Anda di halaman 1dari 5

Validasi Ekstrak Seledri

Kali ini saya akan coba membagi info tentang validasi. Disini,
khusus bagaimana memvalidasi seledri. Cuma sekilas ajja
sih,nggak terlalu mendalam. Semoga bermanfaat :)
Seledri

Apium graveolens atau seledri berasal dari famili Apiaceae atau Umbelliflorae.

Ciri makroskopis simplisia daun seledri berupa daun tunggal atau majemuk
semu, tangkai silindris beralur, panjang tangkai 515 cm.

Daun seledri berbentuk segi tiga, dengan ujung runcing, pangkal berlekuk,
tepi bergerigi dan panjang 1025 cm.

Dalam keadaan kering daun seledri menggulung, berwarna hijau kecoklatan,


berbau aroma kuat, rasa manis sedikit pahit (Djumidi et al. 1998).

Kandungan Kimia Seledri

Kandungan kimia seledri adalah apiin, apigenin, manit, inositol, asparagina,


glutamina, kolina, dan linamarosa.

Kandungan daun seledri tiap 100 g ialah 89 g air, 2,20 g protein, 0,60 g
lemak, 4,60 g karbohidrat, 1,40 g serat, 1,70 g abu, 2685 IU vitamin A, 0,08
mg vitamin B1, 0,12 mg vitamin B2, 0,60 mg niasin, 49 mg vitamin C, 326 mg
Ca, 51 mg P, 15,30 mg Fe, 151 mg Na, 318 mg K (Susiarti,2000)

Manfaat Seledri

Seledri merupakan salah satu tanaman obat yang berperan dalam mengatasi
penyakit rematik dan asam urat.

Komponen metabolit sekunder yang berhasil diisolasi dari seledri di antaranya


glikosida, apiin, apiol, dan flavonoid yang bermanfaat sebagai obat peluruh
keringat, penurun demam, rematik sukar tidur, dan darah tinggi.

Selain itu pada seledri juga ditemukan apigenin, manit, inositol, asparigina,
glutamina, kolina, dan linamarosa (Soedibyo 1998).

Apigenin
Disini,kita membahas tentang kandungan apigenin dari seledri. Berikut
penjelasannya:
5,7-dihidroksi-2-(4-hidroksifenil)-4H-1

Apigenin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam seledri dan
dapat digunakan sebagai obat asam urat (Duke, 1999).

Apigenin merupakan komponen flavonoid utama dari seledri yang termasuk


ke dalam golongan flavon (Harborne 1986).

Rumus molekulnya adalah C15H10O5 dengan bobot molekul 270,23 g/mol.

Nama internasionalnya adalah 5,7-dihidroksi-2-(4-hidroksifenil)-4H-1-


benzopiran-4-on

Metode yg digunakan untuk menetapkan kandungan apigenin dalam seledri adalah


dengan Kromatografi Cair kinerja Tinggi (KCKT) karena metode tersebut sangat
sensitif dan hanya diperlukan contoh dalam jumlah kecil.

Metode Validasi

Bahan : Seledri, Standar apigenin untuk KLT dengan kemurnian 95%, Mg,
HCl 37%, Etanol 95%, Amil Alkohol,Metanol : Air (5:4), HCl 1,2 M,
Hidroksitoluena Terbutilasi (BHT), Asam Asetat 10%, Asetonitril, Akuabides,
dan Akuades.

Alat : Seperangkat alat refluks,Radas penguap putar, Alat-alat kaca, Neraca


analitik Sartorius, Eksikator, Oven, Bejana pengembang Camag, Pipa
kapiler,Sonikator Branson 1510, Perangkat KCKT Hitachi dengan detektorn
UV-Vis L-2420, dan Saringan 0,45 mm.

Penetapan Kadar Air (Depkes RI, 1995)

Cawan porselen dikeringkan pada suhu 105 C selama 30 menit, lalu


ditempatkan di dalam eksikator dan ditimbang. Seledri yang telah dihaluskan
ditimbang sekitar 5 g dan dimasukkan ke dalam cawan tersebut. Contoh
beserta cawannya dikeringkan pada suhu 105C selama 3 jam, dimasukkan
ke dalam eksikator, dan ditimbang kembali.
Pengeringan dan penimbangan dilakukan berulang kali sampai diperoleh
bobot tetap dengan selisih kurang lebih 0,0001 g. Pekerjaan dilakukan
sebanyak tiga kali ulangan.

Ekstraksi Apigenin (Frankee et al.2005)

Ekstraksi sekaligus hidrolisis flavon dilakukan dengan menambahkan 225 ml


metanol:air (5:4) ke dalam 5 g seledri dengan 0,05 g BHT sebagai antioksidan
dan 25 ml HCl 1,2 M.

Campuran disonikasi selama satu menit, sebelum direfluks selama 2 jam.


Ekstrak lalu disaring dan dipekatkan dengan radas penguap putar.

Uji Flavonoid (Harborne, 1986)

Sebanyak 1 gram ekstrak dimasukkan ke dalam gelas piala kemudian


ditambahkan 100ml air panas dan dididihkan selama 5 menit.

Setelah itu larutan disaring dan filtratnya digunakan untuk pengujian.


Sebanyak 10 ml filtrat ditambahkan 0,50 g serbuk Mg, 2 ml alkohol klorhidrat
(campuran HCl 37% dan etanol 95%), dan 2 ml amil alkohol.

Terbentuknya warna merah, kuning, dan jingga pada lapisan amil alkohol
menunjukkan keberadaan flavonoid.

Analisis dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

1. Ekstrak dan standar apigenin ditotolkan pada lempeng silika gel GF254
sebagai fase diam.

2. Fase gerak yang digunakan adalah kloroform:metanol (9,5:0,5).

3. Lempeng silika gel dimasukkan ke dalam bejana pengembang yang berisi


fase gerak yang telah dijenuhkan.

4. Setelah selesai, lempeng tersebut dikeringudarakan dan dilakukan


pengamatan bercak dengan menggunakan lampu UV pada panjang
gelombang 365 nm
Analisis dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Frankee et al. 2005)

1. Kadar apigenin dianalisis menggunakan KCKT.

2. Kolom yang digunakan adalah kolom fase terbalik C18 yang berisi silika
dengan detektor ultraviolet (UV).

3. Elusi dengan laju alir sebesar 0,60 ml/menit.

4. Digunakan campuran eluen asam asetat 10% (A) dan metanol/asetonitril/air


(0,8:1:1; v/v/v) (B).

5. Elusi diikuti dengan gradien linear dengan konsentrasi B dalam A (v/v) dari
0% sampai 50% selama 20 menit, dari 50% kembali ke 40% dalam 0,1 menit,
lalu dipertahankan pada 40% selama 10 menit.

6. Kemudian dilanjutkan dari 40% ke 95% selama 15 menit, dari 95% ke 10%
dalam 3 menit dengan kesetimbangan selama 10 menit sebelum injeksi yang
berikutnya.

7. Kadar apigenin diukur pada 333 nm.

Pembuatan Larutan Standar dan Sampel

1. Sebanyak 10 mg serbuk apigenin dimasukkan ke dalam gelas piala dan


ditambahkan 30 ml metanol pa, kemudian dipanaskan pada suhu 50 derajat
C sambil diaduk dengan pengaduk magnetik sampai serbuk benar-benar
larut.

2. Larutan ini dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditepatkan dengan
metanol.

3. Larutan stok standar dengan konsentrasi 100 mg/l (konsentrasi sebenarnya


95 mg/l) kemudian diencerkan menjadi 4, 6, dan 8 mg/l (konsentrasi
sebenarnya 3,8; 5,7; dan 7,6 mg/l).

4. Larutan ini digunakan pada uji linearitas. Semua larutan disaring terlebih
dahulu dengan saringan 0,45 mm sebelum diinjeksikan ke dalam KCKT.

5. Ekstrak pekat yang dihasilkan dari proses ekstraksi dilarutkan dengan


metanol dan disaring dengan kertas saring Whatman no 1, lalu volumenya
ditepatkan sampai 25 ml.

6. Sebanyak 5 ml contoh dipipet ke dalam labu takar 10 ml dan volumenya


ditepatkan dengan metanol.

7. Sebanyak 2 ml contoh yang telah diencerkan diekstraksi fase padat (SPE).


8. Kemudian contoh disaring dengan saringan 0,45 m sebelum diinjeksikan ke
dalam KCKT. Larutan ini digunakan pada uji ketelitian.

Anda mungkin juga menyukai