliferasi Pengujian aktivitas antiprolifesi sel kanker dilakukan dengan metode Sulfor- hodamine B (SRB) dengan cara mengukur protein pada sel menggunakan ELISA plate reader. Kultur sel difiksasi dengan trich- loroacetic acid (TCA) yang kemudian diwarnai dengan 0.4% SRB yang dilarutkan dalam 1% asam asetat. Protein sel yang tidak terwarnai dibilas dengan 1% asam asetat sebanyak empat kali dan protein sel yang terwarnai dilarutkan dengan Tris base untuk menentukan Optical Density meng- gunakan ELISA plate reader. Dari peng- ujian ini dapat dihitung persentase sel yang bertahan hidup dan nilai IC50 , yaitu konsentrasi ekstrak, fraksi etilasetat dari buah apel malang yang diperlukan untuk membunuh 50% sel kanker payudara T47D.