Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL REVIEW JURNAL STANDARISASI FLOS

KELOMPOK 3

Andika1, Rosiana2, Prisky3, Saleha4, RizkiyaNuni5


Prodi S1 Farmasi, STIKES RS Anwar Medika, Sidoarjo

ABSTRAK

Obat tradisional merupakan warisan budaya nenek moyang yang berasal dari bahan
alam dan sampai saat ini tetap digunakan oleh masyarakat secara luas. Beberapa
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah rosela, cengkeh, melati
tanaman senggani, dan bunga telang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui standarisasi dari beberapa tanaman tersebut.
Kata kunci: Standarisasi, Rosela, Cengkeh, Bunga telang, melati, senggani.

Pendahuluan (Introduction)
1. Untuk mengetahui uji aktivitas inhibisi α-glukosidase dari masing-masing
fraksi dan diidentifikasi kandungan kimia yang terdapat dalam fraksi aktif
bunga Rosela.
2. Menentukan kadar tannin total dari ekstrak etanol bunga cengkeh
(Syzygium aromaticum L.) dengan menggunakan metode spektrofotometri
UV-VIS
3. Menetapkan kadar fenolik total pada ekstrak etanol bunga telang
4. Mengetahui senyawa saponin yang terkandung dari ekstrak bunga
senggani (Melastoma malabathricum L) dan persen kadar saponin dari
ekstrak bunga senggani (Melastoma malabathricum L)
5. Mengetahui kandungan fitokimia ekstrak bunga melati komoditas lokal
yang berpotensi sebagai antilarvasida.
Metodologi
1. Aktivitas Inhibisi α-Glukosidase dan Identifikasi Senyawa dalam
Fraksi Aktif Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)
a. Alat :
peralatan gelas, chamber, pipet kapiler, vial, neraca analitik (Kern-870),
rotary vacuum evaporator (Buchii b-480), plat tetes, penangas, kolom

1
kromatografi, hairdrayer, microplate, multipipet, pipet mohr, bulb, lampu
UV, freezedryer (Eyela), TLC Scanner (Camag TLC Scanner 3),
spektrofotometer UV-Vis (T60 U Spectrometer PG Instrument) dan FTIR
(FTIR spectrophotometer 8201PC Shimadzu).
b. Bahan :
Kelopak bunga rosella, metanol, natrium hidroksida, natrium asetat, asam
borat, alumunium klorida, HCl 2N, amoniak 25%, kloroform, etil asetat,
etanol, n-Heksana, pereaksi Dragendorff, pereaksi Meyer, serbuk
magnesium, besi(III) klorida, anhidrida asam asetat, amil alkohol, eter, asam
sulfat pekat, akuades, p-nitrofenil-α -D-glukopiranosida, buffer posfat pH
7.0, enzim α -glukosidase, larutan natrium karbonat, glukobay, Silika Gel
60HF254, sephadex LH-20.
c. Metode :
Preparasi sampel
Sampel yang diuji dilarutkan dalam pelarut dimetil sulfoksida (DMSO)
dengan konsentrasi 1 % (b/v)
Identifikasi Komponen
Kimia Fraksi Aktif Fraksi paling aktif, diidentifikasi komponen
penyusunnya menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT),
pemisahan dilakukan secara kromatografi lapis tipis dengan eluen
etanol:kloroform (4:1). Dari hasil KLT noda dilakukan uji penampak bercak
AlCl3 5% (dalam etanol), FeCl3 dan NH3, dan noda yang paling dominan
dari fraksi aktif dikerok dan dilarutkan dalam metanol p.a.
Penentuan Kadar Komponen Penyusun Fraksi Aktif dan Uji
Kemurnian
Kromatografi lapis tipis dengan menggunakan eluen etanol:kloroform (4:1)
selanjutnya dilakukan pengujian terhadap kadar relatif area noda (%)
dengan menggunakan TLC Scanner (λ :365 nm). KLT preparatif dilakukan
untuk noda yang memiliki kadar relatif (%) paling besar. Isolat yang
diperoleh dilakukan uji kemurnian dengan menggunakan kromatografi lapis
tipis dengan berbagai pengembang.

2
2. Analisis kadar tanin total ekstrak etanol bunga cengkeh (Syzygium
aromaticum L.) Menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS
a. Alat : gelas, tangas air, timbangan,blender, labu ukur, rotary evaporator,
waterbath SBS Spektrofotometer UV-VIS
b. Bahan : bunga cengkeh, NaCl 2% pereaksi FeCl3 5%. etanol 30%
c. Metode :
1. Membuat simplisia dengan cara mengeringkan bunga cengkeh dengan
dijemur dibawah sinar matahari atau diangin-angin kan. Setelah kering
kemudian dihaluskan dengan blender kemudian diayak .
2. Pembuatan ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dengan
menggunakan metode maserasi. Serbuk bunga cengkeh (Syzygium
aromaticum L.) ditimbang sebanyak 50 gram kemudian direndam dalam
150 mL etanol 30% selama 3 X 24 jam, kemudian disaring untuk
mendapatkan filtrat dan residu. Residu di remaserasi kembali sebanyak 2
kali hingga diperoleh filtrat dari hasil penyaringan. kemudian diuapkan
dengan Rotaryvaccum evaporator untuk mendapatkan ekstrak kasar
bunga cengkeh (Syzygium aromaticum L.) kemudian dikeringkan
menggunakan Freezdryer.
3. Analisis kualitatif tannin. sebanyak 2 gram ekstrak etanol bunga cengkeh
(Syzygium aromaticum L.) ditambahkan dengan aquadest 100 mL dan
dididihkan selama 15 menit, setelah itu ditambahkan 1 mL NaCl 2% dan
disaring. Filtrat dibagi 2 bagian A dan B di tambahkan 3 tetes pereaksi
FeCl3 5%. Positif tanin apabila tebentuk warna hitam kebiruan.Filtrat B
ditambahkan gelatin terbentuknya endapan putih
4. Analisis kuantitatif.
a. Pembuatan larutan standart asam tanan 1000ppm
b. Pembuatan reagen folins denis
c. Pembuatan larutan Na2CO3 jenuh
d. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum
e. Pengukuran larutan standar asam tanat.
5. Analisis kadar tanin

3
3. Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria
Ternatea L) dengan Spektrofotometri UV VIS
a. Alat : spektrofotometri UV
b. Bahan : bunga telang, etanol 70%
c. Metode : Penelitian ini merupakan jenispenelitian non eksperimental.
metode maserasi dengan pelarut etanol. Kada fenolik total ditetapkan
dengan spektrofotometri UV dengan pereaksi folin ciocalteau. Prinsip
dari metode ini adalah terbentuknya senyawa kompleks berwarna biru
dari fosfomolibdat fosfotungstat yang direduksi senyawa fenolik dalam
suasana basa yang dapat diukur secara spektrofotometri

4. Identifikasi dan penetapan kadar senyawa saponin ekstrak etanol


bunga senggani (Melastoma malabathricum L) metode gravimetri
a. Alat : seperangkat alat refluks, buret, timbangan analitik, rotary
evaporator, botol gelap, gelas ukur, kertas saring, tabung reaksi, hot plate,
krus, pipet tetes, corong pisah, erlemeyer,batang pengaduk
b. Bahan : bunga senggani (Melastoma malabathricum L), etanol 96%,
aquades, dietil eter, etil asetat, HCl 2 N, Matanol, N-butanol, Petroleum
eter, kloroform, reaksi LB.
c. Metode : Penyiapan Simplisia, Proses Ekstraksi, Evaluasi Ekstrak,
Identifikasi Senyawa Saponin
5. Identifikasi Kandungan Fitokimia Ekstrak Bunga Melati (Jasminum
sambac (L.)Ai) Komoditas Lokal yang Berpotensi Sebagai
Antilarvasida.
a. Alat : Gelas ukur, timbangan, digital kimia blender, gunting tanaman,
pipet tetes, corong, petridish, botol, dan kertas saring.
b. Bahan : Bunga melati, aquades, etanol, asam sulfat, natrium hidroksida,
asam klorida, kloroforn, reagen Mayer, reagen Wagner dan Besi (III)
klorida.

4
c. Metode : Ekstraksi bunga melati dilakukann dengan metode maserasi
menggunakan etanol. Uji metabolit sekunder yang dilakukan adalah uji
alkaloid, flavonoid, saponin, steroid/terpenoid, dan tannin.

Hasil dan Pembahasan


1. Semua fraksi mampu menginhibisi α -glukosidase, tetapi fraksi C memiliki
aktivitas paling besar yaitu sebesar 31,163 % pada konsentrasi 1000 ppm.
Dalam fraksi C terdapat 7 komponen senyawa, dan 2 senyawa yang
diidentifikasi adalah isolat A yang diduga sebagai senyawa 3,3’,4’-
trihidroksilflavon dengan kadar relatif 23,33 % dan isolat B diduga sebagai
senyawa 5,7,3’,4’- tetrahidroksilflavon dengan kadar relatif 24,52 %.
2. Berdasarkan hasil uji metabolit sekunder diketahui bahwa ekstrak bunga melati
komoditas local Kecamatan Martapura positif mengandung alkaloid, flavonoid,
saponin, dan tannin.
3. Kandungan fitokimia yang terdapat pada ekstrak bunga melati komoditas local
secara kajian literatur memiliki potensi sebagai antilarvasida dan perlu dibuktikan
dengan penelitian lebih lanjut.

Pada uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis


pada panjang gelombang 190 nm-380 nm (pada daerah ultraviolet) atau panjang
gelombang 380 nm-780 nm (pada daerah cahaya tampak). Penggunaan asam tanat
sebagai pembanding karena asam tanat merupakan salah satu tannin yang
terhidrolisis. Tanin yang dibaca pada spektrofotmetri UVVis harus direaksikan
dengan reagen pembentuk warna yaitu folin denis dan natrium karbonat.
Pembentukan warnanya berdasarkan reaksi reduksi oksidasi, dimana tanin sebagai
reduktor.

5
Pembuatan kurva baku bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi
larutan asam tanat dengan nilai nilai absorbansi sehingga konsentrasi sampel
bunga cengkeh dapat diketahui. Larutan standar 1000 ppm dibuat seri konsentrasi
10, 15, 20, 25, 30 dan 35 ppm dan dibuat regresi linier seperti pada gambar 5.
Persamaan kurva baku yang diperoleh dari konsentrasi asam tanat yaitu y =
0,0242x – 0,0219 dengan nilai r = 0,9982 digunakan untuk menetapkan kadar
tanin bunga cengkeh (Syzygium aromaticum L.).

4. Semua simplisia bunga telang yang diperoleh diekstraksi menggunakan


etanol 70% selama 3 hari, dengan perbandingan serbuk:pelarutnya yaitu
1:5, yaitu menggunakan etanol 70% sebesar 0,25 L. Kadar fenolik total
pada ekstrak etanol bunga telang adalah 19,43 ± 1,621 GAE (mg/g
sampel). Pada penelitian ini masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut

6
terkait dengan uji aktivitas antioksidan untuk menunjukkan daya
penangkap radikal bebas dari bunga telang.
5. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ekstrak etanol bunga
senggani (Melastoma malabathricum L) mengandung saponin jenis
triterpenoid dilihat dari adanya cincin yang berwarna merah kecoklatan
dan didapat kadar rata-rata saponin bunga senggani (Melastoma
malabathricum L) yaitu 11,46 %.
Kesimpulan
Dari ekstrak bunga rosela, cengkeh, melati tanaman senggani, dan bunga
telang mengandung senyawa saponin, flavonoid, fenol, saponin, dan tanin.
Pustaka

Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (
ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)

RESEARCH STUDY Oceana Biomedicina Journal Vol 3 No 1 Jan – Jun 2020

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 18 (3) (2015) : 110 – 115

Jurnal fitofarmaka Indonesia


http://jurnal.farmasi.umi.ac.id/index.php/fitofarmakaindo/issue/view/40

D Andriani, L Murtisiwi - Cendekia Journal of Pharmacy, 2018

Anda mungkin juga menyukai