Anda di halaman 1dari 5

63

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA Β-SITOSTEROL DAN FLAVONOID


DARI KULIT BATANG AGLAIA ODORATA L

RIKY*

ABSTRAK

Pacar cina (Aglaia odorata Lour) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai
obat tradisional sehingga berpotensi untuk mengetahui senyawa bahan alam yang
dikandungnya. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa
metabolit sekunder dari ektrak kulit batang pacar cina. Metode penelitian ini yaitu dengan
cara maserasi dan kromatografi kolom. Sebelum dikolom, perlu dilakukan untuk
menentukan pemisahan terbaik setiap fraksi dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Fraksi
terdiri atas n-heksana, etil asetat dan methanol. Senyawa hasil isolasi dari ekstrak etil asetat
dikarakterisasi dengan spektroskopi (UV, IR, 1H-NMR, 13C-NMR) (UV, IR, 1H-NMR, 13C-
NMR) diperoleh dua senyawa yaitu β-sitosterol dan senyawa golongan flavonoid.

Keywords : Aglaia odorata L., β-sitosterol, Flavonoid

PENDAHULUAN 2,3-dihidro-5-hidroksi-4’,7-
dimetoksiflavon, odorin, odorinol, dan
Pacar cina (Aglai odorata L.) merupakan rokaglaol. (Zhang, 2012 dan Hartanto,
salah satu tanaman dari famili Meliaceae. 2012)
Daerah penyebaran tumbuhan ini meliputi
India, Cina bagian selatan, Laos, Asia Berdasarkan laporan yang dikumpulkan
Tenggara, Australia bagian utara dan pada studi kimia, tanaman pacar cina
kepulauan di Samudra Pasifik. Di Indonesia mengandung alkaloid, saponin, flavonoida,
tumbuhan ini dapat ditemui tumbuh di pulau tanin serta minyak atsiri. Selain itu
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali ditemukan rokaglamida yang merupakan
dan Flores (Setiawati, dkk. 2008) . Pacar cina senyawa aktif dalam insektisida tanaman
dapat dimanfaatkan sebagai obat (Setiawati, 2012). Pada penelitian
tradisional untuk demam, kencing nanah, sebelumnya untuk tanaman dengan spesies
penyakit kulit, dan obat gatal (sugianto, yang sama telah dilakukan oleh Dwi
dkk. 2014). Dengan manfaat yang dikandung (2015) pada bagian daunnya. maka perlu
tersebut, tentunya pacar cina memiliki dilakukan penelitian pada bagian kulit
senyawa kimia yang berpotensi untuk batang pacar cina untuk mengetahui
dilakukan penelitian lebih lanjut. kandungan senyawa lainnya.

Beberapa senyawa telah diisolasi dari


tanaman Aglaia odorata yaitu 8-(7’,8’,9’- BAHAN DAN METODE PENELITIAN
propanetriol-4’ - metoksi-3’O-
fenilpropanoid) - 7 - hidroksi - 6 - metoksi Alat
kumarin, A kleomiscosin, asam betulinat, Alat yang digunakan untuk proses isolasi
asam alphutolat, 20S,24S-dihidroksi- yaitu mortar grinder, seperangkat alat
dammar-25-en-3-one, Asam ursolat, distilasi, rotary evaporator (Heidolph
cabraleahidroksilakton, asam Laborota 4000), lumpang dan alu, kolom
xanthocerasat, 24,25-dihidroksi-dammar- kromatografi, plat KLT, neraca analitik,
20-en-3-one, dammar-20-ene-3b,24(R),25- kertas saring, oven,alumunium foil, lampu
triol, sideroksilin, 8-demetilsideroksilin, UV ( 254 dan 365 nm) sebagai
2’-hidroksi-4,4’,6’-trimetoksi-calcon, pengungkap noda. Untuk mengukur titik
(2R,3R)-(+)-4’,5,7-trimetoksi leleh digunakan alat Melting Point (Stuart
dihidroflavonol, naringenin trimetil ether, SMP10). Untuk karakterisasi senyawa

Midwifery Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 15 No. 1 Maret 2018
64

digunakan spektrofotometer ultraviolet Preparasi Ekstrak Kulit batang Aglaia


visible (Shimadzu PharmaSpec UV-1700), odorata L
spektrofotometer inframerah (Thermo Sebanyak 3 kg bubuk sampel kering
Scientific Nicolet iS10) dan Spektroskopi dimaserasi selama 3-4 hari dengan 10 L n-
NMR. heksana. Hasil maserasi disaring dan
dipekatkan menggunakan rotary
Bahan evaporator pada suhu 400C dan diperoleh
Bahan-bahan yang digunakan dalam ekstrak pekat n-heksana. Maserasi
penelitian ini yaitu pelarut teknis (Brataco) dilakukan sampai tujuh kali dan semua
yaitu n-heksana, etil asetat dan methanol ekstrak pekat n-heksana digabung. Ampas
yang telah didestilasi. Silika gel 60 (0,063- maserasi dengan n-heksana dilanjutkan
0,200 mm/Merck). Pereaksi uji profil maserasi dengan etil asetat selama 3-4 hari
fitokimia, kloroform pa (Merck), asam dengan 8 L etil asetat dan dipekatkan.
klorida pa (Merck), serbuk magnesium Maserasi dilakukan tujuh kali dan semua
(Merck) dan besi (III) klorida(Merck), ekstrak digabung. Ampas dari maserasi
asam sulfat 2 N (Merck), akuades, dengan etil asetat dilanjutkan maserasi
anhidrida asetat (Merck), plat kromatografi dengan methanol 8 L methanol dan
lapis tipis, kertas saring, kloroform dipekatkan. Maserasi dilakukan tiga kali
(Merck). dan semua ekstrak digabung.

Kulit batang Aglaia odorata L Pemurnian Ekstrak Etil Asetat Kulit


Kulit batang segar Aglaia odorata L (8 kg) Batang Aglaia odorata L
yang didapat didaerah Tanjung Puting, Ekstrak etil asetat yang akan dikolom
Kabupaten Kotawaringin Barat, Indonesia. ditimbang sebanyak 20 g. Kemudian
Tanaman diindetifikasi jenisnya di sampel dimasukkan ke dalam lumpang,
Laboratorium Herbarium Universitas digerus sedikit demi sedikit dengan silika
Jenderal Soedirman, Program Studi gel yang telah ditimbang sebanyak 20 g.
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Sampel digerus hingga berbentuk bubuk
Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal dan homogen. Kemudian sampel yang
Soedirman Semarang, Indonesia.Tanaman sudah dipreadsorpsi dimasukkan ke dalam
tersebut dikeringkan selama 5 minggu. kolom. Selanjutnya kolom dielusi dengan
Setelah kering, digrinder dengan mortar pelarut menggunakan metoda isokratik,
grinder sampai berbentuk bubuk. dengan perbandingan eluen heksana : etil
(1 : 9) sebanyak 4200 mL. Hasil dari
Uji Profil Fitokimia Sampel kromatografi kolom (eluat) ditampung dan
Uji profil fitokimia kandungan metabolit dianalisis pola pemisahan nodanya
sekunder dilakukan terhadap ekstrak kulit menggunakan kromatografi lapis tipis
batang Aglaia odorata L. Sebanyak 5 gram untuk melihat noda yang sama. Eluat yang
sampel dimasukkan dalam tabung reaksi mempunyai noda yang sama digabung.
dan diekstrak dengan metanol yang telah Hasil penggabungan diperoleh 15 fraksi
dipanaskan diatas nyala spritus selama 5 (A-O).
menit, kemudian disaring dalam keadaan
panas. Hasil saringan kemudian Dari 15 fraksi, fraksi B diperoleh sebanyak
ditambahkan air dan kloroforom sama 3 g yang dilanjutkan proses re-kolom.
banyak (1:1), lalu dikocok kuat dan Hasil rekolom fraksi B diperoleh 3 fraksi
dibiarkan selama beberapa saat sampai (B1-B3). Pada fraksi B2 (0,423 g) terdapat
terbentuk dua lapisan. Lapisan air padatan pada permukaan dalam botol.
digunakan untuk uji senyawa flavonoid, Kemudian padatan ini dicuci dengan
fenolik dan saponin. Lapisan kloroforom penambahan pelarut n-heksana dan etil
digunakan untuk uji senyawa terpenoid, asetat sampai diperoleh padatan putih.
steroid, dan alkaloid. (Simes, dkk, 1995).

Midwifery Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 15 No. 1 Maret 2018
65

Karakterisasi Senyawa β-sitosterol dan penampakan noda. Pengujian KLT


Senyawa β-sitosterol diuji titik lelehnya dilakukan dengan berbagai tingkat
dengan melting point apparatus dan kepolaran eluen. Hasilnya dimonitoring
dikarakterisasi dengan spektroskopi untuk dengan lampu UV dan pereaksi
penetapan struktur diperoleh dengan alat Lieberman-Burchard.
spektrofotometer UV-Vis, FTIR, 1H NMR,
dan 13C NMR. Tabel 1. Hasil maserasi ekstrak dari
tingkatan pelarut yang
digunakan dan banyak
HASIL DAN PEMBAHASAN pengulangan yang dilakukan.

Padatan putih ini dilakukan uji dengan plat


KLT diperoleh adanya satu noda setelah
diberi pereaksi anhidrida asetat dan asam
Tabel 2. Hasil uji kemurnian senyawa β-
sulfat, dengan adanya noda berwarna biru
sitosterol pada plat KLT
kehijauan yang menandakan senyawa β-
sitosterol. Kemudian senyawa tersebut
diidentifikasi dan dikarakterisasi.

Fraksi B3 (0,723 g) direkolom dan


diperoleh hasil eluat no 21-26, dengan Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa
noda yang sama. Kemudian padatan dicuci senyawa β-sitosterol telah murni, karena
dengan perlarut n-heksana dan etil asetat. menunjukkan satu noda tunggal dan
Padatan ini dilakukan uji KLT diperoleh setelah direaksikan dengan pereaksi
adanya satu noda biru pada UV (λ = 365 Lieberman-Burchard terdapat noda biru
nm). Padatan ini diuji cyanidin test yang menandakan senyawa golongan
terbentuk warna merah muda menandakan steroid. (Chaturvedula, 2012)
senyawa golongan flavonoid. Pada
penelitian ini diawali dengan proses isolasi Karakterisasi β-sitosterol
dengan cara maserasi (perendaman) yang Senyawa isolasi berbentuk serbuk putih
dilakukan berulang-ulang dan dipekatkan dengan titik leleh 138-139°C, serapan UV
sehingga didapatkan hasil seperti pada λmax (MeOH) pada panjang gelombang
Tabel 1. 207.8 nm yang menunjukkan transisi
elektron dari π → π* dari ikatan rangkap
Pemurnian Dengan Kromatografi yang tidak berkonjugasi. Karakterisasi
Ekstrak etil asetat yang telah diisolasi senyawa isolasi dilakukan dengan
dengan kromatografi kolom diperoleh dua spektrofotometer IR memperlihatkan
senyawa yaitu senyawa β-sitosterol beberapa serapan penting pada vmaks (cm-1),
(Kristal berwarna putih) dan senyawa 3420,65 (-OH), 2940,70 (C-H), 1977,77
flavonoid (Kristal berwarna putih (C=C). Spektrum UV dan IR senyawa β-
kekuningan), Kemudian senyawa β- sitosterol ditunjukkan pada Gambar 1 dan
sitosterol (pada Tabel 2) diuji dengan KLT 2.

Midwifery Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 15 No. 1 Maret 2018
66

Data pergeseran kimia senyawa hasil 5,35 ppm yang terdeteksi proton alkena
isolasi ini dibandingkan data senyawa β- dengan pergeseran terjauh dengan splitting
sitosterol yang diperoleh oleh multiplet. Pada δ 3,52 ppm adanya
Chaturvedula (2012). Tabel data 13C dan pergeseran proton alkohol. Pada δ 0,69,
1
H NMR dapat dilihat pada Tabel 3. Dari dan 1,01 ppm ada dua metil dengan
data Tabel 3. 1H dan 13C NMR senyawa splitting singlet. Pada δ 0,82, 0,84, dan
isolasi, pergeseran kimianya hampir sama 0,92 ppm ada tiga metil dengan splitting
dengan β-sitosterol. Dengan demikian doblet.
diduga senyawa isolasi merupakan
senyawa β-sitosterol.
Pergeseran kimia karbon antara 0 s/d 230
ppm yang terbagi atas karbon sp3 antara δ
0 s/d 60 ppm, karbon yang mengikat
alkohol 60 s/d 80 ppm, karbon sp antara 70
s/d 80 ppm, karbon sp2 antara 100 s/d 160
ppm, gugus karbonil dari gugus
karboksilat, ester, lakton, amida, anhidrida,
antara 160-180 ppm sedangkan aldehid
antara 180 s/d 200 ppm dan keton antara
190 s/d 230 ppm (Santoni, 2009).
Spektrum 13C NMR pada Gambar 3.
terdapat 29 sinyal pada δ 12,04 s/d 140,93
ppm. Pada δ 140,93 dan 121,91 ppm
masing-masing C5 dan C6 dengan ikatan
rangkap dengan hibridisasi sp2. Pada δ
71,99 ppm adanya gugus C3 dengan
mengikat alkohol sehingga pergeserannya
jauh dari TMS. Pada δ 12,04 s/d 57,04
ppm adanya karbon metil, metilen dan
metin dengan hibridisasi sp3
Tabel 3. 13C dan 1H NMR senyawa β-
sitosterol dan senyawa β-sitosterol
(liteartur)

Karakterisasi Senyawa Flavonoid


Senyawa isolasi berbentuk putih
kekuningan, pada UV-Vis
memperlihatkan adanya serapan pada
panjang gelombang maksimum, UV λmax
(MeOH) 290,0 nm (pita I) dan 249,60 nm
(pita II). Ini berarti senyawa hasil isolasi II
mempunyai ikatan rangkap konyugasi dan
memperlihatkan dua puncak yang khas
untuk golongan senyawa flavanoid. Hasil
spektroskopi infra merah, adanya gugus –
OH alkohol pada bilangan gelombang
3374,36 cm-1. Pada bilangan gelombang
1244,74 cm-1 diindikasi adanya ulur C-O.
Data proton 1H NMR (pada Gambar 4). Pada bilangan gelombang 2877,91 cm-1
terdapat 50 proton yang terdeteksi. Pada δ

Midwifery Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 15 No. 1 Maret 2018
67

diindikasi adanya C-H alifatik. Serapan of Chemical and Pharmaceutical


pada bilangan gelombang 1459,41 cm-1 Research, 2015, 7(8):121-123
adanya C=C aromatis. Pada bilangan 3. Hartanto Satrio, Nurul Hidajati. 2012.
gelombang 1665,38 cm-1 mengindikasi Isolasi dan Identifikasi Senyawa Terpen
adanya C=O keton. Hasil cyanidin test dari Ektrak Kulit Batang Aglaia
menunjukkan positif uji flavonoid dengan odorata Lour (Meliaceae). UNESA
menghasilkan warna merah muda. Journal of Chemistry Vol. 1, No. 1.
Surabaya.UNESA
Struktur senyawa isolasi II yang diduga 4. Santoni, A. 2009. Elusidasi Struktur
sebagai flavonoid tidak dapat ditentukan Senyawa Metabolit Sekunder Kulit
karena diperlukan data pendukung lainnya Batang Surian (Toona sinensis)
yaitu data hasil analisa spektroskopi NMR. Meliaceae dan Uji Aktivitas Insektisida.
Disertasi.Program Pascasarjana
Universitas Andalas. Padang.
SIMPULAN 5. Setiawati Wiwin, dkk. 2008. Tumbuhan
Bahan Pestisida Nabati dan Cara
Karakterisasi senyawa hasil isolasi dari Pembuatannya untuk Pengendalian
ekstrak kulit batang pacar cina Organisme Pengganggu Tumbuhan
menggunakan UV, IR, 1H-NMR, dan 13C- (OPT). Bandung : Balai Penelitian
NMR. Senyawa yang diperoleh dari kulit Tanaman Sayuran
batang Aglaia odorata L yaitu β-sitosterol 6. Simes, J. J. H., J. G. Tracey, L. J. webb,
dan senyawa flavonoid. and W. J. Dunstan. (1995). An
Australian Phytochemical Survey.
KEPUSTAKAAN Commonwealth Scientific and
Industrial Research Organization.
1. Chaturvedula Venkata Sai Prakash 7. Sugijanto, N.E. Beatrice Yodianto,
Indra Prakash 2012. Isolation of Made N. Kusumajaya, Noor C. Zaini.
Stigmasterol and β-Sitosterol from the Aktivitas Antimikroba Dan Analisis Klt-
dichloromethane extract of Rubus Densitometri Metabolit Fraksi –Fraksi
suavissimus. International Current Ekstrak Endofit Dari Aglaia odorata.
Pharmaceutical Journal 2012, 1(9): Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3
239-242 No. 1 Juni 2014
2. Dwi. D.D, Mai Efdi and Adlis Santoni 8. Zhang Heng, et. al 2012. Chemical
(2015), Isolation and elucidation constituents from Aglaia odorata Lour.
structure major compoundsfrom the Biochemical Systematics and Ecology.
leaves of Aglaia odorata Lour, Journal Elsivier

Midwifery Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 15 No. 1 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai