Tanggal/Tahun : 22/03/18
Penulis : Weny JA. Musa
Riviewer : Fika Wida Anggraeni
Tanggal : 21 November 2018
PENDAHULUAN :
Ekstraksi yang digunakan untuk mengetahui
kandungan pada tanaman bakau ini menggunakan
metode maserasi menggunakan pelarut metanol 96%,
dimana isolasinya dilakukan dengan kombinasi
kromatrografi kolom dan kombinasi n-hexana, etil
asetat, serta pelarut etanol.
Tujuan :
mengetahui senyawa aktif antibakteri, diare,
serta penyakit kulit yang berasal dari tanaman bakau.
BAHAN DAN METODE
Bahan :
Tanaman bakau, etil asetat, n-heksana, metanol, air suling, silika gel G60 ( 70-320 mesh),
kromatografi lapis tipis (TLC), pelat silika, oktadecylsilane (ODS) RP- 18, 10% H2SO4
dalam etanol, alkohol 70%, ciprofloxacin 100 ppm, amoxylin 100 ppm, agar bacto, dan
Mueller -Hinton agar.
Metode :
a) Instrumensasi : pengukuran spektrum yang dilakukan dengan
berbagai alat spektroskopi
b) Ekstraksi dan pemurnian : daun bakau kering di ekstraksi dengan etanol 95%lalu difiltrat
dan diuapkan oleh evaporator
c) Pemisahan Kromatografi : Pada fraksi C19 ditemukan kristal di dinding gelas kimia. Hasil
pemurnian senyawa ditentukan oleh TLC pada silika gel dan ODS dengan beberapa sistem
pelarut dan menunjukkan satu tempat (> 95% murni)
d) Uji untuk Triterpenoid dengan Liebermann-Burchard : kristal dilarutkan dalam
kloroform, ditetesi asam sulfat pekat dan ditambahkan 2-3 tetes acetid
anhidrida. Senyawa terisolasi berubah menjadi biru ungu dan akhirnya
terbentuk warna hijau yang menunjukkan adanya triterpenoid.
e) Karakterisasi senyawa: Senyawa terisolasi: jarum putih
f) Uji Aktivitas Antibakteri : Zona bening menunjukkan zona
penghambatan pertumbuhan bakteri yang dihasilkan oleh senyawa uji
HASIL DAN KESIMPULAN
Peneliti berhasil mengisolasi triterpenoid pentasiklik senyawa
Lup-20 (29) -en-3β-ol) dari ekstrak metanol daun Sonneratia alba.
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan senyawa yang terisolasi itu
secara efektif menghambat pertumbuhan ini bakteri patogen dengan zona
penghambatan 18 mm untuk Staphyloccocus aureus, 14 mm untuk
Pseudomonas aeruginosa, dan 13 mm untuk Escherichia coli.