Abstrak
Daun Binahong (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis mengandung senyawa flavonid yang
bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar flavonoid serta
menguji potensi antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun Binahong. Penentuan
kadar flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri melalui
hidrolisis sebagai aglikon yang direaksikan dengan AlCl3 pada panjang gelombang 411
nm. Pengujian potensi antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH pada
panjang gelombang 517 nm dengan vitamin C sebagai pembanding. Hasil penentuan
kadar flavonoid dalam fraksi etil asetat ekstrak etanol daun Binahong adalah sebesar
10,08%. Fraksi etil asetat ekstrak etanol daun Binahong memiliki nilai IC50 sebesar
21,020 ppm, sedangkan vitamin C sebagai senyawa pembanding memiliki nilai IC 50
7,230 ppm.
Kata kunci: Binahong (Andredera cordifolia (Ten.) Steenis), flavonoid, DPPH
PENDAHULUAN
Senyawa-senyawa
sintetik
yang
mempunyai aktivitas biologis sebagai
antioksidan sintetik seperti butylated
hydroxytoluen
(BHT),
butylated
hydroxyanisole
(BHA)
dan
tertbutylhydroxyquinone (TBHQ) barubaru ini dilarang penggunaannya karena
bersifat karsinogenik, maka eksplorasi
bahan alami yang mempunyai aktivitas
biologis sebagai antioksidan menjadi salah
satu target para peneliti. Kekhawatiran
terhadap efek samping antioksidan sintetik
menjadikan antioksidan alami sebagai
alternatif yang terpilih.
Antioksidan adalah suatu substansi
yang diperlukan tubuh untuk menetralisir
radikal bebas dan mencegah kerusakan
yang ditimbulkan radikal bebas terhadap
sel normal. Berdasarkan beberapa
penelitian yang telah dikembangkan,
senyawa-senyawa
yang
mempunyai
potensi sebagai antioksidan umumnya
Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Binahong ....... (Sutanto, Sri dan Eka)
Uji Fitokimia
Uji fitokimia dilakukan secara
kualitatif pada ekstrak etanol daun
Binahong untuk mengetahui adanya
kandungan steroid, flavonoid, saponin dan
alkaloid.
Uji Steroid: 1 ml ekstrak etanol daun
Binahong dimasukkan ke dalam labu ukur
25 ml, ditepatkan sampai batas dengan
etanol, disaring ke dalam cawan porselen
dan diuapkan sampai kering. Residu
ditambahkan eter, kemudian dipindahkan
ke dalam plat tetes, ditambahkan 3 tetes
asam asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat (uji
Lieberman-Buchard). Warna hijaus atau
biru menunjukkan adanya steroid.
Uji Flavonoid: 1 ml ekstrak etanol
daun Binahong dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 ml, ditepatkan sampai batas
dengan aquadest, dipanaskan selama 5
menit lalu disaring. Sebanyak 10 ml filtrat
ditambahkan 0,5 gram serbuk magnesium,
2 ml alkohol klorhidrat (campuran HCl
3% dan etanol 96% dengan perbandingan
1:1) dan 20 ml amil alkohol kemudian
dikocok dengan kuat. Terbentuknya warna
merah, kuning, jingga pada lapisan amil
alkohol menunjukkan adanya flavonoid.
Uji Saponin: 1 ml ekstrak etanol daun
Binahong dimasukkan ke dalam labu ukur
100 ml, ditepatkan sampai batas dengan
aquadest, kemudian dipanaskan selama 5
menit lalu disaring. Sebanyak 10 ml filtrat
dikocok dalam tabung reaksi bertutup
kemudian dikocok kuat-kuat selama 10
detik. Adanya saponin ditunjukan dengan
terbentuknya buih yang stabil.
Uji Alkaloid: 1 ml ekstrak etanol daun
Binahong dimasukkan ke dalam labu ukur
100 ml, ditepatkan sampai batas dengan
aquadest, kemudian dipanaskan selama 5
menit lalu disaring. Sebanyak 2 ml filtrat
ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 9 ml
aquadest, dipanaskan di penangas air
selama 2 menit, didinginkan, disaring,
kemudian dibagi dalam 3 tabung reaksi.
Tabung pertama ditambahkan pereaksi
Mayer, hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan putih. Pada tabung
kedua ditambahkan pereaksi Bouchardat,
Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Binahong ....... (Sutanto, Sri dan Eka)
hasil
positif
ditunjukkan
dengan
terbentuknya endapan coklat kehitaman.
Sedangkan
pada
tabung
ketiga
ditambahkan pereaksi Dragendorf, hasil
positif ditunjukkan dengan terbentuknya
endapan berwarna merah bata.
Penetapan Kadar Flavonoid
1. Persiapan larutan blanko
Di pipet 1 ml AlCl3 2%, ditambahkan
10 ml larutan standar rutin 5 ppm,
kemudian ditepatkan sampai 25 ml
dengan asam asetat glasial 5% (dalam
metanol).
2. Pembuatan deret larutan standar rutin
Larutan standar rutin dibuat dalam
beberapa konsentrasi, yaitu 5, 10, 15,
20 dan 25 ppm.
3. Penetapan panjang gelombang
memipet 10 ml larutan standar rutin
5ppm, ditambah 1 ml larutan AlCl3 2%
(dalam asam asetat glasial 5%),
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml,
ditambahkan asam asetat glasial 5%
(dalam metanol) sampai batas, larutan
diinkubasi pada suhu 37C selama 30
menit dan dilakukan
pengukuran
serapan pada panjang gelombang
380 nm 780 nm.
4. Penetapan waktu inkubasi
Penetapan waktu inkubasi optimum
dilakukan dengan menggunakan larutan
standar rutin 5 ppm, yaitu dengan cara
dimasukkan 10 ml larutan standar rutin
ke dalam labu ukur 25 ml, ditambah 1
ml larutan AlCl3 2% (dalam asam asetat
glasial 5%), ditepatkan sampai batas
dengan asam asetat glasial 5% (dalam
metanol), kemudian serapan diukur
pada panjang gelombang maksimum
pada waktu 10, 20, 30, 40, 50 dan 60
menit.
5. Pembuatan kurva kalibrasi larutan
standar rutin
Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan
dengan cara memasukkan 10 ml larutan
standar rutin (5, 10, 15, 20 dan 25 ppm)
ke dalam labu ukur 25 ml, ditambahkan
1 ml larutan AlCl3 2% (dalam asam
asetat glasial 5%) dan asam asetat
Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Binahong ....... (Sutanto, Sri dan Eka)
Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Binahong ....... (Sutanto, Sri dan Eka)
Serapan
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
y = 0.0573x - 0.0992
R = 0.9939
10
15
20
25
30
Konsentrasi (ppm)
Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Binahong ....... (Sutanto, Sri dan Eka)
Vitamin
C
digunakan
sebagai
pembanding, karena vitamin C merupakan
suatu senyawa yang murni yang memiliki
daya hambat cukup tinggi terhadap radikal
bebas, selain itu vitamin C mudah
mengalami oksidasi oleh radikal bebas
karena mempunyai ikatan rangkap dan
dengan adanya 2 gugus -OH yang terikat
pada ikatan rangkap tersebut, radikal
bebas akan menerima atom hidogen dan
menyebabkan muatan negatif pada atom
oksigen yang selanjutnya akan dinertalisir
melalui resonansi, sehingga menghasilkan
radikal bebas yang stabil dan tidak
membahayakan. Reaksi oksidasi vitamin C
oleh radikal bebas dapat dilihat pada
gambar 3.
Hasil
dari
penentuan
aktivitas
antioksidan menunjukkan fraksi etil asetat
ekstrak etanol daun Binahong memiliki
potensi sebagai antioksidan dengan nilai
IC50 sebesar 21,020 ppm, sedangkan
vitamin C sebagai senyawa pembanding
memiliki nilai IC50 7,230 ppm. Grafik
penentuan IC50 dapat dilihat pada
Gambar 4.
120
y = 2.7124x + 30.39
R = 0.9995
100
Inhibisi (%)
80
60
Vitamin C
40
y = 2.287x + 1.9265
R = 0.9948
20
Sampel
0
0
10
15
20
25
30
Konsentrasi (ppm)
Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Binahong ....... (Sutanto, Sri dan Eka)
SARAN
1. Dilakukan penetapan kadar aglikon
flavonoid ekstrak etanol dengan
menggunakan pelarut fraksinasi yang
lebih non polar.
2. Menguji potensi antioksidan ekstrak
etanol
daun
Binahong
dan
membandingkannya dengan potensi
antioksidan senyawa rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y. 2008. Skripsi: Uji
Efektivitas Sediaan Salep Ekstrak
Daun Binahong (Andredera cordifolia
(Ten.) Steenis) dengan Basis Salep
yang Berbeda Untuk Penyembuhan
Luka Pada Mencit Jantan (Mus
musculus albinus). FMIPA UNPAK
Bogor
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. 1989. Materi Medika
Indonesia. Departemen Kesehatan
Jakarta
. 2000. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Departemen Kesehatan Jakarta
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia:
Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan,
Diterjemahkan:
K.
Padmawinata dan I. Soediro, Terbitan
kedua. Institut Teknologi Bandung
Bandung
Potensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Binahong ....... (Sutanto, Sri dan Eka)